Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Maria Rosary Sardjito
"Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia kaya raya akan warisan budaya, yang berasal dari pelbagai zaman di masa lalu. Khusus di pulau Jawa warisan budaya yang menonjol berupa bangunan-bangunan dari batu yang lazim disebut candi. Sesuai dengan adanya dua kurun waktu dalam sejarah Kuno Indonesia, yaitu zaman Jawa-Tengah dan zaman Jawa Timur, maka candi-candipun dapat dibagi dalam dua langgam bangunan, yaitu langgam Jawa Tengah yang meliputi bangunan-bangunan dari abad VII sampai dengan abad X M., dan langgam Jawa Timur yang meliputi bangunan-bangunan yang berasal dari abad X sampai abad XVI M. (Soekmono, 1973).Di antara sekian ratus banyaknya candi hanya beberapa saja yang telah benar-benar diteliti secara mendalam. Sebagian besar masih menunggu gilirannya. Lebih-lebih lagi candi temuan baru dan candi hasil rekonstrusi baru: kecuali laporan singkat dan deskripsi sekedarnya belum ada sesuatu telaah yang memadai_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S11612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mrantasi
"Untuk menuju ke candi Pringapus dapat ditempuh dua jalan. Jalan yang pertama adalah jalan besar berasal, dari Parakan ke utara ke arah Ngadirejo. Setelah sampai di desa Petirejo 200 m sebelum sampai di Ngadirejo membelok ke kiri, jalannya menanjak dan berbatu. Dari jalan ini, setelah melewati dua wilayah Kelurahan yaitu Kelurahan Petirejo dan Kelurahan Sumberan dengan jarak 3 km, kita sampai ke Balai desa Pringapus. Dari Balai desa Pringapus ke arah utara 500 m, setelah melewati jembatan membelok ke kiri menuju candi Pringapus (gambar no:l).Jalan yang kedua bertolak dari pasar Ngadirejo ke utara, sampai ke pertigaan yang ada tugunya kita membelok ke arah barat _ 1 km..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S12023
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ottyawati
"Awal dari sejarah kuno Indonesia dapat diketahui dari adanya prasasti yang ditemukan di Kalimantan Timur. Berdasarkan tulisannya, prasasti itu di duga herasal dari abad V M (lihat Soemadio 1977:30). Dengan adanya prasasti ini, boleh dikatakan bahwa sejarah kuno Indonesia ini dimulai pada abad 5 M. Yang paling menonjol dalam sejarah kuno Indonesia ini adalah pulau Jawa, disusul kemudian dengan Sumatra dan Bali. Sejarah pulau Jawa di jaman klasik, yang dimulai pada pertengahan abad VII dan diakhiri pada permulaan abad XVI, terbagi dalam dua periode besar, yaitu: (1) jaman Jawa Tengah dan (2) jaman Jawa Timur. Jaman Jawa Tengah berlangsung dari abad VII sampai abad X M, sedangkan jaman Jawa Timur ber langsung dari abad X sampai abad XVI M (Soekmono 1973). Jaman kuno Indonesia -- yang biasa disebut ja_man, Hindu - antara lain menghasilkan bangunan-bangun_an. Bangunan-bangunan yang di hasilkan pda jaman kuno Indonesia itu antara lain berupa rumah--rumah, pemandian, gapura dan bangunan-bangunan suci_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S11599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Pariwisata, 2006
398.217 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: 2014
R 726.109 598 CAN
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soekmono
Jakarta: Pustaka Jaya, 1978
913.926 SOE c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proroyek Penerbitan Buku Bacaan dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen P dan K, 1978
793.3 BED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Aris Munandar
Jakarta: Weadatama Widya Sastra, 2012
726.1 AGU p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Noerad AP
"Dampak dari berbagai pembangunan fisik untuk mendukung perekonomian mulai mengancam kelestarian situs-situs arkeologi dan lingkungannya baik ancaman secara langsung seperti penghancuran, penggusuran, dan perusakan, maupun ancaman secara tidak langsung seperti polusi, perubahan iklim mikro, penelantaran situs-situs, dan kurangnya perlindungan. Oleh karena itu, untuk situs-situs yang belum secara langsung menghadapi ancaman fisik dart pembangunan perlu diberi perhatian yang intensif sehingga kemungkinan-kemungkinan akan adanya kontlik kepentingan terutama yang berhubungan dengan proses pembangunan fisik oleh pemerintah daerah di kernudian hari akan dapat diminimalisasi. Dengan mengoptimalkan sistem pengelolaan dan penataan situs maka situs tersebut dapat mernenuhi sendiri kebutuhan pelestariannya dan meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan timbulnya gangguan serta tidak hanya bergantung pada pemerintah daerah atau pusat.
Latar belakang pengambilan Candi Panataran sebagai objek adalah karena candi ini tttemiliki keistimewaan-keist newaan nilai yang berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi (baik nilai-nilai budaya, sosial, dan ekonomi) menjadi situs yang dapat memenuhi kebutuhan pelestariannya sendiri. Sebagai kompleks percandian, candi ini merupakan kunci sejarah Pang sangat panting karena masa pernbangunannya melalui suatu rnasa yang sangat panjang dan melampaui beberapa masa kerajaan di Jawa Timur selama kurang lebih 250 tahun. Metode pendekatan yang akan digunakan adalah pendekatan strategis dengan metode analisis SWOT (Strengh, Weakness, Oportunity, dan Threat) pada kondisi-kondisi internal dan ekstemaldan menyesuaikannya dengan tahapan-tahapan Manajemen Sumber Daya Budaya yang dikemukakan oleh Feilden dan Jokilehto yang menyusun tahap-tahap perencanaan yang diperlukan dalam menyelenggarakan manajemen situs.
Dalam tulisan ini diuraikan potensi-potensi internal (historis, arsitektural, lingkungan, dan kondisi situs) dengan kelemahan-kelemahart dalam pengelolaan situs dan potensi-potensi eksternal (pariwisata, sosial, budaya, pendidikan, dan ilmu pengetahuan) yang masih belum optimal serta tantangan-tantangan yang dihadapi oleh situs. Dengan penguraian potensi-potensi yang ada maka dapat disusun sebuah strategi pengelolaan situs yang mandiri. Situs cagar budaya yang mandiri dapat memenuhi kebutuhannya sendiri untuk menjaga eksistensi situs, melancarkan jalannya proses pelestarian yang berkesinambungan, dan dapat memaksimalkan potensi sumber daya yang ada untuk pengembangan sektor-sektor terkait (seperti penelitian, budaya, dan ilmu pengetahuan).
Kebutuhan situs di sini secara spesifik dapat disebutkan sebagai kebutuhan dana, sumber daya manusia, kegiatan kerja, dan fasilitas-fasilitas penunjang. Strategi pengelolaan situs dilakukan dengan memperhatikan perbaikan manajemen perkantoran dan organisasi serta mengembangkan manajemen situs (meliputi pemintakatan, penataan lingkungan dan pembangunan infrastruktur) dan manajemen pariwisata (pengadaan fasilitas umum, pemngembangan kawasan pariwisata, promosi, dan pengembangan sistem inforrnasi). Kemudian menyesuaikannya dengan potensi-potensi yang ada (internal dan eksternal) untuk menemukan strategi pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristik situs dan daerah tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T39131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
""Sudah menjadi kebiasaan untuk mengawali suatu disertasi dengan pertanggungan-jawab moril, berupa ucapan terima kasih dan pernyata-an penghargaan kepada mereka-mereka yang back secara langsung mau_pun tidak langsung telah membantu terlaksananya penyusunan naskah disertasi tersebut. Bahwa menuruti kebiasaan yang kami maksud itu tidak semudah nampaknya, kami rasakan benar setelah kini tiba saatnya untuk me_nyudahi telaah ini dan menyajikan hasilnya. Usaha yang memakan wak_tu lebih dari 15 tahun telah menimbun sejumlah besar nama-nama,yang masing-masing berhak dan harus kami dahulukan. Memang, usaha kami ini tidak mungkin terlaksana dan kami akhiri tanpa adanya bantuan yang luar biasa banyaknya, meskipun hal ini lama sekali belum berarti bahwa hasilnya sudah sesuai dengan bantuan yang telah kami teri_ma itu. Kiranya tidak memperkecil peranan satu pihak pun, kalau ucapan terima kasih itu pertama-tama kami tujukan kepada tiga alamat, yaitu: Lembaga Purbakala, Promotor, dan East-West Center. Lembaga Purbakala adalah tempat diri kami mendapatkan latihan yang sangat luas lagi mendalam untuk menangani segala macaw masa_lah kepurbakalaan, balk yang bersifat teknis dan ilmiah maupun yang bersifat administratif dan organisatoris. Tambahan pula, melalui Lembaga itulah kami dapat memperoleh dan menghimpun bahan-bahan fang kami perlukan untuk telaah ini.Promotor dapat juga kami golongkan sebagai ""lembaga"" pula, lalam' arti bahwa promotorlah yang memungkinkan dapatnya hasil te_aah ini dituangkan dalam bentuk disertasi. Barangkali kurang la_im untuk mengucapkan terima kasih - apalagi menyatakan penghar_aan - kepada promotor, tetapi soalnya menjadi lain kalau keadaan_ya bersifat khusus. Dan memang demikianlah nyatanya. Dengan tidak Tanya gurubesar dalam bidang ilmu purbakala maka sulit sekali bagi tmi untuk mendapatkan seorang promotor yang tidak saja secara _""
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1974
D1632
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>