Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moh. Jenal Abidin
"Skripsi yang berlandaskan kajian sosial-ekonomi ini, mencoba melihat gejolak ekonomi di Hindia Belanda yang terkena dampak dari krisis dunia tahun 1930, yang dikenal dengan nama Malaise. Lebih jauh lagi skripsi ini, akan melihat sampai seberapa jauh aktivitas masyarakat Hindia Belanda dalam menanggapi terjadinya depresi ini, dan bagaimana pula sikap dari pemerintah Hindia Belanda dalam menanggulangi terjadinya krisis ini.
Terjadinya krisis dunia tahun 1929, yang berlang_sung cukup lama tersebut, secara praktis melumpuhkan sendi-sendi perekonomian Hindia Belanda. Walaupun sebenar_nya krisis ini dilatar belakangi oleh anjloknya bursa saham di Amerika, tetapi imbasnya justru lebih menimpa pada negara-negara pengahasil bahan mentah. Hindia Belan_da, yang hampir seluruh devisa negara didapat dari ekspor bahan mentah, mengalami nasib yang sangat tragis. Dan hal ini berpengaruh besar pada situasi dan kondisi masyarakat_nya. Muncul kekacauan ekonomi dalam masyarakat yang diaki-batkan oleh pengangguran, pemotongan upah, dan semakin rendahnya harga produk--produk pertanian. Pada saat seperti itulah masyarakat dipaksa untuk bisa bertahan dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit.
Sistim ekonomi modern/Barat yang bertopang pada sistim ekonomi uang, sangat menyulitkan posisi masyarakat Hindia Blelanda. Pola-pola yang diterapkan dalam sistim ini sangat sulit untuk diintegrasikan dengan sistim ekonomi pribumi, dan mencapai puncak kesukarannya pada terjadinya malaise ini.
Ada satu hal yang menarik, bahwa dengan terjadinya krisis ini, masyarakat mencoba kembali sistim ekonomi tradisional dalam usahanya untuk mencoba bertahan. Sistim barter pun mulai menjadi model kegiatan ekonomi. Tetapi walau bagaimana sistim ekonomi uang yang diterapkan Peme_rintah secara ketat, (dalam pembayaran pajak, bunga hutang, dll) menyebabkan masyarakat mencoba bentuk lain dari usaha yang mereka jalani selama ini.
Usaha ini mencapai titik terang tatkala, Pemerintah mendukung (walaupun untuk maksud yang lain) pemanfaatan lahan-lahan yang kosong (akibat pengurangan produksi Perusahaan-perusahaan besar), pengaturan kebijakan regulasi agar produksi bisa berjalan tanpa terlalu terpengaruh kondisi pasar dunia, dan kebangkitan kembali industri_industri kecil masyarakat, yang kesemuanya dapat menjadi buffer (penyeimbang) dari krisis yang sedang berjalan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S12454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhesta Alfianti
"Artikel ini mengkaji tentang dampak peristiwa depresi ekonomi (The Great Depression) di Hindia Belanda khususnya pada masyarakat industri pertambangan minyak di wilayah Tjepoe. Depresi ekonomi merupakan peristiwa jatuhnya harga saham yang menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas ekspor-impor di Amerika Serikat, yang kemudian berdampak pada seluruh dunia termasuk Hindia Belanda. Selanjutnya, peristiwa ini mempengaruhi berbagai sektor, dan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah dampaknya terhadap kehidupan ekonomi-sosial masyarakat industri pertambangan minyak di Tjepoe. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Kajian ini berbeda dengan kajian sebelumnya yang banyak membahas tentang dampak ekonomi dan sosial dari keberadaan industri pertambangan terhadap masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Kajian ini berfokus pada pembahasan mengenai dampak ekonomi-sosial yang diakibatkan oleh adanya peristiwa depresi ekonomi terhadap kegiatan industri pertambangan di wilayah Tjepoe. Kajian ini membuktikan bahwa depresi ekonomi berpengaruh terhadap kelangsungan aktivitas industri pertambangan minyak di Tjepoe, dan penurunan aktivitas yang terjadi tersebut kemudian berdampak pada kehidupan ekonomi-sosial sebagian golongan masyarakat yang bergerak pada industri pertambangan minyak di Tjepoe. Hal ini dapat ditemukan pada laporan-laporan dan koran sezaman, yang menyebutkan bahwa depresi ekonomi yang mulai berdampak di Hindia Belanda pada tahun 1930 ini menyebabkan terjadinya pengurangan tenaga kerja dan pengurangan upah dalam industri pertambangan minyak di Tjepoe. Kajian ini menggunakan sumber-sumber baik sumber primer maupun sumber sekunder, yang meliputi arsip-arsip, koran-koran sezaman baik yang tersedia secara daring maupun yang diakses secara manual, buku-buku, serta berbagai jurnal yang terkait dengan kajian mengenai dampak ekonomisosial yang timbul akibat depresi ekonomi terhadap berbagai golongan masyarakat di Tjepoe, terutama masyarakat yang terlibat dalam industri pertambangan minyak di sana.

This article examines the impact of the economic depression (Great Depression) in the Dutch East Indies, especially on the oil mining industry community in the Tjepoe region. Great Depression was an event of falling stock prices that caused a decline in export-import activities in the United States, which then had an impact on the whole world, including the Dutch East Indies. Furthermore, this event affects various sectors, and what will be studied in this research is its impact on the socio-economic life of the oil mining industry community in Tjepoe. This study uses the historical method which includes four stages, namely heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This study is different from previous studies, which discussed the economic and social impacts of the existence of the oil mining industry on the communities in those vicinities. This study focuses on discussing the socio-economic impact caused by Great Depression on the mining industry activities in the Tjepoe area. This study proves that Great Depression affects the continuity of the oil mining industry activities in Tjepoe, and the decline in activity that occurs then has an impact on the socio-economic life of some groups of people who are engaged in the oil mining industry in Tjepoe. This can be found in contemporary reports and newspapers, which state that Great Depression that began to have an impact in the Dutch East Indies in the 1930s led to a reduction in the workforce and a reduction in wages in the oil mining industry in Tjepoe. This study uses some sources, both primary and secondary sources, which include archives, contemporary newspapers both available online and manually accessed, books, and various journals related to the study of socio-economic impacts, arising from Great Depression on various groups of people in Tjepoe, especially the people who involved in the oil mining industry there."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Suseno
"Skripsi ini membahas perkembangan pertanian dan industri, serta kondisi sosial di Korea pada masa penjajahan Jepang tahun 1910-1945. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif deksriptif yang digunakan untuk menganalisa data sekunder, dapat disimpulkan bahwa pertanian di Korea berkembang pesat pada awal masa penjajahan hingga tahun 1930-an, sedangkan industri di Korea baru mulai dikembangkan sejak tahun 1930-an hingga 1945. Pengembangan di bidang industri yang dimulai sejak tahun 1930-an memunculkan dampak sosial berupa pergantian mata pencaharian sebagian masyarakat Korea yang semula petani menjadi buruh dan pekerja pabrik. Akan tetapi, sangat disayangkan pertambahan jumlah buruh dan pekerja pabrik di Korea tidak diiringi dengan bekal pendidikan dan keterampilan yang memadai sehingga upah yang mereka dapatkan pun relatif rendah.

This thesis discusses about Korean agriculture and industry development during Japanese imperialism 1910-1945. This thesis also discusses about Korean social condition in relation with the development of agriculture and industry. Through descriptive qualitative research used to analyse secondary data, this research shows that Korean agriculture development was started in early Japanese imperialism until 1930’s, meanwhile Korean industry development was started in 1930’s until 1945. The social condition shows that since industry had been developed since 1930's, the number of Korean farmers went down but Korean labors rised significantly. Unfortunately, they did not have enough academic qualification so that their monthly payment was relative low.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56231
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mansur Afifi
"Abstract
Destructive behavior to coral reef ecosystem should not exist if community realize the importance value of the existence of coral reefs, have adequate source for livelihood and an obedience to God Almighty. The purpose of this study is to analyze the influence of religious ritual performing (religiousness), social and economic conditions of society on destructive manner of community to coral reefs. The data collected are analyzed quantitatively using structural equation model (SEM) using the method of Partial Least Square (PLS). The result findings show that the destructive behavior of the community to coral reef is not influenced by the piety of the people in performing ritual worship. The more devout people in performing ritual worship behavior does not necessarily make them more friendly to the environment, particularly coral reef ecosystems. The destructive behavior of the community to coral reef is also not influenced by their social conditions. The higher level of community's education does not necessarily make them more concerned about the environment. The destructive behavior of community to coral reef is significantly influenced by the economic conditions of society. Communities with lower income levels tend to perform acts that damage the coral reefs such as coral mining and destructive fishing techniques in an effort to satisfy their economic needs."
2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Dirjen Kebudayaan , 1995
307.72 COR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Ketidak berdayaan masyarakat pedesaan salah satunya akibat kebijakan yang mismatch di masa lalu yaitu kebijakan yang melupakan sektor pertanian sebagai dasar keunggulan komparatif maupun kompetitif. Sehingga bukan hanya sektor pertanian saja yang terbengkalai tetapi juga sektor modern yang dikembangkan menjadi kurang berhasil dan bahkan banyak yang tergantung bahan baku impor. Oleh sebab itu sesungguhnya pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan bukan hanya bermanfaat bagi masyarakat pedesaan itu sendiri tetapi juga membangun kekuatan ekonomi Indonesia berdasarkan pada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya. Untuk itu dalam memberdayakan ekonomi masyarakat pedesaan perlu 3 (tiga) hal utama yang mesti dibenahi dengan baik."
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (03) Maret 2003: 49-55,
MUIN-XXXII-03-Mar2003-49
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Maegiya Indah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kehidupan yang dialami masyarakat saat terjadi hingga pasca depresi ekonomi di Negara Bagian Australia yaitu New South Wales pada tahun 1929-1933. Sejak Perang Dunia 1 wanita sudah mulai menggantikan posisi laki-laki sebagai buruh pabrik karena laki-laki diminta untuk membantu Inggris dalam perang tersebut. Hal ini membuat wanita harus bekerja agar dapat menafkahi keluarganya. Setelah jatuhnya wall street di Amerika tahun 1929 berdampak kepada perekonomian New South Wales yang semakin memburuk dan menimbulkan banyaknya pengangguran karena perusahaan-perusahaan mengalami kebankrutan. Laki-laki banyak yang menganggur sedangkan wanita dituntut memiliki peran ganda yaitu mencari nafkah dan mengurus rumah tangga. Terjadi diskriminasi dalam sistem upah, wanita lebih kecil daripada laki-laki. Penulis menggunakan metode sejarah untuk melakukan penelitian ini, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historigrafi. Penelitian ini didasarkan pada sumber Arsip yang dimiliki oleh National Archives of Australia dan buku-buku terkait depresi ekonomi di New South Wales.

ABSTRAK
This thesis discusses the life that people experience when it comes to post economic depression in the Australian state of New South Wales in 1929 1933. Since World War 1 women have started to replace men as factory workers because men are asked to help England in the war. This enables women to work in order to support their families. After the fall of wall street in America in 1929 impacted the worsening New South Wales economy and caused a lot of unemployment because companies went bankrupt. Many men are unemployed while women are required to have multiple roles of earning a living and taking care of the household. Discrimination occurs in the wage system, women are smaller than men. The author uses historical methods to conduct this research, namely heuristics, criticism, interpretation, and historigrafi. The research is based on Archives sources owned by the National Archives of Australia and books related to the economic depression in New South Wales. "
2017
S68364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Waluyo
"The main purpose of this study is to find the effect of budget deficit with foreign loans as source of funding on inflation and economic growth. This study focuses on transmission mechanism of budget deficit funding effects on inflation and economic growth. We use a specific simultaneous macroeconomic model which includes 17 behavioral equations and 18 identity equations with 6 blocks in this study, Two Stage Least Square (TSLS) method is employed to estimate the behavioral equations in the model. This study use Indonesia secondary economic data from 1970 to 2003. Econometric tests are performed to produce BLUE estimator. This study also use stochastic simulation with 10000 replications to simulate policy.The results show that using foreign loan to fund budget deficit increases both economic growth and inflation. This result is also supported by the simulation results which show that increase in the proceeds of new foreign loan increases reserves which in turn increase primary money/money supply/monetary base. Interaction of monetary base with money multiplier then increases price level. increase in capital in flow from increase in foreign loan increases government spending which also increases government spending increases in the government spending then add to government capital stock so that economic growth also increases."
2006
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Since hot mud flowed the earth in the subdistrict of Porong, Sidoarjo May 29th 2006, there were social and economic impacts have been suffered by local people and their surroundings, mainly compensation was regulated. This research using qualitative approach and find out that there were tripartie relation of state, corporate, and society are inequal. Lapindo as a corporative showed more significant role and power than state. State not yet showed maximally power (weak state) for protect their citizen right. So, state have to the significant role (strong state) while interact to Lapindo for accelerate the solution of social and economic impact in society of Sidoarjo"
KOM 3:2 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Widyana
"Penelitian ini berusaha untuk menjawab pertanyaan apakah ada hubungan (pengaruh) kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang dan faktorfaktor pertumbuhan ekonomi di dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di indonesia? Dengan negara-negara mitra dagang mana saja, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus meningkat? Penelitian menggunakan data panel: 20 negara mitra dagang, yaitu jumlah ekspor terbesar ke negara tujuan (Australia, Belgia, Kanada, Cina, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Italia, Jepang, Korea, Malaysia, Belanda, Filipina, Saudi Arabia, Singapura, Spanyol, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama) pada periode waktu 30 tahun (1974-2003).
Regresi data panel dengan menggabungkan (pooling) data cross-section dan time series, menggunakan variabel dummy (least square dummy variable) dan variabel lag dependen (YP(-1)); serta dikombinasikan dengan model kuadratik ( YPPxYPP, TRDIxTRDJ dan YPRxYPR) adalah serupa dengan estimasi data panel dengan fixed efects.
Hasil penelitian menyatakan bahwa ada hubungan (pengaruh) kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang dengan pertumbuhan ekonomi di indonesia. Peningkatan US$ 1 pdb per kapita riil negara mitra dagang (YPP) menyebabkan peningkatan US$ 0.039771 tingkat PDB per kapita rill indonesia (YP) (signifikan). Pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan terus meningkat dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai nilai rasio pdb per kapita rill terhadap PDB per kapita rill negara mitra dagang (ypr) lebih kecil dari nilai ypr optimal 3.102024 dengan prioritas dalam hubungan kerjasama perdagangan, yaitu Jepang, Amerika Serikat, Belanda, Perancis, Belgia, Hong Kong, Kanada, Inggris, Australia, Singapura, Italia, Spanyol, Saudi Arabia, Jerman, Korea, Malaysia, Thailand, Filipina, Cina, dan India. pertumbuhan ekonomi akan meningkat dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai tingkat PDB per kapita riil (YPP) yang besar.
Ada hubungan (pengaruh) faktor-faktor pertumbuhan di dalam negeri terhadap pertumbuhan ekonomi. peningkatan US$ 1 PDB per kapita rill inisial indonesia (LYP) menyebabkan penurunan US$ 0.029591 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); pertambahan 1 orang pertumbuhan penduduk Indonesia (PI) menyebabkan penurunan US$ 1832.987 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 persen investasi/PDB rill Indonesia (invi) menyebabkan peningkatan US$ 4.033363 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin angka inflasi Indonesia (inft) menyebabkan peningkatan US$ 804.2352 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin secondary enrollment ratio (SER) Indonesia (SCHI) menyebabkan penurunan US$ 12.65101 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); peningkatan US$ 1 trade/PDB rill Indonesia (TRDI) menyebabkan peningkatan US$ 689.5339 tingkat PDB per kapita riil Indonesia (signifikan); peningkatan 1 poin YPR menyebabkan peningkatan US$ 246.6701 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan); peningkatan US$ 1 pola interaksi PDB per kapita riil negara mitra dagang dengan trade/PDB riil indonesia (YPPxTRDI) menyebabkan penurunan US$ 0.009320 tingkat PDB per kapita rill Indonesia (signifikan).
Keterbukaan (openness) tidak selalu akan memberikan manfaat yang lebih (more benefit) dengan pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan impor bahan baku yang iebih tinggi daripada laju pertumbuhan ekspor barang modal seperti mesin-mesin industri menunjukkan bahwa tingkat kapitalisasi (capital intensive) proses perekonomian di dalam negeri masih rendah.
Dari hasil penelitian ini, saran untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi adalah pemerintah kembali menggiatkan program keluarga berencana (KB) untuk mengurangi laju peningkatan jumlah penduduk; investasi diarahkan untuk menghasilkan produk-produk antara (intermediate goods) guna mengurangi laju impor barang-barang dasar sehingga share of trade meningkat, menyebabkan pdb per kapita meningkat; jaminan kepastian di dalam negeri, yaitu stabilisasi harga untuk mencegah peningkatan inflasi walaupun sebenamya diperlukan untuk rangsangan investasi; kebijakan pemerintah terhadap peningkatan SDM lulusan sekolah menengah, contoh pemberian training (tenaga kerja siap pakai) dan penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai untuk tenaga menengah; peningkatan kerjasama perdagangan dengan negara-negara mitra dagang yang mempunyai YPR iebih kecil dari YPR optimal 3.102024 dengan prioritas dalam hubungan kerjasama perdagangan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T 17092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>