Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12013 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sabina Susie Kosasih
"Suatu kenyataan bahwa membicarakan tentang Tiga Agama Tiongkok yang telah rmenjadi dasar pegangan hidup orang Tionghoa, selalu menarik perhatian para penulis yang ingin mengetahui sejarah pemikiran orang-orang Tionghoa yang banyak mempengaruhi jalannya peristiwa sejarah negara Tiongkok. Dengan perkataan lain, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan baru Tiongkok berkembang dari kebudayaan kuno Tiongkok di masa silam. Banyak anggapan orang-orang awam yang mengatakan bahwa orang-orang Tionghoa menganut agama yang sinkritisme antara Taoisme, Konfusianisme dan Budhisme. Apabila ditelaah kembali makna dari sinkritisme, maka dapat dikatakan agama Tionghoa tersebut bukan suatu sinkritisme, yang sinkritis adalah tradisi, tata cara peribadahan atau upacara ritual. Hal ini diperkuat dari hasil wawan_cara penulis dengan para tokoh rohaniawan Tridharma yang mendapat tanggapan yang sama dengan pendapat penulis, bahwa Agama Tionghoa bukan suatu sinkritisme. Di Indonesia, ketiga agama tersebut dihimpun di dalam suatu wadah yang bemama Gabungan Tridharma Indonesia. Tridharma berarti tiga ajaran / tiga agama. Hal tersebut di atas dapat terjadi karena pada hakekat_nya inti dari ketiga ajaran tersebut tidak bertentangan satu sama lain, walaupun dalam beberapa hal ketiga ajaran tersebut terdapat perbedaan. Penulis juga melihat adanya pengaruh langsung maupun tidak di dalam diri orang-_orang Tionghoa, yang menunjukkan ketiga ajaran tersebut telah meresap, baik di dalam pemikiran dan kehidupan mereka. Ketiga ajaran tersebut seakan-akan telah menyatu dalam aspek-aspek kehidupan mereka, dimana dalam suatu masa tertentu, setiap orang pun mempunyai penekanan ter_hadap salah satu dari ketiga ajaran. Misalnya, ketika sedang senang, mereka cenderung untuk menjalankan ajaran Konghucu, sedangkan bila sedang dalam keadaan susah seperti kebimbangan, mendapat bencana atau penyakit dan kemalanagan, biasanya mereka mencari ketenangan di dalam Taoisme atau budhisme. Dalam hal ini perlu dijelaskan, bahwa yang merupakan obyek pengamatan penulis adalah orang-orang Tionghoa yang beragam Budha dan berdomisili di Jakarta"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maspero, Henry
Paris: Civilization Du Sud, 1950
951 MAS e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suzuki, Daisetz Teitaro, 1870-1966
London: Probsthain, 1914
181.4 SUZ b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Batarfie
"ABSTRAK
Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk nenggambarkan secara jelas peristiwa Revolusi Kebudayaan (1965-1969), yang menitik beratkan pada pertentangan antara Mao Zedong dan Liu Shaogi. Revolusi Kebudayaan adalah suatu revolusi untuk mentransformasikan peradaban bangsa dan untuk merubah sikap manusia agar tercipta seorang manusia kolektif yang sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada perjuangan kelas, garismassa, dan pendekatan Maois menuju transformasi sosialis.Dalam perkembangan selanjutnya Revolusi Kebudayaan yang dilancarkan oleh - Mao lebih merupakan suatu kekuatan untuk menghancurkan bangunan atas atau penguasa Partai yang mengambi] jalan kapitalis..Periode tahun 1965 merupakan periode pengkonsolidasian kediktatoran proletar.'Periode tahun 1966-1969 merupakan periode persaingan atau perebutan ke_kuasaan (power struggle) antara elit politik dan penguasa di Cina. Pada perio_de ini Mao mencari dukungan di luar Partai seperti Pengatral Merah, yaitu para pemuda-pemudi yang diorganisir menjadi kelompok yang bersifat militer dan mili_tan. Selain itu, Mao juga mengandalkan kekuatan Tentara Pembebasan Rekyat/TPR yang ditandai dengan pembentukan Komite Revolusioner. Kekuatan-kekuatan Pengawal Merah dan TPR digunakan Mao untuk membangun kembali supremasi otoritasnya dan memastikan keabadian ideologi serta pemikiran Mao yang mulai memudar pada awal Revolusi Kebudayaan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Revolusi Kebudayaan sesungguhnya dirancang oleh Mao untuk memurnikan gagasan ideologi dan menciptakan masyarakat sosialis berdasarkan pikiran-pikiran Mao. Namun, jalan yang ditempuh untuk men_capai tujuan itu secara tak terelakkan harus melalui perebutan kekuasaan..

"
1986
S12944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai segala cara berpikir, cara bersikap dan berperil serta cara bertindak manusia yang berkecimpung dalam dunia ilmu, sesuai dengan kaidah-kaida! ilmuan dan etika ilmu. Karena budaya ilmiah adalah budaya yang sesuai dengan kaidah-kaidah muan, maka budaya ilmiah sangat erat kaitannya dengan jilsafat ilmu dan etika ilmiah. Dapat di kan bahwa budaya ilmiah, jilsafat ilmu, dan etika ilmiah adalah tiga hal yang tidak dapat dipisa tetapi dapat dibedakan. Filsafat ilmu adalah kegiatan berpikir yang berupaya untuk memahami secara mendasar mendalam ten tang ilmu, termasuk di dalamnya kaidah-kaidah dan etika ilmu. Sedangkan etika ilmiah membicarakan kepribadian seorang individu manusia apakah s atau tidak hati nurani, ucapan, atau perbuatannya dengan budaya ilmiah, etika ilmu, dan kai kaidah keilmuan. Beberapa budaya ilmiah yang perlu dikembangkan dalam kehidupan ilmiah di pergu tinggi antara lain: budaya untuk meragukan sesuatu yang tidak dapat diinderanya; budaya bebGJ lai; budaya keterbukaan; budaya kejujuran; budaya keberanian;budaya berpikir dan berbicaras ra relevan; budaya universalisme ilmu; budaya kesetaraan; budaya penghargaan; dan sifat al mik ilmu."
300 JIS 2:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Limbah padat krustasea (kulit kepala,kaki) merupakan salah satu masalah yang harus dihadapi oleh pabrik pengolahan krutasea. Selama ini limbah tersebut dikeringkan dan dimanfaatkan sebagai pakan atau pupuk dengan nilai yang rendah. Mengolahnya menjadi kitin atau kitosan akan emberikan nilai tambah yang cukup tinggi...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Minogue, Kenneth
Jakarta: Pelangi Cendikia, 2006
320 MIN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Tokoh Bima di Jawa selama ini dikenal dalam tiga bentuk pengambaran, yaitu Bima yang digambarkan sebagai arca batu, Bima yang digambarkan dalam relief pada candi, Bima yang digambarkan dalam cerita wayang atau kitab Dewaruci..."
BARK 6 (1-2) 1985
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Surabaya: Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya dengan didukung oleh International Organisation for Migration Surabaya Office dan WSM, 2007
364.153 4 SEK
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>