Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Viviana Basuki Bahar
"Pokok yang dipilih untuk penulisan skripsi ini adalah tentang masalah kala dan aspek dalam bahasa Jepang terbatas pada morfem {ru},{Ito},morfem rangkap{teiru}dan morfem rangkap {te ita}. Bahasa Jepang mengenal kedua-duanya, maka kedua masalah ini tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Dalam penulisan ini, masalah yang akan dibahas tidak begitu mendalam, tetapi diharapkan dengan pembahasan ini dapat dihasilkan suatu karya yang memadai dan dapat dijadikan petunjuk bagi yang belum mengetahuinya_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14035
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Gramedia 981
401 P 34 b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret J.A. Malik
"Sesuai dengan judulnya, Perbedaan Pemakaian ala Lampau Simpel dan Aspek Perfektum Kini untuk Menunjukkan Waktu Lampau dalam Bahasa Inggris Inggris, dalam skripsi ini dibedakan antara bentuk Lampau Simpel (Simple Past) - yang merupakan sebuah kala - dan Perfektum Kini (Present Perfect) - yang merupakan sebuah aspek. Namun sebelum penulis menyinggung kedua bentuk ini terutama perbedaannya - di Bab I dimasukkan pula jenis-jenis verba sesuai dengan fungsinya, yaitu verba utama dan verba bantu. Setelah menyinggung verba, maka dibahas pula kombinasi verba utama dan verba bantu dalam membentuk frasa verba. Hal ini penting mengingat bentuk perfektum kini merupakan frasa verba yang bersifat kompleks, sedangkan bentuk lampau simpel, sesuai namanya, bersifat simpel. Selanjutnya, kita masuk ke salah satu dasar dari pokok bahasan utama, yaitu kala. Untuk ini penulis memilih pembagian dari Jespersen (1958) yang berjumlah tujuh buah, dengan tiga titik waktu utama (lampau, kini, mendatang) sebagai pusat dan empat lainnya sebagai sub-ordinat (sebelum-lampau,sesudah lampau, sebelum-mendatang, sesudah-mendatang). Kemudian barulah kala lampau itu sendiri dibahas. Jumlahnya ada lima, yaitu titik khusus di waktu lampau, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, sebuah kurun waktu di waktu lampau yang telah selesai, sebuah kurun waktu diwaktu lampau yang belum selesai, sebuah kurun waktu di waktu lampau dengan titik relevan di waktu lampau pula.Setelah membahas kala, barulah dibahas aspek. Dalam bahasa Inggris ada dua oposisi aspektual, yaitu antara Progresif dan Non-Progresif, serta Perfektum dan Non-perfektum. Selain itu, ada pula aspek khusus untuk menunjukkan kebiasaan di waktu Lampau. Untuk aspek Perfektum dan Non-perfektum hanya dibahas sekilas sebagai perkenalan karena maknanya yang lebih mendetil dibahas secara khusus di bab berikutnya.
Selanjutnya di Bab II, sebelum menyinggung perbedaan pemakaian kedua bentuk ini, terlebih dahulu dibahas kelas-kelas verba ditinjau dari maknanya. Kelas verba ini ada dua: verba peristiwa dan verba keadaan. Kemudian pemakaian kala lampau simpel diperinci menjadi empat kategori: untuk waktu yang takrif di waktu lampau lampau, untuk kurun waktu di waktu lampau yang tak ada hubungannya dengan waktu kini, untuk kebiasaan di waktu lampau, dan untuk mengacu ke waktu kini dan mendatang. Pemakaian aspek perfektum kini, di lain pihak, membicarakan hal-hal di waktu lampau yang masih berlangsung hingga kini, atau menunjukkan telah selesainya suatu kejadian namun akibatnya masih ada atau terasa. Selain itu, ia dipakai pula dengan bentuk-bentuk khusus dan untuk memulai sebuah percakapan atau wacana.
Di Bab III kedua bentuk ini dicari perbedaan pemakaiannya.Ternyata ada tiga, yaitu waktu yang takrif di waktu lampau untuk kala lampau simpel dan waktu yang tak takrif untuk perfektum kini, kelanjutan ke waktu kini untuk perfektum kini dan tak adanya kelanjutan itu untuk kala lampau, serta akibat di waktu kini untuk perfektum kini dan tidak adanya akibat itu untuk kala lampau simpel. Kedua bentuk ini, walau tidak ada persamaannya, namun ada pula pemakaiannya yang tumpang tindih. Berarti ada kemungkinan menggunakan salah satu untuk keduanya dalam beberapa hal khusus, misalnya dalam konstruksi non-finit.Sebagai penutup, disinggung pula pemakaian adverbia waktu untuk keduanya. Ternyata ada kelompok adverbia yang telah tetap pemisahan pemakaiannya, namun ada pula yang mungkin dipakai keduanya, asalkan jelas tolak ukurnya, dengan mengingat perbedaan utama keduanya yang sudah dibahas di bab-bab sebelumnya.Demikianlah abstrak skripsi yang bertema central gramatika ini. Kiranya akan ada manfaatnya bagi yang berminat akan hal ini atau dapat menjadi sebagian bahan acuan bagi yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14140
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ABSTRAK
Puisi Indonesia Modern adalah sebuah bentuk puisi yang baru, yang sebelumnya tidak dikenal dalam tradisi puisi Indonesia asli. Sebagaimana dengan Kesusastraan Indonesia Modern, Puisi Indonesia Modern juga merupakan bentuk sastra hasil dari persentuhan dengan tradisi sastra asing, terutama kesusastraan Barat. Persentuhan itu tidak hanya terbatas dengan menghasilkan perubahan-perubahan dalam struktur, tetapi juga dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan. Perubahan-perubahan dan gejala-gejala yang terlihat dalam struktur dapat menjelaskan dan dijelaskan melalui proses perubahan dalam tema, sikap, dan visi kepengarangan."
Jakarta: Pusat Pembinaan & Pengembangan Bahasa. Departemem Pendidikan dan Kebudayaan, {s.a}
495 BSJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Semarang : FPBS IKIP Semarang
050 LIG 22:1 (1999)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Sleman (Yogyakarta) : Sekte Kebudayaan dan Birokrasi Dekanat FBS UNY
050 KRE 1:1 (2003)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Djakarta : Lembaga Bahasa dan Budaya, Fakultet Sastra dan Filsafat. Universitet Indonesia
050 BB 6-26 (1952) Istilah-istilah
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung : Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
050 JBT 6:1 (2006)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Malaysia : Fakulti Bahasa dan Linguistik Universiti Malaya
050 JBM 10(1996)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Welya Roza
"One of the differences between the expression of the language aspects of English and Indonesian is related to the definiteness and indefiniteness (henceforth: DFS and IDFS) phenomenon. Lyons (1995:0) sates that the natural languages express the DFS and IDFS phenomenon by using several semantic categories. However, the expression of the phenomenon in most languages is not as a well-defined system, with clear-cut categories and black and white distinctions, as that in English (Chesterman, 1991:4; Lyons, 1977:179). According to Lyons (1977) English might use the definite article the in the definite noun phrase (henceforth: NP). Proper names and personal pronouns also express the English definite NP Then, the English indefinite NP is usually peceded by the indefinite article a/an. The Indonesi_an DFS's syntactic devices include demonstratives itu/ini and personal pronoun -nya, while the IDFS's uses noun classifiers (seorang for human, seekor for animal, and sebuah for the rest) (Dardjowidjojo, 1983:194_245). Alwi et al. (1998a:44) specifies the DFS""s syntactic devices of the parts of Indonesian syntax, namely, artrcles (si/ sang, yang), demonstratives (itu/ini), proper names (Rizky, Rizka, Kharin), personal pronouns (I, my, you, your), or referring nouns (I3apak, Ibu, Saudara). Thus, those devices vary, and my study suggests to use zero (4)), too. The analogical mistakes made by the Indonesian students who study English were due to the fact that the forms and the meanings of the syntactical devices in English and Indonesian are not equivalent (Dardjowidjojo, 1983:194_245; cf. Mansyur, 1993). The definite and indefinite NP are two referring expessions in the referential system; the others are the general, opaque, and generic references (Lyons, 1977:177-197). The role of the definite and indefinite NP are more basic than those other referring expressions. Thus, my study focuses on the definite and indefinite NP which entail the discussion of those other referring expressions, but not vice versa."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
D1639
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>