Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanda Damayanti
"ABSTRAK
Pada mulanya adalah menggulingkan pemerintahan Bakufu dan mendirikan pemerintahan yang baru. untuk tujuan itu Shibusawa sudah berjuang sedapat-dapatnya tetapi keadaan telah memaksanya meninggalkan rencana itu dan bekerja pada Hitotsubashi, yaitu masih sanak keluarga Tokugawa. Hal ini telah mengakibatkan Shibusawa menjadi orang gajian Bakufu dan walaupun terperangkap pada suatu keadaan yang tidak menyenangkan, ia menyambut baik kesempatan pergi ke luar negeri. Hal inilah yang menpengaruhi perubahan pemikiran Shibusawa Eiichi. Shibusawa yang memulai karirnya sebagai anggota yang aktif dari birokrasi pemerintah yang baru dan secara pribadi terlibat dalam proses perubahan yang cepat, sehingga ia menyadari bahwa modernisasi bangsa tidak akan tercapai hanya dengan upaya pemerintah sendiri. Shibusawa tahu bahwa negara yang modern tidak akan pernah terjadi tanpa adanya sekelompok wirausaha yang mau menerima saran dan kebijakan pemerintah dan mengelola perubahan dengan mempertimbangkan keadaan masyarakat dan kondisi pasar dengan seksama, bekerja setahap demi setahap untuk kemakmuran bangsa.

"
1996
S13991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Kartika Pramudita
"Penelaahan mengenai pokok-pokok pemikiran Shibusawa Eiichi yang mengkaitan perekonomian dengan moral dan dasar terbentuknya pemikiran-pemikiran tersebut. Tujuannya adalah untuk memahami pemikiran Shibusawa Eiichi yang berkaitan dengan pedoman moral bagi kalangan bisnis dalam usahanya menunjang modernisasi di zaman Meiji, dan menemukan landasan dari pemikiran-pemikirannya. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian dengan metode kepustakaan, terutama didasarkan pada buku Rongo to Soroban yang ditulis oleh Shibusawa Eiichi. Selain itu jugs dipergunakan buku-buku lain yang berkaitan dengan terra permasalahan sebagai acuan penunjang. Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Shibusawa Eiichi menganggap perlu ada suatu pegangan moral bagi pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatannya. Pegangan moral tersebut dimaksudkan agar kegiatan yang mereka lakukan tidak saja menghasilkan keuntungan pribadi melainkan diharapkan juga dapat menunjang usaha pengembangan perekonomian negara secara keseluruhan, sesuai dengan tuntutan zaman ketika itu.Pegangan moral yang dianjurkan oleh Shibusawa Eiichi adalah ajaran - ajaran Konfusianisme lama, yaitu ajaran menurut Kooshi, yang termuat dalam kitab Rongo."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Widianingsih
"konsep pemikiran yang mendorong perkembangan politik dan pemikiran di awal periode Meiji adalah kenyataan yang dramatis mengenai ketidakberdayaan Jepang untuk mengatasi serangan dan tuntutan Barat yang mendadak. Suatu perubahan drastis sangat diperlukan bila Jepang berkeinginan tetap bertahan sebagai suatu negara yang merdeka dan berdaulat. Situasi seperti ini dimulai sejak kedatangan Komodor Matthew C. Perry dari Armada Samudra Hindia Timur Amerika Serikat di Uraga (1853) dengan tujuan menuntut dibukanya politik isolasi Jepang.
Kelanjutan dari kedatangan Perry yang melahirkan perjanjian Kanagawa (1854) yang tidak adil bagi Jepang, telah melahirkan perasaan anti orang asing. Sementara itu pengaruh lain yang ditimbulkan dari pembukaan negara ini adalah menurunnya wewenang Shogun dan para Daimyo sehingga melahirkan kekuatan-kekuatan politik baru yang terpecah menjadi dua bagian, yaitu golongan yang pro Barat dengan golongan yang kontra terhadap pembaharuan dari Barat. Perkembangan pemikiran di dalam usaha mencari Bentuk yang tepat dalam arah pembaharuan Jepang selanjutnya merupakan kunci pembahasan zaman ini. Konflik dan permasalahan yang ditimbulkan pada periode ini telah melahirkan generasi-generasi baru yang dengan caranya sendiri melakukan berbagai terobosan atas kepelikan situasi yang dihadapi.
Keadaan zaman yang demikian ini merupakan gambaran situasi Jepang pada saat Tokutomi Sohood; lahirkan. yaitu suatu masa dimana tradisi feodal masih berakar Kuat sementara pengaruh Barat mulai berangsur-angsur masuk mempengaruhi pola pikir masyarakat. Tokutomi Sohoo merupakan salah satu wakil dari generasi zamannya yang mempunyai suatu keinginan kuat untuk ikut berusaha dalam menentukan nasib bangsanya. Satu hal yang menarik perhatian dalam studi ini adalah dalam memilih karir jurnalis sebagai wadah penyaluran ide-ide dan aspirasinya. Hal inilah yang menjadikan Sohoo lain dari kebanyakan intelektual Jepang masa itu yang langsung terjun menjadi politikus. Sohoo menempatkan dirinya sebagai seorang pengamat, kritikus, komentator, dan sekaligus kemudian menjadi penerbit dari majalah dan koran yang dipimpinnya.
Studi ini menjadi lebih menarik dengan perubahan-perubahan pemikiran Sohoo. Bagi Sohoo seorang jurnalis haruslah memiliki nilai lebih dari pada hanya menjadi sporting penulis dan pencari berita. Bentuk pelayanan masyarakat seperti ini baginya merupakan suatu kerja yang menuntut pengabdian total demi untuk membantu kesejahtereran sosia1 masyarakat dan juga kepentingan negaranya. Pada pertengahan tahun 1880-an pada saat karirnya sebagai seorang penulis dimulai sampai pada tahun 1945 saat aktivitasnya di masyarakat berakhir, Sohoo telah banyak mengghasilkan tulisan penting. Sampai akhir masa hidupnya Sohoo telah menulis lebih dari 35O buah tulisan mengenai masalah-masalah dalam negeri, hubungan internasional, sejarah, geografi, penelitian sastra, dan kritik-kritik sosial."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Haryosusanto
"R. Haryosusanto (0794080235). Peranan Okuma Shigenobu di Bidang Polilik, Pemerintahan dan Pendidikan dalam Modernisasi Jepang. (Di bawah bimbingan Prof. Dr. I Ketut Surajaya), Jakarta : Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 2000. Okuma Shigenobu merupakan seorang dari sedikit tokoh Jepang yang konsisten dengan sikap dan pendiriannya. Okuma begitu gigih mempertahankan pendapat dan pemikitrannya walaupun harus menerima pemecatan dirinya sebagai anggota majelis dan mendapat serangan percobaan pembunuhan. Namun demikian hal tersebut tidak mengendurkan semangat Okuma untuk mewujudkan cita-citanya. Sebagai bukti kekonsistenan sikapnya itu, meski ia telah dipecat dan anggota majelis ia tetap diminta untuk menjadi bagian dari pemerintahan. Hal ini dibuktikan dengan menjabat menteri diberbagai bidang, menjadi perdana menteri sebanyak dua kali selain itu ia juga mendirikan Rikken Kaishinto yakni partai progresif kedua di Jepang setelah Jiyuto. Itu semua merupakan sebagian kecil karirnya dibidang politik dan pemerintahan. Dibidang pendidikan kesuksesan Okuma ditandai dengan didirikannya Universitas waseda (Waseda Daigaku) pada tahun 1882 yang sebelumnya bernama Sekolah Hukum Tokyo (Tokyo Senmon Gakko). Selain itu Okuma juga mengadakan perubahan substansial pada sekolah hukum swasta, yakni dengan diadakannya kursus persiapan untuk memasuki universitas, dimana jika sebelumya universitas hanya diperuntukan bagi mereka yang telah menempuh pendidikan formal, misalnya SMA dan sederajatnya. Maka bagi mereka yang tidak atau belum menempuh pendidikan formal sampai setingkat SMA tetapi telah lulus mengikuti kelas persiapan, mereka dapat masuk ke Universitas."
2000
S13677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Kathrin Octiana
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini, yang dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Sastra pada tahun 1996, ialah memaparkan serta mengkaji pemikiran dari seorang politikus pada zaman Meiji, yaitu Mori Arinori dalam memodernisasikan Jepang. Kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian seorang tokoh Mori Arinori adalah bagaimana dia dapat mencetuskan pemikirannya untuk memodernisasikan Jepang, dengan gaya dan pikirannya yang berani dan gigih. la memiliki tekad yang tinggi untuk memajukan Jepang dengan hasil pemikirannya yang modern. Latar belakang keluarga dan pendidikan yang dipelajarinya menjadikan Mori Arinori memiliki pemikiran bergaya Eropa. Negara Jepang yang pada saat itu menurut Mori sangat ketinggalan zaman, sehingga tidak akan mengalami kemajuan jika tidak melakukan tindakan modernisasi seperti penghapusan kebiasaan menyandang pedang pada kaum samurai, pemakaian bahasa Inggris, dan mengajarkan pendidikan bergaya militer. Karena dinilai pemikirannya terlalu berani dan...

"
1996
S13993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S5761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspitasari
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rechardus Deaz Prabowo
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang sejarah pemikiran masyarakat bumiputra di HindiaBelanda dalam memajukan kondisi perekonomian mereka di tengah-tengah situasikolonialisme. Politik Etis melahirkan kelas menengah modern yang terdidik darimasyarakat bumiputra. Kelompok ini kemudian memengaruhi pola pemikiranmasyarakat bumiputra secara umum dalam memandang situasi ekonomi modern.Pemikiran kelompok kelas modern terdidik ini dapat ditelusuri dari dua surat kabaryang berpengaruh, seperti Boedi Oetomo yang mewakili kelompok masyarakat priayi (tradisional dan modern) dan Soeara Moehammadijah yang mewakili kaum santri.Dengan menggunakan metode sejarah, tulisan ini menunjukkan bahwa perekonomianpada masa Hindia Belanda dibangun atas pandangan ideal pemerintah kolonial atassistem ekonomi liberal. Kedua surat kabar memberikan opini yang berbeda dalammenghadapi situasi zaman modern, sesuai dengan basis kultural masyarakat yangdiwakilinya. Boedi Oetomo mengutamakan modernisasi alat-alat produksi,pendidikan ekonomi, dan perbaikan tata kelola usaha, sedangkan SoearaMoehammadijah menunjukkan bahwa cara memperbaiki perekonomian masyarakatadalah berbasis sumbangan komunitas dan pendidikan moral.
ABSTRACT
This paper discussed the history of thought of the natives in the Dutch East Indies inbringing forward their economy amidst the situation of colonialism. The educatedmodern middle class of bumiputra emerged as a result of the Dutch Ethical Policy.This group then influenced the mindset of bumiputra on viewing the modern eco-nomic situation. The thought of this educated modern class can be traced from twoinfluential newspapers, such as Boedi Oetomo representing priayi and SoearaMoehammadijah representing santri. Using historical method, this paper showedthat the economy of the Dutch East Indies was projected from the ideal view of thecolonial government on a liberal economic system. Both newspapers provideddifferent opinions in dealing with the situation, according to the cultural basis ofthe society they represented. Boedi Oetomo prioritized the modernization of themeans of production, economic education, and improvement of business governance,whereas Soeara Moehammadijah showed that the way to improve the people'seconomy was based on community contributions and moral education."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Jika ditinjau keadaan wanita di Tosari pada dewasa ini, menjadi jelas bahwa dinamuk, yang menjadi dalah satu sifat mesyarakat kita ini, tidaklah begitu saja lalu di Tosari. Sekian lama desa tersebut adalah ajem dan tentaram, tetapi pada waktu ini telah mengalami perubahan-perubahan yang tidak bisa siabaikan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1965
S12901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>