Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yahya Andi Saputra
"Mempelajari sejarah Indonesia pada masa pergerakan nasional (1990-1942), sebenarnya mempelajari sejarah kebangkit_an bangsa Indonesia yang diikuti dengan kesadaran nasionalnya. Kebangkitan kesadaran ini dapat terjadi antara lain karena dampak kebijaksanaan pemerintah kolonial sendiri. Tat_kala pemerintah membutuhkan banyak tenaga administrasi atau pegawai rendahan di kantornya, didirikanlah lembaga pendidikan formal untuk rnendidik bangsa pribumi (baca bangsa Indone_sia) agar sekedar tidak buta huruf dan tidak terlalu bodoh. Tetapi di luar perhitungan pemerintah, bangsa pribumi yang telah memperoleh pendidikan formal (Barat) tersebut ti_dak hanya memenuhi kebutuhan pegawai, namun melahirkan pula bangsa Indonesia yang sadar pada realitas sosial mereka yang sebenarnya. Suatu kesadaran yang mencengangkan bangsa Indonesia sen_diri, sehingga dengan serta merta mereka dapat mengucapkan dan mengungkapkan kondisi mereka sendiri, seperti yang dipa_parkan salah satu surat kabar yang terbit masa itu. Boemi-poetera menjadi perkasanya bangsa asing yang menambah kekayaannya di tanah kita, dan menjadi sebagai lembu yang diperes susunya sampai kurus padahal gemuknya jatuh pada yang meminumnya. Kurang lebih sudah 300 tahunlah kita bangsa Jawa diinjak-injak oleh lain bangsa, 300 tahulah kita dihinakan oleh lain bangsa, 300 tahunlah kita di bubuti oleh lain bangsa, 300 tahunlah kita diisap darah kita oleh lain bangsa. Kemudian kesadaran tersebut dipacu pula dengan dicipta_kannya kelas sosial yang ketat atau dengan ungkapan yang lebih kasar lagi, diterapkannya perbedaan warna kulit."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kunto Purboyono
"
ABSTRAK
Sukarno dan Tan Malaka merupakan dua anak manusia yang menafsirkan Marxisme secara unik. Semangat humanis yang membara membuat mereka memandang segala bentuk kekejaman dan teror dalam menerapkan sebuah ideologi sebagai hal yang menjijikkan. Situasi terjajah, tertindas, dan terhina menjadikan Marxism sebagai ideologi yang sangat memberi harapan dan inspirasi. Ketika emosi dan gelegak semangat membuat orang-orang menjadi bingung dalam menerima pemikiran yang masuk dan sebagian orang yang terlanjur menjadi Marxis kehilangan kontrol diri mereka dan berubah menjadi setan berwujud manusia, mereka dapat menyaring Marxisme dengan semangat kritis dan ilmiah yang tinggi. Sebuah Indonesianisasi Marxisme begitulah kira-kira usaha mereka terhadap ajaran itu. Istilah yang sarat arti ini memicu perdebatan yang tak habis-habis terlebih bila dikaitkan dengan apa yang disebut Sukarnoisme. Tapi singkatnya, essensi keinginan mereka adalah mengambil semangat humanis dari ajaran itu seperti anti penindasan, kemerdekaan, dan keadilan serta mencoba menaklukkan kaum Marxis yang menerapkan idealoginya secara sempit dan ekstrem dengan menafsirkan Marxisme sebagai perwujudan nilai-nilai besar manusia yang disepakati bersama.
"
1998
S12260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Purwoko
"Kajian tentang perpecahan Partai Sarekat Islam Indo_nesia 1935-1940 belum banyak dianalisa oleh para sarjana. Oleh karena itu skripsi ini mencoba menganalisanya. Adapun penulisannya disusun secara deskriptif analisis dan masih merupakan suatu tahapan awal dari studi Sejarah. Meskipun demikian penulis mempergunakan ilmu bantu seja_rah yakni ilmu politik untuk menganalisa perpecahan itu. Mari hasil analisis yang dilakukan, penulis dapat mengungkapkan latar belakang terjadinya perpecahan yang disebabkan oleh perbedaan tokoh-tokoh partai (Abikusno Cokrosujoso, Agus Salim, Sukiman, Wiryosanjoyo dan Kartosuwirjo) dalam menganalisa dampak depresi ekonomi 1930'an terhadap kehidupan partai-politik yang radikal dan latar belakang sosialisasi mereka yang berbeda. Sebagai akibat dari perpecahan adalah munculnya beberapa partai baru yang melepaskan diri dari partai induknya (PSII Abikusno). Partai-partai yang melepaskan diri itu adalah PSII Kartosuwiryo, Partai Islam Indone-sia (PII Sukiman) dan Barisan Penyadar Agus Salim. Dari sini dapat disimpulkan bahwa perpecahan partai bukan dikategorikan ke dalam perpecahan ideologi mengingat ideologi mereka Islam tapi dapat dikategorikan ke dalam perpecahan pribadi dalam arti ketidaksukaan pribadi antar tokoh partai yang mendorong tindakan pe_cat memecat. Sari deskripsi skripsi ini penulis ingin memberi uraian perpecahan organisasi Islam pada masa lampau untuk dijadikan bahan bercermin diri bagi umat Islam dewasa ini."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ohorella, G.A. (Gamar Azaini)
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
305.499 2 OHO p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Susanto Tirtoprodjo
Jakarta: embangunan, 1970
959.8 SUS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nazaruddin Sjamsuddin
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1990
959.811 NAZ p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, So Yeon
"Judul tesis ini adalah Makna dan Kelerbatasan Sarekat Islam dalam Pergerakan Nasional. Oleh karena tesis ini bertujuan mencari makna dan keterbatasan Sarekat Islam. Dari dua faktor tersebut kita dapat mengetahui faktor yang harus dipelajari dan faktor yang harus diatasi.
Tesis ini dimulai dengan dua pertanyaan yang sederhana sebagai berikut; Mengapa Sarekat Islam mendapat perhatian dan dukungan yang besar dari rakyat pada zaman itu? Kemudian, pada awalnya Sarekat Islam berkembang dengan pesat, tetapi mengapa semakin melemah?
Sarekat Islam sebagai upaya perorangan secara jelas menampakkan kolektifitas tertentu. Maka, dalam thesis ini digunakan teori Collective Action. Organisasi tersebut dijadikan alat sebagai agency untuk mobilisasi dengan cara mengarahkan tenaga dan dana. Inilah yang disebut Mobilization Model. Oleh karena mobilisasi selalu berlangsung dalam struktur sosial tertentu, maka hubungan dengan kelompok-kelompok lain dalam masyarakat sangat penting, termasuk pihak pemerintah. Dalam kaitan ini digunakan Polity Model.
Metoda penelitian yang digunakan adalah metode sejarah, sebagai berikut; Heuristik, penulis menghimpun data, yakni sumber primer Mimbar dan berbagai buku-buku yang relevan. Kritik, yakni menilai sumber yang telah terkumpul, apakah dapat dibantu dalam tulisan saya, Interpretasi, menafsirkan sumber atau fakta dengan paradigma umum. Historiografi, yakni menyusun ke dalam penulisan ini secara logis, sistematis dan ilmiah.
Sarekat Islam adalah contoh amat berharga bagi bangsa Indonesia. Dengan menarik pelajaran dari Sarekat Islam dapat mengembangkan kemampuan bersatu dan melaksanakan cita-cita. Akan tetapi, dari kegagalan Sarekat Islam dapat dipelajari juga agar tidak terjadinya kesalahan masa lampau. Selain itu, jika dihubungkan dengan zaman sesudahnya organisasi Sarekat Islam mempunyai peranan penting dalam munculnya organisasi-organisasi ke-Islaman lainnya sampai saat ini. Kalau melihat dari sudut pandang positif, Sarekat Islam memperkuat kemampuan politik dalam Islam, tetapi terpusatnya kepemimpinan pada beberapa tokoh-tokoh organisasi masih cenderung terlihat dalam organisasi-organisasi Islam zaman kini juga."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T10714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.K. Pringgodigdo
Jakarta: Dian Rakyat, 1986
320.095 98 PRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.K. Pringgodigdo
Jakarta: Dian Rakyat, 1978
320.095 98 PRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
A.K. Pringgodigdo
Jakarta: Dian Rakyat, 1977
320.095 98 PRI s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>