Ditemukan 49318 dokumen yang sesuai dengan query
Betalina Intan Kartikaningrum
"Romantisme Modern di Cina berkembang pesat dalam masa kesusastraan modern yang diawali dengan terjadinya Revolusi Sastra pada tahun 1917. Revolusi Sastra ini antara lain menganjurkan Para penyair untuk menggunakan bahasa sehari-hari dalam karyanya. Salah satu penyair Cina yang beraliran Romantis modern ini adalah Ai Qing. Skripsi ini mengetengahkan beberapa puisi Ai Qing, kemudian puisi-puisi tersebut dianalisa untuk ditarik kesimpulan bahwa dalam puisi-puisi itu terkandung ciri-ciri Romantisme"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12836
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rasyid Sartuni
"
ABSTRAKRomantisme di Indonesia dan Malaysia tidak seheboh munculnya di Eropa. Di Eropa romantisme muncul sebagai gerakan suatu zaman sedangkan di Indonesia dan Malaysia cenderung merupakan suatu visi dan gaya dalam penulisan karya sastra. Walaupun romantisme di Indonesia merupakan pengaruh dari romantisme Eropa, ciri-ciri romantisme Indonesia tetap memperlihatkan visi dan gaya tersendiri. Warna romantisme demikian terlihat pada perubahan bentuk, pilihan kata, lukisan alam, deskripsi masa silam, dan gaya diafan yang penuh pesona. Romantisme demikian menguatkan pada deskripsi sentimental dari pada deskripsi ideology. Namun, kedua romantisme itu? romantisme sentimental dan romantisme idealis tumbuh subur pada masa Pujangga Baru (1933-1942). Romantisme Pujangga Baru ini berpengaruh pada gaya penulisan yang ada di Malaysia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Liang, Xihua
Taibei : Jiu ge chub an, 1992
SIN 895.13 LIA h
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Paramita Eka Dewi
"Skripsi ini membahas mengenai sejarah Ai Qing sebagai penyair Cina dan juga menganalisis mengenai metafora yang digunakan Ai Qing dalam penulisan puisipuisinya Mei de Duihua, Wo Ai Zhe Tudi, Yi Ge Hei Ren Guniang Zai Gechang, dan Guayu Yanjing. Skripsi ini ditulis berdasarkan metode penulisan deskriptifanalitis. Hasil penulisan skripsi adalah Ai Qing adalah penyair yang menulis puisi untuk kepentingan seni dan kepentingan rakyat. Dalam penulisan puisi ia senang sekali menggunakan metafora untuk membangun suasana, menyampaikan makna, atau sebagai kritik sosial.
This writing discusses the history of Chinese poet, Ai Qing, as well as analyzing the metaphors used in the writing of Ai Qing_s Mei de Duihua, Wo Ai Zhe Tudi, Yi Ge Hei Ren Guniang Zai Gechang, dan Guayu Yanjing. This writing is written based on the descriptive-analytical method of writing. Ai Qing is a poet who wrote poetry for the sake of art and the interests of the people. In writing poetry he was delighted to use metaphors to build atmosphere, convey meaning, or as social criticism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S12965
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Josephine Adriani
"Bangsa Cina memiliki kekayaan beraneka ragam karya sastra sejak era kedinastian, salah satunya adalah puisi. Puisi Cina terus mengalami perkembangan, mulai dari era klasik hingga kontemporer. Salah satu penyair Cina era kontemporer adalah Ai Qing è¾é(1910—1996). Puisi-puisi yang ditulis Ai Qing banyak mengungkapkan kecintaannya akan tanah air yang mencerminkan unsur nasionalisme di dalamnya. Penelitian ini menganalisis empat puisi karya Ai Qing yang ditulis selama awal Perang Sino-Jepang II (1937—1945) menggunakan metode kualitatif secara deskriptif-analisis dengan pendekatan stilistika. Melalui analisis ini, penulis bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana stilistika puisi Ai Qing dalam merefleksikan nasionalismenya. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menemukan bahwa Ai Qing menggunakan romantisme sebagai sarana untuk menyuarakan unsur nasionalisme dalam karyanya. Karya-karya Ai Qing pada masa awal Perang Sino-Jepang II menciptakan narasi yang puitis, emosional, dan penuh semangat nasionalisme yang menjadi bentuk deskripsi atas realitas penderitaan dan perjuangan Tiongkok menghadapi Jepang.
The Chinese nation boasts a diverse literary heritage dating back to dynastic eras, with poetry being a significant component. Chinese poetry has continually evolved, spanning from classical to contemporary periods. One of the contemporary Chinese poets is Ai Qing è¾é (1910—1996). His poems extensively convey his deep affection for the homeland, reflecting elements of nationalism. This research analyzes four poems by Ai Qing written during the early period of the Second Sino-Japanese War (1937—1945) employing a qualitative descriptive-analytical method with a stylistic approach. This analysis aims to examine how Ai Qing's poetic stylistics reflect his nationalism. Based on the results of the analysis, this study finds that Ai Qing employs romanticism as a means to articulate nationalistic elements in his work. Ai Qing's works during the early stages of the Second Sino-Japanese War construct a poetic narrative that is both lyrical and emotional, filled with a spirit of nationalism, serving as a descriptive depiction of the reality of China's suffering and struggle against Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Situmorang, Sitor, 1923-2014
Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1982
808.81 SIT d
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Hutagalung, Mangasa Sotarduga
Jakarta: Tulila , 1989
899.212 09 HUT s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ye, Zhou
Nanjing: Jiangsi Wenyi Chubanshe, 2001
SIN 895.1 YEZ me
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Wen, Xiaoping
Taibei : Beigen Wenhua Gongsi,
SIN 895.108 WEN s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Xing, Linzi
Taibei: Jiuge Chunban, 1996
SIN 895.13 XIN l
Buku Teks Universitas Indonesia Library