Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Junaedi
"Seperti yang telah diperlihatkan oleh Heather Sutherland, bahwa pada masa Hindia Belanda kaum menak (priyayi) mempunyai kedudukan yang strategis dalam kehidupan kenega_raan jika dibandingkan dengan rakyat Indonesia kebanyakan. Tidak sedikit dari kaum menak yang dijadikan pegawai tinggi (pangrehpraja) oleh Pemerintah Hindia Belanda, hal ini demi kepentingan pemerintahan Hindia Belanda sendiri. Sehingga kaum menak pada saat itu menjadi sekelompok kecil saja orang yang dapat duduk di lapisan atas masyarakat Hindia Belanda. Kecuali di daerah-daerah tertentu (Peristiwa Tiga Daerah), rupanya gelora revolusi tidak banyak mempengaruhi kehidupan para menak. Setelah proklamasi kemerdekaan atau setidak-tidaknya sampai dengan akhir tahun 1940-an, Para menak tetap berada di lapisan atas.
Hal inilah yang akan coba diperlihatkan oleh skripsi ini, terutama di Jawa Barat. Di Jawa Barat, terutama sesudah agresi (aksi) militer I para menak tetap berada di lapisan atas bahkan kelihatannya dengan caranya sendiri-sendiri mereka mencoba mempertahankan kedudukannya. Ini terlihat pada diri Suriakartalegawa, Juarsa, Wiranatakusumah bahkan Sewaka. Negara Pasundan yang dibentuk Belanda pada tahun 1948, rupanya telah menjadi media baru bagi keberadaan (pengukuhan) kaum menak di Jawa Barat. Dengan bantuan Belanda mereka akhirnya menduduki posisi-posisi kunci dalam struktur pemerintahan Negara Pasundan. Bahkan bagi Sewaka sendiri yang notabene kaum menak yang beraliran republiken yang selalu menentang Negara Pasundan, adanya Negara Pasundan telah menaikkan kedudukannya sebagai pimpinan tertinggi kaum republiken di Jawa Barat. Penelitian mengenai penulisan skripsi ini sudah dilaksanakan sejak tahun 1986, hal ini dilakukan mengingat begitu banyak sumber yang harus digali oleh penulis baik lisan (wawancara) maupun tulisan.
Runtuhnya Negara Pasundan, demikian judul skripsi ini, darinya penulis mendapatkan kesimpulan yang antara lain, bahwa para menak yang sejak masa Hindia Belanda mendudu_ki lapisan atas dalam struktur masyarakat Indonesia, pada pasca proklamasi kemerdekaan atau setidak-tidaknya menjelang tahun 1950 kedudukan mereka tidak tergoyahkan. Tetapi sejak Negara Pasundan menyerahkan mandatnya dan daerah Jawa Barat digabungkan kembali ke dalam RI makes dominasi para menak kelihatannya ikut sirna. Runtuhnya Negara Pasundan jugs berarti gagalnya politik negara boneka Belanda di Jawa Barat dan Indonesia umumnya."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Roseno
"Perang Kedondong meletus sebagai akibat campur tangan penguasa Belanda dalam urusan keraton, mulai dari soal etika sampai campur tangan dalam penentuan siapa yang akan menjadi sultan, Sejak akhir abad tujuh belas, ketidakpuas_an rakyat Cirebon telah terbentuk akibat politik pemerasan yang dijalankan oleh Belanda, berupa banyaknya pajak yang harus dipikul. Perang Kedondong atau Perang Cirebon (1818) di daerah Cirebon dipimpin oleh Bagus Serit atau Rama Gusti. Tokoh ini menghimpun kekuatan rakyat untuk menyerang benteng dan markas besar Belanda di Palimanan dan membunuh Residen serta orang-orang yang dianggap berkhianat. Perang Kedondong di Cirebon membawa dampak yang luas; kekuasaan dan wilayah sultan-sultan di Cirebon dikurangi, sehingga kerajaan yang sudah kecil itu menjadi semakin sempit. Jumlah kerugian jiwa maupun harta di pihak Bagus Serit, yang sebenarnya cukup besar, tak dapat diketahui dengan pasti karena pada waktu itu belum terasakan pen_tingnva catatan atau dokumentasi. Skripsi ini mendeskrip_sikan dan menganalisis peristiwa-peristiwa panting yang berkaitan dengan Perang Kedondong atau Perang Cirebon, serta hubungan sebab-akibatnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S12315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herwin Sumarda
"ABSTRAK
Pemerintahan dan rakyat di Tangerang 1945-1946 sebagai peristiwa rasial pada masa revolusi. Dalam skripsi ini penulis pada tahaf awal menguraikan latar belakang geagrafis dan sosial ekonomi maayarakat Tangerang yang meliputi keadaan geagrafis, kondisi sosial ekonomi, khususnya masyarakat Cina. lden_tifikasi selanjutnya penulis juga membahas faktor kepemimpinan dengan membagi beberapa golongan kepemimpinan antara lain ; Golongan Birokrasi, Go1ongan Ulama dan Golongan Jawara sebagai faktor penggerak peristiva rasial yang terjadi.
Masalah pemerintahan juga menjadi kupasan di dalam skripsi ini yang me_liputi faktor-faktor ; periado pendudukan Jepang, pengaruh Proklamasi kemerde_kaan 17 Agustus 1945, tenaga-tenaga revolusioner yang sudah ada, sampai kepada reaksi pendaulatan dan pengambil alihan kekuasaan dari penguasa resmi setempat oleh Dewan Rakyat Tangerang, yang berakhir pada puncaknya dengan timbulnya peris_tiwa rasial antara penduduk Cina dengan orang-orang pribumi yang ditutup dengan kesimpulan.

"
1985
S12280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia, 2011
297.095 9 LUB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Mulyati
Jakarta: Kencana, 2010
297.8 SRI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Pustakaningrat
"Penelitian mengenai Cirebon Di Masa Revolusi ; Dari Linggarjati Hingga Pengakuan Kedaulatan ini dilakukan dari tahun 1985-1987, bertempat di Jakarta, Bandung dan Cirebon. Tujuannya adalah untuk mengetahui peristiwa-peristiwa serta peranan Cirebon selama periode revolusi (1946-1949). Pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan wawancara, serta peninjauan ke lokasi dimana peristiwa itu terjadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlawanan yang terjadi di daerah Cirebon memegang peranan penting dalam menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan negara RI. Kerjasama antara pihak Angkatan Bersenjata, Badan-Badan Perjuangan/ Laskar, dan dukungan rakyat telah berhasil mengusir musuh (Belanda). Walaupun semula Cirebon sempat diduduki Belanda namun semangat perjuangannya tidak pernah padam, bahkan kemudian bangkit dan menjadi pelopor pengembalian negara Pasundan ke pangkuan RI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S12283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kevina Graciela Dris
"Kopi Priangan pernah mencapai puncak pada abad 17-18. Pada abad ke-19 komoditas kopi mengalami penurunan karena beberapa faktor, tetapi salah satu yang paling besar adalah serangan dari hama hemileia vasatrix
pada beberapa tanaman kopi arabika sehingga melumpuhkan varietas kopi arabika di Jawa. Kota Bandung memiliki perkembangan yang pesat terlihat dari infrastruktur dan pengaruh dari Eropa yang cukup pesat. Hal ini dinilai mendukung usaha kopi yang mulai bermunculan di kota Bandung sehingga melahirkan sebuah pertanyaan penelitian apa dampak perkembangan kota Bandung terhadap kemunculan usaha kopi pada awal abad ke-20. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dari Kuntowijoyo. Perkembangan kota Bandung yang pesat
dalam hal ini seperti pembangunan stasiun, munculnya Pasar Baru, dan terpaparnya kota Bandung dengan gaya hidup Eropa mendukung usaha kopi terbentuk dalam bentuk pabrik dan kedai kopi.

Priangan coffee had become the top commodities in the 17-18 centuries. In the 19th century the coffee commodity decreased due to several factors, but one of the biggest was the attack from the hemileia vastatrix pest on some arabica coffee plants, triggered the Arabica coffee commodity decreased at that time. The city of Bandung has had a fast development, seen from the infrastructure and influence from Europe which is quite fast. This is considered to support the coffee business that began to emerge in the city of Bandung, giving rise to a research
question about the impact of the development of the city of Bandung on the emergence of coffee business in the early 20th century. This study uses the historical method from Kuntowijoyo. The rapid development of the city
of Bandung in this regard, such as the construction of stations, the emergence of Pasar Baru, and the emeregence of coffee factory and coffee shop.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1986
370.959 8 SEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1998
370.959 8 SEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kraton Kasepuhan adalah kraton yang tertua yang terdapat di Cirebon. Kraton ini merupakan kraton dari jaman peralihan Hindu Islam. Dari sudut arkeologi, kraton merupakan data yang panting untuk mengetahui sistem masyarakat dan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Dari bangunan kraton ini terpancar bagaimana tingkat ekonomi sebuah kerajaan sebagaimana terlihat dari kemegahan dan keindahan bangunan kraton dan bagaimana tingkat budaya serta kesenian dari masyarakatnya. Di dalam alam pikiran orang Jawa, raja disamakan dengan dewa (Schrieke 1957:9-10 Stutterheim 1931:1-5). Kraton sebagai tempat tinggal raja, disamakan dengan kerajaan Dewa Indra di puncak gunung Meru. Oleh sebab itu setiap unsur dan keletakan bangunan tentunya merupakan perlambangan dan mempunyai fungsi tertentu. Berdasarkan pemikiran ini menjadi pertanyaan apakah pola pemikiran ini masih berlangsung terus pada kraton-kraton jaman peralihan Hindu-Islam di Jawa. Penelitian tentang kraton Kasepuhan pada tahun 1918 telah dilakukan oleh F.D.K Bosch, yang menurut pendapatnya gaya_"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>