Ditemukan 20995 dokumen yang sesuai dengan query
Gultom, Mariana Saurmaraya Suryani
"Guan Yu adalah salah satu tokoh pahlawan yang terkenal dalam sejarah Cina. Ia hidup pada masa akhir dinasti Han hingga masa Tiga Kerajaan (San Guo). Semasa hidupnya beliau dikenal sebagai orang yang jujur, setia, gagah dan berani. Kisah kepahlawanan Guan Yu semakin populer karena dibukukan dalam roman sejarah San Guo Yan Yi. Dalam kepercayaan orang Cina, tokoh Guan Yu juga dikenal sebagai Dewa Perang, Dewa Perdagangan, Dewa Kemakmuran dan Dewa Kesusastraan. Bahkan kepercayaan dan pemujaan terhadap beliau amat menyebar di kalangan orang Cina. Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana dan mengapa seorang tokoh sejarah (manusia biasa) dapat menjadi dewa yang mempunyai kekuatan adikodrati dan begitu populer di kalangan orang Cina. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk menjelaskan pergeseran status Guan Yu dari tokoh sejarah menjadi tokoh dewa, serta hal-hal yang mendasari pergeseran tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan kebenaran hipotesis penulis bahwa pergeseran status Guan Yu menjadi tokoh dewa karena orang Cina menghormati kepahlawanan beliau, dan percaya setelah meninggal roh beliau dapat melindungi mereka."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12823
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Prianti Gagarin Singgih
"
ABSTRAKTujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mengungkapkan dengan lebih jelas lagi tentang seorang tokoh se_jarah Cina Zheng Ho dalam kaitannya dengan sejarah hu_bungan Cina-Indonesia. Zheng Ho adalah seorang kasim sekaligus pelayar dan navigator yang paling terkenal dalam sejarah kedi_nastian Cina. Semasa hidupnya (1371-1434), laksamana dari Yunnan ini telah mengelilingi hampir separuh dunia dengan ekspedisi--ekspedisi maritimnya. Dengan ketujuh pelayarannya ini Zheng Ho telah menyumbangkan peranan yang cukup besar dalam mengantarkan dinasti Ming ke gerbang kejayaannya di bawah pemerintahan kaisar Yong Lo {1403-1424). Atas jasa-jasanya yang besar ini ia kemudian mendapat gelar San Bao Taijian (Kasim Agung San Bao). Salah satu negara yang kerap kali dikunjungi armada Zheng Ho adalah Indonesia, khususnya pulau Jawa dan Sumatra. Akibatnya Zheng Ho dikenal pula oleh penduduk pribumi maupun masyarakat keturunan Cina di Indonesia_
"
1986
S13002
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dharma Natharina
"Red Cliff atau Chì Bì (赤壁) merupakan sebuah film fiksi sejarah Cina yang menceritakan tentang peperangan antara pasukan kerajaan Utara dan pasukan gabungan dua kerajaan dari Selatan. Pada awalnya, pasukan kerajaan Utara unggul dalam perang karena jumlah tentara yang jauh lebih besar. Namun akhirnya pasukan gabungan kerajaan Selatan mampu mengalahkan pasukan kerajaan Utara. Salah satu tokoh yang berperan besar dalam kemenangan pasukan kerajaan selatan adalah Guan Yu, seorang jenderal yang sangat terampil dan berani dalam berperang. Keterampilan dan keberaniannya ini didukung oleh nilai-nilai moral yang dimilikinya, salah satunya yaitu nilai xin atau kepercayaan. Penelitian ini mengkaji bagaimana nilai kepercayaan (xin) digambarkan melalui penokohan Guan Yu dalam film Red Cliff I dengan mendalami nilai xin berdasarkan Konfusianisme dan meneliti wujud nilai xin dalam tokoh Guan Yu berdasarkan teori penokohan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai xin dalam tokoh Guan Yu terwujud melalui sikap dan tindakannya, serta pendapat tokoh lain terhadapnya. Selain itu walaupun Guan Yu bukan tokoh utama, ia tetap berperan penting dalam menyampaikan edukasi tentang nilai budaya Cina khususnya nilai xin kepada para penonton.
Red Cliff or Chì Bì (赤壁) is a Chinese historical fiction film that tells the story of the war between the troops of the Northern kingdom and the combined forces of the two kingdoms from the South. At first, the Northern kingdom's troops had the upper hand in the war due to their much larger number of soldiers. However, in the end the combined forces of the Southern kingdom were able to defeat the troops of the Northern kingdom. One of the figures who played a big role in the victory of the southern kingdom's troops was Guan Yu, a general who was very skilled and brave in fighting. His skills and courage are supported by his moral values, one of which is the value of xin or trust. This research examines how the value of trust (xin) is depicted through the characterization of Guan Yu in the film Red Cliff I by exploring the value of xin based on Confucianism and examining the form of the value of xin in the character Guan Yu based on characterization theory. The results of the analysis show that the xin value in the character Guan Yu is manifested through his attitudes and actions, as well as the opinions of other characters towards him. Apart from that, even though Guan Yu is not the main character, he still plays an important role in conveying education about Chinese cultural values, especially the value of xin to the audience."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Pustaka Tokoh Bangsa, 2005
923.2 SEJ
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Lembaga Kajian Islam dan Studi (LKiS), 2004
923 Sej
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Anita Chandra
Pontianak: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, 2004
959.83 ANI i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Ajip Rosidi, 1938-
Jakarta: Inti Idayu Press, 1985
301.451 AJI m
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Anggi Kurniawan
"Skripsi ini membahas tentang perubahan administrasi di daerah Bengkulu yang sebelumnya merupakan sebuah keresidenan hingga menjadi provinsi. Penelitian yang dilakukan guna mengetahui proses terbentuknya Provinsi Bengkulu dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Data penelitian ini menggunakan sumber primer maupun sumber sekunder yang didapatkan melalui studi pustaka diberbagai perpustakaan, seperti Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional RI, dan perpustakaan lain yang penulis kunjungi. Keadaan Daerah Bengkulu pada perkembangannya dari masa kolonial hingga kedaulatan Republik Indonesia yang sangat memprihatinkan mendorong tokoh masyarakat untuk menjadikan daerah Bengkulu berotonomi penuh. Perkembangan Administrasi Keresidenan Bengkulu menjadi sebuah provinsi merupakan dinamika perubahan sosial politik dan ekonomi. Keresidenan Bengkulu yang sudah dari zaman kolonial tetap eksis hingga masa kemerdekaan Republik Indonesia. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 menggambarkan ketertinggalan daerah bengkulu dari segala bidang dibandingkan dengan daerah lain, hal ini menjadikan faktor utama tokoh masyarakat Bengkulu untuk menjadikan Keresidenan Bengkulu sebagai provinsi yang berotonomi penuh. Pada tahun 1967 perjuangan yang dilakukan oleh tokoh masyarakat membuahkan hasil dengan dikeluarkannnya UU No. 9 tahun 1967 dan diangkatnya M. Ali Amin Sebagai Gubernur Pertama Bengkulu Pada tahun 1968.
This thesis explores administrative transformation of Bengkulu from a residency into an autonomous province. Historical research method is conducted in pursuance of understanding the transformation process. Primary and secondary data source required for this research are gathered from literature studies from various libraries such as Perpustakaan Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional RI, and others. The afflictive condition of Bengkulu, on its development from colonialization era to independency of Republik Indonesia, was the sole cause that prompted local social figures to start manifesting Bengkulu as a fully autonomous region. Administrative development of Bengkulu Residency into a province was a social politics and economics dynamics change. Bengkulu Residency had maintained its existence steadily from colonialization era to independency of Republik Indonesia. Independency declaration of Republik Indonesia period in 1945 portrayed the underdeveloped condition of Bengkulu compared to other regions, which was the main factor of local social figures to transform Bengkulu into a fully autonomous region. On 1967, the endeavor of local social figures came into realization as UU No. 9 tahun 1967 was declared, followed with the appointment of M. Ali Amin as the first governor of Bengkulu in 1968."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Akhmad Taufik
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005
297.67 AKH s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Hart, Michael H.
Jakarta: Pustaka Jaya, 2003
959.8 Har s
Buku Teks Universitas Indonesia Library