Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Santoso
"ABSTRAK
Prasasti merupakan artefak bertulisan dari masa lampau yang dipahatkan di atas logam, batu, tanduk den sebagainya. Di Indonesia prasasti banyak ditemukan yaitu sejak abad V. Prasasti, terutama yang dipahatkan di atas batu dapat dikaji dari dua aspek yaitu pertama dari aspek isi. Dari isi dapat diketahui berbagai hal seperti struktur pemerintahan, ekonomi, agama, dan lain sebagainya. Aspek kedua adalah wujud atau fisik prasasti. Dari wujud prasasti batu mempunyai bentuk yang beraneka ragam yaitu mulai dari bentuk yang sederhana sampai bentuk yang rapi. Pada umumnya penelitian terhadap prasasti menitikberatkan pada isinya. Selain isi, masih banyak unsur-unsur lain yang terda_pat dalam prasasti seperti bahasa yang dipergunakan, huruf, bentuk atau wujud prasasti, hiasan den bidang yang dipergunakan untuk memahatkan keterangan dan lain sebagainya, tetapi unsur-unsur tersebut belum tentu ada pada setiap prasasti.
Penelitian prasasti terutama yang dipahatkan di atas batu telah dilakukan misalnya penelitian bentuk-bentuk prasasti batu dari Jawa Tengah, den penelitian bentuk prasasti batu di MNJ. Penelitian tersebut di atas tidak melakukan korelasi antar unsur prasasti. Dan pada kesempatan ini dilakukan penelitian terha_dap prasasti batu dengan mengkorelasikan antara unsur satu dengan lainnya. Unsur-unsur tersebut adalah bentuk, isi, bahasa, huruf, hiasan den bidang penulisan, Permasalahan yang ingin diketahui pertama hubungan bentuk prasasti batu dengan angka tahun atau kronologi dan kedua hubungan bentuk prasasti batu dengan isi serta hubungan yang terjadi antar unsur-unsur yang terdapat pada prasasti batu. Penelitian ini berdasarkan anggapan bahwa artefak merupakan refleksi dari ide atau gagasan manusia dalam bentuk materi dan juga merupakan refleksi den tingkah laku yang berpola yang diterima atau disepakati oleh masyarakat.
Hasil penelitiannya diperoleh bentuk-bentuk seperti tiang, batu alam, lingga, blok, wadah dan area dengan berbagai variasi. Bentuk-bentuk prasasti ini tidak terlepas dari unsur-unsur yang terdapat dalam prasasti seperti bahasa, huruf, bidang penulisan, hiasan dan isi tetapi hubungan yang terjadi antar unsur tidak saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Selain bentuk isi, bahasa, huruf, hiasan dan bidang penuli_san juga mempunyai keanekaragaman. Hasil yang diperoleh ini bersifat sementara, karena masih cukup banyak prasasti batu yang berhasil ditemukan kembali tetapi tidak menjadi sampel penelitian ini. Oleh karena itu penelitian ini memperoleh basil hanya bersifat khusus atau sementara.

"
1995
S11811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya
"Arkeologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia masa lalu, tingkah laku manusia masa lalu, dimulai dari masa terdahulu hingga saat ini. Satu dari empat tujuan arkeologi adalh memeelihara dan mengawetkan benda peneninggalan masa lalu untuk generasi yang akan datang. Prassasti merupakan benda arkeologi sekaligus benda cagar budaya.Banyak prasasti berbahan batu dikumpulkan dan disimpan di Mueum Nasional Jakarta (MNJ) ...

Archaeology is study of human past, of human behavior, from the earlist times riht up the present. One of four goals of archaelogy is to preserve and to conserve the material remain for the future generation. Inscription is one of archaelogy remain also cultural heritage. Many inscriptions, made from stone, was collect and kept at Nasional Museum, Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S12083
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wartika
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan pada gelang batu koleksi Museum Nasional Jakarta yang berjumlah 62 buah. Penelitian tidak dimaksudkan untuk membahas fungsi, oleh karena itu definisi gelang dalam penelitian ini berbeda dengan definisi gelang secara umum.. Gelang yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu benda berbentuk lingkaran dengan lubang di bagian tengah yang mempunyai diameter dalam, diameter luar dan ketebalan yang bervariasi.
Bila diamati gelang batu koleksi Museum Nasional Jakarta (MNJ) memperlihatkan keragaman bahan, bentuk, ukuran dan teknik buat, hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimana bentuk (inti, lubang, penampang) gelang, ukuran, bahan dan teknik buat gelang batu koleksi MNJ. Untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan tahap-tahap penelitian sebagai berikut: 1) Pengumpulan data (observasi) dengan cara studi kepustakaan dan pengamatan langsung pada benda 2) Pengolahan data (deskripsi), dilakukan analisis dengan metode klasifikasi taksonomi, sehingga mernpermudah pembentukan tipe, sub tipe dan variasi 3) Penafsiran data (eksplanasi), dilakukan pentipologian berdasarkan atribut kuat yang diperoleh, selanjutnya dilihat akan adanya hubungan antara bentuk, bahan dan teknik buat.
Dari hasil penelitian ini diperoleh antara lain keragaman bahan, yaitu kalsedon, agat, jaspis, andesit dan kaca vulkanik. Keragaman bentuk penampang yang menjadi atribut kuat, yaitu bentuk penampang kubus, persegi panjang, segitiga, segilima tidak beraturan, bulat dan setengah bulat. Keragaman teknik buat antara lain adanya pemboran satu muka, dua muka, campuran dan pahatan.
Lebih jauh lagi diperoleh adanya hubungan antara bentuk, bahan dan teknik buat. Bentuk kubus dibuat dari batuan kalsedon dan andesit dengan teknik buat campuran, bentuk persegi panjang terbuat dari batuan kalsedon dengan teknik pemboran satu muka, bentuk segitiga terbuat dari batuan kalsedon dan kaca vulkanik dengan teknik pemboran satu muka, bentuk bulat terbuat dari batuan andesit dengan teknik pemboran campuran, bentuk setengah bulat terbuat dari batuan kalsedon, agat dan jaspis dengan teknik pemboran dua muka, bentuk segilima terbuat dari batuan jaspis dengan teknik pemboran dua muka.

"
1995
S11756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Dwi Prasdi
"ABSTRAK
Penelitian mengenai hiasan badan dilakukan berdasarkan pada arca batu masa Singasari dan Majapahit koleksi Museum Nasiona1 Jakarta (MNJ). Terdapat banyak variasi bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca batu dari dua masa yang berbe_da tersebut, sehingga hal itulah yang kemudian dijadikan satuan pokok pengamatan.
Dari hasil pengamatan terhadap variasi bentuk hiasan badan mulai dari kepala hingga ke kaki pada arca kedua masa tersebut diketahui bahwa masing-masing hiasan badan mempunyai beberapa variasi bentuk dan jumlah pemakaian. Hal ini dapat diketahui berkat metode klasifikasi taksonomi yang digunakan dalam penelitian ini dan bertujuan membentuk tipe, serta dibantu dengan memakai data kepustakaan berisi
tentang hiasan badan. Selain itu pula metode penghitungan frekuensi pemuncu_lan terbanyak (prosentase) juga digunakan untuk melihat kecenderungan bentuk dari hiasan badan yang diamati.
Melalui hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan dari bentuk hiasan badan yang dikenakan oleh arca sesuai dengan pembagian masanya, yaitu Singasari dan Majapahit. Pada masa Singasari terdapat ke_cenderungan bentuk hiasan badan yang sederhana dengan motif dasar untaian dan sulur daun. Sedangkan pada masa Majapahit bentuknya lebih variatif dengan ditambah adanya girlande untaian manik dan pada beberapa bentuk hiasan badan yang membentuk seperti motif hias sinar majapahit.
Lebih jauh lagi perbedaan tersebut terutama pada hiasan badan bagian mahkota, jamang, sumping, subang, upawita, ikat dada, kelat bahu, gelang tangan, ikat pinggang, kain dan cincin kaki. Sedangkan persamaan hanya terlihat pada bentuk: hiasan badan berupa kalung, cincin tangan, uncal, sampur dan gelang kaki. Hal ini juga dapat turut memperkuat adanya teori tentang pembagian gaya seni pada arca batu tersebut, yang secara garis besar terbagi menurut masa kerajaannya (masa kekuasaan pllitik), yaitu masa Singasari dan masa Majapahit.

"
1995
S12070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juny Setyantari
"Penelitian mengenai mata uang logam pada masa kolonial lakukan di Museum Nasional Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis mata uang berdasarkan nilai, berat dan masa untuk melihat perkembangannya dari tiap-tiap masa serta mengetahui kemungkinan adanya hubungan mata uang ini dengan keadaan perekonomian pada masa tersebut. Metode yang digunakan dalam analisis ini, yaitu metode analisis khusus (specific analysis), yang didasarkan pada ciri-ciri khusus dari seluruh atribut pada mata uang logam seperti bentuk, ukuran, hiasan, bahan serta keadaan fisiknya.
Setelah diklasifikasi berdasarkan atribut yang lama, kemudian dilakukan terlebih dahulu pemilahan atas dasar frekuensi (jumlah), hal ini bertujuan agar dapat diketahui jumlah sebenarnya dari mata uang yang akan diteliti dan mata uang yang tidak akan diteliti. Kemudian mata uang ini diklasifikasi dengan menitikberatkan pada pengamatan terhadap atribut-atribut untuk membentuk tipe. Selanjutnya tipe-tipe tersebut disusun secara berurutan berdasarkan masanya untuk mengetahui jenis-jenis mata uang tersebut, sehingga dapat melukiskan perkembangan mata uang tersebut.
Hasil yang dicapai dari penelitian tentang mata uang logam Bonk, yaitu bahwa mata uang tersebut terdiri dari 3 tipe berdasarkan nilainya dimana ketiga tipe tersebut dikelompokkan berdasarkan 4 masa yang berbeda. Kemudian dapat diketahui secara lebih jelas jenis-jenis mata uang Bonk dari tiap-tiap masa tersebut hingga diketahui perkembanganya. Selain itu dapat dilihat kemungkinan hubungan mata uang ini dengan keadaan perekonomian pada masa itu.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini, yaitu bahwa mata uang logam Bonk dapat membantu penelitian tentang kronologi walaupun tidak secara mutlak. Selain itu dengan melakukan penelitian kronologi berdasarkan urutan waktu, maka dapat diketahui perkembangan mata uang tersebut dan kemungkinan adanya hubungan mata uang Bonk dengan keadaan perekonomian pada masa itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mindardjito
Jakarta : Wedatama Widya Sastra, 2002
732.4 MIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Purnaeni
"ABSTRAK
Penelitian mengenai ragam hias kain dilakukan berdasarkan ragam hias kain pada arca-arca batu di Museum Nasional Jakarta ( MNJ ). Tidak seluruh dari arca batu koleksi museum ini yang mempunyai ragam hias pada kainnya, hanya beberapa kain arca batu yang berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mempunyai ragam hias. Hal inilah yang menjadi satuan pengamatan pokok.
Dari hasil pengamatan terhadap ragam hias yang terdapat, diketahui ada beberapa tipe dan variasinya. Meskipun demikian masih dapat terlihat persamaan pada bentuk dasarnya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada kaitan antara ragam hias pada kain arca dengan ragam hias batik, untuk mengetahui ragam hias apa saja yang digambarkan atau dipahatkan pada arca dan juga untuk mengetahui simbol atau lambang apa yang terkandung pada ragam hias dan kaitannya dengan status seseorang.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan klasifikasi taksonomi, yang bertujuan untuk membentuk tipe dan kemudian menggunakan data kepustakaan hal ini disesuaikan dengan apa yang terdapat pada kain batik.
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa ragam hias yang terdapat pada kain arca setelah disesuaikan dengan ragam hias pada kain batik ternyata mempunyai persamaan dalam penggambaran bentuk pola dasarnya.
Dari bentuknya, ragam hias ini mempunyai persamaan dengan ragam hias jenis kawung, ceplokan, swastika (banji), ragam hias pinggiran tumpal dan udan liris pada kain batik. Ragam-ragam hias ini mengandung suatu arti perlambang (simbol) yang penting, sehingga kain dengan ragam hias ini khusus dipahatkan pada arca yang merupakan perwujudan seseorang. Pemakaian kain dengan ragam hias tertentu ini disebut ragam hias larangan pada kain batik. Di mana hanya kaum ningrat saja yang boleh memakainya, karena perkembangan zaman tirnbul hal yang menyebabkan teriadinya pergeseran di mana arti perlambang tidak lagi dianggap penting sehingga siapa saja baleh memakai ragam hias tertentu tanpa ada peraturan yang melarangnya.

"
1990
S11915
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Proyek Pengembangan Museum Nasioal, 1985/1986
709.92 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Gelang adalah benda yang berbentuk lingkaran, berukuran dari yang kecil hingga besar, dibuat dari bermacam-macam bahan, biasanya dipakai oleh manusia di pergelangan tangan, lengan, dan pergelangan kaki, dan yang berfungsi sebagai perhiasan, penolak bala, atau seringkali menjadi bekal kubur setelah si pemakai mati. Bentuk lingkaran gelang tersebut bermacam-macam, seperti yang didapati pada koleksi Museum Nasional Jakarta, ada yang berupa lingkaran ganda ada Pula yang berupa lingkaran tunggal. Gelang yang bentuknya lingkaran tunggal juga mempunyai bentuk yang berbeda-beda, selain itu juga memiliki penampang lingkar dan motif hias yang beragam. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengetahui bentuk dasar dan bentuk penampang gelang perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta dan hubungan di antara keduanya, (2) mengetahui motif hias dan teknik hias yang diterapkan pada gelang-gelang perunggu tersebut dan hubungan di antara keduanya, (3) mengetahui hubungan antara bentuk dasar dengan motif hias dan teknik hias, dan (4) mengetahui persebaran tipe-tipe gelang perunggu tersebut di Jawa Tengah. Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan yang dikehendaki adalah: (a) pengumpulan data (gelang perunggu dan studi kepustakaan, (b) pengolahan data, dan (c) penafsiran data. Pada tingkat pengolahan data dilakukan kiasifikasi. Klasifikasi ini dilakukan secara bertahap, yaitu (1) analisis satu atribut (tahap I), (2) analisis dua atribut silang (tahap II), dan (3) analisis keseluruhan atribut (tahap III). Pada tingkat penafsiran data, hasil pengolahan data dihubungkan dengan jumlah frekuensi (kuantitatif), sehingga dapat diketahui bentuk-bentuk gelang perunggu yang umum ditemukan dan persebarannya di Jawa Tengah. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa gelang-gelang perunggu tersebut terdiri dari: (a) empat bentuk dasar, (b) sepuluh bentuk penampang, (c) sepuluh motif hias, dan (d) tujuh teknik hias. Kesimpulan-kesimpulan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) gelang dengan Tipe III (Bentuk Tumpang Ujung) dan Tipe II (Bentuk Pisah Ujung) lebih digemari dari pada gelang Tipe I (Bentuk Temu Ujung) dan Tipe IV (Bentuk Kumparan), yang mungkin disebabkan oleh faktor teknis bahwa gelang-gelang dengan Tipe III dan Tipe II itu memiliki daya fleksibilitas yang besar untuk dipakai dalam jangka waktu yang lama dengan cara membesarkan atau mengecilkannya sesuai dengan bertambahnya dan berkurangnya lengan pemakai, (2) gelang Tipe I biasanya berkaitan dengan Penampang Bulat, gelang Tipe II berkaitan dengan Penampang Persegi Empat, dan gelang Tipe III juga selalu berkaitan dengan bentuk penampang yang berkisar bulat, yaitu Penampang Bulat, Penampang Setengah Lingkaran dan Penampang Lonjong, (3) gelang perunggu yang umum ditemukan di Jawa Tengah adalah gelang dengan Tipe III ( di 21 daerah dari 24 daerah di Jawa Tengah), dan kebanyakan di satu daerah hanya membuat satu macam tipe, (4) dari motif-motif hias yang ada kebanyakan dibuat dengan teknik cetak dan teknik lilit. Motif-motif hias yang terdapat pada gelang perunggu tersebut ternyata makin ke timur makin beragam motif hias yang diterapkannya."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia M. N. D
"Artefak adalah salah satu data arkeologi yang sangat penting peranannya dalam usaha merekonstruksi Kebudayaan masa lalu manusia melalui suatu penelitian. Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut, harus dilakukan tiga tahapan penelitian arkeologi, yaitu observasi (pengumpulan data), deskripsi (pengolahan data) dan eksplanasi (penafsiran data). Untuk penelitian ini digunakan sampel berupa cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta yang berasal dari pulau Jawa. Selain menggunakan cermin perunggu sebagai data utama penelitian ini, digunakan juga Karangan-karangan yang membahas tentang cermin, baik cermin-cermin dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, seperti dari Cina dan Eropa. Setelah melakukan pendataan atas cermin-cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta, yang secara kwantitatif maupun kwalitatif telah memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai data penelitian, hasil dari pendataan ini kemudian diolah. Pada pengolahan data dilakukan pemilahan untuk menetapkan data-data yang akan diteliti. Data-data ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok cermin dan kelompok tangkai. Masing-masing kelompok kemudian dipilah lagi berdasarkan atribut bentuk dan hiasannya. Dari basil pemilahan ini didapatkan ciri-ciri cermin dan tangkai. Untuk dapat menafsirkan ciri-ciri cermin perunggu, digunakan metode klasifikasi. Secara umum klasifikasi diartikan sebagai pemilahan ke dalam golongan-golongan, sedangkan secara khusus klasifikasi merupakan suatu tindakan pemilahan artefak yang bertujuan membentuk kelas atau tipe, dimana penggolongan atas kelas dan tipe sepenuhnya merupakan rancangan si peneliti. Dalam penelitian ini, ciri-ciri dari hasil pemilahan yang dilakukan terhadap cermin perunggu dimaksudkan untuk membentuk tipe, karena tipe artefak sekurang-kurangnya harus menunjukkan perkaitan antara dua ciri. Pada cermin-cermin ini, ciri-ciri tersebut adalah atribut bentuk dan atribut hiasan. Setelah berhasil membentuk tipe-tipe serta variasinya, dapatlah diamati tipe dan variasi yang paling banyak muncul. Dengan melihat hubungan antara hiasan, ukuran serta berat cermin perunggu dengan bukti-bukti yang ada mengenai kegunaan cermin sebagai obyek yang berkaitan dengan kecantikan dan keagamaan, dapatlah kiranya disimpulkan bahwa cermin perunggu di pulau Jawa memang digunakan oleh wanita sebagai obyek kecantikan dan juga digunakan oleh para pendeta dan pertapa untuk upacara-upacara keagamaan maupun sebagai bekal kubur."
1989
S11784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>