Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15122 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eka Asih Putrina Taim
"Keramik merupakan data arkeologi yang mempunyai sifat tidak cepat hancur meskipun lama tersimpan di dalam tanah. Sifat ini menguntungkan karena keramik itu sendiri mempunyai ciri-ciri yang dapat membantu untuk mengetahui penanggalan,dan tempat keramik tersebut berasal. Selain itu masih terdapat manfaat lain yang dapat diambil dari keramik sebagai salah satu data arkeologi. Di Pulau Sumatra,temuan keramik banyak terdapat di berbagai situs arkeologi, antara lain di Situs Kota Cina ( Mc Kinon 1973 dan 1974 ; Ambary 1977), di Samudra Pasai (Ambary 1978),; di Barus, Jambi ( Ambary 1977), dan di daerah Sumatra Bagian Selatan yaitu di sekitar Palembang dan di Situs Pugung Raharjo, Lampung ( Haris Sukendar I976a : 24- 25; Bronson 1973:90). Untuk daerah Palembang dan sekitarnya, temuan keramik di jumpai hampir merata di setiap situs, antara lain Situs Geding Suro, Situs Air Bersih, Situs Sarang Wati, serta di beberapa situs yang baru-baru ini diteliti yaitu Situs Talang Kikim, Situs Keramat Kayu Putih, Situs Tanjung Rawa, Situs Karang Anyar, dan Situs Musium Sultan Mahmud Badaruddin. Kelima situs terakhir yang disebutkan di atas, merupakan situs-situs yang menjadi obyek penelitian tahap V dari rangkaian penelitian yang dilakukan atas kerja sama antara Pusat Penelitian Arkeologi Nasional,1'Ecole Francaise D_Extreme Orient, dan Ford Foundation. Penelitian ini dilakukan pada tahun 1989 dengan menitik beratkan pada usaha untuk mencari batas-batas wilayah pemukiman masa lampau, terutama Sriwijaya, kesinambungan pemukiman dan adaptasi manusia terhadap lingkungan ( Budi Utomo 1989). Situs Musium Sultan Badaruddin merupakan salah satu situs yang di teliti pada penelitian tahap V ini. Situs ini terletak pada halaman musium Sultan Mahmud Badaruddin yang secara administratif terletak di kelurahan 19 Illir, kecatnatan Illir Timur I, kotamadya Palembang Sebenarnya Situs Musium Sultan Badaruddin merupakan situs bekas istana Kuto Lamo yang dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I. Gedung musium yang sekarang berdiri di atas situs tersebut, sebelumnya berfungsi sebagai tempat tinggal komisaris Belanda yang didirikan oleh J.L Sevenhoven tahun 1825. Pada keletakannya sekarang, musium berbatasan di bagian utara dengan monumen perjuangan; bagian barat dengan Jalan RS.A.K.Gani dan benteng Kuto Basalt.; bagian timur dengan terminal; serta bagian selatan dengan Jalan Kedaton dan Sungai Musi. Penelitian dan penggalian yang dilakukan oleh tim Puslit Arkenas, EFEO, dan Ford Foundation berlokasi di halaman setelah barat musium. Pada penelitian tahun 1989, kotak yang dibuka terdiri dari 3 buah kotak uji dan 5 buah kotak ekskavasi. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kronologi vertikal situs tersebut berdasarkan temuan keramik. Kedalaman yang dicapai pada ekskavasi ini adalah 75 cm dari permukaan tanah dan terdiri dari 3 lapisan/layer. Pembukaan kotak dihentikan pada kedalaman tersebut setelah Tim berhasil menampakkan susunan atau struktur bata yang memanjang dengan orientasi barat laut - tenggara. Hasil sementara dan penelitian ini adalah dugaan bahwa struktur tersebut merupakan runtuhan keraton Kuto Lamo yang didirikan di atas runtuhan pemukiman sebelumnya ( Budi Utomo 1989). Pada penelitian tahun 1990 di situs yang sama, kotak ekskavasi yang di buka terdiri dari 7 buah, yaitu kotak Al, al, B1, b1, B2, Ib,dan-J5. Tujuan dari penelitian tahun 1990 ini adalah untuk melanjutkan penelitian tahun 1989 dengan memperdalam kotak guna melihat stratigafi lebih lanjut dari situs tersebut. Pada penelitian ini, kedalaman kotak diperdalam hingga mencapai 375 cm dari muka tanah dan terdiri dari 7 lapisan tanah ( Budi Utomo 1990). Hasil sementara ekskavasi 1990 meperlihatkan bahwa di bawah struktur bata, yang telah berhasil ditampakkan pada penelitian tahun 1989, ternyata masih banyak ditemukan temuan-_temuan lain dengan lapisan tanah yang berbeda, antara lain tiang/pasak-pasak kayu, lubang-lubang (diduga lubang untuk tiang atau pasak kayu), susunan bata, dan fragmen- fragmen seperti tulang, gerabah, genteng, dan keramik. Dari hasil yang telah disebutkan di atas, yaitu stratigrafi dan keaneka-ragaman temuan yang didapat, maka situs ini memperlihatkan kecendrungan adanya penempatan atau pemukiman yang lebih dari satu fase. Dalam hal ini temuan keramik merupakan salah satu temuan yang dominan di situs ini setelah temuan gerabah, tahun 1989 temuan keramik yang didapat sejumlah 689 buah dari 3 lapisan tanah dan pada tahun 1990 didapat sekitar,lebih dari 3000 pecahan keramik dari 7 lapisan tanah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penulis mengambiljudul skripsi ini ialah karena sampai sekarang data keramik di Indonesia belum dikumpulkan dan diolah berdasakan metode dasar arkeologi, serta belum digunakan semaksimal mungkin seuai dengan tujuan dan teori arkeologi. Padahal menurut keyakinan kami, keramik dapat digunakan untuk membantu memecahkan berbagai masalah arkeologi, misalnya dalam hal: menggali situs, menggali strata, menggali temuan serta, menerangkan fungsi himpunan, memberikan petunjuk tentang status sosial, melukiskan pola persebaran keramik dalam wilayah ertentu dan menggambarkan beberapa hal mengenai perekonomian masa lalu..."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Kartini Suhiadi
"Sair Sultan Mahmud di Lingga ditulis dengan menggunakan huruf Arab Melayu, berisi cerita yang panjang mengenai sultan Lingga, Mahmud Muzaffar Syah. Penelitian terhadap beberapa katalog membuktikan bahwa naskah ini adalah naskah tunggal, dan hanya dapat ditemukan di Museum Nasional, Jakarta. Karena keadaan fisiknya mengkhawatirkan, penggarapan naskah tidak dapat lagi ditunda, sekaliEus memperkenalkan naskah yang tersimpan ini kepada khalayak ramai dengan membuat suntingan teks agar mudah dibaca. Salah satu pendapat mentatakan bahwa Sair Sultan Mahmud di Lingga adalah syair sejarah. Pendapat ini kemudian diuji kebenarannya dengan meneliti unsur-unsur sejarah yang ter_dapat di dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unsur-unsur sejarah yang terdapat di dalam naskah ini bercampur dengan unsur-unsur fiktif, dan ini merupakan ciri karya sastra sejarah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Theresia Naniek Harkantiningsih
"Maksud tulisan ini ialah untuk menyajiran hasil penelitian keramik di Banten tahun 1978. Penelitian tentang keramik Banten pernah dilakukan pada tahun 1976 dan meng_hasilkan karya berjudul Keramik di Situs Arkeologi Banten: Suatu Pembahasan Data Ekskavasi 1976 (Ongkodharma 1978). Penelitian tahun 1976 dititikberatkan pada peranan keramik dalam arkeologi, terutama tentang pertarikhan yaitu menarikhi situs, himpunantemuan, dan lapisan tanah , dan kesimpulannya ialah memperkuat berita tertulis penitimangsaan Banten Lama. Penelitian kali ini menggunakan data keramik yang ditemukan dalam penelitian tahun 1978, yaitu di situs Pabean Banten. Keramik masa lampau adalah salah satu peninggalan Purbakala yang merupakan data penting ditinjau dari sudut penelitian arkeologi, dan merupakan artefak yang tidak cepat hancur dinakan usia, walaupun beratus-ratus tahun lamanya tersimpan di dalam tanah. Sifat tahan lama inilah yang amat menguntungkan para peneliti arkeologi. Selain itu, dibandingkan dengan gerabah, mempunyai cirri-_ciri yang dapat di pergunakan untuk mengetahui jaman pem_buatannya dan negara asal keramik tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S11792
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachry Badry
"Tembikar sebagai salah satu bentuk data arkeologi, hampir selalu ditemukan dalam penelitian-penelitian arkeologi di berbagai tempat di dunia, termasuk Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan mengenai tembikar merupakan benda yang paling dekat dengan manusia di dalam segala ativitasnya serta mempunyai peran yang penting dalam kehidupan manusia masa lalu dalam kurun waktu yang cukup lama. Hal ini dimungkinkan karena tembikar merupakan barang kebutuhan manusia yang relatif murah, mudah dibuat, sederhana bentuknya dan fungsional. Tembikar merupakan salah satu unsur kebudayaan yang paling bersifat universal. Bahkan seorang pakar arkeologi mengatakan bahwa tembikar adalah asalnya arkeologi. Tembikar sebagai suatu bentuk data arkeologi yang penting artinya dapat dipelajari dari berbagai segi. Studi topologi yang memusatkan perhatian pada segi artefak. Misalnya, dapat menggambarkan cita rasa keindahan serta kepandaian teknologi masyarakat pembudaya. Sementara bentuk dan kegunaan tembikar akan menjelaskan aktifitas dan kebiasaan masyarakat pemakainya. Penyusunan skripsi yang diberi judul Tembikar dari Situs Mahmud Badaruddin Palembang: Sebuah Kajian teknologi ini merupakan studi teknologi yang mencoba mengungkapkan aspek-aspek teknologis tembikar melalui analisis petrologi yang sifatnya destruktif. Melalui analisis petrologi tersebut dapat diketahui hal-hal seperti komposisi bahan, kandungan air, tingkat kekerasan, serta kondisi tekstur. Bahan dasar tanah liat yang dipakai untuk membuat tembikar dari Situs Mahmud Badaruddin Palembang bersifat sangat plastis terbukti dari jumlah kandungan pasir sebagai bahan pencampur yang jauh lebih besar dibandingkan bahan dasarnya. Secara rata-rata perbandingan komposisi antar bahan dasar dan bahan pencampur adalah 27.50% dan 72.50%. selain itu kondisi kandungan airnya cukup tinggi maupun bahan mengalami pembakaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992
899.211 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Widiati
"ABSTRAK
Trowulan adalah sebuah situs besar yang terletak di dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. Di dalam situs ini yang luasnya diperkirakan 10 X 10 kilometer terdapat sejumlah bangunan kuna Diantaranya ada sebuah bangunan yang dikenal penduduk sebagai Kubur Panggung.
Situs Kubur Panggung terletak di dukuh Nglingguk, Ke_lurahan Trowulan, Kecamatan Trowulan..Tempat tersebut dapat dicapai melalui jalan desa Trowulan-Troloyo yang membentang dari arah utara ke selatan pada kilometer 13 dari jalan raya Surabaya-Jombang .Lokasi tersebut ter_letak lebih kurang 2 kilometer di sebelah selatan dari ja_lan raya tersebut dan berada di sisi barat dari jalan de_sa .
Kubur Panggung adalah nama yang diberikan penduduk se_tempat terhadap suatu kompleks makam. Salah satu di antara makam-makam tersebut letaknya lebih tinggi...

"
1985
S12080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiyati
"Tesis ini membahas tentang pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai sebuah museum situs yang merupakan salah satu jenis museum yang berlandaskan pada paradigma new museology. Lokasi penelitian di Kawasan Muarajambi, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini dapat merumuskan suatu konsep museum situs dalam rangka pengembangan Pusat Informasi Kawasan Percandian Muarajambi sebagai museum situs yang sesuai dengan kaidah permuseuman dan konsep new museology. Selain itu pengembangan pusat informasi ini menjadi sebuah museum situs dapat menjadi sarana yang baik untuk penyebarluasan informasi, penelitian, pendidikan dan rekreasi. Pada dasarnya museum situs merupakan sebuah museum yang disusun dan dibentuk untuk melindungi tinggalan alam dan budaya, bergerak dan tidak bergerak, di situs aslinya, yaitu dilestarikan di tempat di mana tinggalan tersebut telah dibuat atau ditemukan. Eksibisi di dalam museum situs merupakan salah satu cara dalam mengomunikasikan hasil penelitian di situs. Interpretasi antara koleksi dan lingkungan situs diintegrasikan dalam sebuah tata pamer. Selain melalui eksibisi, proses komunikasi di museum situs dapat juga dilakukan dengan program publik dan edukasi.

This thesis research the development of the Information Center of Muarajambi Region as a site museum, which is a kind of museum that is based on the paradigm of the new museology. Locations of the research in the Muarajambi Region, Muarojambi District, Jambi Province. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The results of this study can formulate a concept of the site museum in order to develop Information Center of Muarajambi Region as a museum site in accordance with the rules of the museum and the concept of new museology. In addition, the development of the information center into a museum site can be as media for the dissemination of information, research, education and recreation. In essence, the site museum is a museum conceived and set up in order to protect natural or cultural property, moveable and immoveable, on its original site, that is, preserved at the place where such property has been created or discovered. Exhibition at the site museum is a kind in communicating the results of research on the site. Interpretation of the collections and the site are integrated in a theme exhibition layout. Communication process in the site museum can also carried out with public and educational programs.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42524
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Andriani
"[ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi nilai ekonomi wisata budaya Museum Majapahit dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke Museum Majapahit. Penilaian ekonomi terhadap Museum Majapahit ini menggunakan data primer hasil survei terhadap 181 pengunjung dengan menggunakan metode pendekatan Travel Cost Method (TCM) untuk mengestimasi willingness to pay (WTP) dan valuasi ekonomi. Dengan menggunakan metode regresi Ordinary Least Square (OLS) dan Poisson Regression (PR), hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai ekonomi wisata budaya Museum Majapahit mempunyai potensi nilai sebesar Rp. 92.045.361,- (pada OLS) dan Rp. 174.943.226,- (pada PR) apabila WTP pengunjung yaitu Rp. 2.046,18,- (pada OLS) dan Rp. 3.889,01,- (pada PR). Namun, tiket masuk yang diterapkan saat ini adalah Rp. 5.000,-. sehingga, WTP berada dibawah tarif resmi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan wisatawan adalah biaya perjalanan, zona, dan lokasi substitusi. Rekomendasi yang diberikan sebaiknya untuk beberapa tahun ke depan tiket masuk museum tidak dinaikkan.

ABSTRACT
This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor's number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor?s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor?s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised.;This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor?s number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor?s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor?s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised., This study aims to estimate the economic value of cultural tourism of Majapahit Museum, and analyze factors that influencing visitor’s number of Majapahit Museum. The economic valuation uses primary data from 181 respondents, and apllies The Travel Cost Method (TCM) to estimate willingness to pay (WTP) and economic valuation. By using Ordinary Least Square regression (OLS) and Poisson Regression (PR), the results estimates the economic value between 92,045 million rupiah (in OLS) and 174,9 million rupiah (in PR) per year, where the entrance fee in accordance with the visitor’s WTP is 2.046,18 rupiah (in OLS) and 3.889,01 rupiah (in PR). The value of visitor’s WTP is under 5 thousands rupiah which the entrance fee applied at this time. Factors affecting number of visits include the cost of travel, zone, and substitution. The recommendation given for local government in the next few years the museum entrance fee should not raised.]"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.A. Teguh Harisusanto
"ABSTRAK
Tempayan keramik adalah sebuah wadah yang umumnya terbuat dari tanah fiat, batuan atau campuran keduanya; bentuknya tinggi dan membesar di bagian badannya. Pemakaian Tempa_yan keramik mempunyai kurun waktu yang begitu panjang, yai_tu sejak masa prasejarah, masa pengaruh agama Hindu-Budha, masa pengaruh agama Islam, masa pengaruh Kolonial dan bahkan pemakaian tersebut masih berlanjut sampai sekarang.
Kurun waktu yang begitu panjang dilalui oleh tempayan keramik, tentunya akan mempengaruhi perkembangan tempayan keramik tersebut dari waktu ke waktu, baik dari segi bentuk, hiasan, glasir maupun ukuran. Tidaklah berlebihan jika me-ngatakan, bahwa koleksi Museum Nasional Jakarta cukup mewah ntuk melihat perkembangan tempayan keramik dari waktu ke waktu, yang meliputi bentuk, hiasan, glasir dan ukuran.
Pemerian terhadap tempayan-tempayan keramik dilakukan untuk mengenali setiap atribut yang terdapat dalam tempayan keramik tersebut serta mengklasifikasikan atribut kedalam tipe dan' variasi. Atribut bentuk dijadikan dasar klasifikas i tipologi, karena tempayan keramik yang dikaji semuanya utuh. Sedangkan atribut hiasan, glasir dan ukuran dijadikan sebagai variasi tipe.
Analisa tempayan keramik dilakukan dengan mengkorela_sikan atribut bentuk dengan atribut lainnya, yaitu atribut hiasan, glasir dan ukuran. Bari setiap tipe terdiri dari sejumlah variasi, baik yang berupa variasi hiasan, glasir maupun ukuran.
Pada tahapan akhir dilakukan penafsiran atas data yang dikaji, dengan melakukan korelasi terhadap setiap tipe ben_tuk beserta variasi-variasinya dengan penjaman dan tempat asal pembuatan keramik itu. Penentuan jaman dan tempatt asal berlandaskaa kepada sejumlah atribut terbanyak, yang mengacu kepada jaman dan tempat asal pembu_atan dari tempayan-tempayan keramik tersebut.
Kajian lain yang mendukung analisa adalah tinjauan umum Tempayan yang terdiri dari Perkembangan Tempayan, Masuk_nya Tempayan Asing di Indonesia serta Tempayan dalam Sumber Sejarah.

"
1990
S12024
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>