Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarida Diami
"Menunjkan bahwa ada 6 kelompok tanda, 2 teknik pembuatan tanda, 2 letak tanda. Tanda-tanda tersebut berupa bentuk geometris, tanaman, hewan, manusia, bangunan dan peralatan. bentuk tanda yang paling banyak digambarkan adalah bentuk geometris. Teknik yang digunakn untuk membuat tanda pada bata adalah teknik gore sdan teknik tekan. Teknik yang paling banyak adalah teknik gores. Ada tanda yang terletak di bagian permukaan bata dan ada pula tanda yang terletak di bagian samping. bagian yang paling banyak diberi tanda adalah bagian permukaan tanda."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulaan, Anastasia Christina Pingkan
"ABSTRAK
Tembikar adalah benda-benda yang dibuat dari tanah lempung yang dibakar pada suhu yang cukup tinggi, merupakan salah satu alat yang dipakai dalam kehidupan manusia, sebagai wadah penyimpanan, alat mengolah makanan, alat upacara ritual dan sebagai wadah kubur. Tembikar merupakan hasil teknologi yang universal dan dikenaI hampir di seluruh bagian dunia. Penelitian ini berusaha mengidentifikasikan tembikar dari Desa Muak, KPK Batang Merangin, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi, karena dikhawatirkan pada masa yang akan datang data tembikar ini tidak ada lagi. Dari hasil pengamatan tidak dapat dihasilkan penamaan wadah tembikar karena terbatasnya data, namun diketahui bahwa tembikar dan Desa Muak ini dibuat dengan teknik pijit dan dibentuk dengan teknik tatap-pelandas serta dihias dengan teknik tekan, teknik gores dan teknik tempel. Pembakaran tembikar ini juga masih sangat sederhana.

"
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Purnomo
"ABSTRAK
Penetapan Karesidcnan Jambi ke dalam Propinsi Sumatera Tengah berdasarkan
kcputusan sidang KN1 Daerah Sumatcra 18 April 1946 di Bukittinggi dan
desentralisasi Sumatera Tengah. Kemudian, diberlakukannya Peraturan Pcmerintah No. 10 tahun 1948 dan Undang-Undang No. 15 tahun 1949 tanpa melihat perkembangan dan keinginan masyafakat Jambi serta faktor-faktor politis, sosiologis, ekonomis, historis dan adat-istiadat Semua itu dipandang oleh sebagian masyarakat Jambi telah memperkosa hak-hak demokrasi rakyat.
Pada akhimya, melahirkan pergolakan, pro kontra atau dualisme keinginan
masyarakat. Masyarakat yang merasa dimgikan berupaya memisahkan daerah Jambi
dari Sumatera Tengah ke Sumatera Selatan yang dipandang dari segi politis cocok dan sesuai dengan mereka (masyarakat Jambi). Kurangnya alat transportasi dan rusaknyajalan-jalan mengakibatkan sulitnya daerah Jambi berhubungan dbngan pusat propinsi di Medan dan Sub Propinsi Sumatera Tengah di Bukininggi. Keadaan ini ikut menumbuh kembangkan aliran-aliran dan usaha-usaha untuk memisahkan daerah Jambi dari Sumatera Tengah ke Sumatera Selatan.
Munculnya gerakan Fropedja 10 April 1954 yang mendapat dukungan dari kalangan
outoritas dan partai-partai politik memberikan wacana bam bagi masyarakat Jambi. Pada akhimya, gerakan Fropedja yang semua mendapat tentangan daii H.P.
Mcrbahari rnampu mengakhiri pro kontra atau dualisme kcinginan masyarakat itu dan membangun satu kckuatan bersama untuk menuntut tegaknya Daerah Tingkat I
Propinsi Jambi.
Barangkat dari kesamaan pandangan atau aspirasi itulah, yang akhimya membawa
mereka ke dalam Kongres Rakyat Jambi 15-18 Juni 1955. Konsekuensi dari kongres im melahirkan suatu badan yang bemama Badan Kongrcs Rakyat Djambi (BKRD). BKRD merupakan satu-satunya wadah perjuangan untuk memenuhi (mcnampung) aspirasi masyarakat Jambi. Begitu juga, BKRD Iahir sebagai cerminan kekuatan kualisisi dari scmua komponen atau kekuatan masyarakat yang ada, baik dari unsur organisasi massa dan pernuda, mantan pejuang, tokoh-tokoh masyarakat maupun partai-partai politik.
Tuntutan status daerah Jambi mcnjadi daerah otonomi setingkat propinsi itu,
znenlpakan tuntutan atas ketidakadilan (pcrimbangan keuangan) dan upaya
penyelesaian konflik (pcrimbangan kekuasaan). Karena dipandang dari segi
geograiis, sosiolngis, politis dan ekonomi daerah Jambi telah dapat dan sudah
selayaknya berotonomi sendiri setingkat propinsi. Karena itu, tuntutan rakyat jambi mempunyai dasar yang kuat dan tidak dapat dielakkan lagi baik dari aspek politis, ekonomis dan sosial.
Propinsi Jambi yang telah bertahun-tahun dipeljuangkan dan seiama itu tidak menjadi perhatian pemerintah pusah, akhimya lahir. Dilahirkannya dengan suatu cara yang luar biasa Dia lahir atas pemyataan rakyat Jambi sendiri. Kemudian diakui dan diresmikan Dewan Banteng, Suatu dcwan yang lahir di tengah-tengah masyarakat Sumatera Tengah. Begitu juga, propinsi Jambi lahir dalam suatu suasana dimana pemerintah pusat sedang sibuk menghadapi pertentangan-pertentangan dengan daerah-daerah yang merasa tidak puas dalam bidang politik, pemerintahan, ekonomi,
keuangan, pembangunan, kemasyarakatan atau angkatan perang."
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994
398.215 IND n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, c.a. 1981
398.215 TAN (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1984
398.9 UNG
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
091 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Penelitian dan Pengkajian Kebudayaan Nusantara, 1989
091 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
307 DAM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>