Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164252 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agi Ginanjar
"Tulisan tentang metalurgi kuno di Banten Lama boleh dikatakan baru dua kali dilakukan. Pertama, Mundardjito yang membahas tentang wadah pelebur logam. Kemudian, Ronny Siswandi yang menulis tentang sisa-sisa pertukangan Iogam. Dalam penelitiannya itu. baik Mundardjito maupun Ronny Siswandi mencoba memperkenalkan metode baru yaitu penerapan metode laboratorium. Penggunaan metode ini dimaksudkan untuk membantu memecahkan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh Arkelologi. Hasilnya dapat diandalkan. Dalam kajian ini, peranan metode laboratorium lebih diutamakan dalam membahas metalurgi kuno di Banten Lama. Mulai dari pemeriksaan unsur-unsur artefak dan terak, kekerasan, mikrostruktur, dan akhirnya pengujian titik lebur logam. Dari penerapan metode laboratorium itu dapat dibedakan barang-barang yang diperkirakan berasal dari Banten Lama dan luar Banten Lama. Selain itu juga teknologi pembuatan barang-barang tersebut. Tidak berlebihan bila penggunaan metode laboratorium dapat membantu memecahkan masalah metalurgi kuno di Banten Lama. Tentunya diharapkan penggunaan metode laboratorium ini juga dapat membantu memecahkan masalah arkeologi lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S11507
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Korompis, Edmund
"Penelitian mengenai pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, Banten Lama sejauh ini belum diteliti secara khusus. Artefak ini sebenarnya cukup menarik untuk diteliti sebab jumlahnya yang cukup banyak dan diharapkan dapat menggambarkan aspek kehidupan masa lalu di Banten Lama. Sasaran Pokok penelitian ini adalah mengenali secara rinci bentuk-bentuk pipa tembakau Gouda, untuk mengetahui fungsi dan peranan pipa tersebut di dalam masyarakat. Penelitian ini diawali dengan tahap identifikasi semua atau sebagian ciri yang terdapat pada temuan pipa Gouda, antara lain bentuk wadah, ukuran, hiasan, cap, dan atribut-atribut lain. Selanjutnya, setelah mengenali berbagai bentuk wadah, ukurannya, hiasan, cap, serta atribut-atribut lainnya, maka penanganan data utama dirangkaikan dengan pengelompokan taksonomis. Pengamatan terhadap pipa tembakau Gouda di Situs Keraton Surosowan, menghasilkan 2 tipe bentuk pipa dan berhasil pula mengelompokkan 84 cap ke dalam 5 tipe cap."
Depok: Universitas Indonesia, 1987
S11847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatchan Haryosudibyo
"Replika lumbung batu merupakan sebuah bentuk miniatur rumah-rumahan dengan atap trapesium terbalik, yang dahulu lebih dikenal dengan sebutan kuil lumbung. Penelitian mengenai replika lumbung batu belum banyak dilakukan di masa lalu. Penelitian yang dilakukan kali ini ditujukan untuk membahas hal penyebutan replika termaksud yang mungkin dapat dipakai untuk penelitian selanjutnya. Dalam kaitannya dengan masalah tersebut juga diteliti tentang seberapa jauh bentangan masa penggunaan replika termaksud oleh masyarakat masa lain, kajian terhadap pendapat Groeneveldt dan Stutterheim yang berkaitan dengan kegunaan replika termaksud serta melihat keragaman bentuk dari replika termaksud. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil 22 sampel yang berada di Museum Nasional Jakarta, Museum Trowulan, Museum Majokerto serta sampel yang berhasil dikunjungi di 3 desa wilayah kabupaten Magetan. Hasil akhir dari penelitian adalah usulan penggunaan penyebutan replika lumbung batu bagi replika termaksud, pengelompokan keragaman, perangkat pola yang harus dimiliki replika termaksud untuk membedakannya dengan bentuk replika lainnya serta jangkauan masa penggunaan oleh masyarakat masa lalu."
1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Sudewo
"Berdasarkan temuan-temuan artefak yang dihasilkan dari serangkaian penelitian arkeologi di situs Banten Lama sejak tahun 1976, beberapa masalah arkeologi berkenaan dengan perkotaan Banten Lama telah terungkap. Setelah melewati tahap analogi etnografi (ethnogra_phical analog) dan perkotaan peniruan (imitative experiment), temuan wadah X berhasil diketahui fungsinya sebagai wadah pelebur logam (Mundardjito 1977). Selanjutnya melalui penelitian yang sistematis dan terpadu terhadap artefak gerabah di Banten Lama (Sudjana 1978); sisa-sisa kegiatan pertukangan logam (Siswandhi 1980), serta alat produksi dan limbah pertukangannya (Siswandhi 1983); artefak pelan_das (Pojoh 1981); artefak mata uang logam (Prio Widiyono 1984), ma_ka beberapa situs dapat dikenali sebagai pusat kegiatan industri. Dari penelitian terhadap artefak kerami(Ongkodharma 1978; Harka_tiningsih 1980), serta hubungannya dengan keadaan masyarakat kota Banten Lama (Harkatiningsih 1982); beberapa situs lainnya dapat di_kenali sebagai tempat penyimpanan dan komoditi (Wibisono 1983: 3)Sedangkan beberapa situs lainnya berhasil diketahui fungsinya seba_gai tempat penyediaan air bersih (Prachmatika 1984). Bahkan beberapa penelitian yang lebih mendalam telah berhasil disusun dalam disertasi doktor : Penelitian tentang sejarah Kesultan..."
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S11819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"ABSTRAK
Penelitian ini berupaya menjelaskan situs-situs perbengkelan yang terdapat di Jakarta. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat dikenali adanya 5 buah situs perbengkelan di Jakarta, yang seluruhnya terletak di DAS Ciliwung. Kelima situs itu adalah Kelapa Dua (KDU), Tanjung Barat (TBA), Condet Balekambang (CON), Kampung Kramat (KKR), dan Pejaten (PEJ).
Dari ciri-ciri peninggalannya diketahui bahwa situs Kelapa Dua dan Kampung Kramat merupakan perbengkelan alat batu. Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap alat produksi dan limbah yang yang terdapat di situs Kelapa Dua dan Kampung Kramat, dapat diketahui bahwa kedua situs tersebut merupakan perbengkalan tempat melanjutkan proses pembuatan beliung.
Sementara itu situs-situs Tanjung Barat Condet Balekambang dan Pejaten adalah merupakan perbengkelan alat logam. Dari analisis terhadap jenis alat-slat pertukangan logam yang ditemukan tidak menunjukkan adanya kegiatan pembuatan logam melainkan penggarapan alat logam. Dengan demikian bahan baku logam sangat besar kemungkinannyu tidak dibuat di kempat itu, melainkan di datangkan dari tempat lain."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Syahril
"
ABSTRAK
Sebagai pusat aktivitas sosial-ekonomi yang cukup besar di masa lampau, kerajaan Banten banyak menghasilkan sisa-sisa tinggalan budaya materi yang kompleks. Salah satu bukti akan hal tersebut adalah adanya tempat pembuatan tembikar, yakni Sukadiri dan Panjunan. Penelitian arkeologis yang dilakukan secara intensif di Banten Lama telah menemukan artefak berupa pecahan-pecahan tembikar yang secara kuantitas lebih dominan dibandingkan dengan jenis-jenis artefak lainnya. Selain itu juga berdasarkan sebarannya, artefak tembikar ditemukan pada seluruh situs penelitian di wilayah Banten Lama.
Berdasarkan pada hal yang demikian, maka dalam penelitian ini berusaha untuk menggambarkan pola-pola sebaran artefak tembikar yang berasal dari dua tempat produksi tembikar yang berbeda (Sukadiri dan Panjunan). Selain itu juga berusaha untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pola sebaran tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pecahan_-pecahan tembikar berupa tepian yang berasal dan dua situs produksi tembikar (Sukadiri dan Panjunan) dan sembilan situs yang dianggap sebagai tempat mengalirnya tembikar-tembikar dari situs produksi, yaitu Pabean, Pacinan, Pamarican, Surosowan, Kebalen, Pakojan, Jembatan Rantai, Pagongan, dan Karangantu. Jumlah keseluruhan pecahan tepian tembikar yang dijadikan data dalam penelitian ini lebih dari 1000 pecahan yang tersimpan di Museum Situs Banten Lama.
Dari hasil analisis terhadap pecahan tembikar, menghasilkan 22 tipe tepian. Sesuai dengan permasalahan penelitian yang diajukan, maka hanya tipe-tipe tepian yang berbeda saja yang digunakan untuk mengidentifikasikan pola sebaran tembikar dari situs produksi ke situs-situs lainnya. Tipe-tipe tepian yang berbeda tersebut, lima tipe yaitu Tipe VI.a, Tipe XII, Tipe XVIII, Tipe XIX, dan Tipe XXII berasal dari situs Sukadiri, sedangkan tipe-tipe lainnya yaitu Tipe VI.b, Tipe XIII, dan Tipe XIV berasal dari situs Panjunan.
"
1997
S11501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sijabat, Bigiata
"Istilah gapura berasal dari bahasa Sansekerta yaitu ghopuram. Gapura adalah pintu yang terdapat di pagar keliling suatu bangunan yang memiiiki halaman, sehingga berfungsi sebagai penghubung halaman tersebut Bingkai pintunya dibuat dengan ukuran besar, sehingga sekitar pintu tersebut merupakan bangunan tersendiri."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prio Widiyono
"Dari sekian banyak masalah arkeologi di Indonesia yang belum diusahakan pemecahannya secara khusus dan sistematis ialah masalah yang berkaitan dengan mata uang logam, yang merupakan bagian dari sistem pembayaran dalam perdagangan. Lebih besar lagi mata uang logam sebagai bagian dari sistem moneter. Hu-bungan perdagangan yang terjadi itu mula-mula diper_kirakan berupa hubungan dagang yang dilakukan antara dua pihak atau lebih.
Secara umum istilah perdagangan (trade) diguna_kan untuk menjelaskan jaringan hubungan timbal balik yang dilakukan paling tidak antara dua pihak sebagai suatu usaha untuk memperoleh barang melalui pertu_karan (exchange) dengan lebih menekankan aspek kebu_tuhan daripada aspek sosial (Rowland 1973:589; Sonny Wibisono 1983:1). Pada dasarnya mekanisme perdagang_an didorong oleh kebutuhan akan barang atau bahan baku yang tidak dapat diperoleh dan tidak ekonomis dibuat di suatu tempat, sementara itu di tempat lain..."
Depok: Universitas Indonesia, 1984
S11601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Charunia Arni L. D.
"Gerabah merupakan salah satu benda atau alat yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, misalnya untuk tempat menyimpan makanan - baik dalam bentuk cair maupun padat - untuk mengolah makanan, maupun keperluan lainnya. Gerabah seringkali diternukan di berbagai situs arkeologi di Indonesia, dari salah satu daerah persebaran tersebut adalah situs Banten Lama. Dari beberapa situs di Banten Lama yang menghasilkan banyak temuan gerabah, baik temuan permukaan maupun hasil ekskavasi, salah satunya adalah situs Surosowan. Penelitian tentang ragam hias gerabah dari situs Surosowan yang menjadi koleksi Museum Situs Banten Lama belum pernah dilakukan. Oleh karena itu Penelitian dititikberatkan pada usaha untuk mengidentifikasi variasi hiasan pada gerabah-gerabah berhias dari situs tersebut. Pengamatan juga ditujukan pada teknik-teknik yang digunakan untuk membuat hiasan-hiasan tersebut serta lokasi atau tempat hiasan pada bagian wadah. Analisis dilakukan secara khusus, dengan pengamatan utama pada atribut-atribut yang dimiliki oleh benda tersebut, dan dalam penelitian ini yang menjadi atribut kuatnya adalah atribut gaya. Selanjutnya dilakukan pemilahan yang didasarkan pada (1) ragam hias, (2) teknik hias, dan (3) bagian-bagian wadah. Setelah pemilahan tersebut selesai dilakukan kemudian ditarik hubungan antara masing-masing atribut, yaitu antara atribut ragam hias dan teknik hias, serta antara ragam hias dan bagian-bagian wadah."
1990
S11425
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Fari Rizfani
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian arkeologi mengenai artetak logam dari Situs Plawangan yang analisisnya dibantu pula melalui Ilmu Metalurgi. Tulisan ini berisi tentang hasil deskripsi lengkap, hasil analisis komposisi unsur, dan hasil analisis teknik buat dari beberapa sampel logam. Karya ilmiah ini merupakan penelitian tahap awal mengenai teknik pembuatan logam dari Situs Plawangan. Metode penelitian yang dilakukan terbagi rnenjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap prapenelitian. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data pustaka, yang berupa buku, laporan, artikel, gambar, peta, dan foto yang berhuhungan dengan topik yang diajukan. Berita data artefaktual. Tahap kedua adalah tahap penelitian. Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap logam-logam yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Analisis tersehut mencakup pendeskripsian secara lengkap, analisis kandungan unsur-unsur, dan analisis teknik buat. Analisis dengan bantuan llmu Metalurgi, dilakukan dengan menggunakan alat laboratorium berupa alat X-ray Fluoresence (XRF) yang mendeteksi kandungan unsur-unsurnva dan alat Scanning Electrone Microscopy (SEM) yang mendeteksi teknik pembuatannya. Hasil penelitian ini memberikan informasi awal mengenai teknik pembuatan Benda-benda logam dari Situs Plawangan, yaitu dengan cara dicetak (casting) dan ditempa. Adanya data penelitian mengenai sisa-sisa tuangan logam menunjukkan bahwa di situs ini terdapat aktifitas bengkel logam. Hasil penelitian ini .luga menjelaskan adanya pencampuran unsur-unsur logam yang terlihat berdasarkan hasil analisis komposisi unsurnya. Hal ini menjelaskan bahwa Situs Plawangan telah mengenal pencampuran unsur-unsur logam. Jadi, Situs Plawangan telah memasuki zaman logam tua (paleometalik) yang berlangsung pada akhir zaman prasejarah atau mendekati zaman sejarah."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S11585
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>