Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52697 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuraini
"Penyajian komposisi aspek-aspek pengajaran dan kebahasaan di dalam buku ajar Al- `arabiyat-u Lilna:syi?i:in jilid I dan II yang terdiri atas bacaan berupa teks dan dialog, Daftar kata berupa noun, verba, dan partikel, struktur kalimat berupa struktur yang ada dalam setiap bab, jenis kalimat, dan kala, serta latihan-latihan yang termuat dalam buku ajar tersebutPerluasan kalimat dalam bahasa Arab dapat diklasifkasikan menjadi perluasan unsur kalimat dan perluasan kalimat. Perluasan unsur kalimat adalah meluasnya inti kalimat, yaitu perluasan unsur subjek, perluasan unsur predikat, perluasan unsur objek, dan perluasan unsur pelengkap. Sedangkan perluasan kalimat dapat dilakukan dengan penambahan keterangan, yaitu keterangan waktu, tempat, tujuan, cara, penyerta, alat, similatif, penyebaban, dan kesalingan. Serta penambahan noinina vokatif, berupa panggilan atau sapaan terhadap seseorang.Analisis Perluasan Kalimat dalam Bahasa Arab dilakukan dengan menggunakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis, baik linguis Arab maupun non-Arab. Setelah teori-teori itu di peroleh hasil analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis.Analisis perluasan kalimat dalam bahasa Arab bertujuan memerikan perluasan kalimat dalam bahasa Arab, serta menganalisis proses pernbentukannya dan konstituen yang membutuhkannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arisson Hendry
"ABSTRAK
Kalimat Emfatik adalah kalimat yang mengandung fokus atau pusat penekanan agar apa yang disampaikan si penuturnya mempunyai maksud yang sama dengan si penerima. Hal tersebut dilakukan karena dimungkinkan si penerima mempunyai maksud lain dari si penuturnya. Hal tersebut dilakukan untuk menegaskan maksud yang sebenarnya.
Di dalam skripsi ini ditampilkan cara-cara menegaskan kalimat melalui alat-alat sintaksis yang dapat meng_afirmasikan bagian kalimatnya. Alat-slat sintaksis yang mempunyai relevansi dalam skripsi ini adalah berupa kata-kata khusus seperti /nafs/ untuk menegaskan substansi atau sosok yang sebenarnya, /kila/ atau kilta/ kull/, dan sejenisnya untuk menegaskan makna jumlah atau yang menyatakan sifat keseluruhan dan yang berupa bentuk pengulangan dengan menggunakan bagian kalimat itu sendiri. Kata-kata tersebut lalu diberi pronomina sufiks yang mengacu kepada konstituen yang difokuskan.
Kesimpulan dari tulisan ini menyatakan bahwa struktur atau pola kalimat emfatik yang ditemukan dalam bahasa Arab ternyata merupakan peristiwa tetap yang harus dipatuhi oleh setiap pemakai bahasa dan didukung pula oleh kasus (tanda vokal)nya.

"
1990
S13188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida
"Kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi sintaktis yang diduduki klausa subordinatif menjadi kalimat majemuk bertingkat dengan subordinat berfungsi subjek, subordinat berfungsi objek, dan subordinat berfungsi adverbial. Analisis kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis, baik (linguis Arab maupun non Arab). Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis. Analisis kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab ini bertujuan untuk memerikan kalimat majemuk bertingkat dalam bahasa Arab, serta menganalisis proses pembentukan, pola dan konstituen yang membentuknya."
2000
S13253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurjannah Wulan Sari
"Kata tanya 'a/ dalam kalimat interogatif bahasa Arab dapat dildasifikasikan menjadi bentuk pertanyaan pillihan (tasawwur) dan pertanyaan non pilihan (tasdiq). Pertanyaan non pilihan ini juga dapat dildasifikasikan berdasarkan ada tidaknya unsur negasi dalam kalimat interogatif tersebut sehingga menjadi tasdiq positif yaitu kata tanya 'a/ tidak diikuti unsur negasi dan tasdiq negatif yaitu kata tanya 'a/ diikuti unsur negasi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S13411
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RS. Bronto Laras
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi objektif tentang bentuk-bentuk dan struktur kalimat Ta'ajjub bahasa Arab, serta komponen-komponen penyusun_nya.
Pengumpulan data dilakukan dengan mencari kalimat_-kalimat yang tergolong kalimat Ta'ajjub dalam cerpen-_cerpen karangan Al-Aryan, kemudian mengelompok kannya.
berdasarkan data yang terkumpul, hasilnya menunjuk_kan ada dua kelompok besar kalimat Ta'ajjub. Kelompok pertama adalah kalimat Ta'ajjub yang berpola (TYB] . Kalimat ta'ajjub yang berpola dapat dibedakan secara langsung berdasarkan bentuknya. Yang termasukkelompok ini adalah kalimat Ta'ajjub yang mengikuti pola ta'ajjub Adapun kelompok yang kedua adalah kalimat, Ta'ajjub yang tidak berpola(TYTB) , yang dibedakan berdasarkan konteks. Kalimat Ta'ajjub yang tidak berpola ada empat macam, yaitu : kalimat TYTB dengan kata tanya. partikel /inna/, /ya, dan /wai han/.

"
1995
S13213
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Romlah
"Kalimat kondisional adalah kalimat yang tersusun dari dua buah klausa, yaitu klausa protasis dan klausa apodosis. Klausa protasis adalah klausa yang menyatakan syarat, sedangkan klausa apodosis adalah klausa yang menyatakan akibat. Subordinator syarat dalam kalimat kondisional bahasa Arab terdiri atas berbagai macam, salah satu di antaranya partikel /in/. Pada kalimat kondisional bA, tingkat realitas/kemungkinan pemyataan syarat pada klausa protasis dapat terpenuhi atau tidak ditentukan oleh subordinator syaratnya. Dalam hal ini, subordinator /in/ mengandung makna bahwa pernyataan syarat pada protasisnya sulit untuk dipenuhi atau dilaksanakan, akan tetapi masih ada kemungkinan untuk dipenuhi. Pengumpulan data dalam skripsi ini dilakukan dengan mencari ayat-ayat yang mengandung subordinator syarat /in/, kemudian diklasifikasikan menurut pola-_pola yang terbentuk dalam struktur gramatikalnya. Lalu, data tersebut dianalisis secara sintaktis, yang meliputi keterikatan subordinator /in/ dengan klausa nominal dan klausa verbal, aspek dan modus verbanya, serta posisi klausa protasis dan apodosisnya. Melalui analisis yang telah dilakukan, ditunjukkan bahwa subordinator /in/ dapat terikat dengan klausa verbal dan klausa nominal. Pada protasis, keterikatan /in/ dengan klausa nominal dapat terjadi apabila klausa protasis tersebut diawali oleh verba bantu /kana/. Hanya terdapat satu kalimat dalam Al-Quran yang menunjukkan /in/ diikuti oleh nomina tanpa verba bantu /kana/. Analisis data tersebut juga menunjukkan bahwa posisi klausa protasis dapat mendahului apodosisnya atau berada sesudah klausa apodosis. Selain itu, subordinator /in/ dapat mempengaruhi modus verba yang mengikutinya, yaitu menjadikan verba mudari bermodus jusif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikhsan
"Struktur kalimat, ditinjau dari segi kesederhanaan bangun atau bentuk dan kelengkapan dasarnya, terbagi ke dalam dua bagian besar, yaitu kalimat dasar yang memiliki bangun yang sederhana serta jumlah yang terbatas, dan kalimat transformasi (atau kalimat derivasi, kalimat turunan) memiliki jumlah, yang boleh dikatakan tidak terhingga. Skripsi bertujuan untuk menentukan frekuensi pemunculan bentuk-bentuk kalimat dasar dalam salah sebuah cerita, dari kumpulan cerita seribu satu malam. karya Kamil Kailani. Dari wacana tadi, diperoleh jumlah keseluruhan kalimat sebanyak 204 buah kalimat. Dari jumlah kalimat sebanyak itu, yang memenuhi kriteria kalimat dasar hanya berjumlah 74 buah kalimat. Beberapa tahap analisis yang dipergunakan adalah, menentukan pola-pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, memiLah seluruh kalimat yang berjumlah 204 buah, ke dalam dua bentuk, yaitu kalimat dasar dan bukan kalimat dasar. Selanjutnya, menentukan kelompok-kelompok kata atau Frase bagi masing-masing kalimat dasar, kemudian memolakannya. Proses terakhir adalah mensubtitusikanpola-pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, ke dalam pola-pola kalimat dasar bentukan tadi. Dan rangkaian proses analisis di atas, diperoleh sepuluh buah pola kalimat dasar yang dominan dalam bahasa Arab, masing-masing tiga buah pola dalam kalimat nominal, dan tujuh buah pola dalam kalimat verbal. Perbandingan antara kalimat dasar dan bukan kalimat dasar di dalam wacana atau data, adalah 1 2,8. Bila diambil angka rata-ratanya, pemunculan I (satu) buah kalimat dasar terjadi di antara 3 (tiga) buah kalimat bukan kalimat dasar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maimunah
"Penelitian mengenai kalimat di dalam peribahasa Arab, Didasari pandangan adanya keanekaragaman struktur kalimat didalam peribahasa Arab. Tujuannya ialah untuk mangetahui struktur kalimat di dalam peribahasa Arab. Data diambil dari buku 'Peribahasa Bahasa Arab' yang diambil secara barurutan sebanyak 180 data, dari no. 1 s/d 180. Hasilnya menunjukkan bahwa, 70,56 % berupa kalimat lengkap bertipe deklaratif, adapula yang ber_tipe imperatif, 24,44 % berupa kalimat tidak leng_kap, yang ditandai dengan adanya satu unsur atau le_bih yang tidak diungkapkan dalam kalimat dan 5 % berupa kelompok kata."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13271
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ihsan
"Bahasa Arab memiliki pola tertentu pada bentuk verba pasif. Berdasarkan segi pelakunya (agen), verba terbagi atas verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ dan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/. Pada kalimat dengan verba aktif atau /al-fi?lu al-ma?lum/ yaitu apabila pelaku perbuatan disebutkan dalam kalimat tersebut. Sedangkan pada kalimat dengan verba pasif atau /al-fi?lu al-majhu:l/ yaitu apabila pelaku tindakan tidak disebutkan dalam kalimat tersebut. Analisis Struktur dan Wacana Kalimat Verba Pasif menggunakan teori structural dan wacana yang dikemukakan Cantarino, Zainudin Mansur dan Eriyanto. Yang menjelaskan tentang perubahan kalimat verba pasif secara morfologis, kedudukan subjek kalimat pasif, dan alasan serta dampak dengan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat yang menggunakkan verba pasif. Melalui tahapan tersebut, diharapkan dapat diketahui sturktur dan fungsi kalimat verba pasif dalam al-Qur?an dan Hadis. Hasil dari analisis ini disimpulkan bahwa verba dengan konstruksi pasif melibatkan proses morfologis dengan vokalisasi internal stem. Konstruksi pasif tidak hanya melibatkan verba transitif tetapi juga ditransitif dengan catatan objek pertama, kalimat aktiflah yang dapat menjadi kalimat pasif yang dimarkahi dengan kasus nominatif, sedangkan objek kedua pada kalimat aktif tetap dimarkahi dengan kasus akusatif. Selain itu konstruksi pasif juga ditemukan pada kalimat dengan verba berpreposisi. Dari korpus data yang ditemukan alasan tidak dimunculkannya pelaku perbuatan dalam kalimat verba pasif terdiri atas: a) Tak perlu dimunculkan karena sudah diketahui siapa pelakunya b) Tak mungkin dijelaskan karena tidak tahu siapa pelakunya c) Untuk tujuan menyembunyikan d) Untuk menghormati pelakunya Pembentukkan kalimat berkonstruksi pasif mempunyai maksud tersendiri yang ingin disampaikan dari penutur atau penulis, yaitu untuk menekankan suatu berita pada diri objek atau pihak yang dikenai suatu tindakkan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13256
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irzanova, Alicia
"Kalimat merupakan salah satu satuan sintaksis. Kalimat bukanlah deretan kata yang dirangkai sesuka hati pemakainya, melainkan merupakan rangkaian yang berstruktur. lni berarti untuk memahami suatu ujaran atau menghasilkan ujaran yang dapat dipahami lawan bicara, orang tidak saja memperhatikan kata-kata beserta maknanya, melainkan juga makna gramatikal rangkaian kata-kata. Salah satu yang menentukan makna gramatikal adalah bentuk kalimat. Bahasa pada umumnya memiliki dua bentuk kalimat, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Setiap bahasa memiliki perubahan yang khas yang terjadi pada transformasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Dalam skripsi ini yang akan dibicarakan adalah kalimat pasif dalam Bahasa Mandarin. Skripsi ini juga membicarakan dan memberi informasi baru mengenai kalimat yang dalam beberapa buku tata bahasa Mandarin disebut sebagai kalimat pasif makna. Skripsi ini terdiri dari lima puluh empat halaman isi dan sepuluh halaman lampiran data"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>