Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dartono
"Kenyataan menunjukkan bahwa agama Islam yang dilahirkan di Tanah Arab pada abad ke-7 Masehi, telah menjadi agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Agana tersebut terus diajarkan secara turun temurun. Serta diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, se_bagai sumber tuntunan dalam berperilaku oleh para penga_nutnya. Sejalan dengan perjalanan waktu, agama Islam terus menyebar ke berbagai belahan bumi. Sebagaimana proses ke_lahirannya, masuk dan menyebarnya agama ini tidaklah terjadi secara sekaligus dan bersamaan, melainkan secara ber_tahap sesuai dengan situasi dan kondisi daerah yang ber_sangkutan, termasuk di Indonesia. Beberapa faktor yang menentukan/mempengaruhi proses masuk dan menyebarnya agama Islam ke Indonesia antara lain ; letak geografis dari daerah yang bersangkutan, jalur pelayaran dan perdagangan, serta kegiatan ekonomi, termasuk tersedianya komoditi in_ternasional di daerah yang bersangkutan sebagaimana dike_mukakan oleh para pakar. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tentulah dae_rah-daerah di Indonesia yang pertama kali memperoleh pe_ngaruh dari luar khususnya Islam adalah kota-kota pelabuhan dan daerah-daerah pesisir. Hal ini tidak saja terjadi secara global di Indonesia, tetapi dalam lingkup yang lebih sempit yaitu pulau tertentu, bahkan daerah tertentu tidak terkecuali dengan masuknya agama Islam ke daerah_daerah di Jawa Barat, meskipun tidak tertutup kemungkinan ada faktor-faktor khusus yang berbeda dengan daerah- dae_rah lainnya. Sebagaimana daerah-daerah lainnya di Indonesia, ma_suknya agama Islam ke daerah-daerah di Jawa Barat pun ber_tolak dari adanya pelayaran dan hubungan perdagangan. Hal ini sejalan dengan kegiatan pelayaran dan perdagangan sa_at itu, baik berskala internasional (antar bangsa) maupun lokal (antar pulau/daerah). Oleh karena itu sangat mungkin apabila pembawa agama Islam pertama ke daerah -daerah di Jawa Barat dan daerah-daerah lainnya di Indonesia ada_lah para pedagang yang tujuan utamanya berdagang. Melalui pelayaran dan perdagangan ini terjadilah interaksi antar penduduk dan antar bangsa, sehingga baik secara langsung atau tidak langsung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S12297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Nurshofiyyah Muslimah
"Latar Belakang Demam menjadi gejala yang paling umum pada individu yang terinfeksi COVID-19. Individu yang mengalami demam seringkali mengambil tindakan swamedikasi. Pengetahuan dan sikap individu dapat menjadi faktor keberhasilan swamedikasi. Dengan demikian, diteliti mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam. Metode Penelitian ini menggunakkan studi desain cross-sectional. Intsrumen penelitian berupa kuesioner yang disebarkan secara luring kepada 94 masyarakat di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya yang berisi sosiodemografi, pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19, serta perilaku swamedikasi demam. Kemudian data diolah menggunakkan uji chi-square, uji fisher, dan uji regresi. Hasil Proporsi masyarakat yang memiliki pengetahuan baik dan sikap positif terhadap COVID-19 masing-masing sebanyak 86,2% dan 95,7%. Proporsi masyarakat yang melakukan swamedikasi demam adalah 60,6%. Jenis obat yang paling banyak digunakkan oleh dalam melakukan swamedikasi demam adalah parasetamol. Analisis statistik menunjukkan hasil yang tidak signifikan mengenai hubungan antara pengetahuan (p=0,589; OR 1,382; IK95% 0,425 – 4,494) dan sikap (p=0,645; OR 1,571; IK95% 0,212 – 11,673) masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya. Terdapat variabel perancu yang tidak dapat disingkirkan menunjukkan hasil signifikan, yaitu usia (p=0,007) dan sosial ekonomi/penghasilan (p=0,017). Kesimpulan Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap COVID-19 dengan swamedikasi demam di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya.

Introduction Fever is one of the common symptom in individuals infected with COVID-19. Individuals who experience fever often take self-medication. Individual knowledge and attitudes can be factors in the success of self-medication. Thus, the relationship between people's knowledge and attitudes towards COVID-19 and self-medication for fever was studied. Method The study design uses a cross-sectional study. The research instrument was a questionnaire distributed offline to 94 residents in Panjunan Village, Cirebon, and nearby containing sociodemographics, knowledge and attitudes towards COVID-19, and fever self-medication behavior. Then the data was processed using the chi-square test, Fisher test and regression test. Results The proportion of respondents with good knowledge and positive attitudes towards COVID-19 is 86.2% and 95.7% respectively. 60,6% of respondents practicing self-medication. The type of drug most commonly used when self-medicating for fever is paracetamol. Statistical analysis showed insignificant results regarding the relationship between knowledge (p=0.589; OR 1.382; CI 95% 0.425 – 4.494) and attitude (p=0.645; OR 1.571; CI 95% 0.212 – 11.673) towards COVID-19 with fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby. There are confounding variables that can not be excluded which show significant results were age (p=0.007) and socio-economic/income (p=0.017). Conclusion There is no relationship between public knowledge and attitudes towards COVID-19 and fever self-medication in Panjunan Village, Cirebon and nearby."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syamsu AS
Jakarta: Lemtera Basritama, 1996
297.67 MUH u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hasan Qadr
Jakarta: Sadra International Institute, 2011
297.122 MUH a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Bharata
"Latar Belakang Gejala common cold pada COVID-19 dan penyakit respirasi lain menyerupai satu sama lain sehingga seseorang yang mengalami gejala sering kali tidak melakukan perilaku preventif yang sesuai. Untuk mengatasi gejala tersebut, perilaku kesehatan yang sering diterapkan di masa pandemi COVID-19 adalah swamedikasi (self-medication). Swamedikasi ini dapat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap karena perilaku kesehatan yang baik umumnya didahului oleh pengetahuan dan sikap yang baik juga. Akan tetapi, belum banyak studi yang meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19 dengan swamedikasi common cold. Metode Penelitian dilakukan secara cross-sectional dengan data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang sudah divalidasi oleh penelitian sebelumnya. Kuesioner yang digunakan menilai pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19, serta perilaku swamedikasi masyarakat ketika mengalami gejala common cold. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Panjunan, Cirebon, dan sekitarnya sebagai wilayah binaan Pengabdian Masyarakat FKUI. Data dianalisis dengan uji Fisher dan dihitung rasio odds dengan interval kepercayaan 95%. Hasil analisis signifikan apabila p<0,05. Hasil Dari 94 responden, 86,2% memiliki pengetahuan baik, dan 95,7% memiliki sikap positif terhadap COVID-19. Sebanyak 95,7% responden mempraktikkan swamedikasi common cold. Tidak ditemukan perbedaan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap masyarakat mengenai COVID-19 dengan swamedikasi common cold di Kelurahan Panjunan, Cirebon dan sekitarnya. Kesimpulan Pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19 di Kelurahan Panjunan, Cirebon dan sekitarnya sudah tergolong baik. Selain itu, swamedikasi untuk gejala common cold merupakan perilaku kesehatan yang sering dilakukan oleh masyarakat di daerah tersebut. Maka dari itu, pengaturan kebijakan dan peningkatan kesadaran masyarakat melalui edukasi mengenai swamedikasi yang tepat perlu menjadi perhatian bagi Pemerintah dan stakeholder kesehatan lainnya.

Introduction Symptoms of the common cold in COVID-19 and other respiratory diseases resemble each other so someone who experiences these symptoms often do not carry out appropriate preventive behavior. In an attempt to alleviate these symptoms, the health behavior that is often practiced in the COVID-19 pandemic is self-medication. This selfmedication behavior can be influenced by knowledge and attitudes because good health behavior is generally preceded by good knowledge and attitudes as well. However, not many studies have examined the relationship between knowledge and attitude towards COVID-19 and self-medication for the common cold. Method The research was done with a cross-sectional design with primary data obtained through questionnaires that had been validated by previous research. The questionnaire used assesses knowledge and attitudes towards COVID-19, as well as people's self-medication behavior when experiencing symptoms of the common cold. The research was done in Kelurahan Panjunan, Cirebon, and surrounding areas as it is one of the areas supported by FKUI. Data were analyzed using Fisher's exact test and odds ratios with 95% confidence intervals were calculated. The results are significant if p value <0.05. Results Of the 94 respondents, 86,2% had good knowledge, and 95,7% had a positive attitude towards COVID-19. 95,7% of respondents practiced self-medication towards common cold. No significant differences were found between knowledge and attitudes about COVID-19 and self-medication for the common cold in Kelurahan Panjunan, Cirebon and its surrounding areas. Conclusion Knowledge and attitude towards COVID-19 in Kelurahan Panjunan, Cirebon and its surrounding areas are good. Self-medication for the common cold is a health behavior that is often carried out by the community in those areas. Therefore, setting regulations and increasing public awareness through education regarding proper self-medication for the common cold needs to be a concern for the government and other health stakeholders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumanto Al Qurtuby
Yogyakarta: Inspeal Press, 2005
297.9 SUM a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Styvegi Arvio D.
"Penulis menulis jurnal ini bertujuan untuk mengetahui profil Sunan Kalijaga sebagai Walisongo di Pulau Jawa, bagaimana sejarah wayang kulit di Pulau Jawa dan bagaimana penyebaran agama Islam di Pulau Jawa oleh Sunan Kalijaga melaui media wayang kulit. Dalam menganalisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif interpretatif. Berdasarkan hasil analisis data, terlihat bagaimana Sunan Kalijaga menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa dengan menggunakan media wayang kulit. Kesimpulan memperlihatkan bagaimana Sunan Kalijaga mampu memanfaatkan wayang sebagai media dakwah yang dapat menyebarkan agama Islam yang bercampur dengan kebudayaan masyarakat Jawa yang masih ada hingga saat ini.

The authors wrote this journal aims to determine the profile of Sunan Kalijaga as Walisongo in Java, how the history of wayang in Java and how the spread of Islam in Java by of Sunan Kalijaga through wayang media. In analyzing of data, the writer used descriptive interpretive techniques. Based on the analysis of data, looked how of Sunan Kalijaga spread the religion of Islam in Java using a media wayang. The conclusion showed how Sunan Kalijaga was able to use wayang as a media propaganda to spread the religion of Islam that was mixed with the culture of the people of Java that still exsisted today.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elfi Gusliana Ansori
"ABSTRAK
Salah satu prinsip yang menjadi asas dari Undang-Undang No. 1 tahun 1974 yang merupakan hukum positif dalam bidang perkawinan bagi bangsa Indonesia adalah kesadaran hukum agama dan keyakinan masing-masing warga negaranya. Hal ini tercermin dari pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 1 tahun 1974 yang berbunyi : Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu.
Ini berarti segala sesuatu yang menyangkut perkawinan bagi pemeluk agama Islam berlaku hukum Islam, termasuk didalamnya mengenai perkawinan yang terjadi diantara dua orang yang berbeda agama dan salah satunya beragama Islam, baik laki-laki maupun perempuannya. Perkawinan seperti itu lebih sering disebut sebagai Perkawinan Antar Agama.
Metode penelitian yang dipergunakan adalah penelitian kepustakaan dan lapangan.
Khusus mengenai Perkawinan Antar Agama ini bagi perempuan islam terdapat larangan mutlak, artinya bahwa bagi seluruh perempuan islam dilarang kawin dengan pria selain beragama Islam. Akan tetapi bagi laki-laki Islam ada pengecualiannya yaitu surat Al Maidah ayat 5. Sedangkan mengenai perkawinan antara laki-laki Islam dengan wanita Kitabiyah ada dua pendapat yang berbeda yaitu ada sebahagian ulama yang mengatakan bahwa perkawinan tersebut adalah halal dan ada sebahagian yang mengatakan bahwa perkawinan tersebut adalah haram.
Sebagian kesimpulan dapat diungkapkan bahwa perkawinan antar agama adalah merupakan perkawinan yang tidak disukai walaupun telah ada atau jelas dasar hukumnya didalam Al Qur'an."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini tidak ditujukan untuk memberi jalan keluar bagi perdebatan mengenai
hubungan antara negara atau kekuasaan dan Islam, namun hanya memetakan subtansi
pemikiran-pemikiran mengenai hal tersebut sebagai kajian yang seolah tak berujung.
Seperti diketahui, Islam memiliki konsep politik mengenai negara Islam. Setidaknya
terdapat tiga aliran dalam memahami hal tersebut; Pertama, Islam merupakan satu agama
yang sempurna dan mengatur semua aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan
bernegara. ; Kedua, Islam merupakan agama dalam pengertian Barat yang tidak ada
hubungannya dengan urusan kenegaraan; Ketiga, Islam bagi aliran ini mempunyai tata
nilai etika bagi kehidupan bernegara, tetapi tidak mempunyai sistem ketatanegaraan.
Keyakinan Islam adalah tunggal adanya, tapi di dalamnya, Islam adalah agama atau
ajaran yang multitafsir, dan ini sangat membuka kemungkinan lahirnya begitu banyak
penafsiran mengenainya"
320 JIPP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>