Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggara Yonathan
"Sebagai suatu peninggalan masa prasejarah maka kapak perunggu merupakan artefak yang cukup menonjol dibanding perkakas tajaman perunggu yang lain. Artefak ini cukup banyak ditemukan di berbagai situs yang tersebar di wilayah Indonesia. Sejauh ini penelitian yang dilakukan terhadap temuan kapak masih bersifat deskriptif dan terbatas pada pembahasan mengenai dimensi bentuk. Korelasinya dengan kronologi temuan sukar diwujudkan karena bagian terbesar himpunan kapak memang berasal dari warisan lembaga masa kolonial yang mengumpulkannya sebagai temuan lepas dari penduduk sekitar situs. Bertolak dari situasi tersebut maka penelitian ini mengkaji ulang penelitian dari tiga orang ahli yang menggunakan metode klasifiasi untuk menganalisa himpunan kapak perunggu. Didasari kepustakaan yang berkaitan dengan kapak perunggu dan metode klasifikasi maka dilakukan proses penggolongan pada sejumlah kapak perunggu milik Museum Nasional Jakarta dengan menggunakan rangkaian atribut penggolongan dari masing-masing ketiga cara klasifikasi. Segala kesulitan dalam proses dicatat dan akan menjadi pertimbangan dalam perbandingan hasil kahir dari ketiga klasifikasi. Apa yang bisa diungkap dari tipologi hasil klasifikasi itu dan seberapa besar sumbangannya bagi penelitian arkeologi prasejarah khususnya mengenai kapak perunggu merupakan pembahasan utama dalam menyimpulkan mana diantara tiga klasifikasi tersebut yang paling berarti"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarti Prijono
"Pasir Angin site is located in the western part of Java Island kept many artifacts coming
from metal materials bronze. Bronze at the site was found in context as a means or equipment
worship ancestral spirits. The context also shows that Bronze at the time it was considered a
luxury item, and community allegedly Pasir Angin was first exposed to goods of metal materials
that are the result of high technology. On this site can not be found the remains of bronze
production, so it alleged that no local production of bronze artifacts, but to come from surplus
areas such objects and how spreading. Through metallographic analysis showed that bronze
objects Pasir Angin site making techniques have similarities with the Dong Son bronze objects. In
addition, there were traces of shipping and commercial activities that have ever taken place
between the Chinese in this case with Indonesia Dong Son bronze objects strengthens the case
originated from the region. Thus the site became Pasir Angin setrategis region that gave birth to
early civilizations utilization of high technology. The findings of bronze objects on this site
strengthens the case that Java has entered International network since the perundagian."
Balai Arkeologi Jawa Barat, 2016
930 ARKEO 36:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andre Donas
"Penelitian mengenai bentuk-bentuk pedupaan perunggu, yang umumnya ditemukan dari daerah asalh penemuan di Pulau Jawa dan Madura ini, telah dilakukan di Museum Nasional Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap mengenai bentuk-bentuk, pembagian berdasarkan tipologi, konteks penggunaan, serta melihat hubungan natara bentuk-bentuk pedupaan perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta tersebut dengan tata-cara penggunaannya. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu pertama, tahap pengumpulan data : dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung yang didalamnya dilakukan kegiatan-kegiatan seperti pencatatan, pengukuran, penggambaran dan pemotretan; serta studi kepustakaan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan peranan pedupaan perunggu dalam kehidupan manusia masa lalu. Kedua, tahap pengolahan data: dilakukan dengan melakukan pemerian dan analisis terhadap pedupaan-pedupaan perunggu tersebut.
Pada tahap ini juga dilakukan klasifikasi (tipologi), yaitu dengan menempatkan pedupaan-pedupaan perunggu tersebut ke dalam kelas-kelas tertentu, dengan menggunakan perbedaan-perbedaan bentuk-bentuk pegangannya, sebagai dasar pembagi. Selanjutnya, ketiga, yaitu tahap penafsiran data: dilakukan dengan melakukan analogi-analogi bentuk-bentuk pedupaan perunggu tersebut dengan sumber-sumber sejarah dan etnografi, yakni: relief-relief cerita di candi Borobudur, laksana-laksana arca, data-data prasasti, serta dengan berita-berita mengenai penggunaan pedupaan perunggu di dalam konteks kehidupan sehari-hari pad amasa kini, di Bali. Hasilnya menunjukkan bahwa, perbedaan-perbedaan yang diperlihatkan oleh bagian pegangan pedupaan perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta, ternyata berhubungan dnegan konteks dan tata-cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari pada masa lalu. Absensi dan presensi penggunaan pegangan, ternyata dapat dihubungkan dnegan cara pedupaan tersebut diperlakukan atau ditempatkan pada saat penggunaannya. Bukti lain juga menunjukkab bahwa lubang-lubang pasak pada pegangan dari beberapa pedupaan perunggu yang diamati, berhubungan pula dengan penggunaan alat-alat bantu (tambahan) yang berfungsi sebagai penghambat panas (isolator). Dengan demikian, perbedaan pada tata-cara penggunaannyalah yang menyebabkan dijumpainya perbedaan-perbedaan pada bentuk-bentuk pegangan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deswan
"ABSTRAK
Perunggu Aluminium merupakan paduan tembaga yang banyak digunakan dalam bidang industri, karena mempunyai sifat mekanik yang baik. Perunggu Aluminium merupakan paduan tembaga, dengan paduan utama Cu dan Al dengan penambahan unsur lain yaitu besi (Fe). Penambahan unsur Fe dimaksudkan untuk meningkatkan sifat mekanik yang dibutuhkan. Selain itu sifat mekanik dapat ditingkatkan dengan perlakuan panas.
Paduan perunggu Aluminium pada penelitian mempunyai komposisi 85% Cu, 9% Al dan 2% Ni dengan penambahan Fe sebesar 2%, 4% dan 6%. Paduan mendapat perlakuan panas kondisi celup ( oli dan air ) dan proses tempering pada temperatur 200 C, 400 C dan 600 C. Kemudian dilakukan pengujian sifat mekanik dan pengamatan struktur mikro paduan hasil tuang.
Dari hasil pengujian yang dilakukan diketahui bahwa pada kondisi ascast menunjukan nilai kekuatan tarik dan kekerasan tertinggi dibandingkan pada kondisi lainnya seperti proses celup temper, sedangkan nilai regangan dan kekuatan impak rendah.
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini antara lain pada daerah plastis, peningkatan dan penurunan nilai dari tegangan tarik dan regangan tidak sama pada kondisi perlakuan panas yang sama, semakin tinggi temperatur temper akan terjadi peningkatan kekuatan tarik dan peningkatan keuletan (regangan), sedangkan ketangguhan (kekuatan impak) mengalami penurunan."
1998
T 1462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Madjid Fibrianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Budiyanto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40293
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Wiranto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Soleh
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Agung H.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S40843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>