Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17969 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Fari Rizfani
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian arkeologi mengenai artetak logam dari Situs Plawangan yang analisisnya dibantu pula melalui Ilmu Metalurgi. Tulisan ini berisi tentang hasil deskripsi lengkap, hasil analisis komposisi unsur, dan hasil analisis teknik buat dari beberapa sampel logam. Karya ilmiah ini merupakan penelitian tahap awal mengenai teknik pembuatan logam dari Situs Plawangan. Metode penelitian yang dilakukan terbagi rnenjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap prapenelitian. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data pustaka, yang berupa buku, laporan, artikel, gambar, peta, dan foto yang berhuhungan dengan topik yang diajukan. Berita data artefaktual. Tahap kedua adalah tahap penelitian. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap logam-logam yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Analisis tersehut mencakup pendeskripsian secara lengkap, analisis kandungan unsur-unsur, dan analisis teknik buat. Analisis dengan bantuan llmu Metalurgi, dilakukan dengan menggunakan alat laboratorium berupa alat X-ray Fluoresence (XRF) yang mendeteksi kandungan unsur-unsurnva dan alat Scanning Electrone Microscopy (SEM) yang mendeteksi teknik pembuatannya. Hasil penelitian ini memberikan informasi awal mengenai teknik pembuatan Benda-benda logam dari Situs Plawangan, yaitu dengan cara dicetak (casting) dan ditempa. Adanya data penelitian mengenai sisa-sisa tuangan logam menunjukkan bahwa di situs ini terdapat aktifitas bengkel logam. Hasil penelitian ini .luga menjelaskan adanya pencampuran unsur-unsur logam yang terlihat berdasarkan hasil analisis komposisi unsurnya. Hal ini menjelaskan bahwa Situs Plawangan telah mengenal pencampuran unsur-unsur logam. Jadi, Situs Plawangan telah memasuki zaman logam tua (paleometalik) yang berlangsung pada akhir zaman prasejarah atau mendekati zaman sejarah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ketut Wiradnyana
"ABSTRAK
Keterbatasan artefak di Situs Bukit Kerang Kawal Darat I, yang hanya menghasilkan kapak pendek, spatula dan fragmen gerabah dengan hasil analisa karbon yang relatif muda, menyulitkan upaya mengidentifikasi budayanya. Hal tersebut disebabkan adanya asumsi yang selalu mengaitkan Situs Bukit Kerang dengan sisa aktivitas pendukung budaya Hoabinh. Budaya dimaksud juga dicirikan dengan teknologi artefaktual berbahan kerakal yang dipangkas di seluruh sisi-sisinya yang dikenal dengan sebutan sumatralith. Keberadaan bukit kerang yang diasumsikan sebagai bagian dari budaya Hoabinh dengan artefak temuan yang berciri Bacsonian tersebut menjadikan permasalahan dalam mengidentifikasi situs dimaksud. Dengan alur pemikiran induktif atas keberadaan budaya materi yang ditemukan di situs-situs arkeologi yang teknologinya berciri Sonviian, Hoabinhian dan Bacsonian di Asia Tenggara, untuk dibandingkan dengan data budaya materi dari Situs Bukit Kerang Kawal Darat I. Maka dapat diinterpretasikan bahwa telah terjadi perubahan teknologi alat litik, yang awalnya bersumber dari teknologi yang disebut Sonviian hingga Basonian. Mengingat Hoanbinhian memilki data yang paling lengkap dari ketiga ciri teknologi tersebut, maka artefak yang ditemukan di Situs Bukit Kerang Kawal Darat I merupakan hasil dari Tekno Kompleks Hoanbinh."
Medan: Balai Arkeologi Sumatera Utara, 2017
930 BAS 20:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sudarti Prijono
"Pasir Angin site is located in the western part of Java Island kept many artifacts coming
from metal materials bronze. Bronze at the site was found in context as a means or equipment
worship ancestral spirits. The context also shows that Bronze at the time it was considered a
luxury item, and community allegedly Pasir Angin was first exposed to goods of metal materials
that are the result of high technology. On this site can not be found the remains of bronze
production, so it alleged that no local production of bronze artifacts, but to come from surplus
areas such objects and how spreading. Through metallographic analysis showed that bronze
objects Pasir Angin site making techniques have similarities with the Dong Son bronze objects. In
addition, there were traces of shipping and commercial activities that have ever taken place
between the Chinese in this case with Indonesia Dong Son bronze objects strengthens the case
originated from the region. Thus the site became Pasir Angin setrategis region that gave birth to
early civilizations utilization of high technology. The findings of bronze objects on this site
strengthens the case that Java has entered International network since the perundagian."
Balai Arkeologi Jawa Barat, 2016
930 ARKEO 36:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ernawan
"Fungsi produk dan fungsi situs bengkel beliung prasejarah berhubungan dengan perdagangan dan perbengkelan. Penelitian yang pernah dilakukan memperlihatkan fungsi produk situs bengkel beliung merupakan sarana perdagangan, dan fungsi situs bengkel sebagai tempat membuat beliung. Penelitian tersebut tidak memperhatikan hubungan produk dan kegiatan bengkel beliung dengan fasilitas sumber daya alam yang terdapat pada situs dan sekitarnya.
Penelitian ini bertujuan mengetahui fungsi produk dan fungsi situs yang berhubungan dengan sumber daya alam situs dan sekitarnya. Penelitian diharapkan memperlihatkan apakah produk bengkel beliung merupakan komoditas dagang atau sarana budi daya tanaman pads situs, apakah produk bengkel merupakan upaya pemukim menempatkan diri dan memanfaatkan sumber daya alam, dan bagaimana bentuk kegiatan pemukiman yang ditentukan daya dukung sumberdaya alam lingkungannya.
Upaya untuk mengetahui fungsi produk dan fungsi situs memakai sampel non probabilitas. Data artefak dan lingkungan fisik memakai hasil survai dan penggalian di situs Ngrijangan, Kendeng Lembu, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping. Data di (a) Ngrijang Sengon, Ngrijangan diharapkan mewakili bengkel beliung di sisi barat perbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian barat dan timur, (b) Gunung Gawping diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian timur berbatasan dataran rendah Lumajang, Cc) Kendeng Lembu diharapkan mewakili bengkel beliung di Pegunungan Solo berbatasan Pegunungan Selatan Jawa Timur. Penelitian didukung percobaan, etnografi akik di Gendaran.
Fungsi bengkel memakai perbandingan ciri fisik produk dan kegiatan bengkel dengan sumber daya alam. Perbandingan kesamaan ciri fisik produk memakai rumus Steinhaus yang diuji beda rumus D/ma. Hasil uji memperlihatkan kedudukan tiap artefak seluruh situs dalam proses pembuatan beliung; sehingga menampakan fungsi situs sebagai penghasil atau pengguna produk bengkel. Hubungan fungsi situs penghasil atau pengguna produk dengan sumber daya alam memperlihatkan fungsi situs sebagai pemukiman dan atau perbengkelan.
Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan kesimpulan dengan penelitian terdahulu. P nelitian ini memperlihatkan fungsi situs NgriJang Sengon, Ngrijangan, Gunung Gamping, Kendeng Lembu sebagai penghasil pra-beliung dan beliung yang tidak berlangsung setiap waktu bergantung persediaan air untuk menggosok batuan. Produk bengkel beliung tidak didagangkan di bengkel. Produk bengkel beliung dipakai budi daya tanaman selama memproduksi beliung; sehingga bentuk pemukiman pendukung kegiatan bengkel berhubungan dengan budi daya tanaman tebas bakar yang bervariasi sesuai daya dukung sumber alam di situs Ngrijangan, Ngrijang Sengon, Gunung Gamping dan Kendeng Lembu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Sumiati
"Teknologi pembuatan alat batu sudah dikenal sejak masa prasejarah, dari pembuatan yang sangat sederhana sampai dengan teknik pembuatan yang lebih maju. Kemampuan manusia prasejarah untuk memanfaatkan bahan batuan yang dijadikan alat membutuhkan seperangkat pengetahuan untuk mengelola bahan alam tersebut. Salah satu pengetahuan yang penting adalah mengetahui jenis batuan yang bisa digunakan sebagai alat. Salah satu bahan batuan yang bisa digunakan sebagai alat adalah bahan batuan obsidian. Batuan obsidian yang telah menjadi data arkeologi di temukan di Indonesia dengan lokasi dan jumlah yang terbatas. Maka dari itu artefak batu obsidian jarang ada yang membahasnya secara rinci Akan tetapi ada salah satu tempat penghasil artefak obsidian yang cukup kaya yaitu di daerah sekitar Dataran Tinggi Bandung. Daerah-daerah itu pernah di teliti oleh peneliti BeIanda yaitu Koenigswald (1931) dan Bandi (1951), akan tetapi sampai dengan sekarang belum ada penelitian di daerah tersebut baik untuk temuan artefak obsidian, maupun temuan arkeologis yang lainnya. Dengan alasan di atas penulis tertarik untuk mengkaji temuan di sekitar Dataran Tinggi Bandung, khususnya artefak obsidian, mengingat artefak obsidian yang telah dikumpulkan sampai sekarang telah bertambah. Di samping belum adanya tipologi dasar untuk pengelompokkan artefak obsidian itu sendiri. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tipologi dasar artefak obsidian di Situs Dago, dengan tujuan bisa dijadikan acuan dalam penelitian artefak obsidian di Dataran Tinggi Bandung dan di Indonesia pada umumnya. Ruang lingkup data dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk satu daerah penelitian. Hal ini dilakukan karena cakupan wilayah yang sangat luas dan temuan yang sangat banyak. Daerah yang dijadikan penelitian adalah Situs Dago. Situs ini cukup untuk mewakili penelitian karena temuan di Situs Dago lebih banyak dan lebih baik daripada daerah lainnya. Secara keseluruhan jumlah temuan artefak obsidian berjumlah 2285 buah. Kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan yang telah dilakukan oleh Koenigswald dan Bandi. Dari 2285 buah artefak obsidian yang di temukan ini di terbagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok bahan baku, alat, perkakas, dan limbah. Kelompok bahan baku yang di temukan berupa bongkahan yang berjumlah satu buah. Kelompok alat yang di temukan terbagi dalam beberapa tipe yaitu Serpih pakai, Serut, Lancipan, Gurdi, Mata panali, Pisau dan Limas. Pada Tipe Serut terbagi dalam sub tipe, yaitu Serut samping, Serut Cekung, Serut Ujung, Serut gerigi dan Serut berpunggung tinggi. Tipe Gurdi juga terbagi dalam sub tipe yaitu Gurdi bertipe dan Gurdi non tipe. Pada kelompok limbah_ terdiri dari batu pukul yang berjumlah 2 buah. Sedangkan pada kelompok limbah terbagi kedalam 3 tipe yaitu batu inti, serpih, dan serpihan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S11532
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"In Central of Aceh , there were an indications of the use of cave and rock shelter as a prehistoric settlement site. Indications of prehistoric settlement site was found among others in Loyang Mendali, Loyang Koro, Loyang Datu and also in Putri Pukes. To prove that indication, further research has been done with the excavation of the cava and rock shelter. Therefore, Balai Arkeologi Medan did the excavation in one of the cave , Loyang Mendali and obtained some data that provided an intial description on prehistoric settlement in Central Aceh."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Agi Ginanjar
"Tulisan tentang metalurgi kuno di Banten Lama boleh dikatakan baru dua kali dilakukan. Pertama, Mundardjito yang membahas tentang wadah pelebur logam. Kemudian, Ronny Siswandi yang menulis tentang sisa-sisa pertukangan Iogam. Dalam penelitiannya itu. baik Mundardjito maupun Ronny Siswandi mencoba memperkenalkan metode baru yaitu penerapan metode laboratorium. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Arkelologi. Hasilnya dapat diandalkan. Dalam kajian ini, peranan metode laboratorium lebih diutamakan dalam membahas metalurgi kuno di Banten Lama. Mulai dari pemeriksaan unsur-unsur artefak dan terak, kekerasan, mikrostruktur, dan akhirnya pengujian titik lebur logam. Dari penerapan metode laboratorium itu dapat dibedakan barang-barang yang diperkirakan berasal dari Banten Lama dan luar Banten Lama. Selain itu juga teknologi pembuatan barang-barang tersebut. Tidak berlebihan bila penggunaan metode laboratorium dapat membantu memecahkan masalah metalurgi kuno di Banten Lama. Tentunya diharapkan penggunaan metode laboratorium ini juga dapat membantu memecahkan masalah arkeologi lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"Bentuk awal dari perdagangan dilakukan secara tukar menukar barang yang diperlukan, dikenal dengan istilah barter. Tukar menukar akan berlangsung jika seseorang dapat menawarkan suatu barang yang diinginkan oleh kedua dan orang kedua memiliki barang yang dibutuhkan oleh orang pertama (penawar) (Sadono Sukirno 1981:224)Kesulitan dari perdagangan secara barter adalah pertukaran hanya mungkin terjadi apabila,keduanya me_miliki barang-barang yang diinginkan oleh masing-_masing pihak. Selain itu kesulitan untuk memberikan nilai pada suatu benda.Untuk mengatasi kesulitan yang timbul, digunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar (media pertukaran), yang kemu-dian dikenal sebagai uang.Tujuannya: adalah untuk memudahkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan.Dalam sistem ekonomi uang mempunyai empat peranari yaitu sebagai alat tukar (media pertukaran), sebagai satuan nilai, sebagai alat untuk..."
Depok: Universitas Indonesia, 1986
S11535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Anis
Jakarta: UI-Press, 2013
PGB 0317
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>