Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Fathia
"Mira Fathia. Seni Penyajian Masakan Jepang. (Di bawah bimbingan Dr. Siti Dahsiar Anwar.) Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Penelitian mengenai seni penyajian masakan Jepang, bertujuan untuk mengetahui aturan-aturan apa saja yang menyebabkan masakan Jepang indah dan menarik dalam penyajiannya, dan ciri-ciri apa saja yang memberikan kekhasan dalam seni penyajian masakan Jepang. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kepustakaan dan metode observasi. Dalam metode kepustakaan, saya memusatkan perhatian pada buku-buku dan majalah-majalah yang berhubungan dengan penyajian masakan Jepang, membacanya dan menganalisanya dengan menggunakan teori ciri khas keindahan wabi menurut Shin'ichi Hisamatsu dan Haga Kooshiroo. Sedangkan metode observasi, dilakukan dengan cara mengamati penyajian masakan Jepang di dua restoran Jepang di Jakarta. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, bahwa seni penyajian masakan Jepang sangat unik dalam cara penyajiannya. Uniknya karena, pertama, ketelitian yang ditekankan pada saat mengharmoniskan masakan di dalam piring penyajiannya dan juga pada saat menata masakan di dalam piring saji yang tidak diisi sampai ke pinggir, tetapi disisakan beberapa jarak kekosongan untuk menekankan gaya penyajian masakan dan piring penyajiannya. Kedua, penyajian masakan Jepang diserasikan dengan musim. Ketiga, di dalam seni penyajian masakan Jepang terkandung ciri-ciri keindahan wabi, yang memberikan kekhasan pada seni penyajian masakan Jepang."
2000
S13622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Suryaningrum
"Skripsi ini membahas mengenai alat kohesi dalam bentuk explizite Wiederaufnahme yang terdapat dalam resep masakan anak-anak berbahasa Jerman yang diambil dari situs web. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan mendeskripsikan jenis alat kohesi apa yang muncul dalam resep masakan berbahasa jerman untuk anak-anak. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif-analitis dan merupakan sebuah studi sintaksis. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis alat kohesi yang muncul didominasi oleh bentuk repetisi, konjungtor kopulativa und, dan artikel.

The focus of this study is to describe cohesion devices in the form of explizite Wiederaufnahme in the children_s cooking recipe in German taken from websites. The objective of this study is to see and describe the cohesion devices appeared in German cooking recipe for children. This study is a qualitative study using descriptive-analytic method. This study is a study in syntax field. The result of this study showed that the cohesion devices appeared most in the data are in the form of repetition, conjunction, and article."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S14803
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin Kunftwiffenchaft 1939
759.952 S 401 a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoon, Sook-Ja (윤숙자)
Seoul : Hollym Elizabert, 2006
KOR 641.5 Soo g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Lazuardi Imani
"Kebudayaan Jepang dipengaruhi oleh posisinya sebagai persimpangan jalur perdagangan. Pada abad ke-16 dan 17, bangsa Portugis bersama dengan bangsa Eropa yang lain berdagang dengan bangsa Jepang. Bangsa Portugis, yang saat itu bersama dengan bangsa Spanyol disebut nanban oleh bangsa Jepang, membawa pengaruh kuliner dari negara dan daerah jajahan mereka sendiri ke dalam masakan Jepang. Tempura, kasutera, dan konpeitou merupakan contoh hasil dari akulturasi tersebut. Sekarang, masakan Jepang yang dipengaruhi oleh masakan Portugis disebut nanban ryouri.

The culture of Japan is influenced by its strategic position on global trade routes. In the 16th and 17th centuries, the Portuguese and other European nations traded with the Japanese. The Portuguese, who along with the Spanish at the time were called nanban by the Japanese, brought culinary influences from their own country and colonies into Japanese cuisine. Tempura, kasutera, and konpeitou are examples of the result of this acculturation. Nowadays, Portuguese-influenced Japanese cuisine is known as nanban ryouri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chung, Taekyung
Vermont : Tuttle, 2008
KOR 641.595 19 Tae k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Wibawarta
"ABSTRAK
Hubungan Jepang-Indonesia sudah berlangsung sejak lama, jauh sebelum perang dunia II. banyak aspek dalam hubungan Jepang dan Indonesia yang luput dari perhatian, salah satunya adalah hubungan dalam bidang seni beladiri.
Seni beladiri Jepang masuk ke Indonesia melalui beberapa jalur atau cara. Namun yang paling fenomenal ketika banyak mahasiswa Indonesia memperoleh beasiswa untuk belajar di Jepang, sebagai hasil dari perjanjian pembayaran pampasan perang. Tak diduga ternyata banyak mahasiswa Indonesia yang mempelajari berbagai seni beladiri Jepang dan membawanya pulang ke Indonesia.
Di Indonesia, seni bela diri Jepang, seperti karate dan judo, dengan cepat merebut perhatian masyarakat dan menjadi sangat populer, bahkan mampu menggusur seni beladiri asli Indonesia, pencak silat.
Dalam perjalanannya, seni beladiri Jepang telah berhasil menegakkan eksistensinya, sekalipun masalah-masalah organisasi, teknik dan dana tetap ada."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Azizah Hj. Abdul Majid
Malaysia: Utusan publications dan distributors Sdn Bhd, 2009
R 641.59 AZI m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rika Avianti
"PENDAHULUAN
Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang sangat mencintai alam. Pada umumnya, mereka memberi perhatian besar terhadap fenomena-fenomena alam seperti gunung, sungai, bunga, burung, rumput-rumputan dan pohon-pohonan, yang kemudian gambaran tersebut mereka pindahkan menjadi motif-motif kimono. Mereka juga sangat menikmati perubahan-perubahan yang terjadi di alam, seiring datangnya pergantian musim. Mereka juga mempergunakan peralatan makan yang bergambarkan fenomena alam, serta menghias makanan mereka mengikuti bentuk-bentuk tersebut.
Di dalam rumah, masyarakat Jepang memajang bunga-bunga di dalam vas dan menempatkan tanaman yang telah dirangkai pada ruang tatami, serta melukiskan bunga-bunga sederhana dan burung pada pintu-pintu geser. Mereka juga membuat bentuk miniatur gunung pada taman-taman mereka. Karya-karya sastra masyarakat Jepang juga menggambarkan kedekatan mereka dengan alam. Bila tema alam dikeluarkan dari kumpulan puisi mereka, kemungkinan hanya sedikit yang tersisa. Puisi pendek yang terdiri dari tujuh belas suku kata yang dikenal dengan haiku, tidak mungkin untuk tidak dihubungkan dengan alam (lihat Nakamura, 1974:355-356).
Salah satu ekspresi kecintaan masyarakat Jepang terhadap alam, selain dari yang telah disebutkan di atas adalah pembuatan taman. Terdapatnya keinginan untuk selalu berada dekat dengan alam, membuat masyarakat Jepang berpikir untuk medekatkan alam kepada lingkungan kehidupan mereka seharihari, sehingga diciptakanlah taman-taman (lihat Horton, 2003:9). Namun, tamantaman yang mereka buat, bukan merupakan replika wujud alam yang sesungguhnya. Alam dalam taman Jepang adalah alam yang telah ditafsirkan dan diabstrakkan dalam bentuk simbol-simbol dan merupakan bayangan ideal alam atau intisari alam (lihat Keane, 1996:118-119, lihat juga Engel,1974:5).
Alvin Horton, dalam bukunya All About Creating Japanese Gardens mendefinisikan taman Jepang sebagai berikut:
"...a garden is neither a slice of raw nature enclosed by a wall nor an artificial creation that forces natural material into unnatural forms to celebrate human ingenuity. Instead, it is a work of art that celebrates nature by capturing its essence. By simplifying, implying, or sometimes symbolizing nature, even a tiny garden can convey the impression of the larger, natural world" (2003:6).
Di Jepang, taman bukan merupakan sebidang alam murni yang dipagari oleh tembok atau juga bukan suatu kreasi buatan dengan merubah secara paksa material-material alam menjadi bentuk-bentuk yang tidak alami guna memuaskan akal pikiran manusia. Namun menurutnya, taman merupakan sebuah karya seni yang mengagungkan alam dengan menangkap intisarinya. Melalui penyederhanaan, pengungkapan secara tidak langsung atau juga dengan pembuatan simbol-simbol alam, maka sebidang taman yang kecil sekalipun dapat memberikan kesan yang Iebih luas yaitu alam raya.
Pembuatan taman sebagai sebuah bentuk seni yang utuh diperkenalkan ke Jepang melalui Cina dan Korea pada abad ke-6 atau 7 Masehi. Namun cikal bakal taman telah dikenal oleh masyarakat Jepang sejak zaman kuno. Awalnya, apa yang disebut taman hanya berupa batu yang dikitari oleh tali jerami, yang dikenal dengan nama iwakura (gambar 1.1), yang dipergunakan sebagai tempat pemujaan dewa-dewa setempat. Seiring perkembangan zaman, taman-taman mengalami perubahan bentuk dan fungsi yang disesuaikan dengan keadaan pada saat itu.
Dari yang awalnya hanya berupa batu untuk pemujaan animisme, pada zaman Heian (710-794) taman berkembang menjadi taman para bangsawan (gambar 1.2) yang befungsi sebagai tempat pembacaan puisi dan permainan. Selanjutnya, memasuki zaman Kamakura (1185-1333) lahir taman-taman Zen (gambar 1.3), yang dipergunakan oleh para pendeta dan pengikut Zen Budha sebagai sarana meditasi, yang kemudian diikuti dengan munculnya taman teh (gambar 1.4), yang berfungsi untuk melengkapi upacara minum teh yang populer pada zaman Muromachi (1333-1568) dan Momoyama (1568-1600). Perkembangan zaman terus berlangsung dan taman pun terus mengalamami perkembangan. Pada zaman Edo (1600-1868), seiring meningkatnya status sosial para chonin (masyarakat perkotaan: pedagang dan pengrajin), muncul taman tsubo (gambar 1.5) yang terdapat pada rumah para chonin di kota. Dan akhirnya, di zaman Edo lahir pula taman Daimyo (gambar 1.6), yang menjadi kebanggan para daimyo atau penguasa setempat pada saat itu (lihat Keane, 1996:10-112)."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13415
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>