Ditemukan 116089 dokumen yang sesuai dengan query
Tarma Mariana
"Penangkapan kaum Komunis pada masa pemerintahan Sukiman -- kemudian dikenal dengan sebutan Razzia Agustus merupakan suatu sebab dari konflik ideologis, yakni Nasionalis Islam dengan komunisme. Konflik tersebut sebenarnya lebih banyak terlihat di dalam perdebatan-perdebatan tentang ke arah mana suatu kebijaksanaan pemerintahan harus dijalankan. Hal tersebut telah berlangsung sejak sebelum Sukiman, bahkan juga se_sudah masa pemerintahannya. Akan tetapi sikap Sukiman _ sebagai Nasionalis Islam -- terhadap konflik ideologis tersebut, tidak saja dilihat sebagai sebagai suatu kendala dalam menjalankan kebijaksanaan-kcbijaksanaan pemerintah, melainkan juga bagi ideologi bangsa In_donesia yang mayoritas Islam. Sikap Nasinalis Islam yang apriori terhadap ideology komunisme tersebut telah diperlihatkan oleh Sukiman sejak sebelum naik menjadi perdana menteri. Ketika diperoleh laporan--laporan dari pihak peme_rintah -- dalam hal ini Kejaksaan Agung--bahvra ada rencana kaum komunis (PKI) untuk melakukan pembunuhan terhadap para politisi dan tentara, tercantum juga nama presiden dan wakil presiden. Laporan tersebut diyakinkan oleh adanya serangan kaum komunis terhadap pos penjagaan di Tanjung Priok. Selain adanya laporan dan serangan kaum komunis itu, diperoleh juga laporan bahwa aktivitas kaum komunis di dalam negeri mendapat sokongan dari partai-partai komunis luar negeri. Adanya hubungan tersebut dianggap sebagai peluang kaum komunis dalam meluaskan ideologi komunisme di dalam negeri. Demikianlah, akhirnya sikap Nasionalis Islam Sukiman diekspresikan dengan mengadakan penangkapan terhadap kaum komunis selama bulan Agustus 1951. Akan tetapi begaimana selanjutnya aktivitas kaum komunis, adalah di Luar konteks skripsi ini."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
L. E. Hakim
Jakarta: Bulan Bintang, 1954
297 HAK i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nita Madona Sulanti
"Song Qingling adalah salah satu tokoh wanita terkemuka di Cina. Sejak remaja ia sudah menaruh minat terhadap masalah-masa_lah yang dihadapi Cina, oleh karena itulah ketika ia membaca ar_tikel tentang Sun Zhongshan (Sun Yatsen) dan perjuangannya,Song sangat berkeinginan membantu. Akhirnya Song berhasil menjadi se_kretaris Sun dan kemudian menikah dengannya. Setelah menikah, Song tidak hanya berperan sebagai isteri bagi Sun, akan tetapi juga teman bertukar pikiran dan rekan sekerja yang baik. Sayangnya pernikahan Song Qingling tidak mendapat restu dari ayahnya, sehingga ia terkucil dari keluarga besar Song. Dalam keadaan terjepit, Jiang Jieshi (Chiang Kaishek) me_nikah dengan adik Song Qingling, sejak itulah hubungan Song Qing_ling dengan keluarganya menjadi benar-benar terputus. Song sangat benci pada Jiang karena Jiang kontra PKC dan berhasil menarik ke_luarga Song ke pihaknya. Pengkhianatan Jiang terhadap Sanda Zheng ce (Tiga Kebijaksanaan Utama) yang dibuat oleh Sun Yatsen membuat Song makin memusuhi Jiang. Dalam situasi seperti itu, Song Qingling dirangkul oleh pihak komunis yang juga memusuhi Jiang Jieshi. Pertentangan Jiang-Song mencapai puncaknya dengan pengunduran di_ri Song dari Partai Nasionalis Cina yang didirikan oleh suaminya. Semenj.ak itu Song memihak kiri dan menjadi seorang komunis."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S13094
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Abdurakhman
"Tesis ini membahas proses interaksi kelompok nasionalis Islam dan nasionalis sekuler di Indonesia pada tahun 1908 hingga 1959. Pertumbuhan nasionalisme mengawali penulisan ini dan diakhiri dengan diberlakukannya sistem demokrasi terpimpin.
Sebuah bangsa dalam proses menuju terbentuknya sebuah negara diawali dengan tumbuhnya rasa nasionalisme. Proses tumbuhnya rasa nasionalisme di Indonesia diawali dengan munculnya organisasi kemasyarakatan yang modern. Organisasi tersebut merupakan wadah bagi semua tokoh pergerakan nasional berinteraksi dan menyalurkan aspirasi mereka dalam melakukan perlawanan terhadap kekuatan kolonial. Perjuangan pergerakan ini ditandai dengan pencarian ideologi bagi perjuangan mereka. Hal tersebut memunculkan dua kekuatan dalam pergerakan nasional, yaitu nasionlis Islam dan nasionalis sekuler. Adanya dua kekuatan ini memunculkan persaingan dalam meraih pengaruh dari masyarakat. Sehingga pembentukan wadah persatuan lewat konfederasi pun, interaksi mereka tidak dapat muncul sebagai sebuah kekuatan yang mampu menekan kolonialisme Belanda untuk mewujudkan citacita kebangsaan Indonesia, Indonesia Merdeka.
Persaingan ini terus berkembang dalam kehidupan politik Indonesia hingga Indonesia merdeka. Sehingga dalam kehidupan politik Indonesia selalu ditandai dengan singgungan dua kelompok tersebut. Melihat hal di atas persatuan bukan satu hal yang mudah dan banyak tantangan yang muncul dalam mewujudkannya. Kecurigaan di antara sesama menyebabkan ketidakpercayaan diantara mereka. Ketidakpercayaan membawa mereka kepada kebencian tehadap kelompok lain yang akhirnya kebencian itu membawa perpecahan dikalangan tokoh pergerakan. Hal tersebut menjadi suatu hambatan dalam mencapai persatuan Indonesia. Perbedaan pendapat ini bukan semata oleh karena perbedaan ideology antara Islam dan sekuler namun lebih pada adanya kepentingan pribdai atau golongan tertentu. Hal inilah yang menjadi kelemahan dalam persatuan bangsa kita dalam menuju Indonesia yang adil dan sejahtera."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14842
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ahmad Suhelmi
"History and background of conflict between Islam against communism after the Soeharto government in Indonesia."
Jakartra: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2007
297.272 AHM i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
A. Dahlan Ranuwihardjo
Jakarta : Lembaga Studi Informasi Pembangunan, 1995
923.2 DAH b
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Wilson, 1967-
Malang: Kelompok Intrans Publishing, 2015
959.803 WIL s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jusuf Badri
Jakarta: Pustaka Ilmu Abadi, 1997
320.532 JUS i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Khairul Azmi B. Hassan
"
ABSTRAKPerkembangan nasionalisme di Tanah Melayu sebelum Perang Dunia Kedua agak terlambat dibanding dengan bangsa lain di Asia Tenggara misalnya, Indonesia. Dalam perkembangannya, nasionalisme di Tanah Melayu sehingga masa pendudukan Jepang masih memperlihatkan berbagai anekaragaman. Belum kelihatan suatu gerakan nasionalisme yang mendobrak batas kedaerahan atau dengan kata lain mencakup skala nasional. Hal ini karena keberhasilan politik Inggris yang memecahbelah Tanah Melayu dalam tiga corak pemerintahan yang berbeda yaitu Negeri-negeri Selat, Negeri Melayu Bersekutu dan Negeri Melayu Tidak Bersekutu. Inggris berhasil menjadi tuan di Tanah Melayu dan memecahbelahkan orang-orang Melayu sesuai dengan keinginannya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh gerakan nasional di Indonesia telah meniupkan angin segar bagi aspirasi terhadap bibit-bibit nasionalisme Melayu. Kesatuan Rakyat Indonesia Semenanjung (KRIS) yang beraksi di pentas nasionalisme Melayu pada tahun 1945 adalah wadah perjuangan kaum nasionalis Melayu dengan wawasan baru yaitu menyatukan seluruh bangsa Melayu dalam gagasan Indonesia Raya. Walaupun ambisi perjuangan KRIS gagal tetapi sejarah membuktikan bahwa KRIS telah berhasil mendobrak pemikiran orang-orang Melayu yang sebelumnya tertidur lena diselimuti oleh fanatisme kedaerahan.
Penelitian ini mengunakan sumber arsip, sumber perpustakaan dan wawancara.
"
1995
S12121
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Probosutedjo
Jakarta: Gemah Ripah, 1999
923.3 PRO v (1)
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library