Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amaliah Hasanah
"Tema dari skripsi ini adalah ketiadaan sosok ayah di dalam keluarga Jepang atau chichiaya fuzai yaitu sebuah fenomena sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Jepang, yang umum ditemui di daerah perkotaan. Memasuki zaman modern ketika industrialisasi berkembang pesat di Jepang dan menyebabkan kemakmuran di bidang ekonomi, Jepang dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan seputar kenakalan remaja. Berbagai kasus kenakalan remaja seperti konai baryoku, kateinai boryoku, dan en jakosai semakin meningkat. Adapun penyebab terjadinya kasus kenakalan remaja tersebut salah satunya adalah berkaitan dengan keadaan keluarga. Terjadi ketimpangan peran orang tua di dalam keluarga Jepang dewasa ini, yaitu tanggung jawab yang dimiliki orang tua dalam pengasuhan, pengawasan, dan pendidikan anak, Seorang ibu dalam keluarga Jepang lebih dominan dalam hal yang berkaitan dengan pengasuhan, pengawasan, dan pendidikan anak sedangkan seorang ayah sebagai orang yang bertanggung jawab dalam mencari nafkah untuk keluarga hampir tidak pernah mengurusi hal-hal tersebut, hal ini menyebabkan otoritas ibu lebih kuat di dalam keluarga terutama yang berkaitan dengan anak dibandingkan dengan ayah.Berdasarkan penelaahan dari data-data yang didapat maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa keberadaan fenomena chichioya fuzai dalam keluarga Jepang dewasa ini dipengaruhi oleh empat factor-faktor yaitu:Pertama, hancurnya sistem keluarga tradisional. Kedua, era kemakmuran rakyat.Ketiga, masuknya pemikiran demokrasi, dan Keempat, mobilitas sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S5435
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herawati
"ABSTRAK
Masalah kekerasan dalam rumah tangga (domestic violence) banyak mendapat sorotan dari media massa Jepang dewasa ini. Hal ini tampak dari banyaknya media massa yang mengangkat tema kekerasan tersebut ke dalam bahan beritanya. Pembahasan mengenai tema ini banyak dilontarkan oleh para sosiolog. Salah satunya mengangkat pembahasan yang diambil dari sudut pandang berkurangnya atau menipisnya otoritas ayah dalam keluarga kontemporer Jepang. Ahli studi keluarga kebanyakan mengambil studi perbandingan antara struktur keluarga Jepang sebelum dan sesudah Perang Dunia II. Memang, suatu fenomena yang jelas sekali bahwa perubahan dari sistem ie menuju ke kakukazoku atau keluarga inti memberikan dampak yang besar dalam perkembangan kemasyarakatan.
Pada masyarakat Jepang dewasa ini, terutama di kota-kota besar, sudah jarang ditemui sistem kekerabatan re. Kukukazoku adalah kelompok kekerabatan yang semakin populer di dalam masyarakat Jepang sebagai pengganti kelompok kekerabatan ie. Hal ini terutama muncul dan berkembang pada masa setelah Perang Dunia II. Pada masa pascaperang, pemikiran tentang demokrasi tumbuh di berbagai lapisan masyarakat melaui sistem pendidikan modern yang merata di seluruh Jepang. Akibatnya, muncul pendapat umum yang menyatakan bahwa sistem re kurang demokratis.
Dalam sistem ie yang bersifat patriarkis, kedudukan pria sebagai kepala keluarga sangat kuat dan rnemiliki otoritas yang besar dalam keluarga. Sementara dalam kakukazoku, karena dilandasi oleh semangat demokrasi, kedudukan setiap anggota keluarga dapat dikatakan sejajar. Tentu saja, ayah dan ibu tetap menjadi figur-figur yang harus dihormati, akan tetapi di sini yang jelas menonjol adalah fungsi dan karakter ayah dalam keluarga. Apabila dahulu ayah merupakan sosok yang amat ditakuti dan berperan besar dalam penentuan setiap keputusan dalam keluarga, sekarang sosok ayah menjadi lebih lunak dan segala keputusan bisa dimusyawarahkan oleh seluruh anggota keluarga.
Sebuah buku hasil tulisan Michiyoshi Hayashi yang membahas masalah figur dari kedudukan ayah dalam keluarga berjudul Fusei no Fukken (1996) atau Rehabilitasi Karakter Ayah menjadi best seller di Jepang. Di dalam buku ini Hayashi secara kritis mengemukakan masalah peran ayah yang menghilang dalam keluarga, Selain Hayashi, ada pula pendapat seorang profesor dari Universitas Keio Gijuku bemama Keigo Okonogi yang menyatakan bahwa kini di dalam keluarga_keluarga Jepang kontemporer, suami dan ayah telah kehilangan posisinya sebagai kepala keluarga. Mereka kehilangan kedudukan dan perannya dalam keluarga.

"
1999
S13662
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Anggraeni Sarah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas fenomena monsutaa pearento didaerah urban di Jepang, khususnya Tokyo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab lahirnya monsuta pearento ditinjau dari adanya pertumbuhan ekonomi tinggi di Jepang. Kesimpulannya, munculnya monsuta pearento merupakan salah satu dampak dari adanya pertumbuhan ekonomi tinggi di Jepang yang menyebabkan perubahan struktur keluarga dari keluarga luas ( kakudai kazoku ) menjadi keluarga inti ( kaku kazoku) serta menurunnya angka kelahiran di Jepang sehingga muncul masyarakat dengan jumlah anak sedikit.

Abstract
This study is about the phenomenon of monster parent in urban city, especially in Tokyo, Japan. The purpose of this study is to determine the cause of the birth of monster parents in terms of the high economic growth in Japan. Therefore, the conclusion emerging monster parent is one of the impact of high economic growth which caused changes in the family structure, from extended family to nuclear family, and the declining of the birth rate, so that it emerged a society with less number of children in Japan."
2010
S13492
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvina Virnanda
Depok: Universitas Indonesia, 1999
S47917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Refika Aditama, 2006
352 SEK t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Muhayaroh
"Penelitian ini berfokus kepada perubahan peran ayah dalam masyarakat Jepang modern dikarenakan adanya perubahan sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat. Perubahan sosial juga terjadi pada peran dan identitas ayah di Jepang dimana saat ini muncul ayah yang menikmati merawat anak sambil bekerja yang disebut dengan ikumen. penyebutan ikumen sendiri dibuat oleh media dan kemudian didukung oleh pemerintah. Tetapi dalam pelaksanaannya ikumen mendapatkan hambatan dari perusahaan dan orang-orang sekitar yang masih menganut sistem patriarki di Jepang dimana mereka masih memiliki pandangan bahwa laki-laki bertugas mencari nafkah dan tidak memiliki hubungan dengan mengurus anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis bagaimana perubahan peran dan identitas ayah di Jepang dengan menggunakan teori perubahan sosial yang digagas oleh Anthony Giddens. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan wawancara langsung dengan ikumen yang tergabung dalam NPO Fathering Japan. Penelitian ini menemukan bahwa saat ini sudah banyak ayah yang memiliki keinginan untuk merawat anak atau paternal leave di Jepang meningkat.

This research focuses on the changes of father?s role within Japanese modern society due to social changes that happen in the life of people. Social changes also happen in the role and identity of father in Japan where it has now appear the type of father who enjoys caring for children while working which is called ikumen. The term of ikumen itself was made by media, and then in was supported by government. However, within is implementation, ikumen gets hindrance from companies and people who still embrance the patriarch system in Japan where they still hold the view that men are tasked to be breadwinners and have nothing to do with bringing up children.
The purpose of this research is to analyse to changes of father?s role and identity in Japan using social change theory by Anthony Giddens. This research used qualitative method and directly interviewed ikumen who are members of NPO Fathering Japan. It finds that right now there have been many fathers who have the desire to put family first. It is proven by amount of fathers who have taken paternity leave in Japan.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Erra Rismorlita
"Usia Rata-rata Pertama Menikah wanita Jepang termasuk urutan tertinggi kedua didunia. Fenomena ini dimulai pada pertengahan tahun 1970-an seiring dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang maju pesat, sehingga membuka peluang bagi wanita untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi, serta meniti karir dibidang-bidang pekerjaan profesional. Kepuasan hidup yang diraih melalui kemandirian secara ekonomi dan spiritual ini mengubah pandangan mereka terhadap perkawinan. Menikah menjadi suatu pilihan individu, dan mereka babas untuk menentukan dan memilih kapan, dimana dan dengan siapa mereka akan menikah.
Penelitian ini mengkaji dan menganalisis terjadinya fenomena penundaan usia kawin pada wanita Jepang tahun 1970-2000. Adapun pembahasannya meliputi latar belakang, faktorfaktor penyebab, dampak , serta upaya-upaya yang dilakukan pemerintah."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T12062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Radianti
"ABSTRACT
Neraka Ujian (shiken jigoku), merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam masyarakat Jepang, yang menunjukkan kejamnya persaingan dalam meraih status sosial yang hanya bisa diperoleh dengan perjuangan memasuki sekolah-sekolah terbaik melalui serangkaian ujian masuk.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya neraka ujian dan juga dampak-dampak neraka ujian bagi masyarakat Jepang.
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penyusunan skripsi ini adalah metode penelitian kepustakaan dan penyebaran angket. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa neraka ujian disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: meningkatnya kesadaran para orangtua maupun anak untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi, pengaruh sistem perekrutan tenaga kerja di perusahaan Jepang, kuatnya paham gakureki (penilaian status berdasarkan latar belakang akademik) dalam masyarakat, sistem pendidikan Jepang, serta sistem pemilihan dan penetapan kurikulum dan buku teks sekolah yang dimonopoli oleh pemerintah. Sedangkan dampak-dampak neraka ujian bagi masyarakat Jepang antara lain: berkembangnya kursus-kursus persiapan ujian (juku dan yobiko), semakin meningkatnya jumlah ronin (lulusan SMU yang pernah gagal menempuh ujian masuk universitas dan akan mencoba mengikuti ujian lagi) yang menambah intensitas persaingan di tahun-tahun berikutnya. Selain itu tekanan yang berlebihan terhadap anak-anak untuk selalu mendapat nilai yang baik dapat mengakibatkan timbulnya stres, penyimpangan perilaku anak dan remaja.
Sebagai tambahan, dalam skripsi ini juga dimasukkan hasil angket tentang pandangan masyarakat Jepang terhadap neraka ujian.

"
1999
S13789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Triyanisari
"Skripsi yang berjudul Fenomena Parasaito Singuru Dalam Masyarakat Kontemporer Jepang ini mengemukakan permasalahan tentang munculnya kcenderungan anak-anak muda Jepang yang berusia antara 20 hingga 34 tahun untuk tetap tinggal di rumah orang tua dan justru menggunakan uang penghasilan mereka untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif seperti kegiatan leisure daripada untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Dengan menjadi Parasaito Singuru, maka mereka bisa menghemat biaya hidup dan kemudian dapat secara bebas menggunakan uang penghasilan mereka untuk menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai, yang pada umumnya bersifat konsumtif. Mengingat bahwa mereka sudah dewasa dan telah bekerja, maka seharusnya mereka bisa hidup mandiri tetapi pada kenyataannya mereka justru cenderung tetap bergantung pada orang tua. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, penulis berusaha mendeskripsikan dan kemudian menganalisa faktor-faktor penyebab dari munculnya fenomena ini, serta dampak yang diakibatkannya. Faktor penyebab dari munculnya fenomena ini adalah karena adanya perubahan pada orientasi hidup anak muda Jepang dewasa ini yang sangat mengutamakan leisure dalam hidup mereka, padahal biaya hidup di Jepang sangat tinggi, sehingga untuk bisa mengimbangi hal tersebut merekapun pada akhirnya memutuskan untuk menjadi Parasaito Singuru. Selain itu, adanya perubahan pada cara pandang anak muda Jepang terhadap pernikahan yang mereka anggap hanya akan menghambat kebebasan dan menurunkan standart hidup, menyebabkan banyak anak muda yang terus menunda pernikahan, sehingga semakin besar juga kemungkinan bagi mereka untuk terus tinggal bersama orang tua dan menjadi Parasaito Singuru. Faktor yang terakhir adalah adanya hubungan antara orang tua dan anak dimana keadaaan ini didukung oleh adanya kemampuan secara ekonomi dari orang tua untuk mendukung secara finansial dari keberadaan anak mereka di rumah dan juga pola pikir orang tua yang cenderung membuat anak menjadi sangat bergantung pada mereka. Akibat dan munculnya fenomena ini adalah terjadinya penurunan pada angka kelahiran yang disebabkan oleh semakin banyak anak muda yang terus menunda usia pernikahan mereka, kemudian masalah ketenagakerjaan serta terakhir adalah masalah penurunan pada motivasi kerja anak muda Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>