Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81990 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prio Widiyono
"Dari sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematis ialah masalah yang berkaitan dengan mata uang logam, yang merupakan bagian dari sistem pembayaran dalam perdagangan. Lebih besar lagi mata uang logam sebagai bagian dari sistem moneter. Hu-bungan perdagangan yang terjadi itu mula-mula diper_kirakan berupa hubungan dagang yang dilakukan antara dua pihak atau lebih.
Secara umum istilah perdagangan (trade) diguna_kan untuk menjelaskan jaringan hubungan timbal balik yang dilakukan paling tidak antara dua pihak sebagai suatu usaha untuk memperoleh barang melalui pertu_karan (exchange) dengan lebih menekankan aspek kebu_tuhan daripada aspek sosial (Rowland 1973:589; Sonny Wibisono 1983:1). Pada dasarnya mekanisme perdagang_an didorong oleh kebutuhan akan barang atau bahan baku yang tidak dapat diperoleh dan tidak ekonomis dibuat di suatu tempat, sementara itu di tempat lain..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S11601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korompis, Edmund
"Penelitian mengenai pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, Banten Lama sejauh ini belum diteliti secara khusus. Artefak ini sebenarnya cukup menarik untuk diteliti sebab jumlahnya yang cukup banyak dan diharapkan dapat menggambarkan aspek kehidupan masa lalu di Banten Lama. Sasaran Pokok penelitian ini adalah mengenali secara rinci bentuk-bentuk pipa tembakau Gouda, untuk mengetahui fungsi dan peranan pipa tersebut di dalam masyarakat. Penelitian ini diawali dengan tahap identifikasi semua atau sebagian ciri yang terdapat pada temuan pipa Gouda, antara lain bentuk wadah, ukuran, hiasan, cap, dan atribut-atribut lain. Selanjutnya, setelah mengenali berbagai bentuk wadah, ukurannya, hiasan, cap, serta atribut-atribut lainnya, maka penanganan data utama dirangkaikan dengan pengelompokan taksonomis. Pengamatan terhadap pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, menghasilkan 2 tipe bentuk pipa dan berhasil pula mengelompokkan 84 cap ke dalam 5 tipe cap."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S11847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Keraton Surosowan memliki peranan yang sangat besar bagi kerajaan Banten pada kurun mulai akhir XVI hingga awal abad XIX. Dalam rentang waktu yang sangat panjang itu keraton Surosowan mengalami pasang surut pembangunanya berdasarkan kajian kepustakaan diketahui bahwa keraton Surosowan telah mengalami bebrapa kali pembangunan. Hal ini terutama jelas terlihat pada gambaran keraton Surosowan dari peta Banten 1726. Perubahan yang sangat mencolok terlihat pada peta 1739, 1825, hingga 1900. Tiga peta terahkir menggambarkan keraton Surosowan berbentuk empar persegi panjang bestion di keempat sudutnya (mirip dengan gambaran keraton sekarang), sedangkan pada peta-peta sebelumnya digambarkan berupa bangunan berundak-undak atap makin ke atas makin meruncing dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan, Dari kajian lapangan, paling tidak terdapat dua tahap pembangunan, Hal ini diketahui dari sisa-sisa struktur bangunan beberapa tempat di dalam keraton yang menunjukkan adanya struktur lantai yang dua lapis dan struktur yang tmpang tindih "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Fer f
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"The Sorosuwan palace played a major role the kingdom of Banten in the priod between the 16th century and the 19th century. In such a long period of time, the Sorosuwan palace experienced ups and downa in its development. Based on a libarary research, it is known that the Sorosuwan palace was renovated several times. This is most clearly seen in the differences found in the representations of the ...."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Keraton Surosowan memiliki peranan yang sangat besar bagi kerajaan Banten pada kurun mulai akhir abad XVI hingga awal abad XIX. Dalam rentang waktu yang sangat panjang itu, keraton Surosowan mengalami pasang suzut pembangunannya. Berdasarkan kajian kepustakaan diketahui bahwa keraton Surosowan telah mengalami beberapa kali pembangunan. Hal ini terutama jelas terlihat pada gambaran keraton Surosowan dari peta Banten 1596 berbeda dari peta 1624, dan berbeda pula dengan pcm 1726. Perubahan yang sangat mencolok terlihat mulai terlihat pada peta 1739, 1825, hingga 1900. Tiga peta terakhir menggambarkan keraton Surosowan berbentuk empat persegi panjang dengan bastion di keempat sudutnya (mirip dengan gambaran keraton sekarang), sedangkan pada peta~peta sebelumnya digambaskan berupa bangunan berundak-undak, atap makin ke atas makin meruncing, dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan. Dari kajian lapangan, paling tidak terdapat dua tahap pembangunan. Hal ini diketahui dari sisa-sisa struktur bangunan beberapa tempat di dalam keraton yang menunjukkan adanya struktur Iantai yang dua lapis lantai dan struktur yang tumpang tindih."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Charunia Arni L. D.
"Gerabah merupakan salah satu benda atau alat yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, misalnya untuk tempat menyimpan makanan - baik dalam bentuk cair maupun padat - untuk mengolah makanan, maupun keperluan lainnya. Gerabah seringkali diternukan di berbagai situs arkeologi di Indonesia, dari salah satu daerah persebaran tersebut adalah situs Banten Lama. Dari beberapa situs di Banten Lama yang menghasilkan banyak temuan gerabah, baik temuan permukaan maupun hasil ekskavasi, salah satunya adalah situs Surosowan. Penelitian tentang ragam hias gerabah dari situs Surosowan yang menjadi koleksi Museum Situs Banten Lama belum pernah dilakukan. Oleh karena itu Penelitian dititikberatkan pada usaha untuk mengidentifikasi variasi hiasan pada gerabah-gerabah berhias dari situs tersebut. Pengamatan juga ditujukan pada teknik-teknik yang digunakan untuk membuat hiasan-hiasan tersebut serta lokasi atau tempat hiasan pada bagian wadah. Analisis dilakukan secara khusus, dengan pengamatan utama pada atribut-atribut yang dimiliki oleh benda tersebut, dan dalam penelitian ini yang menjadi atribut kuatnya adalah atribut gaya. Selanjutnya dilakukan pemilahan yang didasarkan pada (1) ragam hias, (2) teknik hias, dan (3) bagian-bagian wadah. Setelah pemilahan tersebut selesai dilakukan kemudian ditarik hubungan antara masing-masing atribut, yaitu antara atribut ragam hias dan teknik hias, serta antara ragam hias dan bagian-bagian wadah."
1990
S11425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Bentuk awal dari perdagangan dilakukan secara tukar menukar barang yang diperlukan, dikenal dengan istilah barter. Tukar menukar akan berlangsung jika seseorang dapat menawarkan suatu barang yang diinginkan oleh kedua dan orang kedua memiliki barang yang dibutuhkan oleh orang pertama (penawar) (Sadono Sukirno 1981:224)Kesulitan dari perdagangan secara barter adalah pertukaran hanya mungkin terjadi apabila,keduanya me_miliki barang-barang yang diinginkan oleh masing-_masing pihak. Selain itu kesulitan untuk memberikan nilai pada suatu benda.Untuk mengatasi kesulitan yang timbul, digunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar (media pertukaran), yang kemu-dian dikenal sebagai uang.Tujuannya: adalah untuk memudahkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan.Dalam sistem ekonomi uang mempunyai empat peranari yaitu sebagai alat tukar (media pertukaran), sebagai satuan nilai, sebagai alat untuk..."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S11535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agi Ginanjar
"Tulisan tentang metalurgi kuno di Banten Lama boleh dikatakan baru dua kali dilakukan. Pertama, Mundardjito yang membahas tentang wadah pelebur logam. Kemudian, Ronny Siswandi yang menulis tentang sisa-sisa pertukangan Iogam. Dalam penelitiannya itu. baik Mundardjito maupun Ronny Siswandi mencoba memperkenalkan metode baru yaitu penerapan metode laboratorium. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Arkelologi. Hasilnya dapat diandalkan. Dalam kajian ini, peranan metode laboratorium lebih diutamakan dalam membahas metalurgi kuno di Banten Lama. Mulai dari pemeriksaan unsur-unsur artefak dan terak, kekerasan, mikrostruktur, dan akhirnya pengujian titik lebur logam. Dari penerapan metode laboratorium itu dapat dibedakan barang-barang yang diperkirakan berasal dari Banten Lama dan luar Banten Lama. Selain itu juga teknologi pembuatan barang-barang tersebut. Tidak berlebihan bila penggunaan metode laboratorium dapat membantu memecahkan masalah metalurgi kuno di Banten Lama. Tentunya diharapkan penggunaan metode laboratorium ini juga dapat membantu memecahkan masalah arkeologi lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>