Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58524 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iis Nur Aisyah
"Cerita pendek (Qisah Qasirah) adalah sebuah cerita prosa fiksi singkat atau dalam definisi lain ialah jenis sastra yang memiliki kisahan yang memberi kesan tunggal yang dominan tentang satu tokoh dalam satu latar dan satu situasi dramatik. Secara sederhana, cerita pendek memuat penceritaan yang memusat kepada peristiwa pokok. Inilah yang kemudian membedakannya dari prosa narasi lain seperti novel, epik, dan kisah lainnya. Cerita pendek yang kemudian disingkat cerpen dalam sejarah kesusastraan Arab sendiri tergolong jenis kesusatraan yang baru hadir. Tepatnya cerpen-cerpen Arab ini lahir pada masa kesusastraan Arab modern. Kemunculannya merupakan akibat dari pengaruh perkembangan interaksi antara dunia Arab dengan Eropa. Yakni ketika Napoleon Bonaparte melakukan ekspansi pertamanya ke Mesir pada tahun 1978. Usaha ekspansinya ini tidak hanya membawa guncangan politik tetapi juga secara luas berpengaruh pada bidang sosial budaya masyarakat Mesir dan masyarakat Arab pada umumnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S13118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatimah Rommy S.
"Abdurrahim Nashar adalah seorang sastrawan atau lebih tepatnya disebut sebagai cerpenis yang berasal dari Mesir. Ia dan karya-karyanya memang belum cukup terkenal dibidang kesusatraan Arab modern. Namun, kemampuannyadalam mengarang sebuah cerpen cukup memperkaya karya-karya sastra Arab, khususnya dibidang cerita pendek. Kehadiran cerpen-cerpennya juga turut sekaligus dapat menggambarkan situasi dan keadaan nyata yang tengah terjadi di negara-negara Arab. Dengan membaca cerpen-cerpen Arab, maka dapat terlihat kondisi lingkungan masyarakat serta karakter bangsa Arab pada umumnya. Pada tahun 1991, Abdurrahim Raja_ Nashar menerbitkan buku kumpulan cerpennya yang kedua yang berjudul !! ????? ???? ???? . Dalam bukunya tersebut terdapat beberapa cerpen yang mengisahkan tentang seorang tokoh laki-laki. Cerpen yang menjadi sumber data primer pada skripsi ini berjudul ????? ????? (Syeikh Ruswan), ???? ??? ???? (Penyebrang Jalan Naik Keledai), dan ???????? ???????? (Pengakuan Seorang Oposisi Laki-Laki). Ketiga cerpen tersebut bertemakan tentang perjuangan seorang tokoh laki-laki yang menjadi tokoh utamadalam cerita tersebut. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah metode struktural dan atau pendekatan analisis, yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian kepada analisis dari segi intrinsik karya sastra. Untuk menganalisis sebuah karya sastra dengan menggunakan metode ini, maka yang harus dikaji dan diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra itu sendiri. Pada skripsi ini, yang diteliti adalah unsur-unsur intrinsik yang berkaitan dengan citra laki-laki, seperti: tema, penokohan, latar, dan amanat cerpen. Pada ketiga cerpen tersebut sangat terlihat jelas bahwa tokoh laki-laki mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalan ceritanya. Terdapat beberapa kesamaan dari beberapa karakter tokoh laki-lakinya, yaitu sombong, arogan dan kasar, pekerja keras dan pantang menyerah, religius, serta pintar dan tegas. Beberapa karakter tersebut sekligus menggambarkan beberapa karakter tokoh orang Arab, khususnya laki-laki.

Abstract
Abdurrahim Nashar is a writer or more accurately referred to as the short story writer who came from Egypt. He and his works are not so well known in the field of modern Arabic literatures. However, his ability to compose a short story is good enough that enriched Arabic literature, especially in the field of short stories. The presence of his short stories can also describe the real situation and condition which happened in the Arab countries. By reading the Arabic short stories, we can see the condition of society and the character of the Arabic nation generally. In 1991, Abdurrahim Raja_ 'Nashar published a second short stories collection titled ????? ???? ???? !!. In that book, there are several short stories which telling about a man and his male figure. Short stories became a source of primary data in thisundergraduate theses titled ????? ????? (Sheikh Ruswan), ???? ??? ???? (The Crosser Way Up Donkey), and ???????? ??? ????? (Recognition A Man of theOpposition). All of them have theme about the struggle of one man who became the main character in the story. Research method used in this research is structural method or analytic approach, approach which focused on the analysis of theintrinsic aspect of literature. To analyze a literary work using this method, thereare many aspects of the work that should be reviewed and investigated. In thisundergraduate thesis, the intrinsic elements associated with male images areresearched, such as: theme, characterization, setting, and the mandate of short stories. In all three short stories, it is so obviously that male characters have a bigimpact on the plot. There are many similarities of some male characters, such as: cocky, arrogant and rude, hard-working and never give up, religious, and intelligent and assertive. Some of these characters represent some characters ofArabic people, especially men"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13236
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Widyas Sukma Ningrum
"Citra perempuan di tengah masyarakat menarik untuk dibahas. Citra tersebut kemudian dipaparkan secara implisit oleh para sastrawan melalui karya sastra. Penelitian ini membahas citra perempuan dalam tiga cerpen yang tergabung dalam Kumpulan Cerpen Kompas 2019: Mereka Mengeja Larangan Mengemis, yaitu “Semangkuk Perpisahan di Meja Makan” karya Miranda Seftiani, “Di Atas Tanah Retak” karya Indra Tranggono, dan “Kisah Perempuan Perias Mayat” karya Agus Noor. Ketiga cerpen tersebut dipilih menjadi korpus penelitian karena memiliki benang merah yang sama, yaitu pasifnya tokoh laki-laki yang menyebabkan tokoh perempuan harus terjun ke ranah publik. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan metode close reading. Hasil penelitian menemukan bahwa posisi perempuan di ranah publik dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain pendidikan, peran gender, relasi kuasa, dan tuntutan ekonomi. Kedudukan perempuan di ranah publik yang disebabkan oleh beberapa faktor tersebut kemudian mengantarkan pada peristiwa-peristiwa, seperti stereotip, pemerkosaan, dan kekerasan yang kemudian berujung pada kematian. Hasil yang ditemukan diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk memahami posisi dan citra perempuan di ranah publik sebagaimana terlihat pada ketiga cerpen.

The image of women in society is very interesting to discuss. The image is then implicitly presented by the writers through literary works. This study discusses the image of women in three short stories that are part of the Kumpulan Cerpen Kompas 2019: Mereka Mengeja Larangan Mengemis, namely "Semangkuk Perpisahan di Meja Makan" by Miranda Seftiani, "Di Atas Tanah Retak" by Indra Tranggono, and "Kisah Cinta Perempuan Perias Mayat" by Agus Noor. The three short stories were chosen to be the research corpus because they have the same common thread, namely the passiveness of male characters which causes female characters to enter the public sphere. The method used in this research is a qualitative approach with a close reading method. The results from this research found that the position of women in the public sphere was influenced by several factors, including education, gender roles, power relations, and economic demands. The position of women in the public sphere caused by several of these factors then leads to incidents, such as stereotypes, rape, and violence which then lead to death. The results found are expected to be useful for readers to understand the position and image of women in the public sphere as seen in the three short stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhistira A.N.M. Massardi
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1994
899.232 YUD w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Amalina Ummi
"Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat menggambarkan peristiwa kehidupan. Dengan membaca cerpen-cerpen Arab, maka dapat terlihat kondisi masyarakat, lingkungan, serta karakter bangsa Arab pada umumnya. Pada cerpen-cerpen Arab, masalah mengenai perempuan banyak terdapat dalam cerita. Namun karakter perempuan banyak digambarkan sebagai sosok yang lemah dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan sering diceritakan berada di bawah kekuasaan kaum laki-laki. Pada skripsi ini akan dibahas lima cerpen karya sastrawan Arab periode modern yang berasal dari Mesir, yaitu Najib Kailani. Kelima cerpen tersebut bertemakan tentang perempuan yang tertindas serta sering direndahkan oleh laki-laki. Empat tokoh perempuan diceritakan sebagai seorang istri yang direndahkan oleh suaminya, dan satu tokoh diceritakan sebagai seorang anak perempuan yang berada di bawah kekuasaan ayahnya. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode struktural atau pendekatan analisis, yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian kepada analisis dari segi intrinsik karya sastra. Untuk menganalisis sebuah karya sastra yang menggunakan pendekatan ini, maka yang harus dikaji dan diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra itu sendiri. Pada skripsi ini, unsur-unsur intrinsik yang dianalisis yaitu unsur yang berkaitan dengan citra perempuan, seperti penokohan, latar, dan amanat cerpen. Pada kelima cerpen tersebut, sangat terlihat jelas bahwa tokoh perempuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalan ceritanya. Terdapat kesamaan dari beberapa karakter tokoh perempuannya, yaitu digambarkan sebagai tokoh yang berwatak lemah, selalu tertindas atau berada di bawah kekuasaan laki-laki, serta direndahkan atau dilecehkan. Citra yang terbentuk pada tokoh perempuan dalam kelima cerpen yang dibahas adalah perempuan yang bodoh dan mudah ditindas, bersifat sabar dalam menghadapi segala cobaan, pasrah
menerima apapun yang terjadi, dan ada juga yang memberontak melawan laki-laki."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
"Penelitian ini bermaksud mengungkapkan bagaimana gagasan kemanusiaan dan kerelijiusan dalam tiga cerpen Mohammad Diponegoro ditampilkan. Pandangan yang mendasari penu_lisan ini ialah karya susastra pada dasarnya mengungkapkan suatu pesan moral tertentu. Ia terlibat untuk memberikan tanggapan terhadap kehidupan secara evaluatif.
Cerpen yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu 0-dah, Penatap Matahari, dan cerpen Kadis. Pemilihan tiga cerpen itu atas dasar bahwa mereka dapat dianggap mewakili gagasan sentral yang ada dalam kumpulan cerpen, ya_itu Odah dan Cerita Lainnva. Selain itu, meskipun mereka dianggap cukup mewakili gagasan sentral yang ada dalam kum_pulan cerpen ini, ketiga cerpen tersebut masing-masing mem_punyai ke lebihan.
Analisis karya susastra pada dasarnya berpusat pada karya susastra itu sendiri. Oleh sebab itu, pertama-tama pendekatan intrinsik digunakan dalam skripsi ini. Pende_katan ekstrinsik juga digunakan di sini untuk menjawab ma_salah-masalah dalam cerpen yang tidak bisa hanya dijawab melalui pendekatan instrinsik saja. Pada cerpen Odah, pendekatan ekstrinsik dilakukan dengan menggunakan sejarah lokal Indonesia (Sunda) sebagai acuan utama. Sedangkan pada cerpen Penatap Matahari dan Kadis, Al Qur'an se_bagai rujukan utama digunakan di sini. Penggunaan acuan atau bantuan disiplin tersebut dalam skripsi ini tentu sa_ja disesuaikan dengan kebutuhan analisis, atau disesuaikan dengan masalah-masalah yang timbul dalam ketiga cerpen itu.
Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa ketiga cerpen tersebut memang benar-benar menuangkan gagasan ke-manusiaan dan kerelijiusan. Gagasan itu ditampilkan penga_rang melalui tokoh utama yang hidup dan dibiarkan oleh pengarang berbicara sendiri tentang kemanusiaan dan kere_lijiusan kepada pembaca. Dari tokoh utama itulah pesan moral dapat dirunut. Jadi, dalam hal ini pengarang tidak berangkat dari gagasan atau tema itu sendiri, melainkan dari tokoh utama dalam cerita."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
S11158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`jizah
Jakarta: Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional , 2004
899.220 9 MUJ c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Suparta
"ABSTRAK
Masyarakat Bali sebagaimana masyarakat dunia pada umumnya, adalah sebuah masyarakat yang dilatarbelakangi oleh budaya paternalistik, yang disebut "pancar-purusa" atau "purusa-istik". Tapi, ternyata kedudukan wanita Bali tidak rendah. Bahkan, dalam berbagai aktivitas sosio-kultural dan keagamaannya, mereka melakukan peran sentral dan mulia. Seperti menjadi seorang pedanda istri (pendeta perempuan), atau pemangku istri (wanita sebagai pemimpin upacara di pura).
Di samping itu, wanita Bali juga memiliki keterlibatan dan peran yang sangat penting dalam aktivitas hidup berkesenian, khususnya dalam kehidupan seni pertunjukan mereka. Hal ini merupakan suatu masalah baru, yakni sejak akhir abad ke-19-an atau awal abad ke-20-an. Karena, dahulu hanya gadis-gadis kecil yang menjadi penari atau performer yang menari sebagai bagian dari ritual keagamaannya. Tapi sekarang kebanyakan gadis-gadis Bali ambil bagian dalam berbagai pertunjukan seni.
Penelitian ini bermaksud mengungkapkan citra wanita Bali dalam seni pertunjukan tradisional. Masalah pokok yang dikaji, yaitu: (1) citra wanita di dalam seni pertunjukan--baik yang termasuk dalam tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan, dan (2) citra wanita sebagai seorang pragina atau performer dalam hidup berkesenian masyarakat Bali. Masalah ini cukup menarik berkenaan dengan konsep gender dalam sistem nilai masyarakat Bali. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif; dan untuk penganalisisan data diterapkan pendekatan hermeneutik.
Berdasar analisis yang dilakukan, dapat dirumuskan beberapa kesimpulan: pertama, citra wanita dalam seni pertunjukan tradisional Bali, baik yang termasuk dalam tari wali, tari bebali, dan tari balih-balihan pada dasarnya mengacu pada sistem nilai budaya masyarakatnya, seperti konsep tentang taksu, ngayah, dan seka. Kedua, pemahaman terhadap citranya itu tidak dapat dipisahkan dari berbagai genre tari yang diperankan dalam hidupnya sebagai seorang pragina wanita Bali. Ketiga, secara umum citra wanita dalam pertunjukan seni untuk pariwisata masih rendah. Hal ini salah satunya disebabkan karena masih kurang pemahaman terhadap nilai-nilai kesenian tradisional itu sendiri oleh masyarakat luas.

ABSTRACT
Image of Women in Balinese Traditional Performing ArtThe Balinese society similar to any other sicieties in the world, is a community which is based on paternalism, which is called "pancar-purusa" ("male-oriented") or "purusaism". But, in reality the position of Balinese women is not inferior. Moreover, in the various kinds of socio-cultural activities and religious life, they play a central and noble role, such as pedanda istri (priestess), or pemangku istri (holy-women, head of the ritual offerings in the temple).
Besides, the Balinese women also have a great involvement and a very important role in aristic activities, particularly in performing arts. This fact has become a new problem, since the end of the 19th or the begining of the 20th century. Because, in the past only little girls could become dancers or performers who danced as a part of religious rituals. But today most of Balinese girls have taken part in the various art performance events.
This research is intended to reveal the images of women in Balinese traditional performing arts. The main problems which would be investigated, are : (i) images of women in the performing arts -- that include the Wali ("sacred dances"), the Bebali ("ceremonial dances"), and the Balih-Balihan ("secular dances"), and (2) the image of women as a pragina (dancer, actress, performer} in the artistic sphere of Balinese society. The method that is used in this research is qualitative method; and for data analysis hermeneutic approach is applied.
From the analysis, we can eventually formulate several conclusions: first, images of women in Balinese traditional performing arts, including the wall, bebali, and balih-balihan, bacically refer to the cultural value system of the society, such as the concepts of taksu ("religious-charisma"), ngayah ("devotional-service"), and seka ("artist-group"). Second, the understanding of the image could not be separated from the various genres of dance that are performed in their life as well as from their role as Balinese pragina. Third, generally, images of women in the performing arts intended for tuorism tend to be inferior. One reason of this is the fact that there is little understanding of the traditional artistic values on the part of the society at large."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siswasih
"LATAR BELAKANG
Umar Kayam belum banyak menghasilkan karya sastra. Beberapa karya-karyanya antara lain cerpen "Seribu Kunang-kunang di Mahattan" dinobatkan menjadi cerpen terbaik majalah Horison tahun 1968. Karya lainnya, kumpulan cerpen Sri Sumarah dan Bawuk (1978) mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Novel Para Priyayi merupakan novelnya yang pertama dan mendapat perhatian besar dari masyarakat. Sebagai bukti novel ini telah mengalami cetak ulang sebanyak empat kali.l Tanggapantanggapan positif tidak hanya datang dari masyarakat awam tetapi banyak dari kalangan sastrawan. Novel ini dicetak pertama kali pada bulan Mei 1992. Dalam satu bulan lebih dari enam resensi dan artikel yang muncul. Sebulan kemudian terbit cetakan yang kedua, bulan Juni 1992. Cetakan ketiga bulan November 1992. Cetakan keempat bulan September 1993."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Kamal Abdullah
Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 2000
809.892 8 ABD c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>