Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29899 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Roby Irsyad
"
ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan adalah mengkaji ikonometri terhadap 14 arca Ganesa perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta. Semua arca berasal dari pulau Jawa.
Metode dalam penelitian ini adalah metode yang umum digunakan di dalam penelitian arca. Metode tersebut meliputi deskripsi yaitu melakukan pendataan terhadap arca yang diteliti. Deskripsi yang dilakukan dititikberatkan kepada deskripsi ikonometri. Kemudian dari hasil deskripsi ikonometri tadi dilakukan perbandingan dengan ikonometri arca-arca Ganesa di India berdasarkan kitab_-kitab agama yang memuat aturan ikonometri arca Hindu India khususnya arca Ganesa. Dari hasil perbandingan ini diketahui apakah aturan ikonometri India digunakan dalam membuat arca Ganesa perunggu Jawa.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa para silpin Jawa Kuna yang membuat arca ini tampaknya mengenal aturan ikonometri India. Hal ini tampak dari diterapkannya aturan proporsi India pada pembuatan arca-_arca ini terutama sekali aturan proporsi utama yang meliputi tinggi dada, tinggi perut sampai dengan tinggi alas kaki, dan rentang kaki di antara dua lutut. Aturan ukuran proporsi yang masuk golongan minor hanya beberapa yang diterapkan oleh para silpin Jawa Kuna.
"
1998
S11901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Achmad Sagittaryan
"Ikonografi. Membahas keakuratan ikonografi 4 arca perunggu Siva Mahadewva Koleksi Museum Nasional Jakarta terhadap kitab pedoman pembuatan arca yang berasal dari India. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pada dasarnya 4 arca Siva Mahadeva yang berukuran besar telah memenuhi ketentuan-ketentuan mayor yang ada pada kitab pedoamn pembuatan arca yang berasal dari India namun masih terdapat penyimpangan pada ukuran minornya dan juga memperkuat keberadaan sekte Saiva pada masa awal masuknya pengaruh India di Jawa Tengah"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11540
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lani Kumarika Dharma
"ABSTRAK
Avalokitesvara merupakan Bodhisattva yang dianggap penting dalam agama Budha Mahayana. Bukti adanya pemujaan Avalokitesvara di Jawa Tengah selain diketahui dari pene_muan sejumlah arca Avalokitosvara, diketahui pula dari prasasti. Dalam penelitian ini yang dipergunakan sebagai data primer ialah 14 buah arca Avalokitosvara koleksi Museum Nasional Jakarta asal Jawa Tengah, bahan perunggu. Tujuan yang hendak dicapai ialah untuk mengetahui se_jauh mana ketentuan pengarcaan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala diikuti di Jawa Tengah. Ciri yang sama antara Avalokitosvara Jawa Tengah dengan ketentuan dalam Sadhanamala adalah hiasan pada mahkota yang berupa bentuk Amitabha. Identifikasi tidak berhasil dicapai. Tidak satu pun arca yang mengikuti semua ketentuan salah satu perwujudan Avalokitosvara seperti yang disebutkan Sadhanamala. Arca Avalokitosvara dipergunakan sebagai obyek meditasi. Mantra yang digoreskan pada umpak arca memperkuat dugaan tersebut. Kepustakaan yang dipergunakan berjumlah 63 buah, yang tertua tahun 1896, yang termuda tahun 1984_

"
1985
S11768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aderina Febriana
"Penelitian yang dilakukan adalah melakukan identifikasi terhadap beberapa arca koleksi Musium Nasional yang tidak dapat dikenal. Data yang digunakan 34 arca yang terbuat dari batu dan berasal dari Jawa Tengah maupun Jawa Timur. Dari hasil penelitian 17 arca tidak dapat dikenali dan dimasukkan di dalam kelompok 3,8 arca tidak dapat dikenali secara pasti namun dapat dikenali atribut yang di bawa, dan 9 arca merupakan arca yang dapat dikenali."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S11438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ariefianto
"Penelitian mengenai ragam hias perunggu prasejarah koleksi Museum Nasional Jakarta, bertujuan untuk mengetahui persebaran berbagai macam ragam hias dan keterat_uran-keteraturan yang ada pada benda-benda perunggu tersebut, serta hubungan antara suatu jenis ragam hias dengan benda-benda perunggu itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan terbatas terhadap benda perunggu prasejarah ber_hias koleksi Museum Nasional Jakarta. Kemudian masing-masing hiasan tersebut dikumpulkan dan dikelompokkan ke dalam kelas-kelas tertentu, yang untuk selanjutnya dilihat persebaran serta gejala-gejala yang muncul di dalamnya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ragam hias geometris terdapat pada setiap jenis benda perunggu prasejarah, sedangkan teknik hias yang banyak dipergunakan pada hampir disetiap jenis benda perunggu prasejarah adalah teknik hias cetak."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11952
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Donas
"Penelitian mengenai bentuk-bentuk pedupaan perunggu, yang umumnya ditemukan dari daerah asalh penemuan di Pulau Jawa dan Madura ini, telah dilakukan di Museum Nasional Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran lengkap mengenai bentuk-bentuk, pembagian berdasarkan tipologi, konteks penggunaan, serta melihat hubungan natara bentuk-bentuk pedupaan perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta tersebut dengan tata-cara penggunaannya. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini dapat dibagi dalam beberapa tahap, yaitu pertama, tahap pengumpulan data : dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung yang didalamnya dilakukan kegiatan-kegiatan seperti pencatatan, pengukuran, penggambaran dan pemotretan; serta studi kepustakaan yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan peranan pedupaan perunggu dalam kehidupan manusia masa lalu. Kedua, tahap pengolahan data: dilakukan dengan melakukan pemerian dan analisis terhadap pedupaan-pedupaan perunggu tersebut.
Pada tahap ini juga dilakukan klasifikasi (tipologi), yaitu dengan menempatkan pedupaan-pedupaan perunggu tersebut ke dalam kelas-kelas tertentu, dengan menggunakan perbedaan-perbedaan bentuk-bentuk pegangannya, sebagai dasar pembagi. Selanjutnya, ketiga, yaitu tahap penafsiran data: dilakukan dengan melakukan analogi-analogi bentuk-bentuk pedupaan perunggu tersebut dengan sumber-sumber sejarah dan etnografi, yakni: relief-relief cerita di candi Borobudur, laksana-laksana arca, data-data prasasti, serta dengan berita-berita mengenai penggunaan pedupaan perunggu di dalam konteks kehidupan sehari-hari pad amasa kini, di Bali. Hasilnya menunjukkan bahwa, perbedaan-perbedaan yang diperlihatkan oleh bagian pegangan pedupaan perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta, ternyata berhubungan dnegan konteks dan tata-cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari pada masa lalu. Absensi dan presensi penggunaan pegangan, ternyata dapat dihubungkan dnegan cara pedupaan tersebut diperlakukan atau ditempatkan pada saat penggunaannya. Bukti lain juga menunjukkab bahwa lubang-lubang pasak pada pegangan dari beberapa pedupaan perunggu yang diamati, berhubungan pula dengan penggunaan alat-alat bantu (tambahan) yang berfungsi sebagai penghambat panas (isolator). Dengan demikian, perbedaan pada tata-cara penggunaannyalah yang menyebabkan dijumpainya perbedaan-perbedaan pada bentuk-bentuk pegangan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Hartati
"Gelang adalah benda yang berbentuk lingkaran, berukuran dari yang kecil hingga besar, dibuat dari bermacam-macam bahan, biasanya dipakai oleh manusia di pergelangan tangan, lengan, dan pergelangan kaki, dan yang berfungsi sebagai perhiasan, penolak bala, atau seringkali menjadi bekal kubur setelah si pemakai mati. Bentuk lingkaran gelang tersebut bermacam-macam, seperti yang didapati pada koleksi Museum Nasional Jakarta, ada yang berupa lingkaran ganda ada Pula yang berupa lingkaran tunggal. Gelang yang bentuknya lingkaran tunggal juga mempunyai bentuk yang berbeda-beda, selain itu juga memiliki penampang lingkar dan motif hias yang beragam. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) mengetahui bentuk dasar dan bentuk penampang gelang perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta dan hubungan di antara keduanya, (2) mengetahui motif hias dan teknik hias yang diterapkan pada gelang-gelang perunggu tersebut dan hubungan di antara keduanya, (3) mengetahui hubungan antara bentuk dasar dengan motif hias dan teknik hias, dan (4) mengetahui persebaran tipe-tipe gelang perunggu tersebut di Jawa Tengah. Metode yang dipakai untuk mencapai tujuan yang dikehendaki adalah: (a) pengumpulan data (gelang perunggu dan studi kepustakaan, (b) pengolahan data, dan (c) penafsiran data. Pada tingkat pengolahan data dilakukan kiasifikasi. Klasifikasi ini dilakukan secara bertahap, yaitu (1) analisis satu atribut (tahap I), (2) analisis dua atribut silang (tahap II), dan (3) analisis keseluruhan atribut (tahap III). Pada tingkat penafsiran data, hasil pengolahan data dihubungkan dengan jumlah frekuensi (kuantitatif), sehingga dapat diketahui bentuk-bentuk gelang perunggu yang umum ditemukan dan persebarannya di Jawa Tengah. Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa gelang-gelang perunggu tersebut terdiri dari: (a) empat bentuk dasar, (b) sepuluh bentuk penampang, (c) sepuluh motif hias, dan (d) tujuh teknik hias. Kesimpulan-kesimpulan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) gelang dengan Tipe III (Bentuk Tumpang Ujung) dan Tipe II (Bentuk Pisah Ujung) lebih digemari dari pada gelang Tipe I (Bentuk Temu Ujung) dan Tipe IV (Bentuk Kumparan), yang mungkin disebabkan oleh faktor teknis bahwa gelang-gelang dengan Tipe III dan Tipe II itu memiliki daya fleksibilitas yang besar untuk dipakai dalam jangka waktu yang lama dengan cara membesarkan atau mengecilkannya sesuai dengan bertambahnya dan berkurangnya lengan pemakai, (2) gelang Tipe I biasanya berkaitan dengan Penampang Bulat, gelang Tipe II berkaitan dengan Penampang Persegi Empat, dan gelang Tipe III juga selalu berkaitan dengan bentuk penampang yang berkisar bulat, yaitu Penampang Bulat, Penampang Setengah Lingkaran dan Penampang Lonjong, (3) gelang perunggu yang umum ditemukan di Jawa Tengah adalah gelang dengan Tipe III ( di 21 daerah dari 24 daerah di Jawa Tengah), dan kebanyakan di satu daerah hanya membuat satu macam tipe, (4) dari motif-motif hias yang ada kebanyakan dibuat dengan teknik cetak dan teknik lilit. Motif-motif hias yang terdapat pada gelang perunggu tersebut ternyata makin ke timur makin beragam motif hias yang diterapkannya."
1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia M. N. D
"Artefak adalah salah satu data arkeologi yang sangat penting peranannya dalam usaha merekonstruksi Kebudayaan masa lalu manusia melalui suatu penelitian. Untuk dapat mencapai tujuan dari penelitian tersebut, harus dilakukan tiga tahapan penelitian arkeologi, yaitu observasi (pengumpulan data), deskripsi (pengolahan data) dan eksplanasi (penafsiran data). Untuk penelitian ini digunakan sampel berupa cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta yang berasal dari pulau Jawa. Selain menggunakan cermin perunggu sebagai data utama penelitian ini, digunakan juga Karangan-karangan yang membahas tentang cermin, baik cermin-cermin dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, seperti dari Cina dan Eropa. Setelah melakukan pendataan atas cermin-cermin perunggu koleksi Museum Nasional Jakarta, yang secara kwantitatif maupun kwalitatif telah memenuhi persyaratan untuk digunakan sebagai data penelitian, hasil dari pendataan ini kemudian diolah. Pada pengolahan data dilakukan pemilahan untuk menetapkan data-data yang akan diteliti. Data-data ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok cermin dan kelompok tangkai. Masing-masing kelompok kemudian dipilah lagi berdasarkan atribut bentuk dan hiasannya. Dari basil pemilahan ini didapatkan ciri-ciri cermin dan tangkai. Untuk dapat menafsirkan ciri-ciri cermin perunggu, digunakan metode klasifikasi. Secara umum klasifikasi diartikan sebagai pemilahan ke dalam golongan-golongan, sedangkan secara khusus klasifikasi merupakan suatu tindakan pemilahan artefak yang bertujuan membentuk kelas atau tipe, dimana penggolongan atas kelas dan tipe sepenuhnya merupakan rancangan si peneliti. Dalam penelitian ini, ciri-ciri dari hasil pemilahan yang dilakukan terhadap cermin perunggu dimaksudkan untuk membentuk tipe, karena tipe artefak sekurang-kurangnya harus menunjukkan perkaitan antara dua ciri. Pada cermin-cermin ini, ciri-ciri tersebut adalah atribut bentuk dan atribut hiasan. Setelah berhasil membentuk tipe-tipe serta variasinya, dapatlah diamati tipe dan variasi yang paling banyak muncul. Dengan melihat hubungan antara hiasan, ukuran serta berat cermin perunggu dengan bukti-bukti yang ada mengenai kegunaan cermin sebagai obyek yang berkaitan dengan kecantikan dan keagamaan, dapatlah kiranya disimpulkan bahwa cermin perunggu di pulau Jawa memang digunakan oleh wanita sebagai obyek kecantikan dan juga digunakan oleh para pendeta dan pertapa untuk upacara-upacara keagamaan maupun sebagai bekal kubur."
1989
S11784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baehaki
"Skripsi ini berisi tentang analisis ikonografi arca Wisnu koleksi Museum Nasional Jakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketentuan ikonografi arca Wisnu koleksi MNJ yang sesuai dengan ketentuan ikonografi Hindu di India dan memahami keterikatan para pemahat Jawa kuno terhadap aturan ikonografi Hindu India pada pengarcaaan Wisnu koleksi MNJ. Sumber data yang digunakan adalah arca Wisnu koleksi MNJ yang berjumlah 13 arca dengan bahan batu yang berasal dari pulau Jawa. Sumber data yang lain yaitu sebagai data penunjang adalah berupa kitab-kitab yang ada kaitannya dengan ikonografi Hindu khususnya Wisnu. Tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : tahap pengumpulan data (observation), tahap pengolahan data (description), tahap penafsiran data (explanation) dan penarikan kesimpulan. Pendeskripsian Wisnu koleksi MNJ meliputi deskripsi ikonografi, yaitu pengukuran arca dan pengamatan laksana. Tahap berikutnya adalah pembandingan dengan ketentuan ikonografi Hindu. Hasil dari perbandingan ini dapat diketahui bahwa pengarcaan Wisnu koleksi MNJ masih mengikuti ketentuan-ketentuan ikonografi Hindu di India."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna Lestari
"Menurut mitologi Hindu Harihara adalah satu bentuk Siva dan Vishnu dalam satu tubuh. Siva digambarkan pada sisi sebelah kanan dan Vishnu di sisi sebelah kiri. Harihara hadir untuk meredakan perselisihan yang terjadi antara penganut Sivaisme dengan penganut Vishnuisme yang jumlahnya cukup dominan di India. Perselisihan itu terjadi karena masing-masing penganut berusaha menunjukkan bahwa dewa utama yang mereka puja lebih 'hebat' dari dewa lainnya. Penelitian ikonografi dan gaya seni arca Harihara Jawa koleksi Museum Nasional Jakarta bertujuan untuk menguraikan ciri-ciri khan arca Harihara, bagaimana bentuk penggambarannya, adakah perbedaan penggambaran antara arca yang berasal dari Jawa Tengah dengan arca yang berasal dari, Jawa Timur, serta adakah persamaan dan perbedaan dengan arca Harihara di India.
Seluruh arca Harihara yang diteliti merupakan koleksi Museum Nasional Jakarta. Ada 11 arca koleksi Museum Nasional Jakarta yang diidentifikasikan sebagai arca Harihara, terdiri dari 10 arca berasal dari Jawa Timur dan 1 dari Jawa Tengah. Arca-arca tersebut dipotret dan diukur untuk kemudian dilakukan pemerian dengan menggunakan Model Deskripsi Arca Tipe Tokoh (Sedyawati 1983). Kajian kepustakaan yang digunakan berupa tulisan-tulisan yang secara langsung atau tidak berkaitan dengan objek yang dibahas. Kitab-kitab agama Hindu yang berkenaan dengan data ikonografi, ikonometri dan mitologi, tidak digunakan kitab-kitab aslinya, melainkan basil kutipan dan terjemahan dari kitab-kitab tersebut yang telah diterbitkan.
Hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengarcaan Harihara koleksi Museum Nasional Jakarta dari Jawa Timur ber-beda dengan dari Jawa Tengah. Arca Harihara Jawa Tengah dapat dikatakan mempunyai ciri-ciri yang lebih mendekati kesamaan dengan arca Harihara di India dibandingkan dengan Jawa Timur. Ciri-ciri yang biasa ditemukan pada arca Harihara, seperti sikap berdiri samabhanga, mahkota berbentuk sebelah kanan kirilamakula dan sebelah kiri jamalakuta, tangan kanan memegang Laksana Siva dan tangan kiri memegang Laksana Vishnu, dan di samping kanan dan kiri arca terdapat vaharaa berupa Nandi dan Garuda, dijumpai pada arca Harihara Jawa Tengah. Sedangkan pada arca Jawa Timur ciri-ciri yang pada umumnya dijumpai adalah sikap berdiri dan Laksana yang dipegangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11805
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>