Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hudiyekti Prasetyaningtyas
"Sentuh bahasa sebagai salah satu aspek peristiwa sentuh budaya berpengaruh terhadap istilah kekerabatan sapaan masyarakat etnik Cina khususnya sub etnik Hokkian di Jakarta Pusat dalam penelitian ini di wilayah Bungur dan Kemayoran. Penelitian dilaksanakan dengan sistem wawancara terbuka dan juga penelitian pustaka untuk memperoleh istilah-istilah kekerabatan sapaan yang asli baik dalam bahasa Cina dialek Hokkian maupun bahasa Betawi.Hasil penelitian mengungkapkan bahwa sentuh bahasa Cina-Betawi dapat dikatakan tidak mengakibatkan perubahan yang berarti di dalam kosakata istilah kekerabatan sapaan masyarakat etnik Cina kecuali adanya pemakaian istilah yang sama untuk hubungan kekerabatan yang berbeda. Namun dapat dikatakan berpengaruh besar dalam bidang fonetik, yaitu dengan munculnya bunyi-bunyi nasal di awal istilah-istilah sapaan tersebut, Juga adanya pencampuran istilah bahasa-bahasa tersebut yang membentuk makna tertentu dalam suatu istilah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianti Anggia Murni
"Orang-orang Cina mengenal tiga peristiwa besar dalam kehidupan mereka, yaitu kelahiran, perkawinan dan kematian. Kematian, yang merupakan salah satu dari tiga peristiwa besar di atas, dianggap penting oleh orang_orang Cina karena, mereka percaya bahwa orang yang telah meninggal dunia, jiwanya tetap hidup, bahkan _menjaga kehidupan para keturunannya.Hubungan antara orang yang masih hidup dan yang telah meninggal..."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S12956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Zoraya Paskarini
"Sejak terbangunnya hubungan pendatang Cina di Nusantara dengan masyarakat setempat (sekitar tahun 206 SM-220M, saat zaman dinasti Han di Cina) hingga saat ini, sempat terjadi beberapa proses sejarah perubahan istilah penamaan etnik Cina. Dalam masyarakat dewasa ini juga masih terlihat adanya perbedaan pandangan mengenai istilah penyebut etnik Cina, baik yang bermakna peyoratif maupun yang tidak. Hal tersebut mempengaruhi masyarakat, baik yang berketurunan Cina maupun bukan, kaum tua maupun kaum mudanya, dalam memilih kata yang tepat untuk menyebut golongan Cina ketika berinteraksi dengan lingkungannya.
Skripsi ini secara etimologis mencari asal-usul dan memaparkan ragam beserta makna dari istilah penamaan etnik Cina di Indonesia untuk kemudian dianalisis pengenalan dan penggunaannya dalam lingkungan kaum muda Indonesia yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Dari hasil analisis lapangan dapat terlihat pandangan dan kecenderungan kaum muda dalam menggunakan istilah-istilah tersebut di masa kini. Metode yang dipakai dalam menyusun penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan di bidang linguistik dan sosial dan penelitian lapangan dengan melakukan survei dengan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Di akhir penelitian terlihat bahwa kaum muda Jakarta cenderung menggunakan istilah berbahasa Inggris (china dan chinese) yang dianggap lebih netral dibandingkan dengan istilah dari sumber bahasa lainnya. Hasil survei juga menunjukkan adanya variasi bahasa yang dibuktikan oleh penyesuaian penggunaan istilah dengan lingkungan tempat berinteraksi kaum muda Jakarta. Contohnya, jika berada di lingkungan formal (pendidikan dan pekerjaan) kaum muda cenderung menggunakan istilah yang dianggap netral (biasanya berbentuk bahasa Inggris, seperti china dan chinese), dan ketika berada di lingkungan non-formal (keluarga dan pergaulan sosial yang akrab) cenderung memakai istilah yang lazim dikenal dan dipakai lingkungan tersebut, seperti cina dan cokin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13090
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatul Astar
Jakarta:: Pusat Bahasa, 2003
495.1 HID p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Suzana E.
"Penelitian mengenai kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan yang berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia. Tujuannya adalah mendeskripsikan kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan di wilayah RW C4 Bali Master, Jatinegara Jakarta Timur. Selain itu. dari penelitian ini dapat dilihat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan sebuah kata sapaan, serta variasi-variasi kata sapaan tersebut. Pengumpulan data diperoleh dari data lapangan dan data kepustakaan. Data lapangan dikumpulkan lewat wawancara dengan Para informan dan penyebaran kuesioner, kemudian diadakan pengklasifikasian, lalu data tersebut dianalisis. Hasilnya diperoleh deskripsi tentang kata-kata sapaan yang dipakai oleh masyarakat Cina Peranakan di wilayah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembagian harta bersama akibat perceraian dalam masyarakat berdasarkan hukum perdata Barat secara tersirat tercantum dalam pasal 25 undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan serta pasal 119 kitab undang-undang hukum perdata juga memberi peluang bagi terbentuknya harta bersama melalui kesepakatan antara suami dan isteri yang meliputi : ..."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Salam
"Masalah premanisme dan kondisi tata ruang yang tidak beraturan di Pasar Tanah Abang seolah telah menjadi masalah yang tidak berujung, masalah tersebut tidak bisa hanya diliahat dari pengaruh aspek fisik namun juga perlu dilihat pengaruh dari aspek interaksi sosial yang ada di dalamnya, terutama kelompok etnik Betawi dan Cina yang merupakan kelompok etnik yang dominan di Tanah Abang karan perjalanan sejarah terbentuknya Tanah Abang yang terikat dengan dua kelompok etnik tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus, dengan menganalisis secara mendalam interaksi sosial yang dilakukan kelompokn etnik Betawi dan Cina di pasar Tanah Abang serta faktor apa saja yang mempengaruhi munculnya masalah premanisme dan perubahan penggunaan lahan di Tanah Abang. Ditemukan bahwa etnik Cina memiliki pengaruh yang cukup besar atas penataan ruang yang tidak beraturan di pasar Tanah Abang karna telah memberikan dampak perubahan penggunaan lahan di kawasan sekitar pasar Tanah Abang, sementara etnik Betawi telah memberikan pengaruh besar terhadap muncul masalah premanisme di Tanah Abang karna adanya pola intekasi bisnis keamanan dengan para pedagang dan pemilik bisnis di Tanah Abang.

The problem of thuggery and irregular spatial conditions at Tanah Abang Market seems to have become an endless problem, this problem cannot only be seen from the influence of the physical aspect but also needs to be seen from the influence of the aspects of social interaction in it, especially the Betawi ethnic group and The Chinese are the dominant ethnic group in Tanah Abang because of the historical course of the formation of Tanah Abang which is tied to the two ethnic groups. This study uses a qualitative case study approach, by analyzing in depth the social interactions carried out by ethnic Betawi and Chinese groups in the Tanah Abang market and what factors influence the emergence of the problem of thuggery and changes in land use in Tanah Abang. It was found that the Chinese ethnicity had a considerable influence on the irregular spatial planning at the Tanah Abang market because it had an impact on changes in land use in the area around the Tanah Abang market, while the Betawi ethnicity had a major influence on the emergence of thuggery problems in Tanah Abang due to the pattern of security business integration with traders and business owners in Tanah Abang."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Sontani Halim
"Interaksi yang terjadi antara individu yang paling kenal maupun yang tidak biasanya mengikuti pola tertentu. Pola perilaku antar individu ini ditentukan oleh peraturan sosial yang dimiliki masyarakat tersebut.
Bila seorang individu berinteraksi dengan individu lain, ia harus dapat menyesuaikan perilakunya (termasuk perilaku bahasanya) terhadap keadaan sekitarnya. Perilaku berbahasa ditentukan oleh tingkat keakraban antara dua individu, tempat (setting), jenis kelamin, status, dan lain sebagainya. Seorang individu harus memperhatikan hal-hal ini bila ia ingin berpartisipasi dalam suatu kehidupan sosial dan juga supaya ia dapat diterima oleh anggota masyarakat yang lain (Bailey, 1971).
Pousaaint (1967), orang dewasa dan bergelar doktor, merasa tersinggung ketika ia disapa dengan sapaan boy oleh seorang polisi lalu lintas pada salah satu jalan di Amerika. Hal ini terjadi karena polisi tersebut telah melanggar peraturan sapaan yang berlaku di masyarakat Amerika. Hal ini juga yang menyebabkan Dr. Poussaint merasa terhina. Penggunaan istilah sapaan yang salah dapat menyinggung perasaan kawan bicara dan juga menimbulkan kesalahpahaman. Kesalahpahaman ini dapat disebabkan oleh perbedaan latar belakang sosial budaya dari kedua interlokutor dalam berinteraksi.
Di Indonesia banyak bahasa dan kelompok masyarakat yang memberikan makna penting untuk etika sapaan. Menurut sensus penduduk 1980 distribusi bahasa yang dipakai sehari-hari di Indonesia adalah sebagai berikut:
Bahasa Minangkabau merupakan bahasa keenam terbanyak penuturnya di Indonesia. Pada tesis ini akan dibahas istilah sapaan dan istilah kekerabatan bahasa Minangkabau ini. Pemilihan jatuh pada bahasa ini karena diasumsikan bahasa Minangkabau akan menarik untuk diteliti mengingat masyarakat Minangkabau merupakan masyarakat matrilineal, berbeda dengan masyarakat-masyarakat lain di Indonesia yang kebanyakan paterilineal atau bilateral.
1.2. Masalah Penelitian
Tulisan ini memusatkan perhatian pada sebagian aspek kebudayaan masyarakat Minangkabau. Aspek kebudayaan yang akan dibahas di sini terbatas pada peraturan dan pemakaian bentuk istilah sapaan bahasa Minangkabau saja.
Masyarakat Minangkabau merupakan salah satu golongan etnik yang utama di Indonesia. Terdapat lebih kurang 3.698.767 atau sekitar 2.52 persen dari penduduk Indonesia tahun 1980 yang menggunakan bahasa Minangkabau sebagai bahasa yang dipergunakan sehari-hari.
Daerah Minangkabau kira-kira seluas propinsi Sumatera Barat dan terdiri dari daerah darek (darat), pasisie (pesisir) atau rantau (Yunus, 1979). Secara tradisional daerah darek terbagi dalam tiga luhak (kurang lebih sama dengan kabupaten), yaitu, Tanah Datar, Agam, dan Limo Pulueh Kato; kadang-kadang .ditambah dengan Solok?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Bahasa Indonesia yang dituturkan oleh kelompok masyarakat tertentu ternyata memiliki kekhasan dalam wujudnya. Hal ini disebabkan oleh adanya beberapa faktor di antaranya yakni latar belakang penutur dan komponen tutur."
490 KAN 7:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianingsih
"ABSTRAK
Upacara Kematian merupakan suatu upacara yang penting bagi orang Cina. Untuk melaksanakan suatu upacara kematian yang sempurna dan sesuai dengan kepercayaan mereka, sebagian kecil masyarakat Cina beragama Budha di Jakarta menyerahkan pelaksanaan upacara kematian pada Caima.
Kehidupan Caima di Cina dahulu sama dengan Bi qiu ni ( biarawati Budha ). Namun praktek keagamaan yang dilakukan oleh Caima sudah menyerap tradisi dalam masyarakat. Di Cina dahulu, banyak penganut Budha yang menggunakan jasa Caima dalam upacara kematian. Caima yang ada di Jakarta sekarang juga dikenal sebagai biarawati, namun kehidupannya sangat berbeda dengan Bi qiu ni. Caima hidup dari imbalan yang diberikan oleh keluarga yang menggunakan jasanya dalam upacara kematian.
Tugas Caima dalam suatu upacara kematian adalah meman_jatkan doa-doa untuk arwah yang meninggal. Pembacaan doa yang diiringi dengan alat musik sederhana mengha_silkan lagu yang cukup menarik. Alunan lagu yang berisi doa-doa dan atraksi yang dilakukan oleh Caima membuat orang yang datang melayat tinggal lebih lama. Tugas besar yang dilakukan oleh Caima dalam upacara kematian membuat biaya yang dikeluarkan oleh keluarga orang yang meninggal cukup besar. Ini adalah salah satu penyebab langkanya upacara kematian yang dilaksa_nakan oleh Caima.

"
1995
S13088
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>