Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6979 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hesti Indah Lestari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna peribahasa bahasa Arab, yang meliputi empat permasalahan pokok, yaitu: (1) bagaimana mengetahui makna leksikal yang terdapat di dalam peribahasa bahasa Arab, (2) bagaimana mengetahui makna asosiasi peribahasa bahasa Arab, (3) bagaimana menyimpulkan makna kias peribahasa bahasa Arab, (4) apakah ada padanan peribahasa bahasa Arab sebagai bahasa sumber di dalam peribahasa bahasa Indonesia sebagai bahasa sasaran.
Prosedur analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (I) inventarisasi data peribahasa yang bertema mencela dan memuji dalam kitab Fara'idu I-Adab, (2) klasifikasi data ke dalam jenis dan tema masing-masing, (3) analisis data, (4) penyajian hasil analisis.
Analisis semantis makna peribahasa bahasa Arab menunjukkan bahwa data peribahasa bertema mencela yang berjumlah 382, dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis peribahasa, yaitu: (1) ibarat yang memiliki jumlah terbesar, yaitu 207 data, (2) pepatah, jumlahnya sebanyak 125 data, (3) perumpamaan berjumlah 50 data. Sedangkan pada jenis bidal dan pemeo, sama-sama tidak ditemukan pada., data peribahasa bertema mencela.
Analisis semantis makna peribahasa bahasa Arab bertenta memuji yang berjumlah 152 data, juga dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis peribahasa, yaitu: (I) jenis ibarat yang berjumlah 102 data, (2) jenis pepatah berjumlah 35 data, dan (3) jenis perumpamaan berjumlah 15 data. Pada tema ini juga tidak ditemukan jenis bidal dan pemeo.
Di dalam kitab Fara'idu I-Adab terdapat 534 data peribahasa yang bertema mencela dan memuji. Jumlah ini merupakan tema yang sangat produktif dibandingkan tema nasihat dan ancaman. Dari hasil analisis semantis dapat disimpulkan bahwa untuk memahami makna peribahasa tidak mungkin hanya mengetahui makna leksikal masing-masing kata yang ada di dalamnya, karena makna peribahasa adalah sebuah kasus unik yang harus dipahami makna asosiasi, makna kias, dan padanannya dalam peribahasa bahasa Indonesia. Makna peribahasa akan lebih jelas terlihat bila dimasukkan pada situasi digunakannya, atau dapat diklasifikasikan berdasarkan tema dan jenisnya

"
1999
S13226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raviyanto
"ABSTRAK
Peribahasa dalam skripsi ini dipahami sebagai kalimat atau penggalan kalimat yang telah membeku bentuk, makna, dan fungsinya dalam masyarakat; bersifat turun temurun; dipergunakan untuk penghias karangan atau percakapan, penguat maksud karangan, pemberi nasihat, pengajaran atau pedoman hidup. Bentuknya bisa berupa kata majemuk, frase, dan klausa. Dari ribuan peribahasa terdapat peribahasa yang mempergunakan kata organ tubuh. Data organ tubuh ini cukup banyak ditemukan dalam kalimat peribahasa. Data organ tubuh ini menarik untuk diteliti karena berkaitan secara langsung dengan organ tubuh manusia. Jadi merupakan hal yang dekat dengan manusia. Dari sini penulis beranggapan bahwa ada hubungan tertentu antara kata-kata organ tubuh tersebut dengan aktivitas manusia. Dari sejumlah data peribahasa yang diteliti terdapatlah hubungan bahwa kata-kata dengan organ tubuh itu menvatakan fungsi dari organ tubuh tersebut. Organ tubuh mulut untuk berbicara, organ tubuh kaki dan tangan untuk bekerja. Kemudian penulis memutuskan untuk meneliti satu jenis organ tubuh saja, yaitu tangan. Di sini tangan dipilih sebagai contoh untuk menganalisis organ tubuh yang lain. Analisis yang penulis lakukan berdasarkan pola aktif dan pola pasif. Pola ini mengambil peribahasa dalam bentuk klausa. Jadi peribahasa dengan bentuk kata majemuk dan frase tidak dianalisis."
1996
S10977
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"ulisan ini akan membicarakan dua masalah yang berkaitan dengan penggunaan peribahasa. Masalah pertama menyangkut pertanyaan: Makna nonproposisional apa yang tersandi dalam suatu peribahasa? Masalah kedua, dalam konteks bagaimana peribahasa itu digunakan? Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, tulisan ini akan mendeskripsikan makna nonproposisional yang tersandi dalam peribahasa. Makna nonproposisional itu akan diamati berdasarkan teori semantik linguistik (Lyons, 1995), yang menganalisis makna berdasarkan trikotomi sistem-proses-hasil. Menurut Lyons, penuturan kalimat pada hakikatnya adalah melakukan tindakan kompleks yang menghasilkan signal bahasa berupa inskripsi tuturan yang dapat dikenali dan bermakna. Tindakan kompleks itu melibatkan tiga jenis tindakan yakni (a) tindakan penghasilan inskripsi, (b) tindakan penghasilan kalimat, dan (c) tindakan pengkontekstualan kalimat. Seorang yang menuturkan suatu kalimat akan menghasilkan proposisi dan daya ilokusi. Oleh sebab itu, Lyons membedakan penuturan kalimat dari pernyataan proposisi dan membedakan penuturan kalimat dari penghasilan inskripsi tuturan. Berdasarkan data yang dianalisis, terdapat 6 macam makna yang tersandi dalam nasihat, yakni (1) harus bekerja keras, (2) harus gigih, (3) harus pandai menyesuaikan diri, (4) harus sabar, (5) jangan menganggap remeh sesuatu, dan (6) harus berhemat."
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sri R. Wahyu Endah P.
"Salah satu aspek progresif dalam Bahasa Inggris adalah aspek progresif. Aspek ini dinyatakan oleh infleksi -ing pada verbanya yang mempunyai ciri khusus yaitu kesementaraan atau kegiatan yang sedang berlangsung. Namun ternyata ada beberapa makna lain yang dapat kita perikan dengan melihat verha progresif menurut fitur Semantis verbanya. Jernis aspek yang penulis teliti dalam skripsi ini adalah aspek progresif kala kini. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan berbagai macam makna aspek progresif kala kini yang terdapat dalam setiap tinjauan Willy Loman ditinjau dari fitur semantis verbanya. Disamping itu penulis bermaksud memberikan pemahaman kepada para pembaca bahwa aspek progresif kala kini bukan hanya mengacu kepada kesementaraan raja tetapi banyak nuansa makna yang dapat diberikan dari aspek, progresif kala kini. Penulis tertarik untuk menyempurnakan drama Death of a Salesman sebagai data karena penulis melihat adanya potensi yang yang besar dari drama ini untuk diteliti yaitu banyaknya ujaran yang berpola progresif kala kini yang diucapkan oleh Willy Loman. Data dianalisis dengan menggunakan teori yang digunakan oleh Leech yang membagi-bagi makna aspek progresif menjadi beberapa kelompok menurut fitur semantis verbanya. Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa jumlah aspek progresif kala kini pada ujaran Willy Loman yang mengacu kepada kesementaraan lebih banyak daripada yang mengacu kepada makna aspek progresif yang lain."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Indah Permata Sari
"Setiap kata memiliki makna leksikal yang dapat dipahami oleh setiap orang secara umum. Namun, makna suatu kata dalam sebuah teks dapat berbeda dengan makna leksikal atau bermakna ganda, dan jika kata tersebut digunakan dalam sebuah konteks yang sesuai dengan teks tersebut, maka kata tersebut akan memiliki makna yang sesuai dengan konteks tersebut. Konteks memfilter makna suatu kata. Makna seperti ini disebut makna kontekstual. Selain itu setiap kata dalam sebuah teks dapat menggambarka4p objek atau memiliki dunia acuan yang berada di luar bahasa. Kata tersebut merupakan tanda bahasa.
Penelitian makna kontekstual dan sistem tanda bahasa dalam teks puisi Ingeborg Bachmann yang terdapat dalam buku Ich Weiss keine bessere Welt saya lakukan untuk mengetahui bagaimana makna kontekstual mencerminkan perasaan dan keadan Ingeborg Bachmann. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaitkan peranan makna kontekstual dalam pemahaman puisi Ingeborg Bachmann dengan latar belakang kehidupan Ingeborg Bachmann.
Metode penelitian yang saya gunakan adalah deskriptif-analitis, yaitu sumber data dianalisis berdasarkan teori yang digunakan. Penelitian ini menggunakan teori makna kontekstual dari Hannapel/Melenk, jenisĀ¬jenis makna dari Gustav Blanke, dan semiotik dari Van Zoest. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman suatu teks tidak cukup hanya dengan mengetahui makna leksikal saja, melainkan juga mengetahui makna ontekstualnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konteks bahasa dan konteks luar bahasa adalah unsur yang panting dalam memahami makna kontekstual suatu kata terutama dalam menganalisis karya sastra."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S15016
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alberthiene Endah Kusumawardani
"Para linguis seperti Den Hertog (1973), Van den Toorn (1976), dan Geerts. et al. (1984) mengemukakan bahwa pada dasarnya kalimat terbagi menjadi dua bagian, yakni kalimat lengkap dan kalimat tidak lengkap. Kalimat lengkap terdiri dari kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak dihadiri oleh subjek dan predikat atau salah satunya. Kalimat ini biasanya merupakan kata perintah, salam, judul, dsb. Kalimat lengkap adalah kalimat yang mengandung unsur subjek dan predikat. Sedangkan kalimat tunggal adalah kalimat lengkap yang hanya mengandung satu unsur predikat, dan kalimat majemuk adalah kalimat lengkap yang mengandung dua atau lebih unsur predikat.
Van den Toorn juga mengutarakan bahwa dalam kalimat bisa ditemukan beraneka pergeseran makna. Seperti penurunan makna, perluasan makna, dan penyempitan makna, dan gaya bahasa seperti metafora, sinestesa, ironi, eufemisme, metonimia, dan personifikasi. Dengan dasar teori tersebut dilakukan penelitian terhadap sejumlah iklan yang memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Pengumpulan korpus dilakukan dengan memilih secara acak iklan-iklan makanan dan minuman yang dimuat di majalah-majalah terbitan Belanda. Sedangkan untuk mempelajari teori, penulis inengadakan studi pustaka.
Hasil dari analisis menunjukkan bahwa iklan-iklan komersial makanan dan minuman di majalah. Belanda ternyata memiliki keanekaragaman struktur kalimat dan pergeseran makna. Iklan-iklan itu lebih banyak menampilkan kalimat tidak lengkap, dengan hanya menyebutkan nama produknya saja. Sedangkan pada iklan_iklan dengan kalimat lengkap, struktur yang paling sering ditampilkan adalah subjek + predikat + objek + keterangan. Dari penelitian semantis, diketahui bahwa kebanyakan iklan menampilkan kalimat dengan pergeseran makna."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S15854
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pamuntjak, K. St.
Jakarta: Balai Pustaka, 2004
398.8 PAM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhol Tharik
"Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman.
Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan (ii) homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (al-ism), verba (fi'il), maupun partikel (al-harf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (I) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Afdol Tharik Wastono
"Konsep kehomoniman sebagai pertalian makna antara dua atau lebih leksem yang sama bentuk merupakan gejala semesta bahasa (language universal). Konsekuensi logis munculnya gejala kehomoniman adalah ketaksaan ujaran atau kalimat yang disampaikan oleh pembicara kepada pendengar/lawan bicara. Akibat lebih jauh yang disebabkan oleh munculnya gejala kehomoniman adalah, di samping ketaksaan ujaran atau kalimat, terjadinya distorsi pesan yang ingin disampaikan. Pemahaman yang baik terhadap kehomoniman suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, dapat menghindari ketaksaan dan distorsi pesan yang terkandung dalam ujaran atau kalimat. Kajian kehomoniman dalam bahasa Arab masuk pada pokok bahasan Al-mustarak Al-lafzi (relasi makna), di samping kajian kepoliseman. Dengan memakai pendekatan teori Lyons (1996) penelitian ini memperoleh formulasi klasifikasi homonimi bahasa Arab yang terdiri atas: (i) homonimi mutlak (absolute homonymy), dan homonimi sebagian (partial homonymy). Dalam menganalisis data, penelitian ini memanfaatkan juga pendekatan analisis komponen atau medan semantik. Homonimi mutlak ditemukan pada semua kelas kata, baik nomina (al-ism), verba (fi `il) , maupun partikel (al-harf). Homonimi sebagian diperoleh berdasarkan perbedaan lingkungan gramatikal dari leksem-leksem yang homonimis, dan subklasifikasi homonimi sebagian ini terdiri atas (i) perbedaan infleksi aspektual (perfektif - imperfektif), (ii) perbedaan derivasi, (iii) perbedaan kategori gender (maskulin - feminin), dan (iv) perbedaan kategori jumlah (tunggal - jamak)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniatri Resminingsih
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 2 KUR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>