Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87923 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joko Santoso
"Bangunan megalitik dibangun atas dasar kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Kepercayaan akan hal ini dimanifestasikan dalam berbagai bentuk megalitik. Pada beberapa punden berundak, kepercayaan ini dapat dibuktikan dengan adanya altar dengan orientasi ke tempat yang lebih tinggi atau penempatan menhir sebagai perwujudan roh nenek moyang. Keumuman yang ada di teras-teras punden berundak adalah ditemukannya menhir yang ditempatkan pada teras utama. Permasalahan penelitian dalam kaitannya dengan hal ini adalah batu lumpang di situs Pasir Lulumpang memiliki keunikan dengan ditempatkan pada teras teratas punden berundak. Tentunya dengan kondisi yang demikian, batu lumpang punden berundak situs Pasir Lulumpang memiliki kekhasan dalam hal organisasi ruang yang ada. Adanya upaya untuk mencari jawaban dengan analogi etnografi tentu saja menjadi alternatif bagi peneliti sebagai sumber interpretan yang juga menjadi bantuan analisis dengan permasalahan sebagaimana yang telah diungkapkan di atas. Adanya penempatan batu lumpang di teras teratas setidaknya menunjukkan bahwa ada yang dibedakan dalam hal penempatannya jika dibandingkan dengan fenomena di punden berundak lainnya. Di sini demikian nyata adanya fenomena pertandaan. Dengan kenyataan tentang permasalahan penelitian di atas maka adanya batu lumpang di puncak punden berundak ini menimbulkan berbagai pertanyaan, yaitu:Komponen-komponen apa saja yang termasuk dalam fenomena pertandaan pada punden berundak?, Apakah yang menjadi ground dalam pertandaan? Termasuk qualisign, sinsign, atau legisign? Apakah yang termasuk dalam ikon, indeks, dan simbol dalam hubungan antara tanda dengan referent-nya?"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11745
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Nugroho
"Penelitian ini mengenai bangunan berundak Situs Gunung Gentong yang terletak di Gunung Subang, Desa Legokherang Kecamatan Cilebak, Kuningan, Jawa Barat. Situs Gunung Gentong merupakan bangunan berundak dengan 6 teras dengan temuan berupa gentong, menhir, batu temugelang, batu lumpang, monolit, dan batu tegak. Bentuk bangunan berundak Situs Gunung Gentong belum diketahui. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah bentuk bangunan berundak Situs Gunung Gentong, apakah berbentuk anak tangga atau kah berbentuk piramida, dan atau kah berbentuk pola baru yang belum ditemukan sebelumya. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah deskripsi bangunan dan temuan yang terdapat di bangunan berundak Situs Gunung Gentong, data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis bentuk, setelah itu dilakukan perbandingan antara Situs Gunung Gentong dengan konsep dan teori mengenai punden berundak megalitik yang telah diungkapkan oleh para ahli arkeologi. Hasil penelitian ini menjukkan bahwa bangunan berundak Situs Gunun Gentong merupakan bangunan megalitik yaitu punden berundak dan temuan yang terdapat di dalamnya adalah gentong, menhir, batu temugelang, batu lumpang, monolit, dan batu tegak. Situs Gunung Gentong memiliki bentuk anak tangga dan menjadi situs perantara di kawasan Gunung Subang. Dilihat dari bentuk bangunan dan temuan yang terdapat di punden berundak Situs Gunung Gentong ada kemungkinan bangunan ini digunakan untuk pemujaan.

This research on the building site of Mount Gentong terraces located on Mount Subang, Village District Legokherang Cilebak, Kuningan, West Java. Mount Gentong a building site with 6 terraces with the findings of the barrel, menhirs, stone enclosure, mortar stones, monoliths, and the upright stone. Shape of the building site of Mount Gentong is unknown. Problems in this study is how the shape of the building terraces of Mount Gentong Site, whether stair shaped or pyramid shaped, or whether new shape patterns that have not been found previously. The steps in this research is a description of buildings and the findings contained in the Site of Mount Gentong building terraces, the data are then analyzed using analysis of form, after it carried out the comparison between the site of Mount Gentong with concepts and theories about punden megalithic terraces that has been expressed by the archaeologist. The results of this study indicate that the building site of Mount Gentong terraces are the megalithic buildings which is punden terraces and the findings contained therein are the keg, menhirs, stone enclosure, mortar stones, monoliths, and the upright stones. The site Mount Gentong has the shape stairs and into the site an intermediary in the region of Mount Subang. Judging from the shape of the building and the findings contained in the Site of Mount Gentong punden terraces there is a possibility the building used for worship."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S88
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aryadita Utama
"Sebuah penelitian yang difokuskan untuk mengindenfikasi keperbakalaan Punden Rajarsi dan Curug Ciangsana sebagai bangunan peninggalan tradisi megalitik. Kepurbakalaan ini ada di Desa Sukaresmi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dimana pada kedua lokasi penelitian ditemukan sejumlah monumen batu yang berciri tradisi megalitik..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11411
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Sudirman
"Penelitian ini mengenai puden berundak Pasamuan yang terletak di desa Pasir Eurih Kecamatan Ciomas, Bogor. Situs Pasamuan merupakan bangunan dengan 9 teras dengan bentuk dan tinggalan yang memiliki ciri mirip dengan bangunan megalitik. Melihat ciri bangunan tersebut yang serupa dengan bangunan megalitik permasalahan yang hendak diteliti adalah bagaimanakah sebenarnya bentuk dan ciri lengkap Situs Pasamuan serta benda-benda peninggalan yang terdapat di dalamnya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi data awal bagi penelitian selanjutnya. Langkah-langkah dalam penelitian adalah deskripsi banguan dan temuan yang terdapat di punden berundak Pasamuan, data tersebut kemudian di bandingkan dengan bangunan megalitik yang memeiliki cirri yang sama. Situs yang dijadikan pembandingan adalah punden berundak yang terdapat di Jawa Barat, yaitu punden berundak Gunung Padang, Pangguyungan, Pasir Gantung, dan Pasir Kolecer. Punden berundak tersebut dipilih karena memilki persamaan bentuk dan memiliki pengaruh kepercayaan yang sama yaitu agama Sunda Kuna atau yang dikenal dengan sebutan kabuyutan_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11410
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yosua Adrian
"ABSTRAK
Hasil penelitian menafsikan bahwa penempatan benda-benda megalitik pada situs Tugu Gede Cengkuk mencerminkan religi tradisi megalitik, dan didasari oleh pertimbangan-pertimbangan teknis, anatara lain kedekatan dengan sumber air, dan sumber batuan, serta topografi situs.

Abstract
The results suggested that the placement of megalithic monuments on the site reflects megalithic religious tradition, and based on technical considerations, including proximity to water sources, and stone sources, and topography of side."
2010
S11608
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah P. F.Alim
"Penelitian ini memfokuskan pada bangunan Pasir Karamat beserta objek di dalamnya. Bangunan tersebut berada dalam wilayah administratif Desa Pasir Eurih, Kecamatan Taman Sari, Kota Bogor. Keadaan topografis daerah tersebut berupa lahan yang miring. Pada sisi sebelah timur Sindangbarang mengalir Sungai Ciomas, sedangkan pada sisi selatan berdiri Gunung Salak dengan kelima puncaknya. Bangunan berundak Pasir Karamat merupakan salah satu bagian dari situs kepurbakalaan yang terdapat di Kampung Sindangbarang. Bangunan berundak tersebut berada pada dataran tinggi pegunungan, yang secara astronomis terletak pada posisi 06_45_-06_25_ LS dan 105_38_ - 105_10_ BT, dan memiliki ketinggian 391 m dari permukaan laut. Dalam bangunan Pasir Karamat terdapat objek yang serupa dengan tinggalan dari tradisi megalitik. Salah satunya adalah dengan diketemukannya monolit yang profilnya mirip dengan dolmen pada teras VII, maupun dengan diketemukannya monolit yang profilnya mirip dengan menhir pada teras IX bangunan. Kajian terhadap bangunan Pasir Karamat menunjukkan bangunan tersebut mempunyai kesamaan dengan arsitektur bangunan tinggalan tradisi megalitik, yaitu bangunan punden berundak. Kajian ini juga menunjukkan adannya kemungkinan bangunan Pasir Karamat lampau digunakan sebagai bangunan suci, apabila melihat dari keberadaan sumber air di dekatnya, maupun apabila melihat dari keberadaan objek dalam bangunan yang mirip dengan dolmen, dan menhir."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11504
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Jimmy N.
"Ternyata peninggalan megalitik yang ada di bukit Kasur berada pada bagian puncak bukit, yaitu sebuah bangunan berundak lima teras yang pada teras teratasnya terdapat peninggalan-peninggalan lainberupa batu datr yang oleh masyarakat setempat disebut batu kasur, kursi batu, susunan batu pondasi segi empat, batu bergores, batu segi enam, batu kodok dan batu-batu monolit besar. Peninggalan-peninggalan yang terpusat pada teras teratas bangunan berundak ini, memperlihatkan bahwa aktivitas ritus cendrung dilakukan pada tempat tertinggi. Pendapat ini didasarkan kepercayaan masyarakat pendukung tradisi megalitik yang beranggapan bahwa tempat tertinggi merupakan tempat yang paling suci, yaitu tempat bersemayam roh-roh nenek moyang..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S11787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junus Satrio Atmodjo
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan monografi yang khusus membicarakan bangunan punden berundak di Gunung Penanggungan, suatu jenis bangunan kuna keagamaan Hindu yang bukan termasuk 'candi' dan biasanya hanya didirikan pada daerah sekitar gunung. Keaneka ragaman bentuk arsitektur dan penggarapan punden merupakan perhatian utama dalam skripsi ini, termasuk usaha mencari latar belakang dari alasan pendirian bangunan ini secara keagamaan maupun arsitektur.Metode yang dipakai adalah metode perban_dingan analitis. Melalui metode ini semua bangunan contoh penelitian diperbandingkan satu dan lainnya untuk mendapatkaa ciri umum dasar bentuk arsitektur yang berlaku bagi seluruh punden Situs Penanggungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua punden situs ini dibuat berdasarkan satu pola yang sama; yaitu selalu membagi badan bangunan menjadi tiga bagian terpisah. Yang oleh penulis disebut sebagai tanggul bawah, bangunan induk, dan tiga altar utama. Juga terbukti bahwa tidak ada dua atau lebih punden situs yang bentuknya mirip sama, se_tiap punden memiliki varisi bentuk dan pe_ngerjaan yang berbeda. Selain itu pemilihan arsitektur punden sendiri.yang berteras memperlihatkan adanya hubungan dekat antara praktek-praktek pemujaan arwah nenek moyang sebagai tradisi keagamaan Indonesia asli dengan unsur-unsur agama Hindu dalam-bentuk perpaduan .Secara keseluruhan disimpulkan bahwa ba_ngunan punden berundak Gunung Penanggungan adalah hasil perpaduan antara unsur budaya Indonesia asli dengan agama Hindu dalam u_jud baru yang mewakili keduanya.Yaitu bagunan berteras yang membawa corak Hindu."
1986
S11753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Perdana Nusawan
"ABSTRAK
Proses kerusakan dan pelapukan yang terjadi pada benda-benda peninggalan sejarah dan purbakala, membuat sifat keterbatasan yang dimiliki data arkeologi menjadi bertambah besar, baik secara kualitas maupun kuantitas. Keterbatasan ini tentu berakibat pada usaha arkeologi untuk memahami kebudayaan dan masyarakat masa lalu menjadi semakin terbatas pula sehingga menyebabkan para peneliti harus sekaligus mengupayakan pelestarian terhadap data yang ditelitinya. Oleh sebab itu perlu diupayakan untuk mengurangi ancaman terhadap data arkeologi agar keterbatasan tersebut tidak semakin besar. Hal ini juga untuk menjaga kesinambungan penelitian arkeologi selanjutnya. Kerusakan dan pelapukan tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, yang selanjutnya dikategorikan menjadi faktor dalam dan faktor luar. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi keberadaan suatu peninggalan purbakakala, khususnya yang berada di tempat terbuka, baik secara langsung maupun tidak langsung. Punden berundak Gunung Padang merupakan salah satu peninggalan purbakala yang terletak di tempat terbuka. Kondisi ini juga dipengaruhi lingkungan sekitarnya, tempat punden berundak itu berada. Studi ini dimaksudkan untuk memahami permasalahan yang timbul dalam usaha pelestarian peninggalan-peninggalan sejarah dan purbakala tersebut yang dalam studi ini adalah punden berundak Gunung Padang. oleh sebab itu studi ini bertujuan untuk:
(1) mengetahui jenis-jenis kerusakan dan pelapukan, besar, dan kecenderungannya,
(2) mengetahui beberapa faktor penyebab kerusakan dan pelapukan, terutama faktor lingkungan alam, dan
(3) menunjukkan kemungkinan hubungan antara beberapa jenis kerusakan dengan faktor penyebabnya.
Selanjutnya dalam studi ini dilakukan tahap-tahap penelitian yang terdiri dari (1) pengumpulan data, (2) pengolahan data, serta (3) penyajian dan penjelasan analisis data. Namun sebelumnya telah ditentukan sejumlah variabel datanya yang berdasarkan permasalah dan tujuan penelitian. Selanjutnya pemahaman data kerusakan dan pelapukan dilakukan dengan cara kuantifikasi data-data kualitatif, sehingga dapat meng_gambarkan besar kerusakan/pelapukan yang terjadi serta memungkinkan untuk menarik kesimpulan yang ada.Akhirnya, berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dapat ditarik tiga poin kesimpulan, sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, dan selanjutkan memberi beberapa saran guna kepentingan pelestarian peninggalan-peninggalan masa lalu, khususnya punden berundak Gunung Padang, yang menjadi data utama studi ini.

"
1996
S11605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Triwurjani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>