Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115803 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bhimantoro
"Penelaahan mengenai serangan unit pasukan tempUr berani mati Jepang dalam pertempuran di Okinawa tahun 1945 pada masa Perang PasiFik, Yaitu Pasukan Khusus Kamikaze (1944-1945). Tujuannya adalah untuk mengetahui operasi serangan pasukan Kamikaze dalam mempertahankan pulau Okinawa dan pengaruh pasukan Kamikaze tersebut bagi Jepang dalam pertempuran di Okinawa khususnya dan Perang PasiFik pada umumnya. Penelitian dilakukan melalui metode kepustakaan} dengan mengumpUlkan data dari sejumlah buku. Sulitnya penulis mendapatkan buku acuan berbahasa Jepang membuat sebagian besar didasarkan pada buku--buku acuan berbahasa Inggris.
Hasil penelitian kepustakaan ini menunjukkan bahwa Pasukan Khusus Kamikaze merupakan unit pasukan yang penting bagI Jepang pada masa akhir Perang PasiFik. Keberhasilan Jepang mempertahankan pulau Okinawa dari serbuan Sekutu dan menghindarkan Jepang dari kekalahan dalam Perang Pasifik ditentukan oleh keberhasilan operasi serangan pasukan Kamikaze terhadap armada kapal penyerbu Sekutu di Okinawa. Operasi serangan pasukan Kamikaze dalam pertempuran di Okinawa merupakan suatu serangan bunUh diri yang melibatkan satuan Kamikaze terbesar yang pernah digunakan Pasukan Udara Jepang menjelang berakhirnya Perang Pasifik dan membutuhkan pengorbanan jiwa dan material yang sangat besar Serta bersifat untung-untungan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13513
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindar Dianisya
"ABSTRAK
Keadaan negara Jepang yang terdesak karena serangan dari Amerika pada Perang Dunia II, membuat Jepang terpaksa melaksanakan strategi terakhirnya, yaitu serangan dengan Kamikaze. Tidak adanya regenerasi dari pilot Kamikaze yang sudah gugur, memaksa pihak militer Jepang untuk membuat ideologi-ideologi agar bisa mendoktrin para pemuda Jepang untuk mau menjadi pilot Kamikaze. Segala cara dilakukan pihak militer demi menyukseskan perekrutan pilot Kamikaze, seperti dengan cara memanfaatkan propaganda pada ideology, sistem pendidikan, dan menggunakan media-media yang ada di Jepang untuk menyebarkan ideologi mereka mengenai serangan dengan Kamikaze.

ABSTRACT
The situation of the Japanese state which was pressed due to attacks from America in World War II, made Japan forced to carry out its final strategy, an attack with Kamikaze. The absence of regeneration from the fallen Kamikaze pilot forced the Japanese military to make ideologies in order to indoctrinated Japanese youth to became Kamikaze pilots. All methods were carried out by the military to succeed in recruiting Kamikaze pilots, such as using propaganda on ideology, the education system, and media in Japan to spread their ideology about attacks with Kamikaze.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sulasman
"Pertempuran di jalur jalan raya Cigombong- Sukabumi sampai dengan Ciranjang ( Cianjur) sepanjang 81 KM teljadi dua kali, yaitu pada tanggal 9 s/d 12 Desember |945 dan tanggal 10 s/d 14 Maret 1946. Dalam peristiwa tersebut, para pejuang Sukabumi yang terdiri dari itentara(TKR/ TRI ), badan-badan perjuangan rakyat, kelasykaran rakyat, pemerintah sipil ( Kotamadya dan Kabupaten Sukabumi ), instansi-instansi lain seperti PLN, Telepon, Rumah Sakit, Rakyat, Pondok Pesantren ( Kyai dan Santri ) bahu-mambahu untuk melakukan penyerangan dan penghadangan terhadap Konvoy Pasukan Sekutu yang akan kembali ke Bandung atau dan Bandung.
Peristiwa pertempuran itu disebabkan pertama pelanggaran pihak Sekutu terhadap perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pengurusan dan permulangan APWI yang akan melibatkan pihak Indonesia yaitu tentara ( TKR / TRI ) tidak ditepati. Pada saat dilakukan pengiriman bahan perbekalan untuk APWI di Bandung, pihak Sekutu tidak melibatkan tentara, malah mereka membonceng Belanda yaitu NICA yang berupaya untuk memulihkan kembali pemerintahan Kolonialnya di Indonesia. Kedua, untuk mempertahankan daerah Sukabumi, karena daerah tersebut merupakan daerah palang pintu ( Slang Boom ) dan daerah perekonomian potensial yang secara dasar finansial sangat menguntungkan bagi pihak Belanda.
Untuk menghadapi pasukan Sekutu, dilakukan mobilisasi dengan menghimpun kekuatan perjuangan yang ada di Sukabumi. Koordinasi dilakukan oleh Komandan Resimen TKR / TRI Sukabumi sebagai komandan lapangan yang bertanggung jawab mengenai pelaksanaan penghadangan dan penyerangan terhadap Konvoy Pasukan Sekum Komandan Resimen melakuakan koordinasi dengan pemerintah sipil ( Kabupaten dan Kotamadya Sukabumi ), tokoh masyarakat, tokoh politik, badan-badan perjuangan rakyat dan instansi-instansi lainnya agar semua kekuatan perjuangan di Sukabumi terhimpun menjadi Satu kekuatan besar.
Selain itu dilakukan pembagian tugas sesuai dengantugas, dan fungsinya masing-masing Selain melakuakan koordinasi dengan seluruh kekuatan perjuangan dirumuskan Sandi Perjuangan, Strategi dan Taktik Serta Herdislokasi Pasukan. Sandi yang digunakan dalam pertempuran ilu adalah menaldukcm ular berbisa. Untuk menghindari dari pertempuran terbuka dan frontal, maka strategi dan taktik yang digunakan adalah Hit and Run dengan Kiri/mmf. Sedangkan agar kekuatan pasukan merata dan dapat menghadapi Konvoy Pasukan Sekutu sepanjang 81 KM, maka dilakukan herdislokasi pasukan. Resimen TKR I TRI Sukabumi dibagi menjadi empat Batalyon dan setiap Batalyon dibagi menjadi empat Kompi. Masing-masing Batalyon menempatkan pasukannya di tempat-tempat yang menjadi daerah penyerangan. Setiap daerah penyerangan ditempatkan para penembak jitu Sniper ) sehingga jalur Sepanjanga 81 KM dari Cigombong sampai Ciranjang merupakan garis penembak jitu ( Sniper Line ).
Pertempuran yang terjadi di Sukabumi, telah memberikan dampak secara politis bagi diplomatis pemerintahan Indonesia. Karena dengan pertempuran tersebut, maka pihak Sekutu mengajak berunding kembali untuk pengurusan masalah Tawanan Perang dan lntermiran. Tindakan Sekutu itu, scara tidak langsung merupakan pengakuan defacto terhadap keberadaan pemerintah Indonesia.
Penelitian ini dilakulcan dengan menggunakan teori Collecrive Action yaitu Collective Reaction. Metode penulisan digunakan Metode Penelitian Sejarah yang meliputi Heurisik, Kritik, Interpretasi dan Histiografi untuk sumber penelitian mengunakan arsip, wawancara dan buku."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T32902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Hanifannisaa
"ABSTRAK
Skripsi ini memaparkan visualisasi Pertempuran Okinawa yang terjadi pada tahun 1945 dalam animasi Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso (1968) karya Mizuki Shigeru. Pembahasan ini berfokus kepada pengkajian visual animasi menggunakan teori film milik Joseph M. Boggs (2008) yang didukung oleh teori sinematografi milik Blain Brown (2012). Visualisasi Pertempuran Okinawa dalam animasi Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou merupakan salah satu bentuk produk budaya populer yang berfungsi untuk membentuk memori kolektif masyarakat. Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou menceritakan perang antara yokai barat yang ingin menjajah Jepang dan yokai Jepang yang mempertahankan Jepang. Analisis menghasilkan kesimpulan bahwa visualisasi Pertempuran Okinawa mengandung ideologi resistensi Jepang terhadap negara Barat, terutama Amerika.

ABSTRACT
This research will discuss about how Battle of Okinawa which happened in 1945 is visualized in the animation titled ?Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso (1968)? by Mizuki Shigeru. The discussion will focus on animated visual study using Joseph M. Boggs? (2008) film theory supported by Blain Brown?s (2012) cinematography theory. The visualization of Battle of Okinawa in the animation titled Gegege no Kitaro: Yokai Daisenso is one of popular culture product that serves as Japanese collective memory constructor. Gegege No Kitaro: Yokai Daisensou narrates a war between western yokais aiming to colonize Japan and the Japanese yokais who defend Japan. This research generates conclusion that visualization of Battle of Okinawa contains Japan?s ideology of resistence against Western country, especially The Unites States of America."
2016
S65982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Panitia Pelestarian Nilai-nilai Kepahlawanan 10 November 1945 di Surabaya, 1986
959.8 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wardatul Hikmah
"Skripsi ini membahas tentang Kamikaze, taktik perang khusus yang diorganisir AL Jepang pada akhir Perang Pasifik, dan kemudian diterapkan juga oleh AD Jepang. Dalam taktik ini, pesawat-pesawat Jepang yang dimuati bom dengan sengaja menabrak kapal-kapal Sekutu. Tidak ada kemungkinan selamat bagi pilot yang melakukannya. Taktik ini juga dikenal sebagai taktik bunuh diri. Pemerintah militer Jepang melakukan sejumlah propaganda untuk mendapatkan lebih banyak pilot Kamikaze. Diketahui bahwa para pemuda Jepang mau menjadi pilot Kamikaze lebih untuk kepentingan dirinya dulu, barulah untuk kepentingan negaranya. Metode pengumpulan data skripsi ini ialah kualitatif, dan skripsi ini ditulis dengan pendekatan deskriptif analisis historis.

This thesis tells about Kamikaze, the special war tactics that was organized by Japanese Navy at the end of Pacific War, and also applied by Japanese Army later. In this tactics, Japanese planes that were filled by bomb deliberately crashing into Allied ships. There was no survival chance for the pilots of those planes. This tactics was also known as suicide tactics. Japanese military government did some propagandas in gaining more Kamikaze pilots. It is known that Japanese youth wanted to be Kamikaze pilots for their own sake first, and then for its country sake. The data in this thesis were collected by qualitative method, and written from historic analytical descriptive approachment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42119
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syufenri
"Pengakuan Pemerintah Belanda atas kedaulatan Republik Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949 tidak termasuk wilayah Irian Barat. Dalam upaya pengembalian Irian Karat ke dalam wilayah NKRI, Pemerintah Indonesia telah melaksanakan taktik diplomasi konfrontasi yaitu ekonomi, politik, dan militer sampai dengan tahun 1961. Namun disisi lain, Pemerintah Belanda melancarkan taktik self determination di forum-forum internasional dengan membentuk Dewan Papua dan Komite Nasional Papua.
Dalam masa perang dingin sebagai akibat terbentuknya Nato dan Pakta Warsawa, Presiden RI Soekarno menggariskan strategi pengembalian Irian Barat dengan mengkombinasikan strategi daya - politik - diplomasi dengan daya - militer. Pemerintah RI membentuk Dewan Pertahanan Nasional yang bertugas merumuskan Cara-cara mengintegrasikan seluruh potensi nasional. Pemerintah RI juga membentuk Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat yang kemudian merumuskan strategi Tri Komando Rakyat (TRIKORA).
Pencanangan TRIKORA pada tanggal 19 Desember 1961 merupakan bentuk baru perjuangan pengembalian Irian Barat dengan melibatkan seluruh komponen bangsa yang terfokus pada penggunaan kekuatan militer. Untuk melaksanakan strategi tersebut, Komando tertinggi Pembebasan Irian Karat membentuk Komando Mandala yang merupakan gabungan kekuatan AD, AL, dan AU.
Pada tanggal 15 Januari 1962 dalam Operasi Intelijen Klandestine yang dilaksanakan oleh Komando Mandala, terjadi Pertempuran Laut di Aru. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa peristiwa Pertempuran Laut Aru merupakan pemicu semangat juang bangsa Indonesia yang mendorong Operasi Jayawijaya. Operasi ini telah meningkatkan posisi tawar diplomasi Pemerintah Indonesia dalam pengembalian Irian Barat, sehingga mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk memaksa Pemerintah Belanda melakukan perundingan kembali dengan Pemerintah Indonesia. Penandatanganan Persetujuan New York 15 Agustus 1962 merupakan puncak dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mengembalikan Irian Barat ke dalam wilayah NKRI.

The recognizing of Indonesian government sovereignty by the Dutch government on December 27th, 1949, was not included the West of Irian territory. In the effort of bringging West Irian back to NKRI government has taking diplomatic confrontation tactics there was economy, politics, and military, till 1961. But in the other side, the Dutch Government carries on self-determination in the international forums by establishing Papua Council and Papua National Committee.
In the Cold War era, as a result of establish NATO and Warsawa Pact, the Indonesian Presiden, Mr. Soekarno, made a guide line of strategy for returning West Irian by combining power - politics - diplomacy and power ? military. There for, the Government Republic of Indonesian established National Defense Council to formulate the way that integrating all of the national potentials. The Indonesian Government established also The Highest Commando for West Irian Liberation, who formulates TRIKORA Strategy.
The launch of TRIKORA, on December 19th, 1961, was a new type of struggle for returning West Irian with involved all of nation component that focusing on using of military forces. For conduct that strategy, The Highest Commando f'or West Irian Liberation, formed Mandala Commando, which was combining Indonesian Army Force, Indonesian Navy, and Indonesian Air Force.
On Januari 15th, 1962, in the Clandestine Intelligence Operation that conducted by Mandala Commando, there was a Sea Battle in Aru. Based on the research, the conclusion is that the Sea Battle in Aru was spirit that stimulated Jayawijaya Operation. This operations made Indonesian diplomacy for returning West Irian has a higher bargaining position, so it drived American Government to push the Dutch to continuing negotiation to Indonesian Government. The signing of New York Agreement, on August 15`E', 1962, was the ape of Indonesian struggle to put West Irian in NKRI territory.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sejarah perjuangan tentara Pelajar di Kota Solo dan sekitarnya pada masa Perang Kemerdekaan II (1948-1949) banyak mencatat peristiwa-peristiwa heroik yang menimbulkan korban harta maupun jiwa...."
PATRA 9(3-4) 2008
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Nurhajarini
"In September 1945, a few days after The Republic of Indonesia proclaimed its independence, the Allied army who were assigned to disarm the Japanese army and control the internees in several areas of Indonesia was in conflict with the Republic of Indonesia. Even in Surabaya (East Java) the conflict led to an open war. Using historical method with primary and secondary sources, this research looks at the solidarity among members of Nahdatul Ulama in their struggle to defend Surabaya city at the beginning of the Indonesian independence."
D.I. Yogyakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2018
400 JANTRA 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>