Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92416 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia Yang S.C.
"Perlakuan yang tidak adil oleh pemerintah Belanda dalam bidang pendidikan bagi masyarakat Cina di Batavia menye_babkan mereka berusaha untuk mendidikan sekolah khusus bagi mereka sendiri. Hal ini ditunjang pula dengan ide nasionalisme yang dibawa dari Cina. Menyebarnya nasionalisme tersebut menimbulkan ketakutan di hati pemerintah Belanda. Akhirnya mereka juga mendi_rikan sekolah khusus bagi masyarakat Cina. Tujuannya un_tuk menimbulkan inti dalam masyarakat Cina yang berpihak pada pemerintah Belanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12654
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Biyanto
"Tujuan utama penelitian ini untuk membahas tentang sejarah dari Kapitan Cina pertama, Souw Bengkong (蘇鳴崗 / Sū Mínggāng), terkait dengan pembangunan Batavia pada masa kekuasaan Perserikatan Perusahaan Dagang Hindia Timur (Vereenigde Oostindische Compagnie/ VOC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan bangsa Cina yang dipimpin oleh Kapitan Souw cukup besar dan menjadi tulang punggung perkembangan Batavia.

The main focus of this research is about history of the first Chinese Kapitan, Souw Bengkong (蘇鳴崗 / Sū Mínggāng), and his contribution to the development of Batavia, as new city that was conquered by Netherlands East-Indies Company (Vereenigde Oostindische Compagnie/ VOC). The result of this research is Chinese community and their leader, Kapitan Souw, give a great contribution to the development of Batavia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Onghokham
Depok: Komunitas Bambu, 2008
305.8 ONG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Mona Lohanda
Jakarta: Djambatan, 1996
959.8 LOH k (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Ayuningtyas
"Skripsi ini membahas mengenai peran Baperki sebagai organisasi sosial politik dari golongan Cina peranakan di Indonesia. Masalah kewarganegaraan merupakan masalah yang menjadi latar belakang berdirinya Baperki. Baperki sejak awal terbentuknya diharapkan dapat memayungi kepentingan golongan Cina di Indonesia, terutama menyangkut masalah kewarganegaraan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Pencarian data terutama difokuskan pada artikel yang terdapat dalam majalah terbitan Baperki, serta sumber sejaman lainnya. Selanjutnya untuk melengkapi data-data tersebut digunakanlah buku-buku yang berkaitan dengan penelitian. Setelah itu dilakukan kritik dan interpretasi terhadap data-data tersebut yang kemudian disusun secara kronologis sehingga dapat menceritakan peran Baperki. Berdasarkan anggaran dasar Baperki, anggota yang masuk dalam internal Baperki diberikan kebebasan untuk masuk juga dalam partai politik pilihannya masing-masing. Hal tersebut mengakibatkan Baperki memiliki anggota-anggota dari cabang-cabang Baperki di berbagai daerah yang juga merupakan simpatisan dari partai politik seperti Partindo, PSI dan PKI. Memang setelah terbentuk, Baperki telah mempersiapkan program awal dengan jalan ikut serta dalam pemilihan umum nasional yang diselenggarakan pada tahun 1955. Pemilihan Urnum tahun 1955 bagi Baperki merupakan suatu ajang untuk menentukan perwakilan golongan Cina yang dapat mewakili mereka dalam lembaga pemerintahan. Baperki ikut serta dalam pemilihan umum dengan daftar calon mereka sendiri tanpa melakukan stembus-accoord dengan partai politik lainnya. Dengan mempelajari aktivitas Baperki, dapat menggambarkan perjuangan golongan Cina peranakan sebagai etnis minoritas yang tergabung di dalamnya untuk mendapatkan persamaan dalam segala bidang. Baperki terutama terus mengkritisi diskriminasi yang dihadapi oleh golongan Cina di Indonesia. Masalah kewarganegaraan menjadi pangkal masalah yang mempengaruhi bidang lainnya. Masalah yang menjadi perhatian utama Baperki selain masalah kewarganegaraan, yaitu yang menyangkut masalah ekonomi dan pendidikan. Ketika masa Demokrasi Terpimpin, Baperki menjadi pendukung kebijakan Presiden Soekarno dengan maksud untuk dapat terus mempertahankan eksistensinya dalam memperjuangkan kepentingan etnis Cina minoritas. Keputusan tersebut yang kemudian mengakibatkan Baperki berada dalam satu kubu dengan PKI. Paska terjadinya peristiwa tanggal 30 September 1965, Baperki ikut mengalami pembersihan yang dilakukan oleh Angkatan Darat dan organisasi pendukungnya karena Baperki memiliki kedekatan dengan PKI. Peristiwa tersebut menjadi tanda berakhirnya Baperki sebagai organisasi sosial politik Cina peranakan di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S12101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savito Randika Shabah
"Penelitian ini membahas tentang Budaya Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah Bandung Jawa Barat. Penulis tertarik dengan pondok pesantren tersebut karena memiliki nilai multikutural di dalam sistem pendidikannya. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana sejarah dan perkembangan Pondok Pesantren Darul Inayah, bagaimana praktik kebudayaan Tionghoa di Pondok Pesantren Darul Inayah. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan dan mendeskripsikan apa saja bentuk dari kebudayaan Tionghoa yang diterapkan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka, wawancara, observasi atau pengamatan lapangan secara langsung. Teori yang digunakan adalah teori multikultural dari Lawrence A. Blum dan teori pondok pesantren menurut Zamakhsyari Dhofier. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darul Inayah telah berdiri sejak tahun 2003 dan menerapkan nilai multikultural pada sistem pendidikannya. Kurikulum yang digunakan di dalam Pondok Pesantren Darul Inayah memadukan pendidikan diniah dengan pendidikan formal dalam sistem pembelajarannya. Santri yang terdaftar di Pondok Pesantren Darul Inayah merupakan santri yang berstatus yatim piatu dan duafa, dalam sistem manajemennya Pondok Pesantren Darul Inayah mempunyai LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) yang bertugas memfasilitasi para santri.

This study examines about the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School in Bandung, West Java. The author is interested in that the boarding school because it has multicultural values ​​in their education system. The problem formulation of this research is how the history and the development of Darul Inayah Islamic Boarding School, and how the pratices of the Chinese culture in Darul Inayah Islamic Boarding School. The aim of this research is to explain and describe what forms of Chinese culture are applied in the Darul Inayah Islamic Boarding School. The research method used is literature study, interviews, observations or direct field observations. The theory used is a multicultural theory from Lawrence A. Blum and boarding school theory according to Zamakhsyari Dhofier. The results found that Darul Inayah Islamic Boarding School had been established since 2003 and applied multicultural values ​​to its education system. The curriculum used in the Darul Inayah Islamic Boarding School combines early education with formal education in its learning system. The registered Santri in Darul Inayah Islamic Boarding School are orphans. Darul Inayah Islamic Boarding School has the management system named LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) that facilitate the students."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"The Chinese in Indonesia have historically constituted a distinct, if small, ethnic minority amongst the population as a whole. Many of the trading and middleman functions in the Indonesian economy have been per-formed by members of this minority. This fact has aroused hostility to the Chinese, particularly among their Indonesian business competitors. Although many Chinese have been profoundly influenced by Indonesian cul¬ture, they have as a group continued to be sensed by Indonesians as alien even in the case of those who have become Indonesian citizens. Dutch col¬onial policies had the effect of keeping Chinese and Indonesians as sep¬arate groups. The gap between them was widened early in this century by the growth Sf nationalist sentiment among both Chinese and Indonesians. The achievement of national independence by the Indonesian elite brought about a prolonged crisis of identity for the Indonesian Chinese. Over the course of the next two decades, many issues of basic importance to them came into contention. These included their claims to Indonesian citizenship, the kinds of education to which their children could have ac¬cess, their retention of a separate social and cultural identity, and the defence of Chinese economic interests. Their situation was complicated by the emergence of China as a major power under a communist government, which made their political loyalties doubly suspect in the eyes of anti-communist Indonesians. As a small but relatively wealthy ethnic minority which has been ex-posed for a long time to anti-Chinese prejudice on the part of many Indo¬nesians, the Indonesian Chinese have characteristically been compelled (given the powerlessness of China to protect them) to seek an accommodation"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia,
RB 30 C 316 i
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perkumpulan Pancaran Hidup, 2011
R 371.897 6 PER b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Neneng Churiah
"Migrasi Cina ke Batavia merupakan salah satu rangkaian dari diaspora Cina ke Asia Tenggara. Migrasi terjadi secara bergelombang dengan latar belakang faktor yang berbeda dari masa ke masa. Untuk memudahkan pembahasan dalam skripsi ini, gelombang migrasi Cina ke Batavia dibagi dalam dua periode utama, yaitu pada sebelum masa kolonial Belanda (pra kolonial), dan selama masa pemerintahan VOC (sampai dengan 1799). Keberadaan pemerintahan kolonial VOC sebagai penguasa atau pemimpin di batavia pada saat itu memberi pengaruh besar dalam pembentukan Pecinan di Batavia dengan dikeluarkannya beberapa kebijakan selain untuk mempertahankan kedudukannya sebagai penguasa terbesar di Batavia. Keberadaan migrasi orang Cina ke Batavia memberi pengaruh dan perubahan keadaan di Batavia. Dalam jumlah banyak, para migran ini akan membentuk koloni atau perkampungan sendiri dengan membawa tradisi dan kebudayaannya dari daerah asal mereka. Keadaan ini yang kemudian membuat perkampungan mereka memiliki ciri khas yang menyerupai perkampungan yang ada di Cina, berbeda dengan daerah lain di Batavia. Proses asimilasi sebenarnya yang dapat terjadi secara perlahan, tetapi dengan adanya kebijakan segregasi yang dibuat pemerintahan Belanda, hal itu menjadi semakin sulit untuk dilakukan. Sehingga seperti yang dapat kita lihat sekarang di Jakarta terdapat suatu pemukiman komunitas Cina (terkonsentrasi) dengan ciri khas tertentu baik dari arsitektur maupun tradisi dan kebudayaan yang menggambarkan suatu keterkaitan kuat dengan kebudayaan dan tradisi yang dibawa oleh leluhur mereka.
Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan mengetahui kaitan antara migrasi masyarakat Cina dan juga kolonialisme dalam pembentukan Pemukiman Cina (Pecinan) di Batavia seperti yang sudah digambarkan diatas. Sebagai awalnya dilakukan tinjauan teori tentang migrasi dan arsitektur kota yang dilanjutkan dengan tinjauan historis yang berkaitan dengan teori tentang sejarah migrasi Cina. Melalui pembahasan identifikasi bangunan Cina yang ada di Batavia, studi pada kawasan Glodok sebagai kawasan Pecinan tertua di Batavia pada masa pemerintahan VOC, dapat juga dilihat tentang gambaran keterkaitan kuat antara pemukiman Cina tersebut dengan kebudayaan dan tradisi dari daerah asal (Cina).

Chinese migration to Batavia represents one of the networks from Chinese Diaspora to South-East Asia. Migration happened by surging with different background factor from time to time. To facilitate solution in this thesis, waving Chinese migration to Batavia divided into two especial periods that is at before a period of Dutch colonial, and during VOC era (1619-1799). existence of VOC colonial as leader or power with some policy to keep footing him as biggest power, give major effect in forming of Chinatown in Batavia. Existence of Chinese migration to Batavia gave influence and change situation in Batavia. In big population, these migrants will form new settlement with their tradition and culture from the original place (China). These situations which later make their settlement have unique feature similar with settlement exist in Chinese, differ from other area in Batavia. Processes assimilate in fact able to happen slowly, but with existence of segregation policy of VOC, that thing become progressively difficult to be done. So that such as those which earn us see now in Jakarta there are a Chinese settlement with certain individuality either from tradition and also architecture and culture depicting is related of with tradition and culture brought by their ancestor.
This thesis aim is to give image of connection between Chinese?s migration as well as colonialism in forming of Chinese Settlement (China Town) in Batavia. Experiences evaluate theory about migration and architecture, continued with historical evaluation related to theory about Chinese migration history. Through identify Chinese building exist in Batavia, study at Glodok area as eldest Chinatown area in Batavia during VOC era, also seen about related between Chinese settlement (China Town) with tradition and culture from original place.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>