Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78455 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Nugraha
"Antara tahun 1901-1920 merupakan masa-masa awal Partai Sosialis Amerika Serikat (PSAS) sekaligus masa keemasan mereka. Pada saat tersebut PSAS berada dibawah kepemimpinan Eugene Victor Debs, seorang tokoh sosialis sekaligus pemimpin buruh perkereta apian di Amerika Serikat (AS) yang berhasil menyatukan semua elemen sosialis di Amerika Serikat pada awal abad ke-20. PSAS tumbuh menjadi partai ketiga yang di segani selain partai demokrat dan republik sebagai partai utama di AS. Pada masa tersebut PSAS berhasil meraih simpati masyarakat AS dan mendapatkan jumlah suara pada beberapa pemilu selama masa tersebut. Keberhasilan tersebut bisa dilihat dengan banyaknya wakil sosialis duduk dalam kursi eksekutif dan legislatif pada saat itu. Keberhasilan ini tidak terlepas dari tangan dingin Eugene Victor Debs sebagai tokoh sosialis yang disegani. Sikapnya yang anti perang dan dekat serta membela kaum lemah seperti kaum buruh yang di tindas kaum kapitalis, kaum negro dan wanita yang mendapatkan diskriminasi dalam masyarakat serta kaum imigran menarik hati sebagian masyarakat AS. PSAS dibawah kepemimpinan Eugene Victor Debs akhirnya tumbuh menjadi kekuatan politik dan alternatif pilihan bagi pemilihnya pada konstelasi politik AS pada awal abad ke-20."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S12090
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yuniah Ningsih
"Skripsi ini menjelaskan mengenai usaha berbagai pihak diantaranya oleh pihak pemerintah Franklin Delano Roosevelt melalui program New Deal-nya dan oleh pihak serikat pekerja untuk memperbaiki kondisi kaum pekerja yang mengalami penderitaan sebagai akibat dari depresi ekonomi Amerika tahun 1930-an. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode sejarah. Adapun metode tersebut yaitu, pertama heutistik yang digunakan untuk menelusuri sumber-sumber bacaan baik sumber primer maupun sumber sekunder yang berkaitan dengan perkembangan serikat pekerja dan perekonomian Amerika khususnya pada masa New Deal. Kedua, kritik sumber yang dilakukan untuk membandingkan fakta-fakta yang didapatkan dari sumber bacaan. Ketiga, yaitu interpretasi yang dilakukan untuk dapat memahami mengenai berbagai usaha yang dilakukan berbagai pihak, yaitu pemerintah dan serikat pekerja untuk dapat memperbaiki kondisi pekerja pada masa New Deal. Tahap yang keempat yaitu historiografi yaitu tahap penulisan sejarah. Hasil penulisan menunjukkan bahwa usaha pemerintah Amerika melalui program New Deal terbukti sangat membantu kondisi pekerja di Amerika terutama bagi para pengangguran. Peran serikat pekerja pun juga sangat membantu para pekerja, atas berbagai peraturan yang dikeluarkan pemerintah keberadaan serikat pekerja mendapat pengakuan, dan bersama dengan pemerintah serikat pekerja banyak membantu pekerja yang menerima praktek ketidakadilan oleh pengusaha di perusahaan-perusahaan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S12643
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Hidayati
"Umi Hidayati, Partai Populis di Amerika Serikat 1892-1896, di bawah bimbingan Ibu Magdalia Alfian MA dan lbu Siswantari MHum; 81 + vii, gambar, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Skripsi ini membahas kiprah Partai Populis di Amerika Serikat. Pengumpulan data yang dilakukan selama penelitian ini adalah dengan menggunakan metode yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Pencarian data dilakukan melalui studi kepustakaan dan internet. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan kiprah Partai Populis dalam memperjuangkan aspirasi rakyat khususnya golongan petani dan buruh. Perj uangan ini mencapai puncaknya pada pemilu 1896 dimana Partai Populis memperoleh jumlah suara yang besar. Hal ini berarti bahwa adanya dukungan yang besar dari rakyat terhadap Partai Populis khususnya pada isu-isu dan program yang dikeluarkan oleh partai ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kiprah dan peran Partai Populis telah memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi kepentingan rakyat khususnya golongan petani dan buruh dalam percaturan politik di Amerika Serikat. Terbukti dengan diadakannya koalisi antara Partai Populis dan Partai Demokrat yang sering disebut Popocrats yang menunjukkan adanya keseriusan partai ini dalam upayanya meraih simpati dan dukungan rakyat d.emi kemajuan internal eksternaI partai maupun bagi rakyat itu sendiri."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lapian, Bart
"ABSTRAK
Politik Pembendungan terhadap komunisme adalah politik luar negeri yang diterapkan secara global di dunia oleh Amerika Serikat mulai pada tahun 1947, yaitu pada masa pasca Perang Dunia II. Pertama-tama untuk membendung ekspansi komunisme di Eropa yang dimotori oleh Uni Soviet, kemudian pada tahun 1950-an untuk membendung komunisme di Asia baik yang diprakarsai Uni Soviet maupun Republik Rakyat Cina (RRC). Dikaitkan dengan kawasan Asia Tenggara, nama politik pembendungan ini berbenturan dengan politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif.
Memasuki tahun 1960-an, hubungan Amerika Serikat dan Indonesia menjadi renggang setelah Indonesia pada masa itu berhubungan erat dengan Uni Soviet dan juga RRC. Kedua negara raksasa komunis ini, terutasna RRC, adalah pendukung Indonesia pada waktu terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia yang berlangsung dari tahun 1963-1966. Dalam rangka membendung perluasan pengaruh komunisme di kawasan Asia Tenggara, Amerika Serikat mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang dianggap perlu agar kawasan ini tidak jatuh ke tangan komunis. Berbagai macam kebijakan, tindakan maupun sikap yang ditempuh oleh Amerika Serikat di Asia Tenggara pada umumnya, dan di Indonesia khususnya pada masa konfrontasi Indonesia-Malaysia, tetap dalam konteks pembendungan. Untuk meneliti langkah-langkah maupun sikap yang diambil Amerika terhapad Indonesia pada masa itu, dipakai sumber data dari berbagai buku, arsip, dokumen, artikel, masalah dan surat kabar, serta karya-karya leksikografis, yang sebagian besar bersudut-pandang Amerika dan masih ditambah dengan wawancara yang dilakukan terhadap seorang pelaku sejarah dari pihak Indonesia.
Setelah mempelajari dan menganalisa data-data yang didapat dari sumber-somber tersebut di atas, dapat dilihat bahwa Amerika semula berusaha untuk menjadi penengah dalam masalah konfrontasi itu tetapi merubah sikapnya menjadi mendukung Malaysia. Setelah dianalisa lebih lanjut serta dikaitkan dengan politik global Amerika untuk membendung komunis, dapat disimpulkan bahwa langkah yang ditempuh Amerika Serikat di Indonesia pada masa konfrontasi Indonesia-Malaysia kurang berhasil.

"
Lengkap +
1995
S12236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqah Sajidah
"Seiring dengan meningkatnya popularitas media sosial dalam aktivitas politik dan pemerintahan, berbagai negara gencar untuk melakukan diplomasi digital sebagai instrumen untuk membangun citra positif, mempromosikan nilai-nilai, kebijakan, dan kepentingan nasionalnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis upaya Presiden Barack Obama dalam membentuk wacana mengenai Amerika Serikat melalui Twitter/X sebagai salah satu strategi dari nation branding. Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis Wacana Kritis oleh Norman Fairclough. Data yang dikumpulkan adalah serangkaian tweet resmi yang diunggah melalui akun Twitter/X @POTUS44 selama tahun 2015-2017. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat lima tema utama mengenai citra Amerika Serikat yang kerap disampaikan oleh Presiden Obama dalam akun Twitter/X miliknya. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana seorang kepala negara kerap mempertahankan ide-ide tertentu mengenai negaranya dalam wacana yang disampaikan melalui media sosial sebagai salah satu strategi dalam membangun citra mengenai negaranya kepada publik domestik maupun internasional.

Alongside the increasing popularity of social media in political and governmental activities, various countries are actively engaging in digital diplomacy as an instrument to cultivate a positive image, promote values, policies, and national interests. This research aims to analyze President Barack Obama's efforts in shaping discourse regarding the United States through Twitter/X as a strategy of nation branding. The research method employed is Critical Discourse Analysis by Norman Fairclough. The data collected consist of a series of official tweets uploaded via the Twitter/X account @POTUS44 during the years 2015-2017. The findings of this research indicate that there are five main themes regarding the image of the United States frequently conveyed by President Obama through his Twitter/X account. This study offers new insights into how a head of state often upholds specific ideas about his country in discourse conveyed through social media as one strategy in building the image of his country to both domestic and international audiences."
Lengkap +
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wieke Wiana
"Wieke, Wiana. "Strategi Persuasi Kampanye Senator Hillary Rodham Clinton Sebagai Kandidat Calon Presiden 2008 Partai Demokrat di Amerika Serikat". Jakarta: Program Pascasarjana Kajian Wilayah Amerika Universitas Indonesia, 2008 Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjukkan kegagalan strategi kampanye Hillary Clinton sebagai seorang calon presiden dari partai Demokrat Amerika yang memiliki peran penting dalam menciptakan serangkaian program kegiatan kampanye dengan strategi dan taktik komunikasi secara persuasif. Permasalah penelitian adalah bagaimana kegagalan strategi persuasi Hillary Clinton mengubah pendapat-pendapat umum menjadi pendapat politik dalam menciptakan Hillary Clinton menjadi calon presiden di partai Demokrat. Metode yang dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis interpretatif, yaitu akan mendekripsikan dan menginterprestasikan berbagai peristiwa dan konteks yang berkaitan dengan strategi persuasi Hillary Clinton selama masa kampanye. Adapun teknik penelitian dilakukan dengan studi kepustakaan. Strategi kampanye yang diterapkan dalam kampanye Hillary Clinton dalam pencalonan presiden di partai demokrat di bantu oleh sekelompok orang dan dipimpin oleh chief strategist yang menjalankan secara profesional yang bertujuan menciptakan kegiatan-kegiatan promosi yang dikemas dalam bentuk publikasi selama masa kampanye berlangsung, dengan menggunakan media cetak maupun media elektronik sebagai bahan promosi. Penerapan penggunaan media sebagai bahan promosi merupakan perwujudan dari penerapan siklus komunikasi dua arah dan pihak komunikator menyampaikan pesan-pesan melalui media kepada penerima pesan, untuk memberikan image positif pada penerima pesan dalam hal ini masyarakat Amerika agar memberikan hak suaranya kepada Hillary Clinton sebagai calon presiden dari partai Demokrat. Tetapi hasil pemungutan suara menghasilkan suara terbanyak adalah Senator Barack Obama dengan selisih suara yang tidak terpaut jauh dengan Senator Hillary Clinton di pemilihan awal partai Demokrat dan menunjukkan bergesernya strategi komunikasi politik persuasi Hillary Clinton ke taktik incumbency challenger atau strategi offensif."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24965
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raziana Tridjajakasih
"Ambivalensi berasal dari istilah dalam bahasa Inggris "ambivalence" yang artinya kurang lebih: Perasaan atau sikap-sikap yang bertentangan terhadap seseorang atau sesuatu yang timbul pada saat bersamaan, seperti misalnya rasa cinta dan benci (Webster's Kew World Dictionary, Second College Bdi.tipn, 1978). Sumber lain mendefinisikan Ambivalensi sebagai suatu koeksistensi dari perasaan-perasaan yang saling berlawanan terhadap seseorang, obyek atau gagasan. (En Carta, 1997)
Dalam bahasa sederhana dan populer barangkali dapat diistilahkan dengan sikap "pli.n-plan", mendua, atau tidak konsisten yang punya konotasi luas. Misalnya saja sikap suatu pemerintahan terhadap negara atau negara-negara lain yang bersahabat namun pada waktu yang bersamaan juga melakukan hal-hal yang tidak menguntungkan atau bahkan merugikan negara terkait. Kalau dalam definisi pertama perasaan cinta dan benci dapat timbul secara bersamaan dalam diri seseorang?."
Lengkap +
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Hapsari
"Politik luar negeri Iran terhadap Amerika Serikat pada masa pemerintahan Ahmadinejad mempunyai ciri khas tersendiri yaitu konfrontatif. Politik luar negeri yang demikian ini dapat terjadi bilamana kepentingan nasional masing-masing negara tidak bisa dipertemukan atau bertentangan antara satu dengan yang lain. Konfrontatisme yang dikembangkan oleh Iran terhadap Amerika Serikat pada masa pemerintahan Ahmedinejad ini berlangsung sejak ia terpilih pada bulan Mei 2005, dan bahkan hingga dimasa awal periode kepemimpinannya yang kedua, yaitu pada setelah bulan Mei 2009. Terdapat indikator yang menunjukkan karakter konfrontasi itu antara lain disebabkan oleh sikap politik luar negeri Amerika Serikat yang cenderung berusaha mendominasi, mengembangkan unilateralisme dan menjalankan praktek hegemoni. Tipikal politik luar negeri Amerika Serikat yang demikian ini bertentangan dengan nilai dan orientasi politik luar negeri Iran yang lebih menekankan anti unilateralisme dan anti hegemoni. Konfrontatisme yang dikembangkan oleh Iran tersebut dapat dilihat ketika terjadi perdebatan pandangan yang mencolok terutama dalam memandang persoalan nuklir yang dikembangkan oleh Iran serta posisi dan status Israel sekaligus kesangsian atas peristiwa holocaust.

Iranian foreign policy toward the United States under the govemment of Ahmadinejad has its own characteristic, it is confrontational. Foreign policy can be happen when the nationai interests of each country cannot be reconcilable with each other. Confrontations which developed by Iran against the United States during the Ahmedinejad govemment since his election in May 2005, and even until the early days of his leadership of the second period after May 2009. There are indicators ihat show the character of the confrontation was partly due to the foreign policy stance of the United States tends to dominate, to develop a practice unilateralism and hegemony. The typical foreign policy of the United States is contrary to such values and orientation of Iran's foreign policy which emphasizes non-unilateralism and hegemony. Confrontations developed by Iran can be seen when there is a strong debate, especially in view of the nuclear issue which was developed by Iran and Israel's position as well as doubts over the Holocaust events."
Lengkap +
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26884
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rilis Dwiantari
"Penelitian ini akan berupaya menjabarkan mengenai latar belakang yang menjadi alasan penerapan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap Kolombia. Kebijakan luar negeri suatu negara dibentuk berdasarkan apa yang menjadi tujuan suatu negara. Pembentukan ini juga dipengaruhi faktor lingkungan internal dan eksternal. Dalam penelitian ini mengacu pada kebijakan luar negeri AS terhadap Kolombia pada masa Clinton. Kebijakan Clinton mengacu pada masalah keamanan nasional AS. Untuk mencapai tujuan nasional, diperlukan suatu instrumen. Instrumen yang digunakan oleh Clinton adalah melalui dana bantuan yang dikeluarkan melalui progran Plan Colombia. Besarnya jumlah bantuan yang dikeluarkan AS untuk wilayah Kolombia, menjadikan Kolombia sebagai negara yang menerima bantuan terbesar dari AS. Konflik dalam negeri yang dihadapi oleh Kolombia dirasa menjadi ancaman bagi AS. Hal ini disebabkan juga karena letak geografis Kolombia yang dekat dengan AS. Namun, berdalih untuk mencegah pasokan obat-obatan terlarang masuk ke dalam wilayahnya, AS mengirimkan pasukan untuk melakukan pelatihan bagi Polisi Nasional Kolombia serta bantuan peralatan militer. Hal ini menjadi pertanyaan besar karena seharusnya untuk mencapai keamanan nasional, seharusnya diperketat pula keamanan dalam negerinya.

This thesis is aimed to explain the background of US foreign policy to Colombia. Foreign policy is created to entertain one country?s interest and is determined by the internal and external factor. In this thesis, US foreign policy towards Colombia is taken during Clinton administration in which it aims on US national security. In order to attain the national interest, a country should have an instrument which in this case, is in the form of Colombia Plan. The huge amount of military aid that has been initiated for Colombia has made the said country as the biggest recipient of military aid by the US government. This is due to the Colombian severe internal conflict that has become a big threat by US as their neighbor.
However, the US intention to send the troops for Colombian military aids and training for Colombian National Polices has been diverted on the issue of illegal drug trade into US. This has raised the question because in order to attain the national security, US has to strengthen her internal defense system."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>