Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98847 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winarto
"Onomatope dalam bahasa Jawa merupakan maslah menarik yang masih jarang diteliti. Dari catatan dan pengamatan yang penulis lakukan pembahasan onomatope bahasa Jawa dilakukan sebagai bagian dari suatu pembahasan yang lebih besar. Melihat hal ini, penulis mencoba menuangkan dan mengambil onomatope sebagai data. Dengan bantuan dari referensi yang dapat penulis kumpulkan, maka disusun suatu tinjauan yang merupakan penggabungan dari pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Dengan demikian dapat mencakup segala bentuk onomatope yang terdapat dalam bahasa Jawa. Pembahasan onomatope bahasa Jawa yang dilakukan di dalam skripsi ini meliputi pengklasifikasian dan analisis fonematis. Pengklasifikasian dilakukan berdasarkan; tiruan bunyi yang dihasilkan oleh benda, hewan, dan manusia; tiruan gerak; penyerta kata tiruan bunyi; penyerta verba; dan tiruan sifat. Kemudian dari pengklasifikasian tersebut dibedakan lagi dengan kata yang bersuku satu. Pembahasan kedua adalah analisis fonematis onomatope bahasa Jawa. Pola fonematis onomatope bahasa Jawa mempunyai keunikan dibandingkan pola fonematis bahasa Jawa pada umumnya karena pola-pola fonematis onomatope bahasa Jawa adalah pola yang jarang terdapat dalam bahasa Jawa. Dari dua puluh empat pola fonematis onomatope bahasa Jawa terdapat sembilan pola dari sepuluh pola ideal bahasa Jawa, selebihnya adalah pola yang jarang terdapat dalam bahasa Jawa. Onomatope dalam bahasa Jawa dapat berdiri sebagai kata apabila mengalami proses gramatikalisasi dengan formanya. Selain itu terdapat proses pembentukan kata melalui proses morfologis; afiksasi; reduplikasi; dan komposisi.

Onomatopoeia in Javanese is an interesting problem that is still rarely studied. From the notes and observations that the author made, the discussion of Javanese onomatopoeia was carried out as part of a larger discussion. Seeing this, the author tried to pour out and take onomatopoeia as data. With the help of references that the author could collect, a review was compiled which was a combination of discussions that had been carried out by previous researchers. Thus, it can cover all forms of onomatopoeia found in Javanese. The discussion of Javanese onomatopoeia carried out in this thesis includes classification and phonematic analysis. The classification is carried out based on; imitation of sounds produced by objects, animals, and humans; imitation of movement; accompanying words imitation of sounds; accompanying verbs; and imitation of properties. Then from the classification it is distinguished again with monosyllabic words. The second discussion is the phonematic analysis of Javanese onomatopoeia. The phonematic pattern of Javanese onomatopoeia is unique compared to the phonematic pattern of Javanese in general because the phonematic patterns of Javanese onomatopoeia are patterns that are rarely found in Javanese. Of the twenty-four phonematic patterns of Javanese onomatopoeia, there are nine patterns out of ten ideal patterns of Javanese, the rest are patterns that are rarely found in Javanese. Onomatopoeia in Javanese can stand as a word if it undergoes a grammaticalization process with its form.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Onny Putri Kinanti
"Onomatope dalam bahasa Jerman merupakan bahasan yang menarik yang masih jarang diteliti. Onomatope dapat ditemukan dalam berbagai macam karya sastra, salah satunya di dalam lagu anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan dan menganalisis onomatope yang terdapat dalam 21 lagu anak-anak Jerman yang diunduh dari website http://www.songtexte.com/news/die-schnsten-kinderlieder-mit-liedtext berdasarkan teori onomatope oleh Stephen Ullmann. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa jenis onomatope primer lebih banyak ditemukan dibandingkan onomatope sekunder. Selain itu, dalam penelitian ini dibuktikan bahwa onomatope dalam bahasa Jerman yang berasal dari bunyi binatang sering muncul seperti suara keledai, burung dan lebah.

Onomatopoeia in German language is the interesting topics that is still rarely researched. Onomatopoeia can be found in a variety of literary work such as in children songs. This research aims to classifies and analyzes onomatopoeia in 21 children songs downloaded from the website http www.songtexte.com news die schnsten kinderlieder mit liedtext based on onomatopoeia theory by Stephen Ullmann. The results of this research shows that primary onomatopoeia is more often be found than secondary onomatopoeia. Besides, in this research is also proved that onomatopoeia in German language which come from animal rsquo s sound are often appear such as donkey rsquo s sound, bird and bee."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Haqillah
"Tujuan penelitian mengenai onomatope atau tiruan bunyi dalam bahasa Arab adalah mengetahui (1) proses morfologis pembentukan kata onomatope, (2) klasifikasi onomatope dalam bahasa Arab berdasarkan maknanya, dan (3) mengetahui pola-pola akar kata apa saja yang banyak digunakan dalam pembentukan kata onomatope baik dari pola akar kata dasar tiga konsonan (Triliteral roots) maupun pola akar kata dasar empat konsonan (Quadriliteral roots). Pengumpulan data dilakukan melalui kamus Al-Munjid Fii Al-Lughah Wa Al-Adab Wa Al-A_laam tahun 1986, oleh Louis Ma_luf dan A Dictionary of Modern Written Arabic, edisi ketiga tahun 1976, oleh Hans Wehr. Dari hasil penelitian mengenai onomatope dalam bahasa Arab ini dapat disimpulkan bahwa pembentukan kata onomatope dalam bahasa Arab melalui proses morfologis, yaitu (1) afiksasi, (2) reduplikasi, dan (3) akronim. Kemudian, hasil klasifikasi menunjukkan bahwa tiruan bunyi banyak terdapat pada bunyi-bunyi binatang (29,8 %). Berdasarkan maknanya, dapat diketahui bahwa tiruan bunyi memiliki varian-varian yang berbeda meski dalam konsep yang sama. Pola yang banyak digunakan yaitu ????? /fa_fa_ah/ (n. v Pola K1K2K1K2), dan pola akar kata yang banyak ditemukan yaitu Pola I : K1K2K3 pada akar kata dasar triliteral (58,7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13174
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelina Arfiany
"Onomatope adalah kata yang terbentuk dari imitasi bunyi hasil tangkapan indra pendengaran. Onomatope sering ditemukan dalam cerpen, komik, maupun novel Korea. Objek penelitian ini adalah teknik penerjemahan onomatope dari bahasa Korea ke bahasa Indonesia dengan menggunakan novel Almond sebagai korpus data. Latar belakang dilakukannya penelitian, yaitu kebaruan penelitian pada onomatope bahasa Korea dalam novel yang belum ditemukan dalam penelitian lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan jumlah onomatope diklasifikasikan berdasarkan jenisnya dan teknik penerjemahan yang digunakan dalam menerjemahkan onomatope bahasa Korea ke bahasa Indonesia dari novel Almond berdasarkan jenis klasifikasinya. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif-kualitatif dengan analisis penelitian menggunakan teori teknik penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir (2002). Hasil penelitian menunjukkan 1 kata termasuk jenis onomatope suara binatang, 101 kata suara manusia, tidak ada kata suara instrumen, dan 9 kata lainnya termasuk dalam aneka ragam tiruan bunyi lain. Sementara, ada 5 teknik penerjemahan yang digunakan: peminjaman, deskripsi, kreasi diskursif, padanan lazim, dan kompresi linguistik.

Onomatopoeia is a word formed from the imitation of sounds captured by the sense of hearing. Onomatopoeia is often found in Korean short stories, comics, and novels. The object of this research is translation techniques of onomatopoeia from Korean to Indonesian using Almond novel as a data corpus. The novelty of Korean onomatopoeia analysis in novel that has not been found in other research became the background to the research. The aim of this research is to show the number of onomatopoeia classified based on the sound classifications and the translation techniques that used in translating Korean onomatopoeia into Indonesian from the Almond novel also based on the sound classifications. This qualitative-descriptive research used the translation techniques by Molina and Albir (2002) for analysing. Research result shows that 1 word is classified as animal sounds, 101 words are human sounds, no word is instrument sounds, and 9 there words are miscellaneous sounds. There are 5 translation techniques used: borrowing, description, discursive creation, established equivalent, and linguistic compression."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Luthfita
"Onomatope adalah kata yang mengimitasi, mereproduksi atau merepresentasikan suara alamiah seperti bunyi hewan atau bunyi tawa manusia. Sementara itu, mimesis adalah kata yang dibuat untuk mengekspresikan gerakan manusia atau kondisi sebuah benda bergerak atau benda mati seperti cara berjalan manusia. Skripsi ini membahas bentuk morfologis dan makna konseptual onomatope dan mimesis yang terdapat dalam komik Mabeob Cheonjamun Volume I.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51 jenis onomatope yang ditemukan sebanyak 165 kali dan 56 jenis mimesis yang ditemukan sebanyak 93 kali yang terbagi dalam 26 makna konseptual. Selain itu terdapat 50 jenis onomatope dan mimesis berbentuk tunggal, 19 jenis reduplikasi suara sama, 10 jenis reduplikasi bagian dan 35 jenis bentuk modifikasi. Sementara itu, bentuk reduplikasi suara modifikasi tidak dapat ditemukan sama sekali dalam komik ini. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif.

Onomatopoeic expression is a word which imitates, reproduces, or represents natural sound such as an anima's cry and human laughter. While, Mimesis is words designed to express mimicry of human actions or the states or conditions of animate and inanimate objects and movements, such as human walk. This thesis explain about morphological form and conceptual meaning of onomatopoeia and mimesis which is found on Mabeob Cheonjamun 1st Volume Comic.
The research shows that there 51 kinds of onomatopoeia which is found 165 times and 56 kinds of mimesis which is found 93 times classified to 26 kinds of conceptual meaning. Beside that, there are 50 kinds of single onomatopoeia and mimesis form, 19 kinds of same voice reduplication form, 10 kinds of part reduplication onomatopoeia and mimesis form and 35 kinds of modification onomatopoeia and mimesis form. Modification voice reduplication can not be found on this comic. This thesis uses qualitative method with descriptive approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Nur Setiawan
"Skripsi ini membahas konsep kecantikan wanita dalam panyandra berbahasa Jawa. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sementara itu, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 7 buku teks berbahasa Jawa yang terbit pada tahun 1958 hingga 2011. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan makna metaforis panyandra yang membangun konsep kecantikan wanita Jawa. Teori yang digunakan untuk menganalisis data adalah teori metafora Lakoff dan Johnson (1980) dan teori komponensial Nida (1975). Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui analisis makna metaforis ditemukan 70 makna metaforis panyandra berbahasa Jawa yang terdiri atas 3 kategori dan 34 subkategori pembangun konsep kecantikan wanita Jawa.

This research discusses women’s beauty concepts of Javanese panyandra (proposition). Data that is used consisted of primary and secondary data which are taken from 7 Javanese language textbooks since 1958 until 2011, and analyzed based on descriptive qualitative research method by using theory of metaphor by Lakoff and Johnson (1980) and theory of componential meaning by Nida (1975). The aim is to discover the metaphorical meaning of the women’s beauty concepts of Javanese panyandra. As a result, there are 70 panyandra which can be found that form the concepts of women’s beauty, and those panyandra have 3 categories and 34 subcategories of metaphorical meaning that form the concept of women’s beauty of Javanese panyandra.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S55615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Apriliani
"ABSTRAK
Skripsi ini berisi pembahasan mengenai kedekatan alam dalam kisah cinta manusia yang terdapat dalam langgam Jawa. Penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kohesi dan koherensi berdasarkan sintesis teori dari Kridalaksana, Halliday-Hasan, dan Alwi,dkk. Hasil penelitian ini menemukan adanya hubungan kedekatan alam dalam kisah cinta manusia. Objek alam yang telibat dalam langgam Jawa adalah lintang, wulan, wukir, samudra, bumi, dan langit. Kedekatan alam dan manusia tergambarkan dalam perannya yang direpresentasikan dalam langgam Jawa. Peran objek alam itu adalah sebagai saksi ketulusan cinta, sahabat setia yang menemani, dan gambaran tantangan yang harus dihadapi dalam sebuah kisah percintaan.

ABSTRACT
This thesis contains a discussion of the closeness of nature in human love story contained in Langgam Jawa. This study uses the theory of discourse Analysis about cohesion and coherence based on the theory of Kridalaksana synthesis, Halliday-Hasan, and Alwi, et al. The results of this study found a close relationship in the nature of human love story. Natural object involved in the Langgam Jawa is lintang, wulan, wukir, samudra, bumi, and langit. The closeness of nature and human in the role that is represented in Langgam Jawa. The role of natural objects it is as a witness to the sincerity of love, loyal companions who accompany, and a picture of the challenges that must be faced in a love story."
2014
S70184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pitra Dewi Sekartaji
"Skripsi ini menganalisis onomatope yang terdapat dalam lagu anak-anak Rusia secara kaidah semantik Stephen Ullmann dan kaidah onomatope Rusia A.N Tikhonov. Dalam skripsi ini, onomatope dalam bahasa Rusia mencerminkan kenyataan referensial kepada bunyi yang diacunya sehingga kata-kata ini digunakan dalam lagu anak-anak Rusia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa onomatope yang terdapat dalam lagu anak-anak Rusia didominasi oleh onomatope primer. Selain itu, dalam skripsi ini juga ditemukan bahwa kata onomatope mempunyai sifat terbuka dan tertutup jika dilihat dari ada atau tidaknya pengaruh motivasi morfologis dalam pembuatan kata baru yang berasal dari kata onomatope.

This thesis analyzes onomatopoeia in the Russian children songs with semantic rules from Stephen Ullmann and Russian onomatopoeia rules from A. N. Tikhonov. In this thesis, onomatopoeia in Russian language reflects the reality of the referential to the sound which it refers, so that these words are used in the Russian children songs.
The results indicate that onomatopoeia in Russian children songs dominated by primary onomatopoeia. Besides, in this thesis is also found that the word onomatopoeia has the open and closed characteristics in views of whether there are influences of morphological motivation in making new word derived from an onomatopoeia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Rahmandhito
"Onomatope dalam kajian ilmu bahasa Indonesia adalah masalah yang menarik dan masih jarang diteliti. Melihat hal ini, penulis mencoba memakai onomatope sebagai kajian ilmu yang akan dipakai dalam penelitian ini. Penggunaan onomatope banyak ditemukan dalam media seperti komik. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan komik Indonesia nonterjemahan sebagai sumber kajian data dengan alasan untuk melihat sejauh mana masyarakat Indonesia dalam menafsirkan bunyi-bunyi alam menjadi sebuah bentuk bahasa (kosakata). Komikkomik yang menjadi sumber data merupakan komik yang terbit dalam kurun tahun 2008-2014.
Pembahasan onomatope bahasa Indonesia yang dilakukan dalam skripsi ini meliputi pengklasifikasian dan analisis dari sisi sugesti bunyi yang dihasilkan. Pengklasifikasian yang dilakukan berdasarkan jumlah sumber bunyi, jenis sumber bunyi, dan makna yang dihasilkan dari onomatope. Analisis yang dilakukan berdasarkan prinsip sugesti bunyi konsonan dan vokal dari Gorys Keraf.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa onomatope bahasa Indonesia diklasifikasikan berdasarkan jumlah sumber bunyi yakni satu dan dua sumber bunyi. Berdasarkan jenis sumber bunyi, diklasifikasikan lagi menjadi (1) onomatope yang berasal dari aktivitas tubuh manusia, (2) hewan, (3) kendaraan, (4) benda mati, (5) gejala/peristiwa alam, (6) aktivitas/gerakan manusia dengan benda/lingkungan sekitar, (7) pergerakan benda dengan benda lain, dan (8) asosiasi terhadap sesuatu yang lain untuk mendapatkan sebuah kesan tertentu.

Onomatopoeia in the study of Indonesian is an interesting issue and problem that still rarely to discussed. So, the authors tried to use onomatopoeic as the study of science that will be used in this study. The onomatopoeic commonly found in many thing such as comics. Therefore, this study use Indonesian comics as a data source to to see how far Indonesian peoples can describe and interpretate the onomatopoeia into a form of language (vocabulary). The comics that will be the data source are published in the period of 2008 until 2014.
Indonesian onomatopoeic issues in this discussion is about the classification of onomatopoeia and the analysis by it sound suggestion. The classification is based on the number of sound sources, the type of sound source, and the meaning resulting from the onomatopoeic. The analysis is based on the principle of consonant and vowel sounds suggestion by Gorys Keraf.
From the results of the analysis, the onomatopoeic of Indonesian can be classified based on the number of sound sources: one and two sound sources. Based on the type of sound source, it can be classified into (1) onomatopoeic derived from the activity of the human body, (2) animals, (3) a vehicle, (4) a thing/object, (5) phenomenon or natural events, (6) the activity or movement from human with the other objects or environment, (7) the movement of objects with other objects, and (8) the association with something else to get a certain impression.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S58044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Pramacitra
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata pasrah dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa (Poerwadarminta, 1939) secara leksikal kata pasrah merupakan sebuah tindakan, sedangkan berdasarkan definisi yang diajukan de Jong (1985) kata pasrah merupakan kata sifat. Terlihat adanya perbedaan kata pasrah. Secara gramatikal pasrah menurut de Jong (1985) berkategori adjektiva, sedangkan menurut Poerwadarminta (1939) berkategori verba. Hal itu menjadi pemicu dalam topik penelitian ini yakni bagaimana makna kata pasrah secara leksikal dan kontekstual? Sumber data yang digunakan berupa novel dengan judul Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis menggunakan semantik leksikal dan semantik kontekstual, serta analisis gramatikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata pasrah dapat diartikan a) menyerahkan dalam hal konteks menitipkan, b) menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada orang lain, c) berserah diri kepada Tuhan, d) patuh kepada Tuhan, dan e) menerima pada keadaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata pasrah merupakan sebuah tindakan yang dapat diberi makna secara leksikal, kata pasrah dapat dimaknai secara kontekstual tergantung pada konteks kalimat, dan secara gramatikal kata pasrah berkategori verba yang mengisi fungsi predikat. Pasrah ditandai oleh pendampingan adverbia arep ‘akan’, kudu ‘harus’, dan verba klakon ‘terjadi’.

This study explains the word surrender in Javanese. In the Javanese dictionary (Poerwadarminta, 1939) lexically the word surrender is an action, while based on the definition proposed by de Jong (1985) the word surrender is an adjective. There is a difference in the word surrender. According to de Jong (1985), surrender grammatically is categorized as an adjective, while according to Poerwadarminta (1939) is in the category of verbs. This became the trigger for the topic of this research, namely what is the meaning of the word surrender lexically and contextually? The data source used is a novel with the title Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). This study uses a qualitative method. Data were analyzed using lexical semantics and contextual semantics, as well as grammatical analysis. The results of the analysis show that the word surrender can be interpreted as a) surrendering in the context of entrusting, b) surrendering trust completely to others, c) surrendering to God, d) obedience to God, and e) accepting circumstances. The results of this study indicate that the word surrender is an action that can be given lexical meaning, the word surrender can be interpreted contextually depending on the context of the sentence, and grammatically the word surrender category of a verb that fills the function of the predicate. Surrender is indicated by the accompanying adverbs arep 'will', kudu 'must', and the verb klakon 'happens'."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>