Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41059 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alfita Ayudiahati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan deskripsi obyektif tentang perilaku antonimi bahasa Arab secara semantis. Sumber data utama berasal dari Kamus Al-Qur'an dan data tambahan diperoleh lewat penjelasan-penjelasan dari beberapa pustaka acuan. Prosedur penelitian yang penulis lakukan adalah dengan mengumpulkan pasangan-pasangan antonimi bahasa Arab yang telah dianailisis secara semantis dalam bentuk klasifikasi berdasarkan jenis-jenis antonimi bahasa Arab.
Berdasarkan data penelitian dan analisis data yang penulis lakukan, maka antonimi bahasa Arab dapat diklasifikasikan ke dalam lima jenis antonimi sebagai berikut: 1. Antonimi bertingkat. 2. Antonimi Tak Bertingkat. 3. Antonimi Berkebalikan. 4. Antonimi Ortogonal. 5, Antonimi Antipodal

"
1999
S13207
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Mulya
"Dalam skripsi ini saya membahas topik Bentuk Kegradasian Antonimi Adjektiva dalam Bahasa Jawa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh situasi kebahasaan bahasa Jawa dalam buku-buku pelajaran kebanyakan hanya menampilkan contoh-contoh pasangan antonimi saja.
Tujuan penelitian ini adalah menemukan ciri-ciri kegradasian antonimi adjektiva dan urutan kadar keoposisisan pada bentuk pasangan antonimi adjektiva dalam bahasa Jawa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskripsi. Saya berusaha mendeskripsikan bentuk-bentuk kegradasian antonimi adjektiva dalam bahasa Jawa sebagaimana adanya tanpa memberikan penilaian benar atau salahnya.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bentuk dasar, bentuk turunan berupa perubahan vokal dan perangkaiah dengan imbuhan ke-en pada bentuk dasar, bentuk frasa berupa frasa dengan kata rada. frasa dengan kata luwih, frasa dengan kata sangsaya, frasa dengan kata banget dan frasa dengan makna ?sekali?. Pada bentuk-bentuk kegradasian tersebut didapat urulan kadar keoposisian. Bentuk dasar menunjukkan tingkat netralisasi sedangkan bentuk turunan dan Erasa menunjukkan tingkat perbandingan dan tingkat penyangatan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11691
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995
499.24 ANT (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nittrasatri Handayani
"Modifikator verbal merupakan suatu unsur di dalam frasa yang berfungsi untuk mendeskripsikan unsur inti, oleh karenanya modifikator tidak memiliki fungsi otonom di dalam tataran gramatikal. Analisis semantis modifikator verbal bahasa Indonesia menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok besar, yaitu: (1) modifikator sebagai penanda aspek; (2) modifikator sebagai penanda modalitas; (3) modifikator sebagai penanda kuantitas; dan (4) modifikator sebagai penanda derajat. Analisis sintaktis modifikator verbal, khususnya dengan mendasarkan diri pada verba sebagai titik pusat, menunjukkan bahwa modifikator verbal dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu: (1) modifikator yang hanya dapat menduduki posisi mendahului verba; (2) modifikator yang hanya mampu menduduki posisi mengikuti verba;. serta (3) modifikator yang memiliki kebebasan. untuk menempati posisi mendahului maupun mengikuti verba. Analisis tentang jumlah kata yang membentuk suatu rangkaian modifikator verbal, memungkinkan untuk membuat analisis lebih jauh tentang pola urutan rangkaian modifikator verbal tersebut. Pola urutan di dalam rangkaian modifikator verbal tersebut akan didasarkan pada jumlah modifikator bebas yang terdapat di dalam posisi mendahului verba, dengan pertimbangan, hanya dalam posisi demikianlah, rangkaian modifikator verbal tersebut dapat ditemukan. Deskripsi pola urutan dalam rangkaian modifikator verbal menghasilkan empat kelompok besar pola urutan, yaitu: (1) pola urutan yang hanya memiliki satu modifikator bebas di kiri verba; (2) pola urutan yang memiliki dua modifikator bebas di kiri verba; (3) pola urutan yang memiliki tiga modifikator bebas di kiri verba; dan (4) pola urutan yang memiliki empat modifikator bebas di kiri verba. Pengertian modifikator bebas adalah modifikator yang memiliki kemampuan untuk memodifikasi verba secara langsung. Pola urutan rangkaian modifikator verbal di dalam bahasa Indonesia tidak mantap. Ketidakmantapan tersebut disebabkan karena timbulnya kemungkinan suatu urutan yang ambigu, sehingga suatu rangkaian modifikator verbal dapat dideskripsikan ke dalam dua atau tiga kemungkinan nola urutan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Hamdan Basyar
"/wa/ merupakan salah satu partikel dalam Bahasa Arab, seperti halnya 'aw, 'an, min dan yang lainnya. Sebagai partikel, /wa/ mempunyai peranan yang sangat rumit dalam struktur gramatikal Arab. Contoh ujaran berikut akan memperlihatkan hal itu. Masya Muhammadun wa hasanun _Muhammad dan Hasan berjalan_; masya muhammadun wa al-nila _Muhammad berjalan bersama sungai nil_ (=sepanjang); nama _umaru wa yaduhu _ala ra_sihi _ Umar tidur, sedang tangannya diatas kepala _; wa al-layli _ _ Demi malam _; wa laylin ka mawji al-bahri _arkha sudulahu _alayya _Beberapa malam bagaikan ombak laut, telah menurunkan layarnya di atasku_; wa zaydah _"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S13273
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukandar
"'AN yang berfungsi sebagai konjungsi merupakan bagian dari partikel dalam bahasa Arab. Namun tidak semua konjungsi dalam bahasa Arab masuk dalam kelompok 'AN. Dalam penggunaannya 'AN ini mempunyai seperangkat aturan yang harus dipenuhi. Partikel konjungsi ini menghubungkan unsur-unsur kalimat yang sama, baik kala, kasus, modus maupun hirarkis sintaksisnya. Unsur-unsur kalimat sebelum dan sesudah 'AN ada yang dapat ditukar permutasinya dan ada yang tidak tergantung dari macamnya. Sebagai kata yang dikenal sebagai penyerta unsur lain dalam kalimat, partikel in! dapat koorelasikan dengan satu atau lebih adverbia. Dari segi semantis, ada beberapa 'AN yang mempunyai dua atau lebih makna dalam bahasa Indonesia, di samping makna relasi antar konjungta untuk tiap jenis Analisis skripsi ini disajikan dengan menggunakan kerangka teori yang dikemukakan oleh para ahli gramatika Arab dan dimodifikasikan dengan linguistik umum. Dengan tujuan, agar diperoleh gambaran yang lebih jelas dan lebih mudah dipahami."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S13391
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armiyanti T. Lestari
"Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan sangat mempengaruhj perkembangan dan pembentukan istilah baru dalam suatu bahasa; misalnya dengan berkembanganya komputer maka timbul kata-kata baru yang berhubungan dengan bahasa komputer. Banyaknya gagasan atau pikiran baru tersebut menyebabkan penutur bahasa membentuk kata-kata baru dari kata-kata yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, misalnya dengan penggabungan kata (nomina dengan nomina, adjektiva dengan nomina, verba dengan verba dsb). Berkaitan dengan pembentukan kata, dalam skripsi ini saya akan melakukan analisis terhadap salah satu jenis atau care pembentukan kata dalam bahasa Jerman, yaitu komposita, seperti yang dikemukakan oleh Th. Lewandowski (1985 : 557) : komposita adalah suatu jenis ataupun bentuk dari pembentukan kata (Wortbii_dung); penggabungan kata (Wortzusammensetzung). Dalam bahasa Jerman komposita merupakan cara yang paling sering digunakan untuk membentuk kata-kata baru dan merupakan pola pembentukan kata yang paling panting (selain ---> derivasi dan prefiksasi); penggabungan dua morfem bebas atau lebih, misalnya Fahrkartenverkaufsschalter. Sebagai salah satu cara atau jenis pembentukan kata, penggabungan kata bukan hanya merupakan gabungan dua atau lebih morfem bebas tetapi penggabungan kata juga mengubah atau menambah makna baru pada kata atau istilah baru yang dibentuknya. Kamposita ada bermacam-macam, yaitu komposita verbal (contoh: bekanntmachen, teilnehmen), komposita nominal (contoh: Landebahn, Waschtag), komposita adjektival (contoh: brusthoch, hellrot), dan komposita adverbial (contoh: vorderhand, beinahe). Pokok penulisan skripsi ini adalah komposita nominal..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Slamet
"Skripsi ini merupakan suatu analisis sintaktis dan semantis terhadap verba zullen untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai fungsi verba tersebut. Di kalangan mahasiswa jurusan Belanda, verba culler hanya dikenal sebagai verba bantu yang mengacu pada kala mendatang. Pada kenyataannya zullen berfungsi juga sebagai verba bantu modalitas, dan bahkan beberapa pakar linguis Belanda berpendapat bahwa verba zullen tersebut hanya berfungsi sebagai verba bantu modalitas. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengambil sejumlah artikel yang membahas fungsi verba zullen dari beberapa pakar linguis Belanda untuk kemudian dibandingkan satu sama lain, dan dipilih satu pendapat yang paling akurat. Sebagai hasilnya terlihat bahwa verba zullen memang memiliki dua fungsi, yaitu sebagai verba bantu penunjuk waktu mendatang dan sebagai verba bantu modalitas. Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan seorang pakar linguis Belanda Steenbergen (1974)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S15945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novri Yanto
"Skripsi ini membahas salah satu proses pembentukan kata dalam bahasa Arab yaitu abreviasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif yang berasal dari sumber primer yaitu Al-Quran dan Hadits Arba'in, dan sumber sekunder yaitu buku-buku pembelajaran bahasa Arab yang diterbitkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa Arab memiliki bentuk-bentuk abreviasi yang kompleks dan sebagiannya memiliki pola atau wazan tertentu. Selain itu, terdapat beberapa proses abreviasi yang dipengaruhi oleh unsur semantik dan pragmatik.

This final paper explores about one of processes towards word formation in Arabic which is called abbreviation. This research applied qualitative method, which is designed by descriptions from some primary sources such as Koran (Al-Quran) and the Forty Hadits (Hadits Arba'in); and also from some secondary sources such as Arabic tutorial books published by Institute of Islamic and Arabic Knowledge (LIPIA).
The results of this research conclude that Arabic has some complex abreviation forms, which half of it has its own paterns. Besides, the process of abbreviation in Arabic is influenced by semantic and pragmatic aspects.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Frans Asisi Datang
"Preposisi bahasa Indonesia selalu terdapat dalam konstruksi preposisional. Perilakunya dapat ditinjau secara morfologis, sintaktis dan semantis. Secara morfologis, ada sejumlah preposisi dasar, juga ada preposisi turunan pindahan kelas dan preposisi turunan gabungan, serta preposisi berkorelasi. Secara sintaktis, preposisi bahasa Indonesia berfungsi sebagai penanda Obyek tak Langsung, Pelengkap dan Keterangan, serta sebagai Pengungkap Predikat. Sedangkan secara semantis, preposisi berfungsi sebagai penanda peran tertentu dan sebagai Pengungkap Predikator. Berdasarkan perilaku semantis-sintaktis preposisi seperti itu, maka konstruksi preposisional bahasa Indonesia dibagi atas konstruksi preposisional praP+P+pascaP dan konstruksi preposisional P+pascaP. Konstruksi preposisional pertama dibagi lagi atas dua, berdasarkan sifat satuan semantis praP dan pascaP-nya, yaitu konstruksi preposisional praP+P+ pascaP Tipe A dan konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe B. satuan semantis DWIPIHAK, TEMPATAN, PENERIMAAN, dan PENGGENAPAN dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP menentukan penggunaan preposisi tertentu dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe A; sedangkan dalam konstruksi preposisional praP+P+pascaP Tipe B tak ada satuan semantis seperti itu yang menentukan penggunaan preposisi, maka kedua satuan semantis (praP dan pascaP) sama-sama berpengaruh menentukan penggunaan preposisi dalam konstruksi preposisional. Oleh karena itu, yang menentukan penggunaan preposisi bahasa Indonesia sebenarnya bukan hanya tergantung pada jenis kata satuan semantis pascaP tetapi terutama terlebih dahulu ditentukan oleh sifat satuan semantis praP. Itulah perilaku unik preposisi bahasa Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>