Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119163 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Enizar Muaz
"ABSTRAK
Jam'iyyat Al Khayr lebih dikenal dengan sebutan nama Jamiat Kheir, didirikan di Jakarta pada tanggal 17 Juli 1905 M. Pendiri organisasi ini adalah Sayid Muhammad Al-Fakhir ibn ' Ab d Al Rahman Al Mashhur, Sayid Muhammad ibn 'Abd Allah ibn Sihab,Sayid Idrus ibn Ahmad ibn Sihab dan Sayid Shaykhan ibn Sihab.
Organisasi ini terbuka bagi setiap muslim tanpa perbedaan asal usul, walaupun kebanyakan anggotanya adalah orang Arab. Beberapa tokoh masyarakat Indonesia, antara lain : K.H. Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, R. Hasan Djajadi-ningrat, saudara dari Prof. Husein Djajadiningrat, dan H.0-S. Tjokroaminoto, pendiri Sarikat Islam adalah anggota Ja_miat Kheir pada tahun 1910 M. Mereka hanya merupakan ang_gota-anggota pasif saja.Pemimpin dan anggota organisasi ini umumnya adalah orang..

"
1986
S12909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nilmanjaya
"Pondok modern Darussalam Gontor yang muncul aejak tahun 1926 merupakan lembaga pendidikan Islam yang maju sampai sekarang merupakan pelopor pembahruan pendidikan pondok pesantren secara modern. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada cara pendidikan dan penajaran yang ada di pondok Gontor, serta sejarahnya dan pengajaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13330
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moehamad Sahri
"Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh muslimin dari. Gujarat, India; disiarkan secara damai tanpa ada paksaan atau perang. Kemudian dilanjutkan oleh pemuka-pemuka masyarakat setempat yang dikenal dengan sebutan wali. Para wali menyiarkan agama Islam dengan arif dan bijaksa_na. Tradisi yang hidup dan berkembang dalam masyarakat tidak sepenuhnya dihilangkan sepanjang tidak bertentangan dengan syariat Islam, bahkan adat istiadat itu dipelihara dan dikembangkan, disesuaikan atau diisi dengan ajaran agama Islam, seperti pagelaran wayang dan selamatan. Maka wajarlah kalau hingga sekarang masih banyak adat istiadat yang dilakukan oleh orang Islam. Dengan cara tersebut di atas banyak orang yang memeluk agama Islam dengan suka rela, bahkan ingin mempelajari ajaran-ajarannya secara mendalam. Itu dilaksanakan di rumah-rumah dan masjid-masjid; yang lama kelamaan berkembang menjadi pondok pesantren. Dalam sistem pengajaran yang dipergunakan di pondok pesantren terdapat dua cara, yaitu: Cara bandongan, yaitu seorang kiai menentukan kitab yang akan dikaji oleh para santrinya. Setelah itu pada waktu yang telah ditentukan, biasanya sesudah salat subuh..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13307
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdi Syarif
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Wasrun
"Mohammad Natsir (lahir 1908) adalah seorang pembaharu Islam yang dikenal sangat keras alirannya dan tajam penanya. la adalah seorang muslim yang taat, saleh dan zuhud. Puncak karirnya diperoleh ketika ia menjabat se_bagai Perdana Menteri dalam Kabinet Republik Indonesia Kesatuan pertama dari tanggal 6 September 1950 - 27 April 1951. Sebelum menjadi Perdana Menteri ia sempat tiga kali menduduki jabatan Menteri Penerangan berturut-turut: a) dalam Kabinet Syahrir II dari tanggal 12 Maret 1946 - 2 Oktober 1746; b) dalam Kabinet Syahrir III dari tanggal 2 Oktober 1946 - 27 Juni 1947 dan c) dalam Kabinet Hatta I dari tanggal 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1949. Sesudah menjabat Menteri Penerangan, jabatan selanjutnya adalah Ketua Umum Partai Masyumi dari tahun 1949 - 1958. Natsir adalah salah seorang murid A. Hassan. Menurut pengakuannya sendiri, ia banyak dipengaruhi oleh cara hidup A. Hassan yaitu dalam kesederhanaan, rasa keakraban bersahabat, keikhlasannya, penghargaannya kepada tamu dan setiap orang. Natsir memulai hidupnya dalam dunia karang-mengarang. Di Bandung ia mengarahkan bakatnya menjadi guru dan wartawan. Pada tahun 1932 ia memasuki dan menjadi pendorong J. I.B. (Joni Islamieten Bond), suatu perkumpulan Pemuda Islam yang anggotanya umumnya terdiri dari pelajar-pelajar berpendidikan Barat dan berjiwa Islam. Tujuan perkumpul_an ini adalah untuk lebih mendalami apa yang dikehendaki Islam tentang masyarakat. Karangan-karangan Natsir tentang Islam di dalam bahasa Belanda banyak memberi aliran baru bagi para pelajar dan kaum terpelajar yang ingin mengenal Islam yang sebenarnya. Ia menerangkan soal-soal Islam se_cara popular yang biaa diterima oleh mereka. Sebagai seorang pembaharu, ia sangat menonjolkan akal. Baginya akal memnunyai kedudukan yank; tinggi dalam Islam. Ia banyak mengupas masalah akal dipandang dari ajaran-aja_ran dan ruh agama Islam yang hakiki. Natsir dikenal sebagai orang yang ahli agama dan po_litik. Namun ia juga seorang pemikir dalam bidang pen_didikan. la mempunyai cita-cita yang agung mengenai pen-didikan, yaitu hendak membangun satu siatem pendidikan yang sesuai dengan hakikat ajaran Islam. Menurut pendapat_nya, siatem pendidikan Islam bertujuan menciptakan manusia yang seimbang antara kecerdasan otaknya dengan keimanannya kepada Allah dan Rasul. Seimbang ketajaman akalnya dan kemahiran tangannya untuk bekerja. Dalam tulisan ini akan dikemukakan pandangan Natsir mengenai peranan akal di dalam Islam dan gagasannya menge_nai pendidikan Islam serta usaha-usahanya di dalarn merealisasikan gagasan pendidikan Islam itu. Sepengetahuan pe_nulis, pandangan Natsir mengenai akal di dalam Islam belum ada yang membahas, kecuali hanya diainggung sedikit. Itu pun ditempatkan pada bagian kesimpulan dan dalam rangka membedakan antara golongan tradisi dan golongan pembaharuan? Tulisan ini akan mencoba membahasnya lebih mendalam lagi, yaitu dalam kaitannya dengan ide-ide pembaharuan. Demikian juga pandangan Natsir mengenai pendidikan Islam. Yang terakhir ini menurut pengamatan penulis belum ada yang membahas sama sekali. Apalagi pembahasan yang me_nyeluruh tentang ide-idenya dan usaha-usaha nyata di dalam merealiaasikan pendidikan Islam itu. Membahas pikiran-pikiran Natsir tentang akal dan pen_didikan Islam merupakan suatu kebutuhan. Sebab pikiran-pikiran Natsir masih relevan dan merupakan landasan untuk memahami perkembangan pembaharuan Islam di Indonesia, khu_susnya pemikiran tentang akal dan pendidikan Islam. Penulis memang tertarik terhadap masalah-masalah Islam, khususnya yang beraliran modern. Hal ini mungkin disebabkan oleh Latar belakang penulis sendiri yang walau_pun berasal dari kalangan Islam tradisi, namun ingin mengetahui lebih dalam mengenai hakikat ajaran-ajaran Islam. Sebagaimana A. Hassan, gurunya, Natsir dikenal sebagai orang yang sangat keras di dalam mengemukakan gagasan-ga_gasan keislaman. Gagasan Natsir patut dikemukakan karena telah melampaui sekedar menjalankan cara-cara modern dan praktis dalam memajukan masyarakat Islam dengan mencoba mengkombinasikannya dengan ide Barat dan Modern."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12442
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Supriatna
"Penelitian mengenai organisasi Al-Ittihadiyyah Al-Islamiyyah (AII) telah dilakukan di Sukabumi, Majalengka, Bandung dan Jakarta pada bulan April 1990-Desember 1990. Tujuannya adalah untuk mengungkapkan keberadaan organisasi ini di masa lalu sebagai suatu organisasi keagamaan (Islam) yang bercorak modern yang kemudian berfusi dengan organisasi yang serupa yaitu Persyarikatan Ulama Majalengka dan akhirnya keduanya menjadi organisasi Persatuan Umat Islam (PUI) hingga kini. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustaka_an disertai penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara. Wawancara mendalam dilakukan terhadap Owik Syarkowi, aktifis AII di Sukabumi; dengan Najmuddin Sanusi, putra K. H. Ahmad Sanusi dan S. Wanta, Pengurus Besar PUI di Majalengka. Pada hakekatnya hasil observasi, wawancara dan studi kepustakaan membuktikan bahwa organisasi AII yang didirikan oleh K.H. Ahmad Sanusi merupakan organisasi masa yang dalam paham keagamaan sangat berhasil mempertahankan paham tradisional; sedangkan dalam bidang pendidikan dan sosial menjadi gerakan pembaharuan yang dapat dikatakan serupa dengan gerakan Muhammadiyah. Dalam era pembaharuan Islam di Indonesia pada awal abad XX ini, AII merupakan satu-satunya wadah yang dapat diterima untuk mempersatukan umat Islam Priangan Barat, terutama Sukabumi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Rajawali, 1992
297.09 ISL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 is a law that manage all of educational system, included Islamic educational system. Based on the law, Islamic educational implementation in general school has streght and weakness. The streght of it is Islamic educational implementation as a element of the education system can help to reach the national education purpose. Meanwhile, its weakness can find for several aspect such educational result, matter and time allocation, Islamic religion teacher, environment, and Islamic learning methodology"
TAA 1:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Direktorat PTK-PNF, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia merupakan sutau bangsa yang masyarakatnya majemuk. Kemajemukan itu terbentuk ,antara lain karena beragamnya latar belakang bangsa dalam hal suku ,agama,ras dan golongan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>