Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106914 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhardini
"Memamerkan koleksi museum adalah salah satu tugas dan acara yang digunakan oleh Museum Nasional. Untuk mengembangkan fungsinya sebagai lembaga pengetahuan. Tugas pameran memberi kesempatan, agar pengunjung datang melihat apa yang disajikan, hingga mereka dapat mengenal, menambah pengetahuan dan menambah pengertian mereka mengenal manusia, hasil karyanya, masyarakatnya dan sejarah bangsanya. Hal ini pun terlihat pada koleksi koleksi pameran Museum Nasional. Melihat bentuknya pameran terdiri dari koleksi, susunan koleksi, keterangan dan tempat pameran. Museum Nasional mempunayi 3 jenis pameran yaitu pameran tetap, pameran berkala dan pameran keliling. Pameran tetan museum dapat dilihat pada setiap hari kecuali hari Senen, jangka waktunya lama, koleksi. pameran Sava mewaikilkan koleksi yang ada / yang dimiliki museum, susunan koleksi pamerannya mengarahkan pengunjung Dada tujuan yang bendak dicapai oleh mesing-masing bagian, yang mendukung fungsi museum. Pameran herkala temporer adalah pameran yang di selenggarakan pada jangka waktu tertentu, biasanya antara 2 minggu sampai 1 bulan. Diadakan di ruangan pameran temporer,"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S12929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Sulistyowati
2009
T26100
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Udansyah
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1987
069.5 DAD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Wahyono
Jakarta: Pusaka Art of Indonesia, 1992
069.4 WAH k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Handoni
"Akhir Pekan di Museum Nasional Indonesia adalah program publik Museum Nasional Indonesia, sejak 2013. Program menghidupkan satu atau beberapa koleksi dalam pertunjukan teater. Meski telah dilakukan sejak lama, tapi kajian mengenai teater museum nyaris tak tersedia di Indonesia. Tesis ini membahas dinamika penerapan teater museum di dalam program tersebut dan diharapkan bisa mengisi kekosongan kajian tersebut. Observasi hampir empat tahun, wawancara dengan pengelola program, juga pendekatan hermeneutika terhadap naskah-naskah lakon dilakukan, termasuk memeriksa aneka dokumen dan media publikasi. Hasilnya, teater museum tidak cuma bisa digunakan untuk memediasi nilai dan konteks masa lalu koleksi untuk publik masa kini yang cocok dengan pendekatan Museologi Baru dan Museum Konstruktivis (Hein, 1998, 2004) tapi bisa juga untuk menghadapi problem mutakhir dan mengkonstruksi identitas nasional kelak. Pendekatan ini menawarkan fleksibilitas skala dan bentuk yang dapat disesuaikan dengan situasi museum. Untuk membangun keterlibatan penonton dengan koleksi pertunjukan, program menggunakan humor dan tragedi; ramuan fakta-fakta yang menerbitkan ketercengangan; serta dialog karakter-karakter yang berasal dari orang kecil, selain nama besar Teater Koma. Wahana eksplorasi baik sebelum maupun setelah pertunjukan juga disediakan untuk menciptakan dampak lebih panjang. Riset menjadi penting, bukan hanya untuk membangun cerita tapi juga untuk menjawab kritik yang mempertanyakan otentisitas dan otoritas di dalam penafsiran teater museum.

Weekend at Museum Nasional Indonesia is a public program of the Museum Nasional Indonesia, held since 2013. The program brings collections into theatrical performances. As the theater museum is a common practice, the study of museum theater is barely available in Indonesia. This thesis discusses the dynamics of museum theater in the program and is expected to fill academics gaps. A four years observations, interviews with program producer, and hermeneutic approach to play scripts were carried out, including examining various documents and publications. Not only it can be used to bring meaning and the context of collections for the present-day audiences which is compatible with the New Museology and Constructivist Museum (Hein, 1998, 2004) museum theater can also use to deal with current challenges and constructs national identity. This approach offers flexibility in scale and form that can be adaptive to museums. While the prominent name of Teater Koma attracts visitors, the program uses humor and tragedy; hidden facts to sparks provocation; dialogues between characters derived from ordinary people to build audience engagement. The program also provides mediums, allowing audiences to explore beyond the museum and creating lasting impact. Research, not only to build stories, is essential to response criticism arose regarding the authenticity and authority of the museum theaters interpretation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T52974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin Mansyur
"Tesis ini membahas tentang konsep tematik pameran museum kota berdasarkan konsep museum kota. Studi kasus yang digunakan adalah Museum Kota Makassar di Makassar sebagai satu-satunya museum dengan nomenklatur yang tepat sebagai museum kota. Konsep museum kota khususnya yang berkaitan dengan penyajian pameran adalah menampilkan tema-tema tentang pertumbuhan kota berdasarkan aspek fisik dan sosial, tidak hanya konteks masa lalu tetapi juga konteks kontemporer. Dengan demikian, dilakukan evaluasi terhadap Museum Kota Makassar khususnya tentang pameran yang ditampilkan. Berdasarkan konsep tematik pameran museum kota yang diperoleh dan hasil evaluasi yang dilakukan maka diperlukan karakteristik pertumbuhan Kota Makassar. Hasil dari sintesa terhadap konsep tematik pameran dan karakteristik pertumbuhan kota maka diperoleh sebuah konstruksi baru tentang pameran Museum Kota Makassar. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan peran Museum Kota Makassar dalam memberikan pengetahuan dan pengalaman baru kepada masyarakat.

This thesis discussed about thematic concept of city museum displays based on the concept of city museum. Case study which is used is Kota Makassar Museum in Makassar as the only museum with the appropriate nomenclature as city museum. The concept of city museum especially related to present an exhibition is to display some themes about the growth of the city based on physical and social aspect, not only the past context but also contemporary context. Thus, evaluation to Kota Makassar Museum has been done especially about the exhibition that is displayed. Based on thematic concept of city museum, which is obtained and got result from the evaluation, characteristic of Makassar city?s growth is needed. The result of synthesis toward thematic concept of exhibition and city?s growth characteristic then obtains a new construction about exhibition of Makassar City museum. It intends to develop the role of Kota Makassar Museum in giving knowledge and new experience to society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T 27943
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ariefianto
"Penelitian mengenai ragam hias perunggu prasejarah koleksi Museum Nasional Jakarta, bertujuan untuk mengetahui persebaran berbagai macam ragam hias dan keterat_uran-keteraturan yang ada pada benda-benda perunggu tersebut, serta hubungan antara suatu jenis ragam hias dengan benda-benda perunggu itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan terbatas terhadap benda perunggu prasejarah ber_hias koleksi Museum Nasional Jakarta. Kemudian masing-masing hiasan tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu, yang untuk selanjutnya dilihat persebaran serta gejala-gejala yang muncul di dalamnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ragam hias geometris terdapat pada setiap jenis benda perunggu prasejarah, sedangkan teknik hias yang banyak dipergunakan pada hampir disetiap jenis benda perunggu prasejarah adalah teknik hias cetak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Naomi Christiari
"Fokus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi apa saja yang sudah dilakukan oleh Museum Nasional terkait dengan usahanya untuk menlngkatkan minat masyarakat Wltuk berkonjung ke Museum Nasional. Penelitian ini adalah penelitian knalitatif dengan deasin deslaiptif. Hasil penelitian menyarankan bahwa Museum Nasional perlu lebih mengembangkan program­ program yang menawarkan pengalaman lebih banyak kepada pengunjung, juga perlunya urnukmenyediakan filsilitas dan sarana y1111g mendakung.

The focus of this study is to know the marketing conunu.oication strategy that National Museum has done to increase tba public interest to visit National Museum. This study is using qualitative study, with descriptive design. The researcher found that Museum Nasional has done several communication strategy to increase public interest. The researcher suggest that National Museum need to use more of marketing mix in offering the visitor experience, and need to increase the quality of liability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32448
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saufika Fuadianti
"Museum adalah tempat dimana kita dapat mengetahui kultur sebuah wilayah. Pameran adalah media museum untuk mengkomunikasikan kulturnya. Pameran museum pada umumnya menggunakan media visual untuk mengkomunikasikan informasinya, seperti memperlihatkan koleksinya pada kotak-kotak kaca, menggunakan layar LED, proyeksi
visual, dan lainnya. Sehingga dengan media- media visual tersebut, pengunjung tunanetra seringkali tidak dapat menikmatinya. Pengunjung tunanetra sering sekali merasa tidak dianggap ketika mengunjungi museum karena terlalu banyak halangan untuk mereka dapat memahami informasi dari pameran. Lalu bagaimana pameran museum dapat menjadi inklusif dan informatif bagi pengunjung tunanetra? Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mempelajari media-media yang dibutuhkan pameran museum untuk dapat memberikan informasi kepada pengunjung tunanetra dengan melakukan studi kasus di Museum Bank Indonesia.

Museum is a place where we can learn about culture of a place. In communicating their culture, museums relies on its exhibition. Museum exhibitions mostly use visual media in communicating its information--they store their collections inside glass boxes, use LED screens, visual projections, and so on--made the visually impaired visitors cannot enjoy the exhibitions. Visually impaired visitors often feel left out in terms of visiting museums because there’s too much barrier for them to get the informations. Then how museums can be adapted to be more inclusive to people with visual disability? The purpose of my writing is to investigate how one of museum exhibition in Indonesia, Museum Bank Indonesia, able to give information to visually impaired visitors and give recommendations for its exhibition design to become an informative exhibition for visually impaired visitors"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>