Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agustini
"Bahasa Mandarin merupakan nama yang dikenal luas di dunia internasional yang ditujukan kepada bahasa nasional Republik Rakyat Cina (RRC). Mandarin adalah istilah yang lazim di dunia Barat, berasal dari kata mandarim dalam Bahasa Portugis. Istilah ini berasal dari kata mantri dalam Bahasa Melayu yang berarti 'menteri'. Kata mantri berasal dari Bahasa Sanskerta mantrin yang berarti 'penasihat'. Kata Mandarin merupakan terjemahan dari Guanhua yang berarti 'bahasa pejabat'.
Pada mulanya istilah itu digunakan untuk menunjuk bahasa para pejabat pemerintah di ibu kota Beijing. Dalam perkembangan selanjutnya, Bahasa Mandarin memakai dialek dari Baifang Fangyan 'Bahasa Daerah Utara' atau 'Bahasa Utara' sebagai lafal bakunya, sehingga Bahasa Utara inilah yang disebut Bahasa Mandarin (Kamus Mandarin Indonesia 1997: xlv). Di RRC Bahasa Mandarin dikenal dengan istilah Putonghua'Bahasa Umum'.
Peresmian nama ini dilakukan pada Konferensi Teknis Tentang Pembakuan Bahasa Nasional bulan November 1955. Bahasa yang sudah dibakukan ini menggunakan lafal dialek Beijing Beijing hua ) sebagai lafal baku, tata bahasa dari bahasa daerah Cina Utara (Beijing fangyan) sebagai tata bahasa baku, dan kosa kata modern dari kesusaateraan Cina sebagai kosa kata baku.
Pada awal tahun 1950-an Taiwan juga mengadopsi kebijakan untuk menyeragamkan bahasa berdasarkan dialek Beijing. Bahasa yang telah diseragamkan ini dikenal dengan istilah Guoyu 'Bahasa Nasional'. Baik RRC maupun Taiwan menggunakan istilah yang berbeda untuk menyebut bahasa nasionalnya, tetapi pada dasarnya kedua istilah merujuk pada bahasa yang sama, yaitu Bahasa Mandarin (Li & Thompson 1981:1)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyandra Anindita
"Penelitian ini membahas ekspresi kesantunan dalam tuturan yang termasuk ke dalam 10 constraints Strategi Utama Kesantunan oleh Leech (2005). Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan constraints kesantunan dan menjabarkan ekspresi kesantunan yang muncul pada seri buku 对外汉语本科系列教材 Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Bahan Ajar Berseri untuk S1 Bahasa Mandarin sebagai Bahasa Asing (一年级教材 Yī Niánjí Jiàocái Buku Ajar Tahun Pertama). Manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendukung pemahaman pragmatik dalam kesantunan berbahasa Mandarin, serta menunjukkan bentuk-bentuk ekspresi kesantunan yang dapat digunakan oleh pembelajar. Penulis mengklasifikasi data tuturan dari buku ajar tersebut ke dalam Strategi Utama Kesantunan (SUK). Dari hasil penelitian ditemukan seluruh constraints SUK pada sumber data. Strategi yang paling banyak muncul adalah Strategi Generosity (Kedermawanan) dan Obligation of Self to Other (Kewajiban Diri sendiri terhadap Orang lain). Penulis juga menemukan bahwa beberapa ekspresi yang muncul pada data dapat digunakan dalam konteks yang berbeda-beda.

This study discusses the politeness expression within utterances which included in the 10 politeness constraints of Leech`s Grand Strategy of Politeness (2005). This study aims to describe the framework of the politeness and to elaborate the expression of politeness that appears in the textbook series 对外汉语本科系列教材Duìwài Hànyǔ Běnkē Xìliè Jiàocái Chinese Textbook Series for Undergraduate Foreign Language Teaching (一年级教材Yī Niánjí Jiàocái First Grade Textbook). We expect this research could benefit to support pragmatic understanding in Mandarin`s politeness, and also to signify a variety of forms of politeness expression the learners could use. The author classified speech data from the textbook which met the 10 constraints of Grand Strategy of Politeness (GSP). The results of this research founded that all GSP constraints appeared in the data source. The most common strategies are the Generosity and the Obligation of Self to Other. The authors also found that some of the expressions that appear in the data can be used in different contexts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
A.M. Hermina Sutami
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Tasya
"ABSTRAK
Keberadaan berbagai macam bahasa dapat menimbulkan interferensi bahasa. Interferensi bahasa adalah kekeliruan berbahasa yang disebabkan oleh pengaruh bahasa lain yang sering digunakan sehingga mempengaruhi penggunaan bahasa lainnya. Interferensi yang sering terjadi yakni interferensi fonologi. Hal ini dapat terjadi karena terdapat perbedaan khazanah bunyi dari berbagai bahasa, contohnya bunyi bahasa Indonesia dengan bunyi bahasa Mandarin Perbedaan khazanah bunyi ini membuat proses pelafalan suatu kata dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Mandarin menjadi berubah. Salah satu bentuk interferensi bahasa yang sering terjadi adalah pelafalan nama orang Indonesia menggunakan bahasa Mandarin, misalnya Jokowi menjadi ? . Interferensi fonologi seperti ini banyak ditemui pada pencantuman nama tokoh-tokoh Indonesia dalam koran berbahasa Mandarin yang beredar di Indonesia, antara lain ? Inhua, ?? Sin Chew, ? ? Shangbao, and ? ?? ? ? Guoji Ribao.

ABSTRACT
The existence of various languages may cause language interference. Language interference is a language error caused by the influence of other frequently used languages affecting the use of other languages. The most common interference is phonological interference. This can happen because there are differences in sounds from different languages, for example Indonesian sounds with Chinese sounds. This difference in sound makes the process of pronunciation of a word from Indonesian into Chinese to be changed. One of the most common forms of language interference is the pronunciation of Indonesians rsquo;name figure in Mandarin, for example Jokowi being ? . Phonological interference like this is found in the names of Indonesian figure in Chinese newspapers published in Indonesia, among others ? Inhua, ?? Sin Chew, ? ? Shangbao, and ? ?? ? ? Guoji Ribao. "
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yulie Neila Chandra
"Penelitian mengenai keimperfektifan ini bertolak dari adanya perbedaan pendapat para ahli dalam pengklasifikasian aspek imperfektif Keadaan tersebut juga terjadi dalam linguistik Mandarin. Dalam bahasa Mandarin, keimperfektifan dapat diungkapkan secara gramatikal dan leksikal.
Secara gramatikal, dinyatakan dengan mengimbuhi sufiks -zhe (-4) di belakang verba. Secara Ieksikal, dinyatakan dengan menggunakan adverbia Ma (A), zhang a), dan zhdngzai (EA). Penggunaan pemarkah tersebut tidak terlepas dari peranan makna inheres verba serta interaksi verba dengan fungsi sintaktis lain seperti subjek, objet, keterangan, dan pelengkap. Dengan demikian, meskipun aspek dan aklinnsart (ragam perbuatan) merupakan kategori yang berbeda, keduanya saling berkaitan.
Hasil analisis data berdasarkan pemarkah aspek, menunjukkan aspek imperfektif dalam bahasa Mandarin dibedakan atas aspek progresif, aspek kontinuatif, dan aspek progresif kontinuatif. Hampir semua pemarkah aspek imperfektif dapat muncul bersama verba keadaan, verba pencapaian, verba aktivitas, dan verba kegandaan (sari). Tipe situasi yang dapat muncul dalam kalimat beraspek imperfektif adalah berarah, mandiri, dan kompleks. Selain itu, hal yang berbeda dalam bahasa Mandarin adalah bahwa ternyata dalam kalimat beraspek imperfektif, khususnya aspek kontinuatif dengan pemarkah -zhe (t), dapat memunculkan situasi -ragam perbuatan (-aksional) yang menggambarkan keadaan, habitual, dan karakteristik subjek.

The research on the imperfectivity began from difference perceptions among the linguists in classifying the imperfective aspects. The Mandarin linguistics has the same experiences. In Mandarin language, the imperfectivity could be grammatically and lexically expressed.
Grammatically, it can be affirmed by giving the suffix -zhe (-) after the verb and it can also be lexically affirmed by using the adverb zai (E), zheng (I), and zh ngzai (CIE). The usage of these markers is close to the role of inherent meaning of the verb and also the interaction between the verb and other function of syntactic such as subject, object, adverbial and complement. Thus, even though the aspect and akrionsart (kind of action) come from different category, but both is related to each other.
The result of data analysis based on marker aspect reveals the imperfective aspects in Mandarin language classified into progressive aspect, continuative aspect and progressive-continuative aspect. Most of the markers of the imperfective aspect appear with state verb, achievement verb, activity verb, and series verb. The type of situation that might appear in sentence which has imperfective aspect, are directed, self-contained, and complex. In addition, another different thing in Mandarin language is that in the sentence that has imperfective aspect, particularly continuative aspect with the marker -the (s ), might reveal the situation -actional that describes states, habits, and characterizations.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11235
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irzanova, Alicia
"Kalimat merupakan salah satu satuan sintaksis. Kalimat bukanlah deretan kata yang dirangkai sesuka hati pemakainya, melainkan merupakan rangkaian yang berstruktur. lni berarti untuk memahami suatu ujaran atau menghasilkan ujaran yang dapat dipahami lawan bicara, orang tidak saja memperhatikan kata-kata beserta maknanya, melainkan juga makna gramatikal rangkaian kata-kata. Salah satu yang menentukan makna gramatikal adalah bentuk kalimat. Bahasa pada umumnya memiliki dua bentuk kalimat, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif. Setiap bahasa memiliki perubahan yang khas yang terjadi pada transformasi kalimat aktif menjadi kalimat pasif. Dalam skripsi ini yang akan dibicarakan adalah kalimat pasif dalam Bahasa Mandarin. Skripsi ini juga membicarakan dan memberi informasi baru mengenai kalimat yang dalam beberapa buku tata bahasa Mandarin disebut sebagai kalimat pasif makna. Skripsi ini terdiri dari lima puluh empat halaman isi dan sepuluh halaman lampiran data"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12947
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Hampir setiap saat manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Sebuah komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila pihak yang melakukan komunikasi tersebut yaitu pembicara dan kawan bicara memahami bahasa yang digunakan. Untuk memahami sebuah bahasa, seorang penutur dituntut untuk memahami kaidah_-kaidah yang ada dalam bahasa tersebut. Dalam bahasa terdapat kaidah leksikal dan kaidah gramatikal. Kaidah leksikal merupakan kaidah dalam bahasa yang berhubungan dengan perbendaharaan kata. Kaidah gramatikal merupakan kaidah bahasa yang berhubungan dengan struktur bahasa tersebut. (Kentjono,I982 : 16). Kaidah gramatikal bahasa mencakup morfologi dan sintaksis. Morfologi adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari kata, bagian kata serta proses pembentukannya. Sintaksis adalah bidang ilmu bahasa yang mempelajari bagian yang lebih besar dari kata seperti (rase, klausa dan kalimat, serta hubungan di antara satuan-satuan tersebut (Kentjono, 1982: 39).Salah satu satuan linguistik yang dibahas dalam sintaktis adalah kalimat. Tentang definisi kalimat Kenneth L. Pike dalam bukunya Grammatical Analysis (1977: 489) menyatakan : Sentence is an independent clause initialing the cognitive part of conversation, or a proportional unit combining clause with clause and initiating into independent unit; or a minimum reply; or exclamation , greeting or other .Definisi kalimat di atas menjelaskan bahwa masih ada satuan linguistik yang lebih besar dari kalimat misalnya percakapan. Kalimat itu sendiri merupakan bagian dari sebuah percakapan. Menurut Pike kalimat dapat berupa sebuah jawaban singkat, seruan, salam ataupun yang lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S12848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chia Haris
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004
495.1 CHI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suryanata
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan kausalitas Bahasa Mandarin secara sintaktis, semantis, dan pragmatis, serta peran konjungsi dalam hubungan tersebut. Dari hasil analisis ditemukan bahwa kalimat hubungan kausalitas Bahasa Mandarin memiliki struktur dasar konjungsi + klausa + konjungsi + klausa dengan klausa utama menyatakan akibat dan klausa subordinatif menyatakan sebab serta ditemui pula variasi dalam jumlah klausa dan konjungsi. Analisis menunjukkan bahwa pola sebab-akibat merupakan bentuk dasar hubungan kausalitas Bahasa Mandarin dan pola akibat-sebab merupakan variasi dari pola dasar tersebut berdasarkan pada fokus kalimat. Konjungsi berperan sebagai dasar identifikasi dan klasifikasi hubungan antarklausa serta menghindari ambiguitas makna kalimat

Abstract
This thesis analyzes the syntax, semantics, and pragmatics of the causeeffect relationship in Mandarin Chinese. Analysis shows that the basic structure of ause-effect relationship is conjunction + clause + conjunction + clause where the ain clause states effect and the subordinate clause states cause, with variations occurring in the numberof clause and conjunction. Analysis also shows that thecause-effect pattern is the unmarked form of the relationship while the effectcause pattern is the marked form based on the sentence_s focus. Conjunction acts as the basis of identification and classification of relationships among clauses as well as avoiding ambiguity."
2010
S13067
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>