Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164883 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roseri Rosdy Putri
"ABSTRAK
Mesjid merupakan bangunan suci tempat melaksanakan ibadah bagi umat Islam dan segala macam kegiatan yang berhubungan dengan agama Islam. Tidak seperti dalam agama Hindu yang membutuhkan kitab Cilpasastra untuk membangun bangunan sucinya, agama Islam tidak mempunyai suatu kitab khusus berisi peraturan-peraturan pembangun_an sebuah mesjid. Sebuah mesjid selain dibangun sebagai tempat yang bersih dan suci, bangunan mesjid haruslah menghadap ke kiblat, ke arah di mana semua umat Islam menghadap pada waktu sedang melaksanakan shalat.
Menurut Abdul Rochym dan Aboebakar, pembangunan sebuah mesjid di suatu daerah, selain mengikuti peratur_an pembuatan bangunan mesjid secara umum, bangunan mesjid tersebut pasti mendapat pengaruh dari arsitektur bangunan tradisional daerah yang bersangkutan. Peneli_tian terhadap arsitektur Mesjid Raya Bingkudu yang terletak di desa V_Suku Candung Bawah, Kecamatan IV Angkat Candung, Kabupaten Agam, Bukit Tinggi, belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan terhadap Mesjid Raya Bingkudu dan bertitik tolok dari pendapat yang diajukan oleh Abdul Rochym dan Aboebakar di atas.
Untuk mengkaji pendapat tersebut, dilakukan anali_sis perbandingan antara Mesjid Raya Bingkudu dengan bangunan tradisional rumah gadang. Analisis dilakukan dengan melihat variabei-variabei yang dimiliki oleh bangunan-bangunan yang akan diperbandingkan tersebut. Variabel-variabel yang diperbandingkan meliputi. (1) Lantai, (2) Tiang, (3) Anjungan, (4) Atap, (5) Tangga dan Batu Tapakan, (6) Ukiran Kayu. Untuk melihat keku_naan pada Mesjid Raya Bingkudu dilakukan analisis per_bandingan dengan bangunan mesjid kuna di Indonesia secara umum. Variabel yang diperbandingkan meliputi (1) Fondasi Bangunan, (2) Denah bangunan, (3) Atap Bangunan, (4) Kolam, (5) Menara.
Hasil analisis di atas memperlihatkan bahwa ternya_ta Mesjid Raya Bingkudu memiliki beberapa variabel yang sama seperti yang dimiliki oleh bangunan mesjid kuna di Indonesia umumnya. Selain itu bagian-bagian dari bangun_an Mesjid Raya Bingkudu memiliki bentuk dan fungsi yang sama pula dengan bangunan rumah gadang. Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa Mesjid Raya Bingkudu merupakan salah satu mesjid kuna di Indonesia yang dalam pembangu_nannya mendapat pengaruh dari arsitektur daerah, dalam hal ini rumah gadang. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Abdul Rochym dan Aboebakar."
1990
S11884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Fawanda
"Setiap kota di Indonesia memiliki rumah tradisional masing-masing dengan atap sebagai objek utama untuk memperlihatkan identitas daerah. Rancangan bangunan modern dengan penempelan atap gonjong menjadi cara yang umum digunakan di Kota Padang untuk memperlihatkan identitas tersebut. Skripsi ini merupakan studi untuk memahami lebih jauh tentang perancangan bersifat kedaerahan dalam arsitektur yaitu regionalisme. Untuk mengetahui apa urgensi penerapan teori regionalisme pada bangunan modern di daerah dan apa kaitan antara arsitektur modern pada bangunan studi kasus dengan teori regionalisme. Metode yang digunakan adalah menguji teori critical regionalism terhadap studi kasus Masjid Raya Sumatera Barat di Kota Padang pada konteks perancangan untuk menemukan penerapan regionalisme dalam arsitektur modern serta paradox.

Every city in Indonesia has its own traditional house with the roof as the main object to show the identity of the region. Modern buildings rsquo s design with gonjong roof became the common way used in Padang City to show that identity. This thesis is a kind of study to understand more about the regionalism in architectural design. To find out what the urgency of applying the theory of regionalism in modern regional buildings and what is the link between modern architecture in building of case study with the theory of regionalism. The method is to examine the theory toward Masjid Raya Sumatera Barat as selected case study in the context of design to find the correct application of regionalism also the architectural paradox."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alhayatul Rifqih
"ABSTRAK
Usaha untuk mencapai sustainabilitas hunian telah dilakukan manusia bahkan sebelum berkembangnya teknologi yang menunjang usaha tersebut. Teknologi sederhana yang digunakan mampu menciptakan hunian yang memenuhi aspek keberlanjutan. Rumah Gadang dapat dikatakan sebagai wujud usaha masyarakat Minangkabau untuk mencapai hunian yang berkelanjutan. Dapat terlihat dari proses pengembangan yang terjadi pada rancangan Rumah Gadang dari dulu sampai sekarang. Pengembangan pada rancangan Rumah Gadang dapat terus berkembang seiring dengan berubahnya kondisi alam, sumber daya, dan karakteristik berhuni masyarakat Minangkabau.Kata Kunci: Sustainabilitas Arsitektur, Rumah Gadang, Pengembangan Ruang.

ABSTRACT
Efforts to achieve a sustainability dwelling design has been performed even before the development of technologies that support these efforts. Simple technology that used to create a residential meets the sustainability aspect. Rumah Gadang can be considered as a form of Minangkabau society efforts to achieve sustainable housing. It can be seen from the development process that occurred in the design of the Rumah Gadang from the beginning until now. The development of the design of the Rumah Gadang can continue to evolve by changes in natural conditions, resources, and the dwelling characteristics of the Minangkabau society.Keywords Sustainability Architecture, Rumah Gadang, Development of Space. "
2017
S66853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
728.598 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Syafwandi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan , 1993
722.4 SYA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Kebudayaan , 1991
722.4 ARS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI, 1985
728.598 IND a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Witjaksono
"Salah satu tinggalan arsitektur Islam adalah Mesjid. Dalam sebuah masyarakat Islam bangunan mesjid tidak hanya memiliki peran dan fungsi sebatas tempat berkupulnya jamaah untuk melaksanakan shalat farhdu bersama-sama, namun lebih jauh mesjid memiliki fungsi sosial, ekonomi, politik, ilmu, seni dan filsafat. Berdasrkan kenyataan tersebut secara tidak langsung mengungkapkan bahwa apabila seorang ingin menyelidiki kehidupan keagamaan di salah satu pulau (Jawa), maka haruslah dimulai dengan mempelajari mesjid sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Pijper (1985).
Dalam sejarah perkembangan Islam Khususnya di Pualau Jawa, wilayah Pesisir Utara Jawa Barat memiliki arti dan peran yang sangat strategis. Pesisir Utara Jawa Barat merupakan distrik pertama dimana Islam dikenal. Keletakan wilayah Pesisir Utara Yang strategis serta merupakan jalur perlintasan pelayaran dan perdagangan merupakan faktor pendukung yang mempercepat proses datangnya Islam ke Wilayah ini. Sehinga tidak mengherankan bila bangunan mesjid kuno dari masa-masa awal (abad 16-17Masehi) ditemukan di daerah pesisir ini.
Permasalahan dari penelitian ini adalah untuk mengamati bagaimana bentuk-bentuk mesjid di Jwa Barat, apakah mesjid-mesjid di pessisir Jawa Barat memiliki berbagai variasi yang pada akhir mampumembedakan dengan mesjid-mesjid di Jawa Barat pada umumnya. Sedangkan tujuan dari penelitian ini yaitu selain untuk melihat variasi gaya dan bentuk dari mesjid di pesisir Jwa Barat, juga untuk mengetahui apakah mesjid-mesjid di pesisir Jawa Barat memiliki persamaan dengan mesjid-mesjid di Jawa pada umumnya.Berdasarkan hasil penelitian tergambar bahwa secara umum bentuk-bentuk mesjid di Pesisir Jawa Barat tidak memiliki perbedaan yang khusus dengan mesjis-mesjid di Jawa pada umumnya..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S11571
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ahdiat
"Mesjid Caringin merupakan salah satu konponen situs desa Caringin, yang didirikan sekitar sepuluh tahun setelah terjadinya letusan Gunung Krakatau (1883 M), atau sekitar tahun 1893. Penelitian arsitektur Mesid Caringin bertujuan untuk memaparkan ciri kekunoannya, mengetahui segi pemakaian bahan dan konstruksinya, mengetahui pembagian tata ruangnya serta mengidentifikasikan bentuk arsitekturnya secara keseluruhan. Metode penelitian yang dilakukan adalah,kajian bahan pustaka serta pengamatan langsung di lapangan. Setelah dilakukan perbandingan arsitekturnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang menarik. Dari penelitian ini diketarui bahwa bentuk arsitektur Mesjid Caringin masih melanjutkan atau mendapat pengaruh tradisi seni arsitektur masa pra Islam. Secara umum, Mesjid Caringin memiliki ciri-ciri kekunoan seperti halnya ciri-ciri mesjid tradisionil di Jawa. Tapi pada beberapa komponen bangunannya menunjukkan adanya pengaruh arsitektur asing, khususnya pengaruh arsitektur Belanda. Dari segi pemakaian bahan, secara keseluruhan bangunan Mesjid Caringin menggunakan bahan baku yang tersedia di sekitar desa Caringin. Demikianlah beberapa kesimpulan dari penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusli Amran
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1981
959.813 RUS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>