Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19333 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nies Anggraeni
"Benda-benda obsidian sering ditemukan sebagai satu jenis dari sekian banyak jenis temuan yang terdapat di situs - situs arkeologi. Sebagian di antaranya dapat diketahui sebagai alat manusia pada masa lalu. Alat-alat obsidian yang ditemukan di situs-situs kini merupakan sebagian dari koleksi prasejarah di Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional, Museum Pusat dan beberapa museum di daerah-daerah di masa di temukan obsidian. Alat-alat obsidian tersebut hingga saat ini masih belum dideskripsikan secara terperinci, bahkan para sarjana arkeologi terdahulu tidak membahasnya secara mendalam (Zwrierzycki 1926 ; Hoop 1940 ; Franssen 1941 ; Erdbrink '1942 ; Heekeren 1972), Suatu deskripsi yang terperinci dalam hal ini amat dibutuhkan terutama untuk memberikan kemungkinan dilakukannya perbandingan antara alat-alat obsidian di suatu situs dengan situs lainnya. Analisa bahan untuk mengetahui pertanggalan mutlak dari alat-alat obsidian tersebut belum dikerjakan pada masa lalu, sehingga sukar untuk menempatkan alat obsidian kedalam suatu masa prasejarah tertentu (Soejono 1968 : 2). Demikian pula analisa hubungan antara alat obsidian dengan stratigrafi maupun dengan..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1978
S11933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Wibowo
"Obsidian merupakan bahan batuan yang khas dan memiliki kelebihan dari bahan lain, kelebihan ini seperti terdapat pada bentuknya yang ringan serta memiliki ketajaman yang lebih dari bahan lain, sehingga batuan obsidian oleh manusia pada masa lalu dimanfaatkan sebagai alat untuk membantu dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Sebuah batu dapat dikatakan sebagai alat apabila batu tersebut memiliki ciri-ciri alat batu yang berupa bentuk dan pola-pola peretusan akibat pembuatan ataupun akibat pemakaian. Salah satu tempat di Indonesia, dimana obsidian dimanfaatkan sebagai alat yaitu di daerah Leles, Garut Jawa Barat. Untuk mencapai tujuan penelitian dalam usaha rnenjelaskan Cara-cara pemakaian alat obsidian dari Leles, maka dilakukan beberapa tahapan. Pertama dilakukan pengamatan langsung terhadap obsidian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi data yang lebih detail. Pada tahap selanjutnya dilakukan analisis khusus terhadap obsidian yang hanya memiliki pangkasan tajamanan atau peretusan. Analisis peretusan meliputi variabel lokasi retus, sudut retus dan gambaran retus. Selanjutnya masing-masing variabel tersebut kemudian diintegrasikan sehingga dapat diketahui tipe-tipe dari alat obsidian Leles. Setelah mengetahui tipe-tipe alat tersebut selanjutnya menghubungkan dengan Cara pemakaian atau penggunaan alat sehingga dapat diketahui cara-cara pemakaian atau penggunaan alat yang terdapat pads tipe-tipe tersebut. Tujuan penelitian ini dapat dicapai dan kesimpulan yang dapat diambil yaitu bahwa alat-alat batu yang terbuat dari bahan obsidian terutama alat serut, mendominasi alat-alat kehidupan sehari-hari di Leles Garut. Selain itu pula situs Leles ini meneerminkan situs pemukiman dengan kegiatan hidup sehari-hari seperti bercocok tanam, memasak, membuat dan merawat alat dan lain sebagainya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11997
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rachmiana
"Skripsi ini berisi tentang analisis bentuk-bentuk wadah, ragam hias dan teknik hias gerabah yang berasal dari Leles (Garut). Penelitian ini dilakukan karena situs Leles (Garut) merupakan situs potensial dengan gerabah sebagai temuan terbesar kedua setelah obsidian. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu penjelasan mengenai keragaman bentuk, ragam hias dan teknik hias gerabah yang berasal dari situs Leles (Garut). Pengumpulan data dilakukan dengan dua macam kegiatan, meliputi pengumpulan data literatur dan pengumpulan data lapangan. Pengumpulan data literatur dibagi dua, pengumpulan data literatur primer dan data literatur sekunder. Pengumpulan data lapangan dibagi dua, yaitu pengumpulan data artefaktual dan data lingkungan situs. Data artefaktual dalam penelitian ini adalah fragmen-fragmen gerabah yang berasal dari situs Leles (Garut) yang sekarang menjadi koleksi laboratorium Asisten Deputi Urusan Arkeologi Nasional, terdiri dari fragmen bagian tepian, bibir, karinasi, dasar, dan cerat. Pengumpulan data lingkungan diperoleh melalui media foto yang diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan lingkungan situs Leles (Garut). Dalam pengolahan data dibagi menjadi dua macam kegiatan, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah analisis berdasarkan aribut bentuk, dan gaya. Atribut bentuk memiliki variabel ukuran (metrik) artefak, yaitu panjang, lebar, tebal dan diameter, sedangkan atribut gaya memiliki variabel seperti warna, hiasan, dan teknik hias. Analisis kuantitatif adalah analisis yang kegiatannya menghitung dan mendata seluruh artefak yang akan dianalisis. Tahap akhir yang dilakukan adalah penginterpretasian semua hasil analisis terhadap fragmen-fragmen gerabah dari situs Leles (Garut). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gerabah Leles (Garut) memiliki 5 macam bentuk wadah yaitu piring, cawan, periuk, pasu dan kendi. Ragam hias yang paling banyak ditemukan adalah motif hias garis, hal ini dikarenakan motif garis memberikan kemudahan dalam membuat hiasan dan mudah untuk dimodifikasikan, sedangkan teknik hias yang paling sering digunakan adalah teknik hias tekan (impressed) bukan cap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S12015
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
643.3 DAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1993
643.3 DAP
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Belam
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993
643.3 SIM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sudjonoprijo
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
641.502 8 SUD d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Isnaeni
"ABSTRAK
Tujuan dari Skripsi ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemerintahan desa dalam mengelola keuangan terkait dengan kewenangan yang dimiliki oleh setiap perangkat desa dan pertanggungjawabannya.. Untuk mengetahui hal tersebut maka Penulis melakukan penelitianke Desa Haruman Kec. Leles Kab. Garut, agar mengetahui lebih jelas mengenai praktek pengelolaan keuangan desa untuk kemudian dibandingkan dengan bagaimana peraturan perundang-undangan mengatur hal tersebut. Dari hasil penelitian ini Penulis menyarankan bahwa meskipun secara garis besar pengelolaan keuangan desa, utamanya di Desa Haruman telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun bukan berarti tidak ada kekurangannya, untuk Pemerintah Pusat maupun Daerah harus tetap melakukan pembinaan terkait pengelolaan keuangan kepada Aparatur Desa, agar setiap desa di Indonesia memiliki Perangkat Desa yang mampu mengelola keuangan dengan sebaik-baiknya.

ABSTRACT
The purpose of this thesis is to determine the ability of the village government for financial management. It is linked with the authority possessed by village officials and accountability. To determine the village?s financial management practices, the Authors conducted research into Haruman Village, Leles, Garut. After knowing the practices at Haruman Village, the the Author compared between practices and how the laws and regulation regulate about it. Although the village financial management has been conducted accordance with the laws and regulations, but still required the development from the Central and Local Goverment, so that every village in Indonesia were able to manage the finance as well as possible"
2015
S61195
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raharjo Daroessalam
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1982
S16637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Sumiati
"Teknologi pembuatan alat batu sudah dikenal sejak masa prasejarah, dari pembuatan yang sangat sederhana sampai dengan teknik pembuatan yang lebih maju. Kemampuan manusia prasejarah untuk memanfaatkan bahan batuan yang dijadikan alat membutuhkan seperangkat pengetahuan untuk mengelola bahan alam tersebut. Salah satu pengetahuan yang penting adalah mengetahui jenis batuan yang bisa digunakan sebagai alat. Salah satu bahan batuan yang bisa digunakan sebagai alat adalah bahan batuan obsidian. Batuan obsidian yang telah menjadi data arkeologi di temukan di Indonesia dengan lokasi dan jumlah yang terbatas. Maka dari itu artefak batu obsidian jarang ada yang membahasnya secara rinci Akan tetapi ada salah satu tempat penghasil artefak obsidian yang cukup kaya yaitu di daerah sekitar Dataran Tinggi Bandung. Daerah-daerah itu pernah di teliti oleh peneliti BeIanda yaitu Koenigswald (1931) dan Bandi (1951), akan tetapi sampai dengan sekarang belum ada penelitian di daerah tersebut baik untuk temuan artefak obsidian, maupun temuan arkeologis yang lainnya. Dengan alasan di atas penulis tertarik untuk mengkaji temuan di sekitar Dataran Tinggi Bandung, khususnya artefak obsidian, mengingat artefak obsidian yang telah dikumpulkan sampai sekarang telah bertambah. Di samping belum adanya tipologi dasar untuk pengelompokkan artefak obsidian itu sendiri. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana tipologi dasar artefak obsidian di Situs Dago, dengan tujuan bisa dijadikan acuan dalam penelitian artefak obsidian di Dataran Tinggi Bandung dan di Indonesia pada umumnya. Ruang lingkup data dalam penelitian ini hanya dibatasi untuk satu daerah penelitian. Hal ini dilakukan karena cakupan wilayah yang sangat luas dan temuan yang sangat banyak. Daerah yang dijadikan penelitian adalah Situs Dago. Situs ini cukup untuk mewakili penelitian karena temuan di Situs Dago lebih banyak dan lebih baik daripada daerah lainnya. Secara keseluruhan jumlah temuan artefak obsidian berjumlah 2285 buah. Kesimpulan yang dihasilkan pada penelitian ini pada dasarnya merupakan pengembangan yang telah dilakukan oleh Koenigswald dan Bandi. Dari 2285 buah artefak obsidian yang di temukan ini di terbagi dalam 4 kelompok, yaitu kelompok bahan baku, alat, perkakas, dan limbah. Kelompok bahan baku yang di temukan berupa bongkahan yang berjumlah satu buah. Kelompok alat yang di temukan terbagi dalam beberapa tipe yaitu Serpih pakai, Serut, Lancipan, Gurdi, Mata panali, Pisau dan Limas. Pada Tipe Serut terbagi dalam sub tipe, yaitu Serut samping, Serut Cekung, Serut Ujung, Serut gerigi dan Serut berpunggung tinggi. Tipe Gurdi juga terbagi dalam sub tipe yaitu Gurdi bertipe dan Gurdi non tipe. Pada kelompok limbah_ terdiri dari batu pukul yang berjumlah 2 buah. Sedangkan pada kelompok limbah terbagi kedalam 3 tipe yaitu batu inti, serpih, dan serpihan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S11804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>