Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Haryosusanto
"R. Haryosusanto (0794080235). Peranan Okuma Shigenobu di Bidang Polilik, Pemerintahan dan Pendidikan dalam Modernisasi Jepang. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. I Ketut Surajaya), Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Okuma Shigenobu merupakan seorang dari sedikit tokoh Jepang yang konsisten dengan sikap dan pendiriannya. Okuma begitu gigih mempertahankan pendapat dan pemikitrannya walaupun harus menerima pemecatan dirinya sebagai anggota majelis dan mendapat serangan percobaan pembunuhan. Namun demikian hal tersebut tidak mengendurkan semangat Okuma untuk mewujudkan cita-citanya. Sebagai bukti kekonsistenan sikapnya itu, meski ia telah dipecat dan anggota majelis ia tetap diminta untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan menjabat menteri diberbagai bidang, menjadi perdana menteri sebanyak dua kali selain itu ia juga mendirikan Rikken Kaishinto yakni partai progresif kedua di Jepang setelah Jiyuto. Itu semua merupakan sebagian kecil karirnya dibidang politik dan pemerintahan. Dibidang pendidikan kesuksesan Okuma ditandai dengan didirikannya Universitas waseda (Waseda Daigaku) pada tahun 1882 yang sebelumnya bernama Sekolah Hukum Tokyo (Tokyo Senmon Gakko). Selain itu Okuma juga mengadakan perubahan substansial pada sekolah hukum swasta, yakni dengan diadakannya kursus persiapan untuk memasuki universitas, dimana jika sebelumya universitas hanya diperuntukan bagi mereka yang telah menempuh pendidikan formal, misalnya SMA dan sederajatnya. Maka bagi mereka yang tidak atau belum menempuh pendidikan formal sampai setingkat SMA tetapi telah lulus mengikuti kelas persiapan, mereka dapat masuk ke Universitas."
2000
S13677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dominikus Heru Prasongko
"Saya tertarik untuk menulis skripsi mengenai sankin koti ini, karena beberapa alasan, diantaranya; pertama secara pribadi saya tertarik pada bidang sejarah khususnya sejarah politik Jepang, dan sankin kotai adalah sebuah contoh mengenai kebijakan politik jepang pada masa lalu, kedua, sankin kotai, menurut saya mempunyai keistimewaan khusus yang sangat menarik bagi saya, baik dalam sejarah, proses, fungsi, dan bahkan kehancurannya, secara lebih jelas dapat dibaca pada skripsi saya. Alasan yang ketiga adalah sankin kotai sebagai sebuah sistem politik berfungsi dengan sangat bagus, dan sukses sesuai dengan apa yang menjadi tujuannya, namun sankin kotai dipandang dari sudut moral adalah tidak sukses. Adanya kontradiksi inilah yang membuat sankin kotai unik sekaligus menarik bagi saya untuk diteliti dan ditulis. Dalam skripsi ini akan ditulis mengenai bagian pertama, pendahuluan, termasuk di dalamnya; latar belakang, permasalahan, tujuan penulisan, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian kedua, struktur pemerintahan Tokugawa termasuk di dalamnya"
2000
S13720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gati Renaningtyas
"Okuma yang dilahirkan di daerah Hizen (sekarang menjadi propinsi Saga) pada tahun 1838, mula-mula adalah seorang pendukung gerakan Sonna Jai (Muliakan Kaisar, Usir orang-orang Barbar). Pada tahun 1866 bersama dengan Soejima Taneomi, ini meninggalkan tanah kelahirannya itu dan pergi ke Kyoto, dimana mereka berdua berharap untuk dapat berpartisipasi dalam gerakan untuk mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar.
Sejak terjadi Restorasi Meiji pada bulan Januari tahun 1868, Okuma mulai memangku jabatan-jabatan tertentu dalam pemerintahan yang baru. Setelah runtuhnya feodalisme Bakufu dan timbulnya Restorasi Meiji, maka Jepang mulai mengadakan modernisasi yang mencakup berbagai bidang, seperti : modernisasi di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain. dalam modernisasi di bidang politik dan ekonomi, sekelompok pemimpin pemerintah Meiji yang baru."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idditti, Smimasa
Tokyo: Hokuseido Press, 1940
923.2 OKU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susy Yahya
"ABSTRAK
Setelah pemerintahan Edo bakufu (tahun 1603 - tahun 1867) berakhir pada tahun 1867, Jepang mulai membuka negaranya dengan mengadakan Restorasi Meiji pada tahun 1868. Hasilnya seperti yang kita ketahui sekarang ini, Jepang telah menjadi suatu negara yang maju di segala bidang mulai dari pendidikan, teknologi, ekonomi, budaya, dan lain-lain, dan hal ini membuat Jepang menjadi salah satu negara Asia yang berhasil menjajarkan dirinya dengan negara-ne_gara yang telah lebih dulu mencapai kemajuan, seper_ti : negara-negara Eropah dan negara Amerika. Keber_hasilan Jepang ini, telah menarik pandangan dunia lain terhadap Jepang.
Di balik kemajuan budaya material yang berha_sil ditampilkan Jepang, di sudut lain Jepang telah pula menunjukkan keberhasilannya di dalam melestarikan budaya spiritual mereka yang tidak kalah _

"
1985
S13847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kartika Pramudita
"Penelaahan mengenai pokok-pokok pemikiran Shibusawa Eiichi yang mengkaitan perekonomian dengan moral dan dasar terbentuknya pemikiran-pemikiran tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran Shibusawa Eiichi yang berkaitan dengan pedoman moral bagi kalangan bisnis dalam usahanya menunjang modernisasi di zaman Meiji, dan menemukan landasan dari pemikiran-pemikirannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan metode kepustakaan, terutama didasarkan pada buku Rongo to Soroban yang ditulis oleh Shibusawa Eiichi. Selain itu jugs dipergunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan terra permasalahan sebagai acuan penunjang. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Shibusawa Eiichi menganggap perlu ada suatu pegangan moral bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatannya. Pegangan moral tersebut dimaksudkan agar kegiatan yang mereka lakukan tidak saja menghasilkan keuntungan pribadi melainkan diharapkan juga dapat menunjang usaha pengembangan perekonomian negara secara keseluruhan, sesuai dengan tuntutan zaman ketika itu.Pegangan moral yang dianjurkan oleh Shibusawa Eiichi adalah ajaran - ajaran Konfusianisme lama, yaitu ajaran menurut Kooshi, yang termuat dalam kitab Rongo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanti
"Modernisasi sukar diartikan secara khusus, karena masing-masing lembaga yang berkembang menurut sejarah di_sesuaikan dengan fungsi-fungsi untuk peningkatannya. Jadi masing-masing ahli dalam bidangnya cenderung mengartikan modernisasi sesuai dengan bidang penelitiannya.Misalnya ahli politik dapat memberikan arti moder_nisasi dilihat dari perubahan sewaktu sistem-sistem kewi_bawaan suku dan desa,yang tradisionil digantikan dengan sistem-sistem penilihan umum kepartaian, perwakilan dan birokrasi pegawai negeri. Ahli pendidikan dapat memberi_kan arti modernisasi dilihat sewaktu ketrampilan untuk membawa hasil-hasil ekonomi. Ahli dalam bidang religi da_pat memberikan arti modernisasi dilihat sewaktu sistem_-sistem kepercayaan sekunder mulai menggantikan agama-aga_ma tradisionilitis. Dan banyak lagi ahii-ahli yang berpen_dapat sesuai dengan penelitiannya..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13538
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheddy Nagara Tjandra
Depok : FIB UI, 2007
495.61 T 21 b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fuji Widiawati
"ABSTRAK
Fuji Widiawati. Abstrak sbb. Penelitian ini menganganalisis mengenai dampak sankin kotai dalam perkembangan pariwisata Jepang pada era Tokugawa ( 1603-1686). Era Tokugawa dengan sistem sankin kotai nya merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah perkembangan pariwisata Jepang secara umum. Pada tersebut, terjadi pembanguan sarana dan prasarana transportasi dalam rangka menunjang kelancaran sankin kotai. Adanya mobilisasi rombongan sankin kotai ditunjang dengan akses jalan yang mudah menyebabkan mobilitas masyarakat menjadi tinggi. Perekonomian di daerah-daerah yang dilintasi rombongan daimyo meningkat tidak terkecuali sektor pariwisata. Aktivitas-aktivitas wisata seperti ziarah, pelesiran, dan perjalanan ke kampong halaman (furusato).

Abstract
This research analyzed the impact of sankin kotai system in the Japan tourism growth of Tokugawa period (1603-1868). Tokugawa era with its sankin kotai system is very important period in the history of tourism growth generally. In this era, transportation infrastructure has developed to support sankin kotai. The mobilization of sankin kotai entourages supported by easy access of road has caused civil society movement became increased. The economic of certain areas which acrossed by daimyo entourage has increased, included the tourism. The tourism activities such as pilgrim age, excursion, and journey to hometown (furusato) camealive. Tourism industries grew along the main road and three metropolitan cities to provide daimyo and tourists necessities."
2010
S13631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farinia
"Perkembangan Umat Islam di Kudus pada Masa Pra dan Pasca Peristiwa 1918. Di bawah bimbingan Amin Subarkah, M. Hum., Program Studi Arab Jurusan Asia Barat Fakultas Sastra Universitas Indonesia 2000. Penulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan dinamika perkembangan umat Islam sebelum dan sesudah Peristiwa Kudus yang terjadi pada tahun 1918 dan sebab musabab terjadinya insiden tersebut. Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif analitis berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap sumber-sumber primer dan sekunder. Sumber-sumber diperoleh melalui penelitian pustaka dan wawancara. Hasil analisa mengungkapkan bahwa meletusnya Peristiwa Kudus 1918 disebabkan oleh berbagai macam aspek: sosial, ekonomi, politik, dan agama. Kaum muslimin Kudus sebelum peristiwa tersebut tidak terlalu mengalami perkembangan yang signifikan. Kehadiran Sarekat Islam (SI) di Kudus pada tahun 1912 membawa dampak bagi kehidupan masyarakat Kudus, terutama kaum muslimin. Pelecehan agama yang dilakukan oleh masyarakat Cina terhadap kaum muslimin di Kudus merupakan faktor utama terjadinya kerusuhan yang hebat pada akhir Oktober 1918. Hal ini membuktikan bahwa kerusuhan tersebut tidak hanya disebabkan oleh kesenjangan sosial dan ekonomi antara masyarakat Cina dan masyarakat pribumi. Pasca Peristiwa Kudus 1918 mengakibatkan terhambatnya kemajuan kaum muslimin di segala bidang, terutama di bidang politik dan ekonomi. Di bidang politik, Sarekat Islam (SI) di Kudus mengalami stagnasi yang akhirnya menyebabkan organisasi itu bubar. Sedangkan di bidang ekonomi, banyak perusahaan milik pribumi muslim yang mengalami kerugian yang besar. Namun lima tahun kemudian, perusahaan-perusahaan milik pribumi muslim mengalami kemajuan yang cukup pesat, terutama industri rokok kretek. Begitu pula dalam bidang politik, dua organisasi Islam yang masuk ke Kudus, Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memberikan corak baru bagi masyarakat muslimin Kudus."
2000
S13147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>