Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178237 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ervina Astuti
"Jepang merupakan salah satu dari negara-negara maju yang tetap menjunjung tinggi tradisinya. Semua unsur kebudayaan dan masyarakat Jepang dianggap menarik untuk dipelajari, namun selain hal tersebut masih ada sisi lain dari Jepang yang menarik untuk dipelajari, yaitu organisasi kriminal Jepang, Yakuza. Yakuza sebagai organisasi kriminal Jepang memiliki ciri khas jika dibandingkan dengan organisasi kriminal lain di dunia, seperti latar belakang sejarah, struktur organisasi, pola perilaku, bisnis-bisnis yang- dimiliki serta hubungannya dengan berbagai pihak di Jepang mulai dari polisi, masyarakat umum, politikus, dan Para pengusaha serta keberadaan yakuza itu sendiri di dalam masyarakat Jepang.Keberadaan yakuza di dalam masyarakat Jepang tidak dapat dipandang sebelah mata karena sejalan dengan perubahon Jepang mepjadi negara modern, yakuza pun memperluas kegiatannya yang tidak lagi hanya berorientasi pada bisnis_bisnis ilegal tetapi juga bisnis-bisnis legal. Dalam menjalankan bisnisnya, yakuza menjalin kerjasama dengan berbagai pihak di Jepang, yang kemudian menciptakan suatu hubungan simbiosis antara yakuza dan pihak-pihak terkait, yang saling menguntungkan. Sehingga keberadaan yakuza dapat dikatakan mengalami peningkatan karena baik pemerintah maupun masyarakat tidak dapat begitu saja memberantas yakuza."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S13648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Puspita Nur
"Yakuza sebagai organisasi kriminal di Jepang, yang berawal hanya bekerja sebagai pedagang dan penjudi, meluas dan berkembang ke dalam bisnis lainnya, seperti perjudian, penyelundupan narkotika, dan prostitusi. Usaha Yakuza dalam perkembangan bisnis mereka tidak lepas dari adanya perluasan jaringan yang mereka buat dengan pihak-pihak luar yang terkait dan cara kerja Yakuza agar semua bisnis mereka dapat terus berjalan. Skripsi ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis. Melalui analisis ini, terlihat cara dan sistem yang di gunakan Organisasi Yakuza sebagai organisasi kriminal agar bisnis mereka dan keberadaan Yakuza di dalam masyarakat Jepang terus berkembang. Yamaguchi-gumi, organisasi Yakuza terbesar di Jepang menjadi pembahasan di dalam skripsi ini.

Yakuza, as a criminal organization in Japan, started off with trading and gambling, which then expand to other businesses such as smuggling drugs and prostitution. In developing their business, The Yakuza expand their business networks with other interconnected parties within their business scope. And to make sure that their business continues to run, the attitude of The Yakuza is also important. This is a qualitative research that uses the descriptive-analytic method. This analysis shows the ways and system that are being used by The Yakuza as a criminal organization, in order to attain their business and to flourish their existence in the Japanese Society. As the biggest Yakuza organization, Yamaguchi-gumi became the main of this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emmy Halim
2010
T37668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanny Septimawan Sutopo
"Tulisan ini berupa etnografi deskripsi dengan menggunakan data kualitatif tentang komuniti bendega yang berada di pinggiran Danau Tamblingan Bali, yang terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama, berisi pendahuluan dan latar belakang komuniti bendega. Bagian kedua, berisi uraian tentang sejarah pariwisata Bali dengan dinamikanya di daerah Tamblingan. Sedangkan bagian ketiga, berisi uraian tentang permasalahan yang diangkat.
Sehingga tulisan ini sesuai dengan permasalahan mengungkapkan tentang adanya pengaruh turisifikasi budaya dalam menghadapi dinamika pariwisata terhadap eksistensi komuniti bendega di Danau Tamblingan Bali. Permasalahan penelitian dibangun melalui 3 (tiga) variabel besar, yaitu pariwisata, akulturasi yang di dalamnya mengandung konsep turisifikasi budaya dan eksistensi komuniti bendega, Ketiga variabel ini dijabarkan keterkaitannya melalui konteks-konteks dari rangkaian peristiwa yang terjadi pada komuniti bendega di banjar Tamblingan Bali. Uraian tentang dinamika pariwisata dihadirkan dalam bentuk sejarah kepariwisataan, mulai melihat sejarah pariwisata Bali sampai dengan dinamika pariwisata di Danau Tamblingan dengan sekaligus menampilkan contoh-contoh kegiatan pariwisata di daerah ini. Sebelum masuk pada pembahasan turisifikasi budaya, diterangkan dahulu tentang teori terkait, yakni teori akulturasi (acculturation) di mana merupakan alur untuk masuk pada pembahasan tentang turisifikasi budaya dengan dilandasi oleh konsep tourisification-nya Picard. Adanya turisifikasi budaya yang dilakukan oleh komuniti bendega ditunjukkan dengan jelas melalui contoh bentuk-bentuk tindakan warga komuniti ini dalam "merekayasa" budaya mereka sedemikian rupa untuk suatu kepentingan pariwisata. Hasil dari turisifikasi budaya yang dilakukan oleh warga berupa keuntungan-keuntungan yang diterima oleh komuniti bendega tersebut, seperti keuntungan secara financial, memperkuat posisi masyarakat dalam periwisata sehingga mendapatkan keterikatan dengan keberlangsungan pariwisata, dan keuntungan lainnya adalah keuntungan kultural, yaitu lebih terpeliharanya budaya bendega. Dengan demikian dapat terlihat keterkaitan antara turisifikasi budaya dalam menghadapi pariwisata di mana sejumlah keuntungan diperoleh oleh komuniti bendega, dan eksistensi komuniti pendukung adat budaya ini.
Pada bagian akhir tulisan, dengan mengacu pada proposisi yang dibuat dan permasalahan penelitian menghadirkan konsep kepariwisataan yang terjadi pada komuniti bendega di Danau Tamblingan yang merupakan pengembangan dari konsep yang dibangun oleh Picard tentang tourisification pada masyarakat Bali. Tiga saran telah diberikan berkaitan dengan penelitian ini. Pertama, bagi pihak Pemerintah Daerah diharapkan untuk segera menentukan arah kebijakan yang tepat dan ideal berkaitan dengan perkembangan pariwisata di daerah ini dan kondisi masyarakat setempat. Kedua, bagi warga komuniti bendega diharapkan untuk lebih membuka diri terhadap pengetahuan yang berkembang demikian cepat agar dapat memahami kondisi kemasyarakatannya dalam posisi bagaimanapun untuk bisa melangkah ke depan secara lebih baik. Bagi pengembangan kajian Antropologi Pariwisata untuk mencapai kajian yang membawa manfaat banyak dalam penerapannya, disarankan agar institusi pendidikan pariwisata juga belajar tentang kajian ilmu Antropologi Pariwisata ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Suca Sumadi
Bali: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2013
306.8 WAY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dien Soufiany
"Setelah Perang Dunia II, akibat kebijakan sekutu, zaibatsu dibubarkan kemudian berubah menjadi keiretsu. Keiretsu muncul diikuti dengan perkembangan perekonomian yang pesat. Dengan demikian di dalam perkembangan perekonomian Jepang keiretsu memiliki pengaruh. Pengaruh keiretsu terhadap perkembangan perekonomian Jepang inilah yang akan dibahas dalam skripsi ini dengan tujuan agar pengaruh keiretsu dapat dipahami dengan baik. Sistem keiretsu yang memiliki jaringan kerja sama yang baik ini diterapkan dalam perusahaan-perusahaan industri Jepang. Sehingga perusahaan-perusahaan tersebut dapat meningkatkan ekspor industri dan turut mendorong perkembangan perekonomian Jepang dan meningkatkan GNP Jepang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Destin Nurafiati Ristanti
"Bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok masyarakat belum tentu sama dengan yang dipakai oleh kelompok masyarakat lainnya. Salah satu kelompok masyarakat yang menggunakan kosa kata tertentu adalah kelompok masyarakat yakuza yang ada di Jepang. Kelompok masyarakat ini menggunakan kosa kata yang tidak sama dengan kosa kata yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya dengan alasan menjaga rahasia yang ada di dalam kelompok mereka. Dengan tujuan ini, maka bahasa rahasia atau ingo (_B__) kemudian diciptakan. Bahasa rahasia ini kemudian digunakan secara luas oleh kelompok yang menciptakan bahasa rahasia tersebut. Yakuza dapat dilihat melalui cerita yang ada suatu drama televisi. Cerita yang diangkat ke dalam sebuah drama televisi Jepang ada kalanya terinpirasi dari kejadian yang sesungguhnya terjadi, begitupun halnya dengan cerita mengenai yakuza. Oleh karena itu, yakuza yang ada di dalam drama televisi sudah sewajarnya mengikuti hal-hal yang biasa dilakukan oleh yakuza yang sebenarnya.

Abstract
A language which is used by a society group is not similar with language used by other groups. One of the society groups using certain language is yakuza group which exist in Japan. This kind of society use different language in order to keep group`s secret from outside world. Therefore, hidden language or ingo (_B__) was created. A group which has created some hidden language speaks using this language commonly. Yakuza could be seen within drama stories in television. This story sometimes inspired by real things in a real life. The same thing also happens in yakuza story in television. Therefore, yakuza in drama television stories naturally imitate activity, language, and other things usually done by the real yakuza
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13709
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Farhan
"Organisasi kriminal sering diceritakan melakukan kejahatan terselubung dalam kerahasiaan dan melanggar sesuatu yang sudah diatur oleh aturan hukum yang telah lama ditetapkan. Salah satu dari organisasi kriminal tersebut adalah Yakuza. Yakuza adalah nama yang digunakan untuk menyebut sindikat kejahatan terorganisir di Jepang. Bisnis utama Yakuza pada dasarnya sama dengan organisasi kejahatan pada umumnya: perdagangan narkoba, penyelundupan, pelacuran, perjudian, dan pemerasan. Pada tahun 1992, kebijakan Anti-Boryokudan atau Botaiho membuat arus bisnis Yakuza menjadi lebih sulit dan mengurangi pendapatan mereka, sehingga mengurangi kegiatan ilegal yang biasa mereka lakukan. Hal ini akhirnya membuat kedudukan mereka semakin tersingkir dalam tatanan masyarakat Jepang.

Criminal organizations are often committing crimes hidden in secrecy and violate something that has been regulated by long-established legal rules. One of these criminal organizations is the Yakuza. Yakuza is a name used to refer to the organized crime syndicates in Japan. The Yakuza's main business is basically the same as the general crime organizations: drug trafficking, smuggling, prostitution, gambling, and extortion. In 1992, the Anti-Boryokudan or Botaiho policy made the Yakuza business flow more difficult and reduced their income, thereby reducing the illegal activities they used to do. This eventually made their position more and more marginalized in the fabric of Japanese society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sayidiman Suryohadiprojo
Jakarta: UI-Press, 1987
952 SAY b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sayidiman Suryohadiprojo
Jakarta: UI-Press, 1982
915.2 SAY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>