Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68570 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vici Luciana
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai arsitektur dan ragam hias pada bangunan-bangunan di dalam Komp1eks Mesjid Sumenep serta pengaruh asing dan lokal yang terlihat pada bangunan-bangunan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh budaya asing dan lokal serta until mengidentifikasikan unsur-unsur budaya asing (Eropa, Cina dan Madura) pada bangunan-bangunan di kompleks Mesjid Jamik Sumenep.
metode yang diqunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap yaitu tahap pengumpulan data berupa data k epustakaan dan lapangan serta wawancara. Tahap selanjutnya adalah tahap pengolahan data, dalam tahap ini dilakukan pemerian yang lebih mendetil terhadap unsur_unsur bangunan dan diklasifikasikan menjadi dua yaitu arsitektural dan ornamental. Tahap terakhir adalah tahap penafsiran data dalam tahap ini dilakukan tahap ana1isis untuk mengetahui pengaruh budaya yang tampak pada bancr.tnan. Dalarn tahap ini dilakukan perbandingan antara komponen bangunan dan hiasan yang diteliti dengan komponen dan hiasan bangunan yang terkena pengaruh Eropa, Cina dan Madura.
Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh Eropa, Cina, Timur Tengah dan Madura pada unsur arsitektural dan ornamental bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep. Pengaruh arsitektur Eropa lebih dominan dibandingkan dengan pengaruh Cina danMadura. hal ini ,nenunjukkan bahwa kekuasaan belanda di Sumenep pada waktu itu cukup kuat. Selain hArus arsitektur Mesjid: jamik Sumenep juga menunjukkan ciri-ciri. umum Arsitektur mesjid di Indonesia.
Dengan demikian arsitektur bangunan-bangunan di dalam kompleks Mesjid Jamik Sumenep memperlihatkan adanya percampuran kebudayaan asing (Eropa, Cina dan Timur Tengah) dan lokal (Madura).

"
1995
S12033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
LAPEN 02 Nas t
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan catatan tentang sejumlah naskah lontar yang diterima Pigeaud dari Bupati Sumenep, pada Agustus 1926. Naskah berisi keterangan tentang naskah-naskah lontar yang berjudul Serat Yusuf. Bandingkan dengan FSUI/LL.75."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.76-L 10.08b
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Yayan Ahdiat
"Mesjid Caringin merupakan salah satu konponen situs desa Caringin, yang didirikan sekitar sepuluh tahun setelah terjadinya letusan Gunung Krakatau (1883 M), atau sekitar tahun 1893. Penelitian arsitektur Mesid Caringin bertujuan untuk memaparkan ciri kekunoannya, mengetahui segi pemakaian bahan dan konstruksinya, mengetahui pembagian tata ruangnya serta mengidentifikasikan bentuk arsitekturnya secara keseluruhan. Metode penelitian yang dilakukan adalah,kajian bahan pustaka serta pengamatan langsung di lapangan. Setelah dilakukan perbandingan arsitekturnya, diperoleh beberapa kesimpulan yang menarik. Dari penelitian ini diketarui bahwa bentuk arsitektur Mesjid Caringin masih melanjutkan atau mendapat pengaruh tradisi seni arsitektur masa pra Islam. Secara umum, Mesjid Caringin memiliki ciri-ciri kekunoan seperti halnya ciri-ciri mesjid tradisionil di Jawa. Tapi pada beberapa komponen bangunannya menunjukkan adanya pengaruh arsitektur asing, khususnya pengaruh arsitektur Belanda. Dari segi pemakaian bahan, secara keseluruhan bangunan Mesjid Caringin menggunakan bahan baku yang tersedia di sekitar desa Caringin. Demikianlah beberapa kesimpulan dari penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Wahyudin
"ABSTRAK
Mesjid A1-khusaeni Carita merupakan salah satu mesjid tua di daerah Labuan Kabupaten Pandeglang-Banten yang belum pernah diteliti secara khusus. Mesjid ini terletak di pesisir pantai Selat Sunda yang pada tahun 1884 berdasarkan literature sejarah terkena bencana alam letusan Gunung Krakatau sehingga daerah Carita dimana mesjid ini sekarang berdiri lenyap tertelan badai Sunami. Tahun 1993 mesjid ini diteliti oleh Isman Pratama Nasution untuk pembuatan makalah ilmiah.
Penelitian terhadap Mesjid Al-Khusaeni Carita bertujuan untuk melihat pengaruh lokal dan asing melalui pemerian arsitekturnya serta kronologi pembangunan mesjid ini.
Dalam penelitian ini digunakan metode secara bertahap. Pada tahap awal/observasi dilakukan studi kepustakaan yang bertujuan untuk mengumpulkan sumber kepustakaan yang diperlukan. Selain itu juga digunakan studi lapangan dengan cara pengamatan langsung dan perekaman terinci pada unsur-unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Selanjutnya pada tahap pengolahan data dilakukan analisis terhadap data yang telah terhimpun yakni dengan melakukan pemerian yang terinci pada unsur_unsur bangunan Mesjid Al-Khusaeni Carita. Pada tahap akhir penelitian yakni dilakukan dengan membuat penge_lompokan terhadap komponen-komponen bangunan dan ragam hias. Dari hasil pengelompokan itu kemudian dilakukan pemilahan antara bangunan dan komponen bangunan dan ragam hias yang mendapat pengaruh lokal dan asing mela_lui metode banding dengan bangunan kolonial serta tradi_sional dan acuan literature mengenai bangunan tradision_al serta kolonial mengenai komponen dan ragam hias pada bangunan.Metode wawancara dilakukan untuk melengkapi keterangan dan data yang telah diperoleh.
Dari metode diatas diketahui pengaruh asing dan lokal pada mesjid ini dan perkiraan kronologi mesjid ini adalah dibangun pada abad XIX (antara tahun 1884-1920 Masehi).

"
1995
S11955
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Isman Pratama
"Mesjid Raya Ambon merupakan mesjid tua dan keramat yang terletak di kota Ambon. Mesjid ini memiliki bentuk dan gaya bangunan yang khas dan unik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang kekunoan mesjid ini melalui pemaparan deskripsi bangunannya. Di samping itu, untuk melihat bagaimana proses islamisasi di daerah tersebut.
Hasil penelitian mempelihatkan bahwa mesjid ini memiliki nilai-nilai kekunoannya yang tampak pada beberapa unsur bangunan seperti pada bagian pondasi mesjidnya yang masif, bagian atap mesjid yang hentuknya kubah, gaya menara mesjidnya, bentuk-bentuk tiang yang ada di ruang utama mesjid dan serambi, dan motif hiasnya.
Perihal masuk dan berkembangnya Islam di Maluku, khususnya di Ambon (Hitu) dapat diketahui dari sumber-sumber lokal dan sumber asing. Menurut sumber-sumber tersebut, agama Islam datang ke Maluku sekitar abad ke 13 hingga abad 15 Masehi. Penyebar Islam pertama adalah seorang ulama bernama Syekh Jafar Sadek yang datang dari tanah Arab (Mekah). Syekh ini menetap dan kawin di Ternate dan menurunkan raja-raja Maluku. Para penyebar Islam lainnya adalah Maulana Husayn, Tuhubahahul, Patih Putih dan Patih Tuban. Adapun cara penyebaran agamanya melalui dakwah Islamiah yang penuh kedamaian, dengan metode yang tepat. Di samping itu, juga melalui jalur perkawinan dan perdagangan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP.Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Meilis Sawitri
"Meilis Sawitri. Mesjid An Nawir Pakojan Jakarta: Suatu Tinjauan Arsitektur dan Ragam Hias. (Di bawah bimbingan Tawalinuddin Harris, S.S, M.A). Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1993. Penelitian mengenai mesjid An Nawir Pekojan Jakarta bertujuan untuk mengetahui bentuk arsitektur dan ragam hias dan pengaruh yang ada serta latar belakang sejarahnya. Pene1itian dilakukan dengan tahap-tahap observasi, deskripsi dan eksplanasi. Keberadaan mesjid dalam suatu tempat menunjukkan adanya suatu perkampungan muslim. Karena mesjid selain sebagai pusat peribadat kaum muslim juga digunakan untuk hubungan antara umat Islam. Mesjid sebagai hasil karya arsitektur masa lalu merupakan obyek yang menarik untuk diteliti. Arsitektur suatu mesjid biasanya merupakan cerminan dari budaya masyarakat pada masa itu. Menurut Pijper mesjid tua di Indonesia mempunyai ciri-ciri berdenah persegi, fondasi masif, atap tum-pang, di sisi barat ada bagian yang menonjol untuk mihrab, mempunyai serambi dan kolam. Dari ciri-ciri tersebut An Nawir yang dibangun oleh Sayid Abdullah bin Husain Alaydrus termasuk mesjid tua dan menurut UUD No. 5 1992 usia mesjid ini termasuk bangunan purbakala karena dibangun tahun 1760 M. Melihat usia dan latar belakang sejarah menyebabkan mesjid ini mempunyai arsitektur yang unik yang merupa_kan perpaduan berbagai kebudayaan yang masuk saat itu. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa awalnya daerah Pekojan merupakan perkampungan para pedagang muslim yang datang dari luar Indonesia. Kamudian pada abad 18 kebanyakan yang tinggal di Pekojan adalah warga keturunan Arab Hadramaut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mesjid sabagai bangunan suci umat Islam mempunyai fungsi utama sebagai rumah peribadatan. Berbeda dengan mesjid tua lain seperti mesjid Agung Banten, Agung Demak dan Al Mansyur yang mempunyai ruang khusus untuk wanita. Di mesjid An Nawir ini tidak ada ruang untuk wanita, hal tersebut disebab_kan latar belakang kebudayaan masyarakatnya yang seba_gian besar berasal dari Arab yang sangat tegas memi_sahkan antara wanita dengan pria. Dari penelitian diperoleh kesimpulan bahwa bahwa pengaruh arsitektur Eropa terlihat pada atap mesjid dan tiang-tiang di ruang utama dan komponen lain pada bangunan mesjid. Pengaruh Arab jelas terlihat dengan adanya ribath dan ghurfah yang jarang dijumpai pada mesjid tradisional bentuk menara yang bercirikan Hadra_maut dan bagian bangunan lainnya dari arsitektur dan ragam hias. Unsur tradisional antara lain didapati pada fondasi, denah mesjid, mimbar dan ragam hias. Dari penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa mesjid ini te1ah mengalami perluasan. Hal ini didasari dari bentuk denah, konstruksi atap dan tiang-tiang dalam ruang utama. Bertolak dari hasil penelitian ini diharapkan akan dilakukan suatu penelitian lebih lanjut terhadap mesjid-mesjid di Jakarta dan latar belakang sejarah mesjid yang banyak diwarnai berbagai kebudayaan masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Istiwa adalah salah satu alat untuk mengetahui waktu masuk shalat yang menggunakan petunjuk matahari yang ditemukan pada mesjid-mesjid kuno di Jawa Dalam bahasa Jawa penunjuk matahari ini disebut befzeer, sedangkan istilah istiwa dikenal dalam bahasa Sunda yang berasal dari bahasa Arab (lihat bahasa khat al-istiwa, equator) yang artinya sama dengan khatulistiwa atau paralet. Bahasa Arab yang sebenarnya untuk penunjuk matahari adalah mizala. DipiIihnya istiwa sebagai obyek penelitian, berdasarkan pada keunikannya dibandingkan komponen bangunan rnasjid lainnya Pada obyek ini secara langsung berhubungan dengan gejala alam yaitu sinar matahari untuk mengetahui berfungsinya obyek tersebut. Pembahasan komponen istiwa diharapkan dapat menerangkan beberapa hal, diantaranya penggunaan istiwa sebagai alat penunjuk waktu shalat di rnasa lalu terutama (dari terbit hingga terbenam matahari) dan bentuk - bentuk Istiwa yang ada serta bagaimana penerapan rnedia tersebut pada mesjid-mesjid kuno di Pulau Jawa. Tampaknya cara-cara mengetahui waktu masuk shalat melalui istiwa mulai ditinggalkan dengan digunakannya teknologi yang lebih modern dan rnekanik, yaitu teknologi jam. Akibatnya, istiwa yang berfungsi sebagai alat penunjuk waktu shalat di masa lalu pada mesjid-mesjid kuno, menjadi kurang berfungsi dan kurang terurus penanganannya. Istiwa pada umumnya digunakan pada mesjid ataupun tempat peribadatan untuk shalat lainnya (mushola, saran, langgar dan lain-lain). Ruang lingkup penelitian terhadap istiwa pada mesjid-mesjid di Jawa dibatasi pada periode masa abad XVI hingga abad XIX. Untuk istiwa mesjid-rnesjid kuno di Jawa yang dianggap tertua menunjukkan periode abad XVI. Konsep dasar pembuatan istiwa memang erat tautannya dengan hukum islam, tetapi wujud fisiknya sendiri sesungguhnya bersifat sekuler. la lepas dari ketentuan hukum dan dengan demikian memberi kesempatan kepada si-pembuat untuk mengembangkan daya kreasinya Dari ragam bentuk istiwa dapat disimpulkan persamaan umum yang menandakan dan nnembedakan karakteristik istiwa dibandungkan komponen lainnya yaitu pada kawat penunjuk waktu dalam penampangnya (gnomon)."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12030
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanto Januardi
"Penelitian mengenai kajian pertimbangan pembuatan kolam bersuci ini dilakukan meliputi seluruh wilayah di Jawa yang masih menyisakan beberapa mesjid yang berkolam kuno. Tujuannya adalah untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan apa saja yang diperkirakan dijadikan acuan dalam pembuatan kolam bersuci. Penulis mengajukan empat hipotesa yang diperkirakan menjadi pertimbangan yang penting, tanpa menutup kemungkinan adanya pertimbangan lainnya. Pertimbangan itu adalah: Pertimbangan hukum fikih, teknologi bangunan air, tradisi, dan fungsi.
Pengumpulan data dilakukan melalui sumber-sumber tertulis, laporan pemugaran dinas-dinas arkeologi, dan meneliti data langsung ke lapangan. Cara kerja penentuan data, deskripsi, klasifikasi dan penafsiran dijelaskan.
Hasilnya menunjukkan bahwa kolam bersuci pads mesjid kuno di Jawa memang mempertimbangkan empat faktor tersebut, baik dalam hal bentuk maupun keletakannya. Jumlah data yang kurang memadai dalam membuat klasifikasi yang berperan dalam membantu penafsiran, sering menjadi kendala tersendiri dalam mencocokan dengan pertimbangan yang memerlukan jumlah Iebih dari satu. Penting diketahui bahwa model penelitian ini dapat diterapkan pada komponen mesjid lainnya, sehingga tentunya akan dapat membantu menggambarkan perkembangan proses budaya pada masa Islam."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S11796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Fanani
Yogyakarta: Benteng Pustaka, 2009
726.2 FAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>