Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97546 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suryo Utomo
"Hollywood yang dikenal sekarang ini tidak begitu saja berkembang dan mendunia tanpa melalui sebuah proses. Hollywood, sebagai pusat industri film Amerika Serikat dan bahkan dunia saat ini, adalah satu keputusan dari permasalahan perfilman di Amerika Serikat pada masa awalnya. Hollywood harus melewati sebuah konflik yang berawal dari permasalahan salah satu unsur industri tersebut, yaitu peralatan film. Dikuasainya hak paten (hak cipta) beberapa peralatan film oleh beberapa penemu tidak seimbang dengan kebutuhan permintaan peralatan dari banyak usahawan film. Hasilnya, banyak ditemukan peralatan bajakan yang tidak sah secara hukum tetapi dinilai produktif oleh usahawan film. Hal itulah yang merugikan para pemilik hak paten. Oleh karena itu, dibentuklah organisasi yang terdiri dan beberapa penemu peralatan film yang bertujuan untuk menjegal pertumbuhan perusahaan ilegal. Film hanya dapat diproduksi dan dipasarkan oleh organisasi yang bernama Motion Picture Patents Company (MPPC). Sedangkan perusahaan di luarnya dinyatakan ilegal dan dapat dituntut ke pengadilan untuk membubarkan diri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12583
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulio Utama Rizani
"Masyarakat Amerika pada tahun 1920-an adalah masyarakat yang sedang berkembang. Sehingga banyak ditemukan kontradiksi. Di satu sisi ditemukan persamaan yang mempersatukan mereka. Sementara itu di sisi lain muncul pula perbedaan - perbedaan dalam masyarakat tadi. Salah satu contoh persamaan tadi adalah munculnya pandangan bahwa sains dan teknologi merupakan penggerak terbesar bagi perubahan sosial. ilmuwan sendiri mendapatkan tempat yang terhormat di masyarakat. Universitas dan sekolah-sekolah menjadi tempat baru untuk mencari pencerahan hidup. Namun sayangnya pada saat itu pula ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa dengan semakin meluasnya pendidikan dan semakin tingginya kebebasan berpikir akan membuat manusia melupakan Tuhan. Ide-ide baru yang kritis membahas segala aspek kehidupan dianggap akan membuat generasi muda keluar dan jalur tuntunan kitab suci. Dan pada akhirnya akan membuat manusia melupakan agama dan Tuhan. Dari sinilah persoalan muncul, saat ada sekelompok masyarakat yang biasa disebut dengan kaum fundamentalis bereaksi terhadap perubahan. Kelompok ini banyak melakukan usaha perbaikan moral dan spiritual untuk mengembalikan agama sebagai dasar dari kehidupan manusia, bukan ilmu pengetahuan ataupun hal lain yang bersifat materialistik. Mereka berpendapat ada sebagian masyarakat Amerika yang sudah menyimpang dari esensi dan keyakinan tentang ajaran kitab sucinya. Kelompok ini dalam melakukan gerakan moralnya banyak mendengungkan isu-isu yang berkaitan dengan perbaikan ahlak dan pengembalian keyakinan masyarakat pada kitab suci. Salah satu contohnya adalah gerakan yang biasa di sebut dengan gerakan anti teori evolusi_ Inti dari gerakan ini adalah berupa pelarangan bagi pengajaran teori evolusi Charles Darwin di sekolah- sekolah negeri. Gerakan ini dimulai pada tahun 1921 dan mendapat tanggapan yang positif secara nasional, terutama dari penduduk di daerah mid/le-western. Gerakan ini mencapai puncaknya saat terjadi kasus pengadilan Scopes pada tahun 1925."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12641
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Hadi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
S8028
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Muthalib
"Stanley Eitzen (1974:5-10) mengemukakan dua model konflik untuk memahami suatu masyarakat secara umum. Kedua model yang ditawarkan oleh Eitzen tersebut Model Keteraturan (The Order Model) dan Model Konflik (The Conflict Model). Model pertama melihat interaksi individu-individu dalam mencapai nilai-nilai tertentu selalu berada dalam keharmonisan. Pencapaian nilai-nilai dalam masyarakat dilakukan dengan cara bekerja sama atau korporatif. Korporatif terbentuk karena masing-masing pihak atau individu-individu cenderung melihat kepentingan mereka saling timbal balik, slaing mengisi atau identik. Model ini dicirikan dengan kestabilan, konsensus, kohensif dan kemantapan (1974:6). "
1999
JSAM-V-AgustDes1999-67
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Acyuta Wifaaq Nibroos
"Amerika Serikat dan akumulasi power adalah selayaknya dua saudara kembar yang tak terpisahkan. Salah satu manifestasinya adalah pada bentuk penggunaan soft power yang terdefinisikan sebagai upaya untuk memberikan pengaruh terhadap pihak lain agar menghasilkan suatu realitas yang sesuai dengan kepentingan nasional AS, melalui atraksi dan bukan koersi ataupun payment, salah satunya dengan instrumen diplomasi publik. Diplomasi ini ditujukan untuk memberikan kesepahaman bersama terhadap publik dengan kepentingan-kepentingan nasional AS di dalamnya sehingga AS mendapatkan legitimasi atas kepentingannya. Hollywood adalah satu yang terbaik dari sekian jawaban untuk mengatasi kegusaran AS dalam melaksanakan diplomasi publiknya. Dari sekian banyak kepentingan di antara keduanya, AS dan Hollywood kemudian menemukan nexus kepentingan bersama yang mampu terakomodasi pada rentetan diplomasi publik AS ini. Tulisan ini akan menganalisis 34 literatur teoritis dan empiris berkenaan relasi AS dengan Hollywood yang kemudian diklasifikasikan menggunakan metode tipologi dimensi diplomasi publik; development of lasting relationship, issue management, dan strategic communication dari Mark Leonard dengan disertai penjelasan konseptual pada awal penjelasan. Dengan adanya manajerial isu kepentingan AS melalui Hollywood, komunikasi strategis AS dalam film-film Hollywood, hingga relasi kompleksitas kelembagaan AS dan Hollywood yang meliputi kerja sama melalui OWI, USIA, DoD, CIA, hingga DOS, diplomasi publik AS melalui Hollywood merupakan bahasan dengan variabel yang menggurita. Dalam tulisan ini ditemukan jika kompleksitas hubungan antara AS-Hollywood menghasilkan sebuah argumen jika diplomasi publik dapat terjadi secara natural maupun struktural, selama terdapat komunikasi strategis yang tersampaikan.

The United States and the accumulation of power are like two inseparable twin brothers. Its manifestations is in the form of the use of soft power, which is defined as an effort to influence other parties to produce a reality that is in accordance with US national interests, through attraction rather than coercion or payment, which is the instrument of public diplomacy. This diplomacy is intended to provide a common understanding between international public with US national interests in it so that the US could gains legitimacy for its interests. Hollywood is one of the best answers to overcome US frustration in carrying out its public diplomacy. From the many interests between these two, US and Hollywood find a nexus of common interests that can be accommodated in this series of US public diplomacy. This thesis will analize 34 literatures, both the empirics and teoretics, about the relation between US and Hollywood that will be classified by tipology methods within three public diplomacy dimension of Mark Leonard; development of lasting relationship, issue management, and strategic communication, with additional the conceptualization of public diplomacy. The managerial issues of US interests through Hollywood, US strategic communication in Hollywood films, to the complex institutional relationship between the US and Hollywood which includes cooperation through OWI, USIA, DoD, CIA, and DOS, US public diplomacy through Hollywood is a great discussion with many variables. We found that the complex nexus of US-Hollywood generate a discourse that US public diplomacy through Hollywood could be occurred both natural nor structural as long as the strategic communication stands there."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Ramadhan Adiputra P.
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang upaya industri film Hollywood untuk mencegah pembuatan peraturan sensor film resmi baik dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat Amerika Serikat. Pihak Hollywood membentuk Motion PictureProducers and Distributors of America (MPPDA) untuk menjadi badan pengawas yang mengatur produser-produser film agar menghasilkan film-film yang bersih dari adegan tidak bermoral. Hal ini dilakukan untuk menghindari tuntutan masyarakat terhadap Hollywood. Selama MPPDA berdiri sejak 1922, tidak ada pembuatan peraturan sensor resmi baik di negara bagian maupun pemerintah pusat. MPPDA berhasil meyakinkan masyarakat bahwa film-film yang diproduksi Hollywood aman untuk ditonton.

ABSTRACT
This thesis discusses about the Hollywood movie industry efforts to prevents the making of official film censorship regulation, from both local government and the fedral goverment of United States. Hollywood form the Motion Picture Producers and Distributors of America (MPPDA) to be a regulatory body that regulates film producers to produce movies that are clean of immoral scenes. During MPPDA stood since 1922, there was no official censorship legislation in both the state and rederal governments. MPPDA managed to convince the public that the films produced by Hollywood is safe to watch."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S337
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Magdalia Alfian
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Gladys Amelita
"Artikel ini menggambarkan suatu bentuk negosiasi identitas spesifik untuk imigran Muslim wanita yang tinggal di Amerika Serikat, seperti yang digambarkan dalam film Amira and Sam (2014). Film ini menunjukkan bagaimana Amira menegosiasikan identitasnya sebagai seorang imigran Muslim wanita dari Irak di Amerika Serikat dengan bagaimana dia berpakaian dan berperilaku dalam masyarakat barat. Jilbab yang Amira pakai berbeda mempunyai arti yang berbeda berdasarkan pada bagaimana jilbab itu dipakai dan dipersepsikan. Artikel ini menggunakan studi analisis tekstual dalam menganalisis filmnya, dan teori negosiasi identitas dari Ting- Toomey (2005). Tujuan dari artikel ini adalah untuk menganalisis unsur-unsur film untuk menentukan negosiasi identitas oleh Amira yang digambarkan dalam produksi tersebut. Proses negosiasi identitasnya melibatkan faktor-faktor sosial, geografis, dan agama. Artikel ini menemukan bahwa Amira telah berhasil melakukan negosiasi identitasnya, yang memungkinkannya untuk menempatkan dirinya dalam budaya barat. Namun dalam melakukannya, Amira mengambil risiko dalam penerimaan sosial dan hubungan pribadi dalam upaya untuk menilai kembali nilai-nilai pada agama Islam-nya.
This article illustrates a form of identity negotiation specific to immigrant Muslim women who live in the United States, as depicted in the movie Amira & Sam (2014). This movie shows how Amira negotiates her identity as an immigrant Muslim woman from Iraq in the United States by the way she dresses and behaves in the western society. The hijab that Amira wears differs in meaning based on how it is worn and perceived. This article draws upon the movie using a textual analysis study, and the theory of identity negotiation by Ting- Toomey (2005). The intention of this article is to analyze the elements of the movie to determine Amira?s negotiated identity depicted in that production. The process of her negotiation involves social, geographic, and religious factors. This article finds that Amira has succeeded in negotiating her identity, which allows her to situate herself in western culture. However in doing so, Amira risks social acceptance and personal relationships in the attempt to reassess her Islamic values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadivanie
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai film-film Hollywood yang telah digunakan sebagai
instrumen pemerintah dalam menyebarkan ide national security state AS sejak tahun
1945. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat eksplanatif.
Departemen Pertahanan sebagai bagian dari pemerintah memiliki peran dalam
menghasilkan citra militer yang baik sebagai identitas geopolitik dan mengeksplorasi
bagaimana praktik tersebut sebagai salah satu aspek penting dalam proses sekuritisasi
AS. Analisis ini melihat bagaimana relasi Pentagon-Hollywood merupakan kunci dari
jaringan Military-Industrial-Media-Entertaiment Network, di mana sebuah film
digunakan sebagai alat untuk perekrutan, hubungan masyarakat militer, dan mungkin
juga membawa beberapa keuntungan komersial. Pentagon menggunakan sebagian
besar film Hollywood untuk mempopulerkan wacana militer, kepahlawanan, dan
kepemimpinan AS.

ABSTRACT
This thesis examines Hollywood movies that have been used by the US government
as an instrument to propagate the dominant idea of U.S. national security state since
1945. This explanative research uses qualitative method. It examines the role that the
U.S. Department of Defense plays in producing popular images of military power and
geopolitical identity and explores how these practices become important aspect of the
process of securitization in the U.S. The analysis looks at how the Pentagon-
Hollywood connection represents a key in the Military-Industrial-Media-Entertaiment
Network, where movies are simultaneously being used as a tools for recruitment,
military public relations, and perhaps also bring in some degree of commercial profit.
Pentagon utilizes the theme of major Hollywood films to popularize discourses of
military superiority, heroism, and American leadership.
"
2016
S64416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"Amerika Serikat merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya alam berlimpah di dunia. Namun, pengalaman bangsa ini untuk mengolah sumber daya alam tersebut memiliki sejarah yang menarik untuk disimak, khususnya bila kita berupaya menelusuri jejak sejarah pendidikan di negara tersebut. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang erat antara sumber daya alam dan sumber daya manusia yang akan rnengolahnya. Salah satu institusi pendidikan yang melahirkan sumber daya manusia di Amerika Serikat adalah Community College. Institusi ini merupakan tempat dimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya dalam porsi waktu belajar yang lebih banyak.
Proses berdirinya Community College dan American Association of Junior College dipengaruhi oleh banyak faktor terutama karena adanya pemikiran yang berkembang mengenai pragmatisme di bidang pendidikan. Para pemikir dan praktisi pendidikan Amerika yang muncul pada masa selanjutnya juga terus berupaya untuk mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat akan dunia pendidikan sehingga kurikulum dan aplikasi proses belajar mengajar di berbagai Community College mengalami pembaharuan.
Pendirian berbagai institusi Community College juga dilatarbelakangi alasan yang berbeda, tergantung dengan situasi dan kondisi yang dominan terutama bila sebuah institusi Community College didanai oleh seseorang yang memiliki kepentingan-kepentingan pribadi. Berkat didirikannya sejumlah Community College di hampir seluruh negara bagian, industri di Amerika Serikat sedikit banyak terbantu dalam pemenuhan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan terutama pada saat negara menghadap berbagai permasalahan dalam dan luar negeri terkait dengan pengadaan barang-barang industri. Selain itu keberadaan Community College juga memberikan nuansa akademik terhadap masyarakat sekitar kampus dan memungkinkan terciptanya sinergi yang harmonis dalam pengembangan dan pengabdian komunitas akademik terhadap masyarakat sekitar kampus. Bahkan dalam perkembangannya Community College melakukan berbagai kerjasama professional dengan perusahaan-perusahaan swasta.

United States is one of developed countries which have abundance natural resource in the world. This national experience in managing its natural resources historically is very interesting to observe, especially if we try to trace the United States education history in preparing the human resources because there has been a strong relation between the natural resources and human resources. One of the United States higher education institution which generates human resources is Community College. It is a place where students could apply their knowledge during the learning process.
The process of Community College and American Association of Junior College establishments was much influenced by some factors, above all, because of the existence of thoughts related to pragmatism in education. The United States educational experts keep trying to follow communities' needs of education so the curriculum applied in Community College learning process changed frequently.
The establishments of some Community College have different backgrounds. It depends on the situation and dominant circumstances, especially if a Community College establishment was funded by someone whose individual interests. By the establishments of Community College in most of states in United States, the country's industries are supported in overcoming human resource demand. They are getting more important when the country faces domestic and foreign matters related to industrial product. The existence of Community College also gives academic atmosphere into the community located around the institution and it is possible to create a mutual cooperation in developing a scientific community. Moreover, some Community College have had many professional cooperation with local private companies.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T16852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>