Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138246 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bustami
"Skripsi ini mencakup empat bab pembahasan. Pembahasan pokok terdapat dalam Bab III yakni mengenai penga_ruh Tarekat Sammaniyah pada masyarakat Betawi, yang meliputi upacara pembacaan Hikayat Samman serta upacara pembacaan Ratih Samman; yaitu pengaruh mela1ui mubalig, pesantren serta kitab-kitab tertentu. Pribadi Syeikh Muhammad Samman sebagai pendiri Tarekat Sammaniyah dibahas dalam Bab II, yang meliputi rangkaian silsilahnya, zikir-zikirnya serta karya-karya tulisnya. Dalam bab I, dibahas mengenai arti tarekat, dasar hukumnya, tujuan mengamalkannya, serta hubungannya dengan tasawuf. Pembahasan dalam bab ini dimaksudkan sebagai langkah pengenalan terhadap tarekat. Pembahasan tentang prospek kegiatan upacara pembacaan hikayat Samman serta prospek kegiatan upacara pembacaan Ratib Samman terdapat dalam pembahasan Bab IV sebagai bab kesimpulan dan sekaligus sebagai penutup skripsi ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando Justiciano Subandi
"Penelitian ini membahas tentang tarekat Sammaniyah di Majelis Umariyah di Kelurahan 19 Ilir, Kota Palembang. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh eksistensi tarekat Sammaniyah di Palembang sejak abad ke-18 yang mengalami pembatasan dari kolonial Belanda pada abad ke-19 dan mendapat stigma dari kalangan modernis pada abad ke-20, tetapi terdapat Majelis Umariyah yang masih bertahan melestarikan ajaran tarekat Sammaniyah di Palembang sejak 1906 sampai saat ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menelusuri latar belakang berdirinya Majelis Umariyah dan aktivitas spiritual yang dipraktikkan pada majelis tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik penelitian lapangan dan kepustakaan. Majelis Umariyah didirikan oleh Ki Kemas Haji Umar untuk meneruskan tradisi keilmuan Islam di Palembang. Majelis Umariyah mengajarkan tarekat Sammaniyah serta tradisi beratib kepada masyarakat yang dihadapkan pada tantangan zaman. Ajaran tarekat di Majelis Umariyah yang dominan pada doktrin syariat tidak dianggap bertentangan dengan kebijakan Keresidenan Belanda dan tidak sesuai dengan tuduhan kalangan modernis. Tarekat Sammaniyah yang diajarkan tidak terlalu rumit dan dapat dikerjakan pengamalnya tanpa harus meninggalkan kegiatan duniawi, sehingga dapat mencapai keseimbangan antara kebutuhan material dan spiritual.

This study discusses the Sammaniyah tariqa in Majelis Umariyah in Kelurahan 19 Ilir, Palembang City. This research was motivated by the existence of the Sammaniyah tariqa in Palembang since the 18th century which experienced restrictions from the Dutch colonial in the 19th century and was stigmatized by modernists in the 20th century, but there Majelis Umariyah strived to preserve the teachings of the Sammaniyah tariqa in Palembang since 1906 until now. Therefore, this study aims to trace the background of the establishment of the Umariyah Council and the spiritual activities practiced at the assembly. This research uses a qualitative approach by using field and literature research techniques. The Majelis Umariyah Council was founded by Ki Kemas Haji Umar to continue the tradition of Islamic scholarship in Palembang. The Majelis Umariyah taught the Sammaniyah tariqa and the tradition of beratib to people who were faced with the challenges of the modern times. The teachings of the tariqa in the Majelis Umariyah, which has a dominant Sharia doctrine, were not considered contrary to the policy of the Dutch Residency and did not conform to the accusations of modernists. The Sammaniyah tariqa taught is not too complicated and can be done by practitioners without having to abandon worldly activities, to achieve harmony between material and spiritual deprivation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masyta Intan Yulianti
"ABSTRAK
Keberadaan masyarakat Betawi di DKI Jakarta mulai termarginalkan dari sisi
budaya maupun keruangan akibat perkembangan Kota Jakarta. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui proses marginalisasi masyarakat Betawi dari segi
budaya dan keruangan. Metode penelitian ialah deskriptif kualitatif dan analisis
keruangan dengan melakukan wawancara kepada masyarakat Betawi di pesisir,
tengah dan pinggir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa marginalisasi
masyarakat Betawi dari segi budaya adalah bergesernya mata pencaharian,
upacara pernikahan, bahasa panggilan orang tua, dan makanan khas. Pergeseran
budaya tersebut diakibatkan oleh himpitan ekonomi, pencemaran, dan
perkembangan zaman. Marginalisasi masyarakat Betawi dari segi ruang
mengakibatkan berpindahnya masyarakat Betawi ke pinggir bahkan keluar kota
Jakarta, disebabkan penggusuran dan menjual tanah karena desakan ekonomi

ABSTRACT
The existence of the Betawi in Jakarta began marginalized in terms of culture and
space as a result of the development of the city of Jakarta. This study aims to
determine the process of marginalization of the Betawi people in terms of culture
and space. The research method is descriptive qualitative and spatial analysis to
do an interview to the Betawi people in coastal, central and edge. The results
showed that the marginalization of the Betawi people in terms of culture, the shift
in livelihood, wedding ceremonies, language call the parents, and the food is
typical. The cultural shift caused by economic pressure, pollution, and the times.
Betawi community marginalization in terms of space resulted in the migration of
the Betawi people to even out the edge of the city, due to evictions and sell the
land due to economic pressures."
2016
S65675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswantari
"Disertasi ini membahas tentang Strategi-strategi Perhimpoenan Kaoem Betawi pada masa kepemimpinan M. Masserie dan Abdul Manaf, dalam meningkatkan kesejahteraan Kaoem Betawi dan keindonesiaan. Perhimpoenan Kaoem Betawi merupakan organisasi pertama yang dibentuk oleh orang Betawi yang diakui sebagai badan hukum pada tahun 1923. Perhimpoenan ini mengalami perkembangan dari organisasi yang bersifat lokal menjadi organisasi yang mengedepankan keindonesiaan. Pembentukan Perhimpoenan tidak lepas dari adanya mitos masa kesuburan orang Betawi yang membuat Orang Betawi bergerak untuk mencapai kembali kejayaan tersebut, ditambah lagi dengan adanya kemunduran orang Betawi akibat berkurangnya tanah pekarangan, membuat orang Betawi bergerak untuk mencapai kemajuannya dengan mendirikan Perhimpoenan Kaoem Betawi.
Faktor kemunculan Perhimpoenan Kaoem Betawi, tidak lepas dari pengaruh perkembangan kota Batavia pada awal abad ke-20 yang menjadi pusat pendidikan, pemerintahan dan ekonomi Hindia Belanda. Kota Batavia telah pula menjadi pusat gerakan politik pribumi, dimana berbagai organisasi kedaerahan telah tumbuh dan berkembang. Hal itu membawa Orang Betawi tidak mau ketinggalan turut pula aktiv menyuarakan aspirasi politiknya.
Metodologi yang digunakan dalam disertasi ini adalah narativisme. Narativisme merupakan metodologi dalam filsafat sejarah yang digunakan untuk merekonstruksi masa silam. Menafsirkan masa lampau dengan mengaitkan berbagai fakta dari masa silam yang semula tidak koheren dan tanpa struktur menjadi satu kesatuan yang menyeluruh. Temuan penelitian ini adalah : lewat peranan M. Masserie dan Abdul Manaf, Perhimpoenan Kaoem Betawi telah menumbuhkan solidaritas Betawi untuk kemajuan Kaoem Betawi dan keindonesiaan. Berbagai strategi dilakukan untuk kemajuan Masyarakat Betawi dan keindonesiaan, diantaranya melalui Surat Kabar, Pendidikan, Gemeenteraad Batavia, dan menjalin kerjasama dengan gerakan organisasi pergerakan lainnya.

This study discussed about the strategies of the Association of Betawi Community (Kaoem Betawi) during the leadership period of Masserie and Abdul Manaf, for improving welfare of Betawi people (Kaoem Betawi) and Indonesianness. The Association of Betawi Community (Kaoem Betawi) was the first organization formed by the Betawi people to be recognized as a legal entity in 1923. This association experienced developments from local organization into organization that prioritized Indonesianness. The formation of the Association could not be separated from the myth of the fertility period of the Betawi people. This caused the movement to regain the glory, added with the decline of the Betawi people due to the reduction of the yard, made the Betawi people moving to achieve the progress by establishing The Association of Betawi Community ( Kaoem Betawi).
The emergence factor of the Association of Betawi Community ( Kaoem Betawi) was inseparable from the influence of the development of the Batavia city in the early of 20th century which became the center of education, government and the economy of the Dutch East Indies. The Batavia city had also become the center of the indigenous political movement, where the various regional organizations had grown and developed. That made the Betawi people did not want to miss and also actively voiced their political aspirations.
The methodology used in this dissertation was narativism. Narativism was a methodology in historical philosophy used to reconstruct the past and interpreting the past by relating various facts from the past that were previously incoherent and without structure into a single whole. The research result was finding the role of M. Masserie and Abdul Manaf for The Association of Betawi Community which had grown Betawi solidarity for the advancement of the Betawi Community and Indonesianness. Various strategies were carried out for the advancement of the Betawi society and Indonesianness, including by Newspaper, Gemeenteraad Batavia Education, and cooperating with other movement organizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
D2608
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Farlina
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang identitas Betawi yang direpresentasikan dalam
organisasi Forum Betawi Rempug (FBR). Penelitian ini adalah penelitian
kualitatif menggunakan pendekatan analisis tekstual dan visual dari teori
semiotika Roland Barthes dan konsep-konsep representasi dan identitas yang
diungkapkan Stuart Hall, Paul DuGay dan kawan-kawan. Dalam analisis
ditemukan identitas etnis Betawi antara lain sebagai etnis yang Islami, berbudaya
bahkan sebagai etnis asli Jakarta dikonstruksi melalui representasi yang diatur
sedemikian rupa untuk menimbulkan makna seperti yang diinginkan FBR.
Namun, media massa juga berperan dalam pembentukan identitas Betawi dan
menghasilkan konotasi-konotasi negatif, sehingga menimbulkan identitas
premanisme dan kekerasan. Dengan demikian, tampak jelas bahwa Betawi
sebagai sebuah penanda (signifier) bersifat ?unstable? dan setiap orang/pihak
mempunyai peluang sebagai ?positioning?. Sehingga identitas Betawi selalu
berubah-ubah sesuai dengan posisi dan kepentingan pihak tersebut sebagaimana
halnya FBR dan media merepresentasikan identitas Betawi berbeda-beda


Abstract
This thesis examines the ethnic Betawi identity that represented in Organization
of Forum Betawi Rempug (FBR). This study is a qualitative that using textual
analysis and visual approach and Semiotika of Roland Barthes theory and the
concept of Stuart Hall, Paul DuGay et al. In the analysis found that the Betawi
ethnic identity as an Islamic and cultural ethnic in Jakarta as constructed through
representations that caused the desired meaning of FBR. However, the mass
media also play a role in the formation of Betawi identity and give negative
connotations about FBR that rised identity of thuggery and violence. Thus, it
seems clear that Betawi as signifier is unstable and any person has opportunity as
a positioning. So, identity of Betawi always changes according to the position as
well as the FBR and media that represent the different identity of Betawi."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T31114
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlaila Rahil Catur Umairoh
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas salah satu pakaian tradisional Betawi yaitu baju tikim dan celana pangsi yang merupakan warisan budaya Betawi. Baju tikim dan celana pangsi pada awalnya merupakan pakaian yang dikenakan oleh para pendekar, jawara, dan jago maen pukulan atau yang sekarang disebut pencak silat, kemudian berkembang menjadi pakaian sehari-hari yang dikenakan laki-laki Betawi, hingga menjadi pakaian tradisional Betawi saat ini. Pokok permasalahannya adalah apakah baju tikim dan celana pangsi merupakan hasil akulturasi budaya Betawi dan budaya Tionghoa, berkaitan dengan itu maka makalah ini membahas asal-mula baju tikim dan celana pangsi Betawi yang memiliki kemiripan dengan baju tradisional yang dipakai oleh masyarakat Tionghoa pada masa Dinasti Qing. Selain itu, juga membahas mengenai bentuk, perkembangan, perubahan, serta perbedaan antara baju tikim dan celana pangsi yang dipakai masyarakat Betawi dengan yang dipakai oleh masyarakat Tionghoa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitan kualitatif dengan pendekatan budaya, dan konsep budaya yang digunakan sebagai landasan teoritis adalah konsep akulturasi.

ABSTRACT
This journal describes one of the Betawi 39;s traditional clothes, that is Tikim clothes and Pangsi trousers which is Betawi 39;s cultural heritage. In the beginning Tikim clothes and Pangsi trousers are clothes worn by warriors, champions and jago maen pukulan what now is called Pencak Silat, then it evolved into everyday clothes worn by Betawi men, and has now become Betawi traditional clothes. The main problem of this research is whether tikim clothes and pangsi trouser is a result from Betawi and Chinese acculturation, therefore this research the origin of Betawi 39;s Tikim clothes and Pangsi trousers that have similarities to traditional clothes worn by Chinese people in the Qing Dynasty era will be described. Furthermore, this research will describe the shape, development, change, and differences between Tikim clothes and Pangsi trousers worn by Betawi people and Chinese people. Research methods used in this research are qualitative with a cultural approach. A cultural concept is used as a theoretical base known as an acculturation concept."
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhadjir
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Noval Prakarsa
"Persoalan hidup yang dialami oleh orang Betawi berkaitan dengan sosial budaya yang terjadi di dalam masyarakat Betawi. Perilaku, sikap, dan sifat orang Betawi merupakan dampak dari perkembangan yang terjadi di lingkungan orang Betawi. Salah satu karya sastra yang dominan membahas seputar kehidupan masyarakat Betawi adalah kumpulan cerpen Terang Bulan Terang di Kali karya S.M. Ardan. Dalam kumpulan cerpen tersebut, sembilan cerpen penulis gunakan sebagai data. Dengan memeriksa cerpen-cerpen tersebut, penulis memaparkan bagaimana gambaran masyarakat Betawi yang meliputi sosial budaya Betawi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta serta kutipan sebagai bukti. Pendekatan unsur instrinsik, seperti tema, tokoh, penokohan, alur, dan latar dapat menunjukkan gambaran mengenai masyarakat Betawi. Setelah itu, tinjauan sosiologi sastra dapat mengungkapkan sosial budaya Betawi yang terjadi dalam cerpen-cerpen tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persoalan hidup yang dialami masyarakat Betawi sangat dominan. Secara keseluruhan, kumpulan cerpen ini menggambarkan kehidupan orang Betawi yang menderita. Penderitaan tersebut dilalui orang Betawi dengan sifatnya yang humoris dan tetap hidup dengan nilai-nilai agama Islam.

The problems faced by the Betawi people are related to the socio-culture that occurs in the Betawi community. The behavior, attitude, and nature of the Betawi people are the impact of developments taking place in the Betawi environment.  One of the dominant literary works on the life of the Betawi is a collection of short stories, Terang Bulan Terang di Kali by S.M. Ardan.  In that collection of short stories, nine short stories  are used as author data. In assessing this short stories, the author describes how the description of the Betawi community is included in the Betawi socioculture. This research uses a descriptive analysis method, which presents facts and citations as evidence. Choices by intrinsic elements, such as themes, character, characterizations, plot and settings can show a picture of the Betawi community. After that, the sociology of the literature discussed can reveal the Betawi social culture that occurs in this short stories. The results showed that the life problems experienced by the Betawi community were very dominant.  Overall, this collection of short stories illustrates the lives of people suffering from Betawi. The suffering is transmitted by the Betawi with funny characters and still lives with Islamic values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Hidayat Ali
"Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa dan kebudayaan serta beratus-ratus bahasa yang khas. Di Indonesia terdapat lebih dari tiga ratus kelompok suku bangsa yang berbeda-beda serta lebih dari dua ratus bahasa yang dipergunakan secara khas (Jaspan, 1958). Diantara bermacam-macam suku bangsa dan bahasa yang khas serta kebudayaannya masing-masing, terdapat suku bangsa Betawi, yang juga memiliki kebudayaan sendiri serta bahasa sendiri.
Orang Betawi merupakan penduduk asli kota Jakarta memiliki banyak permasalahan dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Permasalahan mereka tersebut sering dituangkan dalam bentuk berupa sketsa (cerita pendek) di suratkabar-suratkabar, perbincangan di radio-radio, cerita di dalam pertunjukan Lenong maupun Topeng Betawi dan yang paling mutakhir adalah adalah sinetron ?Si Doel Anak Sekolahan SDAS? (SDAS). Dari hasil survay Litbang Kompas tahun 1995, sinetron SDAS memang merupakan tontonan yang menarik dan dari suway tersebut tercatat, 70% penduduk Jakarta mengaku selalu menonton tayangan sinetron SDAS dan menduduki peringkat pertama dari 10 besar acara TV yang disukai penduduk Jakarta. Hasil survay lainnya ditemukan bahwa sinetron SDAS merupakan tontonan menarik karena ceritanya mudah dipahami, cerita yang ditampilkan merupakan cerita sehari-hari yang bisa dilihat bahkan dialami sendiri penontonnya, sederhana dengan alur cerita yang tidak berbelit-belit, konflik antara tokoh mampu menyedot perhatian penonton, kesan kelucuan dan keluguan tokoh-tokohnya menghibur penonton dan adanya kesesuaian antara pemeran dan karakter perannya menjadi nilai tambah dari sinetron ini. Maka dapat disimpulkan bahwa sinetron SDAS menjadi tontonan yang menarik karena aspek-aspek yang dimiliki oleh sinetron SDAS yang mengena di hati pemirsa bila ditinjau dari segi skenario yaitu : aspek tema, aspek alur cerita, aspek penokohan atau karakterisasi, aspek konflik utama dan aspek dialog (Sumarno, 1996).
Namun pendapat yang dilontarkan oleh masyarakat penonton mengenai sinetron SDAS itu sendiri ternyata tidak seragam. Ada pihak yang menilai sinetron SDAS sebagai tontonan positif dan ada juga yang negatif. Berangkat dari adanya perbedaan pandangan terhadap sinetron SDAS ini, peneliti berasumsi bahwa hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan persepsi pada kelompok-kelompok masyarakat penonton. Dember (1971) mengatakan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor sosial, belajar, motivasi dan kepribadian individu. Adanya perbedaan faktor-faktor individual yang mempengaruhi persepsi serta adanya perbedaan pandangan terhadap keadaan-keadaan obyek persepsi, dapat mengakibatkan adanya perbedaan persepsi di antara satu atau sekelompok orang dengan sam atau sekelompok orang lainnya Dengan adanya faktor pengalaman dan sosialisasi dalam pembentukan persepsi, diasumsikan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu obyek atau peristiwa dapat bembah sesuai dengan pengalaman individu terhadap obyek atau peristiwa yang dipersepsikannya tersebut.
Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana gambaran persepsi Orang Betawi yang tinggal di Jakarta, khususnya Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran baik secara umum maupun terhadap kelima aspek sinetron SDAS. Kedua kelompok tersebut mempunyai latar belakang dan wilayah tempat tinggal yang berlainan di sekitar Jakarta sehingga pengaruh yang diperoleh dalam perkembangan masyarakatnya juga berbeda. Jika dikaitkan dengan kenyataan bahwa persepsi seseorang dapat berbeda dan bembah disebabkan oleh faktor-faktor sosial dan adanya proses belajar maka dapat diasumsikan bahwa persepsi Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran akan berbeda.
Penelitian dilakukan terhadap dua kelompok subyek, yang diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Subyek penelitian ini adalah Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran yang berusia 16 tahun ke atas. Alat yang digunakan adalah kuesioner dengan skala 1 sampai 6 yaitu bentuk skala Likert. Data yang terkumpul diolah dengan teknik Analisa Varians (t-test) untuk melihat adanya perbedaan persepsi terhadap sinetron SDAS diantara kedua kelompok tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan adanya gambaran bahwa sinetron SDAS secara umum dipandang sebagai sinetron yang disukai oleh responden (mean = 4.09). Demikian pula jika dilihat pada masing-masing aspek sinetron SDAS, umumnya responden cenderung memandang bahwa sinetron SDAS sebagai tontonan yang positif atau disukai penonton.
Hasil dari perbandingan terhadap kedua kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kelompok Orang Betawi Tengah dan Orang Betawi Pinggiran dalam mempersepsi sinetron SDAS secara umum (2-Tail Significance equal = O.647. Demikian pula pada masing-masing aspek sinetron SDAS, tidak ada perbedaan yang signifikan di antara kedua kelompok orang Betawi tersebut. Pada aspek tema (2-Tail significance = 0.278), aspek alur cerita (2-Tail significance = 0576, aspek penokohan (2-Tail significance = 0.989, aspek konflik utama (2-Tail significance = 0.090), dan aspek dialog (2-Tail significance = 0356)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Gustiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>