Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Firdaus
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan perubahan dinamika politik orang Tionghoa Peranakan di Indonesia ketika terjadi proses pemindahan mereka yang tinggal di kampung_kampung untuk pindah ke kota-kota terdekat akibat kebijakan pemerintah yang terkenal dengan nama PP1011959. Kebijakan ini mengakibatkan sekitar 110.000 orang Tionghoa Indonesia harus pindah dari desa-desa di pedalaman ke perkotaan di seluruh Indonesia. Banyak juga dari mereka yang akhirnya memilih pergi ke negeri Tiongkok (Republik Rakyat Cina). Penelitian dan pengumpulan bahan dilakukan dengan studi kepustakaan di berbagai perpustakaan umum dan pribadi di Jakarta, Solo dan Surabaya dengan mempergunakan surat kabar dan majalah sejaman sebagai sumber primer dan buku-buku sebagai sumber sekunder. Penelitian juga dilakukan dengan wawancara tokoh sejaman."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12494
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Yulita
"ABSTRAK
Bertitik tolak dari sebuah lagu yang dapat berfungsi sebagai channel untuk menyampaikan pesan tertentu, maka minat untuk mengkaji persoalan-persoalan dalam seni musik semakin besar. Apalagi setelah tahu tentang pengalaman pahit yang menimpa kelompok band Koes Bersaudara, yang ter_jadi dalam periode Demokrasi Terpimpin (1959 - 1965). Minat yang besar itu terdorong oleh keinginan untuk menemukan ja_waban tentang mengapa kelompok band Koes Bersaudara itu harus berurusan dengan hamba hukum. Guna memperoleh jawabannya, maka dengan segera harus bisa mendapatkan data-datanya, dan kemudian menganalisa, serta merekonstruksinya. Data-data itu didapatkan dari Per-pustakaan-perpustakaan Fakultas Sastra Universitas Indone_sia, LIPI, dan Institut Kesenian Jakarta, serta Dinas Doku_mentasi Pusjarah ABRI. Namun data-data yang telah didapatkan itu belum lengkap, sehingga perlu ditunjang oleh hasil wawancara dengan beberapa tokoh musik, seperti Praharyawan Prabowo, Lym Campay, Yok Koeswojo, dan Drs. Syoa_ib A. Ha_lim. Setelah persoalan yang menyangkut kelompok band Koes Bersaudara pada periode Demokrasi Terpimpin berhasil direkonstruksi, dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, yaitu: pengalaman pahit yang menimpa kelompok band Koes Ber_saudara sebagai efek dari kebijakan budaya yang dilaksana_kan oleh Pemerintah Demokrasi Terpimpin.

"
1989
S15061
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Kanumoyoso
"Nahdatul Ulama (NU) adalah salah satu organisasi Islam yang muncul sejak awal masa pergerakan nasional Indonesia. Organisasi ini merupakan wadah bagi kalangan Islam dalam memperjuangkan dan mengembangkan paham Ahlrrssunah Wa1 Jama'ah. Kemunculannya dipelopori oleh para Kiai Jawa yang menghimpun anggotanya dari kalangan pesantren. Dalam perkembangannya mengarungi zaman kolonial Hindia Belanda sampai dengan memasuki periode Demokrasi Terpimpin, kepemimpinan NU selalu berada di tangan para kiai. Walau mereka tidak mengecap pendidikan moderen, dengan mengacu kepada kitab kuning para kiai ternyata mampu menghadapi tantangan jaman. Dalam masa Demokrasi Terpimpin, NU berusaha tampil membawakan dirinya sebagai satu-satunya wakil umat Islam di kancah perpolitikan nasional, setelah partai Islam baru lainnya, Masyumi, dinyatakan terlarang pada tahun 1960. Di bawah kepemimpinan tokoh-tokoh PBNU (Pengurus Besar Nahdatul Ulama), NU turut memainkan peranan penting dalam mewujudkan gagasan Sukarno yang terangkum dalam semboyan NASAKOM, Nasionalis-Agama-Komunis. NU mewakili unsur agamanya, dan terpaksa harus bekerja sama dengan unsur Komunis yang diwakili oleh PKI. Karna pucuk pimpinan NU memiIiki hubungan yang hangat dengan Sukarno, maka pertentangan ideologi antara NU dengan PKI dapat diredam. Namun dalarn berbagai lapangan sosial-politik, NU menjalankan strategi pembendungan terhadap PKI. Yaitu dengan mencegah sebisa mungkin agar pengaruh PKI tidak meluas di kalangan rakyat. Terhadap Sukarno, NU bersikap sangat akomodatif. Dan dengan Angkatan Darat (AD), NU menjalankan kerja sama dalam rangka menghadapi PKI. Ketika menjelang masa akhir kekuasaan Sukarno, ker ja sama antara NO dan AD mempercepat berakhirnya periode Demokrasi Terpimpin. Kepemimpinan NU beralih didominasi oleh orang-orang NU yang anti Demokrasi Terpimpin."
1996
S12237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Syafi`i Maarif
Jakarta: Gema Insani Press , 1996
297.6 AHM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zesfi Febriani
"ABSTRAK
Front Nasional sebagai institusi kenegaraan yang dibentuk setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden ini, sesuai dengan konsep dan ide Soekarno tentang massa aksi. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila Front Nasional aktivitasnya lebih banyak di bidang pengerahan massa, seperti membentuk Tim Komando Rakyat, yang bertugas menampung para sukarelawan yang akan berjuang di Irian. Selain itu juga mengerahkan massa untuk menerima tamu negara, perayaan-perayaan hari bersejarah dan mengadakan kursus-kursus kader. Kursus-kursus kader ini dianggap penting karena merupakan usaha indoktrinasi yang paling ampuh.
Dalam mobilisasi massa yang memperoleh keuntungan fasi_litas dan politis adalah PKI. PKI menggunakan fasilitas Front Nasional untuk memperkuat dirinya. Bahkan PKI berhasil mendominasi Front Nasional sehingga tujuan Front Nasional semula, yaitu sebagai tempat penyatuan aspirasi semua golongan, pada akhirnya hanya dimonopoli golongan PKI saja.
Hal di atas membuat Front Nasional lemah dan oportunis. Terbukti ketika terjadi peristiwa G-30-S/PKI, Front Nasional menjadi lumpuh dan bersikap plin-plan. Oleh karena itu sebagian partai-partai politik menyatukan diri dalam Front Pancasila, yang kemudian mengadakan aksi secara gigih membantu ABRI dalam usaha memulihkan keamanan dan ketertiban dan sekaligus menumpas sisa-sisa G-30-S/PKI di ibukota dan seluruh Indonesia.
Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan berupa buku-buku, surat kabar, artikel, majalah dan sumber-sumber yang tidak diterbitkan seperti arsip-arsip.
Dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa latar belakang dibentuknya organisasi Front Nasional karena rasa tidak puas Soekarno terhadap FNPIB. Soekarno menganggap FNPIB paling sedikit minatnya terhadap perjuangan Irian Barat.

"
1990
S12623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Wilis Candrawan R.
"Dalam keseharian kita, tanpa disadari hampir semua tindakan yang dilakukan selalu melalui pertimbangan politis. Politik selalu dekal dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Perubahan sistem politk yang berlangsung, memungkinkan bebasnya orang mengeluarkan ide dan gagasan. Sebagai sebuah ilmu tentang ide dan gagasan, ideologi tidak hanya hadir dalam wilayah politik. Kehadiran ideologi juga bisa dijumpai dalam berbagai bidang seperti sosial dan semi.
Ideologi dianggap juga hadir dalam karya arsitektur. Kehadiran sebuah karya dalam arsitektur bisa dimanfaatkan sebagai media penyebaran ideologi untuk kepentingan tertentu. Arsitektur menjadi Salah satu seni pelitik karena memiliki kemampuan komunikasi Iebih dalam menyampaikan makna ideologi politik tertentu dibandingkan dengan karya-karya seni Iainnya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47885
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Syafi`i Maarif
Jakarta: Gema Insani Press, 1996
297.272 AHM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Leo Suryadinata
Faculty of Humanities University of Indonesia, 1999
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mukh. Imron Ali Mahmudi
"Studi ini fokus pada mode hubungan diaspora Peranakan Tionghoa di Lasem dengan referent-origin-nya serta konsepsi mereka mengenai referent-origin dan Peranakan Tionghoa. Dalam banyak studi, masih berkembang anggapan bahwa etnis Tionghoa memiliki nasionalisme keindonesiaan yang rendah karena loyalitas mereka ke tanah asalnya. Ironisnya, persepsi itu masih bertahan sampai dua dekade pasca-reformasi. Tesis ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Peranakan Tionghoa mendefinisikan Tiongkok sebagai rujukan asal bagi etnis Tionghoa. Studi ini menggunakan konsep diaspora karena mampu menjelaskan berbagai pola migrasi dan mode hubungan masyarakat diaspora dengan asal rujukannya. Studi ini merupakan penelitian kualitatif dengan mengangkat studi kasus masyarakat diaspora Tionghoa di Lasem, Rembang, Jawa Tengah. Metode pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Penelitian ini berargumen bahwa mode hubungan diaspora Tionghoa dengan referent-origin menempatkan Tiongkok sebatas pada rujukan budaya Tionghoa karena pembatasan pada kebudayaan Tionghoa selama orde baru telah memutus hubungan Diaspora Tionghoa dengan Tiongkok sebagai negara atau homeland. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa referent-origin bekerja dalam aktivitas peranakan Tionghoa dalam melestarikan berbagai warisan kebudayaan leluhurnya. Era kemajuan teknologi informasi dan transportasi membuat mode hubungan masyarakat Tionghoa dengan referent-origin nya semakin terbuka. Diaspora Tionghoa di Lasem yang berasal dari berbagai gelombang dan pola migrasi mengembangkan berbagai mode hubungan dengan referent-origin, mulai dari mode antagonistic, centroperipheral, hingga mode enclaved, dan atopic dimana kolektivitas Peranakan Tionghoa menggunakan kepercayaan pada referent-origin yang sama sebagai pusat budaya Tionghoa untuk saling mengenal diantara Peranakan Tionghoa lainnya tanpa ada upaya yang diarahkan ke negara asal, Tiongkok

This study focuses on the modes of relationship between the Peranakan Chinese diaspora in Lasem and their referent-origin as well as their conceptions of referent-origin and Peranakan Chinese. Previous studies show that there is still a growing assumption that ethnic Chinese have low Indonesian nationalism because of their loyalty to their homeland. Ironically, this perception still persists for two decades after the reformation. This thesis aims to explain how Peranakan Tionghoa define China as the referent-origin for Chinese. This study uses the concept of diaspora because it is able to explain various patterns of migration and modes of diaspora community relations to the referent-origin. This study is a qualitative research with a case study of the Chinese diaspora in Lasem, Rembang, Central Java. Methods of data collection are carried out through observation, in-depth interviews, and document study. This study argues that the mode of relations between the Chinese diaspora and referent-origin places China only as a reference to Chinese culture because restrictions on Chinese culture during the New Order have severed the relationship between the Chinese Diaspora and China as a country or homeland. The results of this study indicate that the referent-origin works in peranakan Chinese activities in preserving various cultural heritage of their ancestors. The era of advances in information, technology and transportation has made the mode of relations between Chinese and their referent-origin more open. The Chinese diaspora in Lasem from various waves and migration patterns, developed various modes of relationship with referent-origin, ranging from antagonistic, centroperipheral, to enclaved, and atopic modes where the Peranakan Chinese collectivity used the belief in the same referent-origin as the center of Chinese culture to get to know each other among other Chinese Peranakans without any efforts directed at their home country, China."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aslama Nanda Rizal
"Tesis ini membahas tentang pemikiran Presiden Sukarno terkait pendidikan serta kebijakan pendidikan nasional yang ia terapkan di masa kekuasannya secara mutlak: Era Demokrasi Terpimpin (1959-1965). Penelitian menyimpulkan bahwa Presiden Sukarno membuat sistem pendidikan berdasarkan pada cara pikirnya dan cara pandangnya sendiri dibalut dengan hegemoni kekuasaan yang sedang berada di tangannya. Terlihat dengan berbagai macam kebijakan pendidikan nasional yang selalu beriringan dengan keputusan politik. Menandakan bahwa antara kebijakan politik dan pendidikan adalah sejalan.
Penelitian mengenai tema ini berbeda dengan penelitian lainnya karena pada penelitian ini, membedah lebih dalam mengenai pemikiran pendidikan Presiden Sukarno, mengawalinya dari latar belakang berbagai pemikiran, lalu melihat gagasan pendidikannya dari berbagai pidato dan amanat kenegaraan. Dari situ kita bisa mengetahui isi kepala Sang Presiden tentang pendidikan. Dilanjutkan dengan berbagai kebijakan pendidikan nasional yang berlaku dan dijalankan Presiden Sukarno dan pemerintahannya.

This thesis examines about President Sukarno's thoughts on education and the national education policies that he implemented in his absolute rule: the Era of Guided Democracy (1959-1965). The study concluded that President Sukarno created an education system based on his way of thinking and his own perspective wrapped in the hegemony of power that was in his hands. Seen with various kinds of national education policies that always go hand in hand with political decisions. Indicates that between political policies and education are in line.
Research on this theme is different from other studies because in this study, it dissects more deeply about President Sukarno's educational thoughts, starting from the background of various thoughts, then looking at his educational ideas from various speeches and state mandates. From there we can find out what the President's head about education is. Followed by various national education policies that apply and are implemented by President Sukarno and his government.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>