Ditemukan 19598 dokumen yang sesuai dengan query
Riyono Utomo
"Kebijaksanaan Koeksistensi Damai merupakan salah satu kebijakan luar negeri RRC yang penting pada kurun waktu 1950 an. Kebijakan ini diawali dengan perjanjian Sino-India mengenai wilayah Tibet pada 1954 yang melahirkan lima prinsip Koeksistensi damai yang terkenal. Dua tahun setelah Dikeluarkannya komunike bersama Cina-India mengenai Koeksistensi damai ini, pada Kongres XX PKUS 1956, Sekretaris Jendral PKUS N.S. Khrushchev mengumumkan digunakannya koeksistensi damai sebagai garis umum kebijakan luar negeri Soviet. Meskipun dengan pengumuman tersebut tampak bahwa Soviet menggunakan kebijakan yang sama dengan Cina dalam politik luar negerinya, namun pada dasarnya kebijakan koeksistensi damai yang diumumkannya itu sebenarnya memiliki perbedaan dengan apa yang diumumkan Cina sebelumnya. Ini terbukti kemudian, ketika koeksistensi damai menjadi salah satu dimensi yang penting dalam perselisihan terbuka Sino-Soviet yang terjadi kemudian Koeksistensi Damai yang diumumkan terlebih dulu oleh Cina, lebih menekankan fungsinya sebagai 'taktik sementara', seperti yang telah ditekankan Lenin. Cina menginginkan suatu masa damai untuk melaksanakan pembangunan dalam negerinya. Ia pun mengharapkan bahwa selama masa itu pula, ia bisa menggalang suatu front persatuan internasional dengan dunia ketiga untuk melawan imperialisme. Tujuan jangka pendek dari penggalangan front persatuan ini adalah keluar dari posis defensif akibat politik pembendungan AS terhadapnya. Sementara seperti Lenin Cina berharap dapat merebut waktu sehingga pada gilirannya ia dapat mencapai kemenangan akhir 'revolusi dunia'. Lain halnya dengan Cina, Khrushchev terutama menggunakan kebijakan tersebut untuk mengadakan peredaan ketegangan dengan AS. Ia mendefinisikan koeksistensi damai tidak lain sebagai penolakan perang, karena di dunia sekarang, telah muncul faktor baru yang menentukan yaitu senjata nuklir. Dengan demikian menurut Khrushchev hanya ada dua pilihan perang yang menghancurkan kedua pihak, imperialis maupun sosialis, atau koeksistensi damai. Pendeknya ia memilih koeksistensi damai karena ini memungkinkan sosialis untuk memenangkan kompetisi di antara dua kubu tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12967
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rifky Hidayatullah
"Skripsi ini membahas keterkaitan antara Prinsip Koeksistensi Damai dengan Perjanjian Dwikewarganegaraan RI-RRT. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang didukung dengan studi pustaka. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa dalam pengimplementasian Prinsip Koeksistensi Damai dalam Perjanjian Dwikewarganegaraan RI-RRT merupakan suatu sarana bagi RRT dalam menerapkan Soft Powernya, guna menarik negara-negara lain demi terciptanya hubungan diplomatik luar negerinya. Akan tetapi, pengimplementasian Prinsip Koeksistensi Damai oleh RRT dalam perjanjian ini tidak sepenuhnya konsisten,
sehingga berdampak pada hubungan diplomatik luar negeri Tiongkok, khususnya dengan Indonesia.
This thesis explains the relationship between the Principle of Peaceful Coexsistence and the Dual Citizenship Treaty of RI-PRC. This research is a qualitative research that supported by a literature study. This research proves that the implementation of the Principle of Peaceful Coexsistence on the Dual Citizenship Treaty of RI-PRC is a medium for the People’s Republic of China to implement its soft power, in order to attract other countires to build a diplomatic relationship. However, the implementation of the Principle of Peaceful Coexsistence in this treaty is not that consistent, thus impacting China’s diplomatic relation with another countires, especially with Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Thohir Luth
Jakarta: Mediacita, 2006
306.6 THO m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Gibran, Kahlil, 1883-1931
"anusia mengikuti irama kesenangan dan kesulitan sesuai masanya. Kebahagiaan sejati terasa jauh dan menuntut ketenangan jiwa dan pikiran sementara tuntutan hidup ragawi tidak bisa dikompromikan. Kahlil Gibran menemani kita dengan kalimat-kalimat kontemplatifnya. Perenungan yang bukan saja cukup untuk waktu terbatas namun bisa kita kenang dan lakukan selama nafas terhembus agar"
Surabaya: Stomata Publishing, 2017
892.78 GIB d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Supono Wagino
Jakarta: Duta Grafika, 2010
320.54 SUP s;320.54 SUP s (2)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Zakiyuddin Baidhawy
Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012
297.72 ZAK k
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Maidar
"Sejarah Eropa sekitar awal abad ke-19, mempunyai era aneka perubahan vital. Eropa Barat yang lebih dinamis, pernah dipimpin oleh Napoleon 1 dari Prancis untuk berlaga dengan kekuatan Eropa Timur, yang dipimpin oleh Alexander I dari Rusia serta dimotori oleh beberapa tokoh militer seperti Kutuzov. Klimaks perang terjadi pada 1812. Be.dasarkan tulisan para sejarawan sosial dan tulisan Tolstoy -- Voine i Mir --, dapat juga direkonstruksikan suatu gejolak spirit patriotisme dari rakyat (narod) Rusia yang mulai bertumbuh, dan dengan keyakinan keagamaannya, rakyat Rusia juga bangkit menentang penindasan, dan memperoleh kemenangan moral. Akibat perang patriotis Rusia 1812, terdapat beberapa refleksi eksistensi sejarah secara filosofis seperti terkandung dalam Voine I Mir, yang dominan difokus pada dimensi kemanusiaan dan kerakyatan, untuk menghadapi perang dan damai yang terus berlangsung dalam sejarah umat manusia. Tapi, dengan kekuatan moral kehidupan dapat dijalankan menuju suatu harapan ideal."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
May, Karl
Jakarta: Gramedia, 2004
809 MAY d
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Kompas, 2006
205.6 DAM
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"makalah disampaikan dalam seminar tentang masalah hukum batas laut indonesia, ddiseelenggarakan oleh BPHN DEPKUMHAM RI tanggal 8-9 juni 2005 di jakarta"
300 MHN 1:2 2006
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library