Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susi Susanti
"Penulisan skripsi ini, selain merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana, diharapkan pula dapat memberi penerangan yang lebih jelas lagi mengenai Sejarah Cina kepada pembaca. Metode yang saya gunakan pada saat mengadakan penelitian mengenai masalah tersebut di atas adalah metode penelitian kepustakaan. Saya merasa penggunaan metode penelitian semacam itu kurang memuaskan, karena data yang saya peroleh dari buku-buku bacaan satu sama lainnya kadang-kadang tidak sama. Hal ini menyulitkan saya dalam memilih buku-buku yang terpercaya, tetapi metode inilah yang terpaksa saya pilih.
Hasil penelitian dari sumber bacaan tersebut diatas, saya rangkaikan menjadi satu karangan yang menguraikan sebuah pemberontakan dalam sejarah cina, yaitu Pemberontakan Boxer. Pemberontakan ini terjadi pada akhir dinasti Qing (1899 - 1900), yang dicetuskan oleh ..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Dwi Utamining Wulan
"ABSTRAK
Sejak bangsa asing berhasil masuk dan menduduki Cina, bangsa Cina menerima banyak kekalahan dan kerugian atas perang dan perjanjian-perjanjian yang dinilai sangat timpang. Kekecewaan terhadap pemerintahan Dinasti Qing dalam mempertahankan wilayah dari bangsa asing memunculkan reaksi dari rakyat berupa pemberontakan yang dikenal sebagai pemberontakan Boxer. Pemberontakan Boxer digerakkan oleh serikat boxer di Propinsi
Shandong. Namun, pada pelaksanaannya, pemberontakan ini didasarkan pada semangat anti asing tanpa diimbangi dengan kesiapan dan koordinasi yang matang sehingga mengalami kegagalan. Artikel ini membahas kronologi dan peristiwa Pemberontakan Boxer dan menganalisa penyebab-penyebab kegagalannya.

ABSTRACT
Ever since foreign nations had succeeded in entering and occupying China, the Chinese have received many defeats and loss because of the war and treaties which were considered very one-sided. The disappointment towards the government of Qing Dynasty in terms of defending their territory from the foreigners had given rise to reaction of the people in a form of rebellion that is known as The Boxer Rebellion. The upraising of the Boxer Rebellion was initiated by a boxer organization in Shandong. However, in the implementation, this rebellion was driven by an anti-foreigner believe without being in accordance with a readiness and good coordination, which has made the rebellion failed. This study will elaborate the chronology and events of the Boxer Rebellion, and at the same time analyze the failure factors of the rebellion."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Irena Putri
"ABSTRAK
Pemberontakan Boxer yang terjadi pada tahun 1900 di Cina merupakan pemberontakan yang memiliki peranan penting dalam proses keruntuhan dinasti Qing. Penyelewengan ajaran Konfusius, tekanan ekonomi serta serangkaian bencana alam membuat rakyat Cina meyakini bahwa Qing tidak lagi memegang mandat langit, sehingga muncul banyak serikat rahasia yang berusaha melepaskan diri dari pemerintahan dinasti Qing. Anggota Boxer kebanyakan berasal dari kelas petani, mereka sangat menjunjung tinggi para dewa dan masih percaya pada tahyul. Semula organisasi Boxer memiliki tujuan untuk menumbangkan pemerintahan Qing yang dipimpin oleh bangsa Manchu dan mendirikan pemerintahan Ming yang dipimpin oleh bangsa Han. Namun sejak invasi Barat memasuki Cina secara besar-besaran setelah kekalahan Cina pada perang Candu tahun 1842, Boxer mengganti tujuannya menjadi mengusir bangsa Barat serta pengaruhnya dari Cina. Sasaran dari kebrutalan Boxer adalah misionaris dan pengikutnya. Boxer menganggap bahwa orang asing, misionaris dan ajaran Kristen merupakan penyebab dari kemarahan dewa atas berbagai bencana dan kesulitan yang menimpa Cina. Kemudian Boxer menyebarkan propaganda yang merangsang rasa antipati rakyat terhadap agama Kristen, serta mengaku dapat mengalahkan orang asing dengan kekuatan magis yang mereka miliki. Kemudian Qing memanfaatkan Boxer sebagai senjata untuk mengusir Barat dari Cina. Pergeseran tujuan Boxer ini menarik untuk diteliti, jurnal ini menjelaskan sisi anti-Kristen pada pemberontakan Boxer, dan menelaah pemberontakan Boxer dalam sudut pandang religi.

ABSTRACT
The Boxer uprising in China which occured in 1900 has an important role in Qing dynasty’s collapse. Diversion of Confucianism, economic pressure and a series of natural calamities made the Chinese people believe that Qing government no longer holds the Heaven’s Mandate. There were many secret societies trying to overthrow the Qing government. The Boxers was an anti-foreign secret society, its members were mostly farmers, who worship their gods highly and believe in superstitions. The Boxer’s original intention was to overthrow the Qing government which led by the Manchus, and establish the Ming government which led by the Hans. However, since the foreigner’s invasion entered China massively after the China’s defeat in the Opium War in 1842, the Boxer changed its objective to expel the foreigners and their influence from China. The main target of the Boxer’s brutal movement were missionaries and their followers. The Boxer viewed foreigners, missionaries and Christianity were the sources of the various catastrophes and their sufferings led by the gods’ wrath. The Boxers spread propaganda which stimulate people’s antipathy towards missionaries and Christianity, they also claimed that the Boxers could defeat the foreigners by using the magic skills they possessed. The Qing then took advantage from Boxer and used them as the weapon to expell the foreigners from China. The Boxer’s conversion of its objection is interesting to investigate,this journal was made to describe the anti-Christian aspect in the Boxer uprising and examines the uprising from the religious viewpoint."
[, ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Enny D. Nerakusuma
"Alasan penulis menulis Perang Candu Dalam Sejarah Cina adalah karena ingin mengungkapkan keadaan di Cina pada waktu itu, di mana setelah kekalahannya dalam perang tersebut, Cina dipaksa untuk menandatangani perjanjian-perjanjian yang isinya mengharuskan Cina membayar ganti rugi perang serta membuka pelabunan-pelabuhannya bagi bangsa-bangsa asing. Hal ini tentu saja menggoncangkan pemerintah Manzu yang berkuasa di Cina. Pada saat itu, pemerintah Manzu ju_ga sedang berusaha memadamkan pemberontakan-pemberontakan yang pada umumnya ditimbulkan oleh rakyat yang tidak puas terhadap pemerintahan. Dapat dikatakan pemerintah Manzu ber_juang menghadapi dua masalah yang cukup berat, yaitu di satu pihak terjadinya kekacauan di dalam negeri, di mana rakyat merasa hidup mereka sangat menderita karena adanya beban pa_jak yang semakin berat serta adanya tekanan-tekanan lain o_leh pemerintah Manzu. Semuanya ini mendorong lahirnya pem-berontakan-pemberontakan rakyat, yang terkenal adalah pem_berontakan Taiping. Di lain pihak adanya tekanan-tekanan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S12881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima Mernissi
Bandung: MIzan, 1999
297.43 FAT p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
"ABSTRAK
Empat tahun seusai pemberontakan Diponegoro Kolonel Jhr. F.V.A. Ridder de Stuers, anak menantu dan mantan ajudan Letnan Jenderal H.M. de Kock, mencrbitkan memoarnya yang berjudul Memoires sur la guerre d'ile de Java de 1825 _ 1830, (1834). Memoar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Letnan Kolonel H.M. Lange dengan judul Gedenkschrift van den Oorlog op Java van 1825 tot 1830, terbit pada 1847. Khusus pada Bab III, yang berjudul: 1827, amat menarik perhatian peneliti. Pada tahun 1827 tersebut oleh penulisnya, disebut sebagai tahun titik balik strategi militer Belanda, tahun peralihan dari strategi mobilitas ke strategi benteng atau Stelsel Benteng. Strategi benteng adalah strategi militer yang tidak sekedar memiliki ciri yang unik, baik aspek pemikiran maupun pelaksanaannya, namun amat berkaitan dengan aspek politik, sosial, kultural, Beni perang kedua belah pihak yang belum pernah diterapkan dalam perang kolonial mana pun. Dengan asumsi demikian, peneliti memilihnya sebagai topik kajian utama. Berhadapan dengan topik kajian ini, peneliti menyusun kerangka pertanyaan:' Seberapa besarkah kekuatan militer Diponegoro sehingga berhasil memaksa tentara Belanda untuk mengubah strategi militernya pada 1827? Sejauh manakah motivasi perang Diponegoro dan pengikutnya"
2002
D1643
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Adrianus Laurens Gerung
"Negeri Cina memiliki berpuluh-puluh suku bangsa yang membentuk masyarakat Cina dewasa ini, dengan berbagai kekhususan budaya masing-masing. Salah satu dari suku bangsa - suku bangsa ini ialah suku bangsa minoritas Hui. Suku bangsa ini memeluk agama Islam, tetapi berbudaya campuran yang merupakan hasil akulturasi antara budaya Islam dengan budaya Cina. Mereka inilah yang sering dise_but sebagai kaum muslim Cina.
Selain suku bangsa Hui sebenarnya masih ada bebe_rapa suku bangsa minoritas Cina lainnya yang memeluk aga_ma Islam, seperti, suku bangsa Baoan, suku bangsa Salar, dan suku bangsa Uighur. Namun, suku bangsa Hui ini menja_di khas, karena mempunyai sejarah yang menarik yang ter-jalin dengan sejarah Cina sejak pembentukan mereka pada jaman Yuan di Abad ke X1V. Mereka tersebar di seluruh pe_losok negeri Cina saat ini; mereka berbicara memakai baba_sa Cina, berpakaian sebagaimana orang Cina, mendirikan mesjid-mesjid yang tampak luarnya menverupai kuil-kuil."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13097
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saleh A. Djamhari
"Empat tahun seusai pemberontakan Diponegoro Kolonel Jhr. F.V.A. Ridder de Stuers, anak menantu dan mantan ajudan Letnan Jenderal H.M. de Kock, menerbitkan memoarnya yang berjudul Memoires sur la guerre d'ile de Java de 1825 - 1830, (1834). Memoar ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda oleh Letnan Kolonel H.M. Lange dengan judul Gedenkschrif van den Oorlog op Java van 1825 tot 1830, terbit pada 1847. Khusus pada Bab III, yang berjudul: 1827, amat menarik perhatian peneliti. Pada tahun 1827 tersebut oleh penulisnya, disebut sebagai tahun titik balik strategi militer Belanda, tahun peralihan dari strategi mobilitas ke strategi benteng atau Stelsel Benteng. Strategi benteng adalah strategi militer yang tidak sekedar memiliki ciri yang unik, baik aspek pemikiran maupun pelaksanaannya, namun amat berkaitan dengan aspek politik, sosial, kultural, seni perang kedua belah pihak yang belum pernah diterapkan dalam perang kolonial mana pun. Dengan asumsi demikian, peneliti memilihnya sebagai topik kajian utama.
Berhadapan dengan topik kajian ini, peneliti menyusun kerangka pertanyaan: Seberapa besarkah kekuatan militer Diponegoro sehingga berhasil memaksa tentara Belanda untuk mengubah strategi militernya pada 1827? Sejauh manakah motivasi perang Diponegoro dan pengikutnya sehingga berhasil memperpanjang jangka waktu perang? Mengapa Jenderal de Kock memilih strategi Stelsel Benteng, apakah sekedar kontra strategi dari strategi Diponegoro atau mempunyai pemikiran lain untuk pasta perang?
Berangkat dari pertanyaan tersebut, peneliti berusaha mengenali beberapa masalah topik kajian tersebut dengan mengkaji secara kritis sejumlah sumber arsip dan historiografi militer Belanda pada periode abad 19 dan memoar Diponegoro tentang peperangan yang dilakukannya.
Dari kajian tersebut peneliti berpendapat, masih ada domain yang "luput" dari perhatian penulis terdahulu. Pertama, terutama kekuatan motivasi dan kemampuan para pemimpin perang dalam mengelola aksi-aksi mereka untuk tujuan yang ingin dicapai. Apakah tujuan aksi mereka untuk mempertahankan kedaulatan negara? Atau untuk merebut kedaulatan negara? Karena kedua belah pihak, baik Pemerintah Hindia Belanda maupun Diponegoro saling mengaku memiliki kedaulatan (berdaulat) di Kesultanan Yogyakarta dan saling mengaku pula kedaulatan dan kehormatannya dilanggar dan direndahkan. Karena masalah kedaulatan sebagai masalah prinsip, tidak ada cara lain untuk saling mempertahankan dan merebut kedaulatan kecuali dengan perang. Kedua, perang yang terjadi dalam satu wilayah negara (infra states warfare) dalam sejarah militer disebut perang kecil (small war). Perang kecil yang terjadi di wilayah Kerajaan Yogyakarta bisa ditinjau dari beberapa aspek: politik, sosial, kultural dan ekonomi?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D528
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianty Hevy Kartini
"Penelitian ini membahas bagaimana idiom diterjemahkan berdasarkan tingkat keidiomatisannya. Data yang akan digunakan komik, karena komik mengandung unsur visual. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana proses idiom diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia jika dilihat dari sudut pandang tingkat keidiomatisannya.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62). Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases.
Teori yang menjadi landasan penelitian ini adalah teori tingkat keidiomatisan yang menurut Palm (1995:12-13), teori penerjemahan idiom menurut Nida dan Taber (1969:12) dan teori prosedur penerjemahan menurut Machali (2009:62).  Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 16 idiom, sembilan idiom termasuk ke dalam frasa metaforis transparan, tiga idiom termasuk ke dalam frasa metaforis legap dan empat idiom termasuk ke dalam frasa khusus.
Hasil penelitian membuktikan bahwa idiom yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menggunakan penerjemahan idiom ke non idiom. Selain itu, untuk menerjemahkan idiom yang merupakan frasa metaforis transparan membutuhkan sedikit prosedur penerjemahan dibandingkan dengan idiom yang merupakan frasa metaforis legap dan frasa khusus.

This research discusses how idioms are translated based on level of idioms. The Data will be used comics because the comics contain visual elements. The aim of this research to discuss how the idioms are translated from German into the Indonesian language based on level of idioms.
The theories of this research are the level of idioms concept according to Palm (1995:12-13), the theory of the translation of idioms according to Nida and Taber (1969:12) and the theory of the translation procedure according to Machali (2009:62). In this study found as many as 16 idioms, nine idioms included in the transparent metaphorical phrases, three idioms included into the non-transparent metaphorical phrases and four idioms included in the special phrase.
The results of this research proved that the idioms are translated into Bahasa Indonesia used the translation of idioms to non-idioms. Also, to translate idioms which are the phrase transparent metaphorical, need fewer steps of the translation procedures than idioms which are the phrases of the non-transparent metaphorical and special phrases."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Affan Maulana
"Penelitian ini membahas mengenai klaim kedaulatan Cina di Laut Cina Selatan dengan mengkaji perspektif Cina dan menganalisa bukti-bukti sejarah yang digunakan Cina sebagai basis legalitasnya. Cina mengklaim sebagian Laut Cina Selatan sebagai wilayah kedaulatan negaranya. Klaim tersebut didukung dengan adanya bukti-bukti sejarah. Penulis memulai penelitian dengan menginterpretasi latar belakang yang memicu konflik Laut Cina Selatan menggunakan pendekatan historis dan studi kualitatif, kemudian mengkaji pernyataan resmi pemerintah Cina dan menganalisa bukti-bukti sejarah yang digunakan Cina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klaim Cina tidak sesuai dengan data-data sejarah. Perspektif yang dimiliki oleh Cina merupakan hasil penafsiran data sejarah yang kurang akurat.

This study discusses China's sovereignty claims in the South China Sea by examining China's perspective and analyzing historical evidence that China uses as its legal basis. China claims part of the South China Sea as its sovereign territory. This claim is supported by historical evidence. The author begins the research by interpreting the background that triggers the South China Sea conflict using a historical approach and qualitative studies, then examines the official statements of the Chinese government and analyzes historical evidence used by China. The results shows that China's claims are not in accordance with historical data. China's perspective is the result of inaccurate interpretation of historical data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>