Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Naskah Djaka Sumilir ingkang kula angge dasaring skripsi punika, klebet kempalanipun Dr. Tn.Pigeaud ingkang sapunika suminpen wonten ing kantor Lembaga Bahasa & Budaya Djakarta. Naskah wau wudjud tik-tikan, katjirenan nomor: A 19 no. 2 Kandelipun wonten 183 katja, ukuran folio, kaetik wolak-walik. Wawasan bab naskah Djaka Sumilir kados ingkang sampunkasebataken inginggil, ing bebukaning naskah, M.Ng. Sutasukarja mratelakaken bilih pekem gantjaran lampahanDjaka Sumilir punika anggenipun ndapuk pijambak, adedasar wewaton ingkang kaklempakaken saking sakedik sarana pitulunganipun M.Ng.Mlajadimedja, abdi dalem mantri nijaga kraton Kasunanan. Tentunipun anggenipun nglempakaken inggih rekaos sanget, punapa malih ngantos pepak, ngantos saget kangge ndapuk pakem gantjaran satunggal lampahan wetah. Langkung-langkung jen ngengeti sampun boten wonten dalang ringgit gedog ingkang sampunipun seserapanipun kados Mas Bekel Hamitjarita, tamtu sangsaja angel anggenipun bade luru katrangan.Ringgit punika katah warninipun, kadosta: ringgit beber, ringgit purwa, ringgit madya, gedog, dupara, krutjil atawi klitik, golek, ringgit kantjil, ringgit topeng, ringgit lss.ipun Ingkang kula rembag ing skripsi punika namung kula pilih ringgit gedog kemawon. Miturut tradisi Djawi, ingkang murwani jasa ringgit gedog punika asma Sinuwun Ratu Tunggul ing Giri."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1959
S11393
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan alih aksara ketikan dari FSUI/WY.68. Penyalinan dikerjakan di Yogyakarta sebanyak empat eksemplar oleh staf Pigeaud pada Oktober 1933. Keterangan referensi dan isi selengkapnya, lihat deskripsi naskah WY.68."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.54-A 33.03
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Serat Pakem Ringgit Purwa ini menceritakan perdebatan antara antara Prabu Dewa Amral dengan Prabu Kresnasasra, tentang ulah puja dan ulah praja. Prabu Dewa Amral bertanya pada Prabu Kresnasasra tentang kebatinan, yang meliputi: 1. Titah itu tempatnya di marcapada; 2. Luas surau untuk bersemadi; 3. Ilmu kebatinan; 4. Aturan-aturan di surau; 5. Inti kehidupan; 6. Apa yang disebut keutamaan; 7. Aturan tentang keutamaan; 8. Manusia yang bertabiat baik dan buruk; 9. Perbuatan lahir. Prabu Dewa Amral berkata, ulah praja itu masih kalah jika dibandingkan dengan ulahpuja. Oleh karena itu utamakanlah ulah puja. Naskah ini diterima Pigeaud dari R. Pujaharja pada November 1929, sedangkan R. Pujaharja menerima informasi dari dalang Wiradumraksa. Keterangan penulisan/penyalinan tidak diketahui secara pasti."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.94-A 18.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Isi teks ini menceritakan tentang sayembara memperebutkan putri Raja Gending Kapitu, yang bernama Retna Kuntul Wilanten. Barang siapa dapat merebutnya, kelak akan menang dalam perang Baratayudha. Pada saat yang ditentukan, para raja dan para satriya datang di negeri Gending Kapitu untuk mengikuti sayembara tersebut. Raja dan satriya tersebut antara lain: Prabu Kresna, Darmaputra, Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa, Durna, Arya Sengkuni, Duryodana, Dursasana, dan lain-lainnya. Setelah semua berkumpul di hadapan Raja Gending Kapitu beserta permaisuri dan putrinya, sang raja lalu memerintahkan putrinya untuk memilih salah satu di antara mereka, yang berkenan di hatinya. Sang putri berkata bahwa dia akan memasuki gua garba mereka masing-masing, untuk mengetahui sifat-sifat mereka. Retna Kuntul Wilanten berturut-turut masuk ke gua garba Duryodana, Dursasana, Karna, Jayajatra, Durna, Kresna, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa. Kesemuanya tidak ada yang berkenan di hatinya, karena masing-masing mempunyai cacat. Setelah sang putri masuk ke dalam gua garba Darmaputra, dia lalu memilihnya, karena ternyata dalam diri Darmaputra suci tiada noda. Naskah ini merupakan salinan Lagutama dari naskah induk karya K.P-Kusumadilaga, keterangan tarikh penulisan naskah asli tidak diketahui. Pada h.58 disebutkan bahwa naskah ini disalin pada tanggal 8 Jumadilawal 1864 (30 Agustus 1933). Naskah diterima Pigeaud di Surakarta pada September 1933 dari Lagutama sendiri (h.i). Oleh staf Pigeaud, teks dialihaksara ketik sebanyak empat eksemplar pada Oktober 1933 (lihat FSUI/WY.54)."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.68-K 14.05
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah berisi teks ringkasan yang dibuat oleh Mandrasastra dari sebuah naskah induk yang kemungkinan diterima Ir. Moens dari Widiprayitna, seorang dalang d Sentolo.Ringkasan dikerjakan pada bulan Juni 1934 (h.i). Kini keberadaan naskah asli belum diketahui secara pasti. Pada naskah juga dijumpai sehelai kertas yang ditulis oleh R.M.Ng. Sumahatmaka pada bulan Juli 1934, menerangkan tentang wanda raksasa Cakil, terbagi menjadi 3 macam, yaitu: Klartthang Mimis, Banyak Calora, dan Gendir Penjalin. Juga terdapat catatan kecil yang tak bisa terbaca dan telah dicoret memakai pensil (bandingkan WY.56c). Teks Kunjana Kresna diawali dengan kisah Raden Nayarana memohon doa restu kepada ayahnya, Prabu Basudewa, untuk merebut negara Dwarawati. Prabu Basudewa mengadakan sayembara, bagi mereka yang dapat mempersembahkan Sri Singa Janma (raja manusia berwajah singa), akan diambil menjadi menantu, mendapatkan Rara Ireng. Cerita berakhir dengan keberhasilan Raden Nayarana merebut negara Dwarawati."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.117-A 37.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini terdiri atas bagian I. cerita-cerita lakon kethoprak: 1. Kresna Nguntal Raga; 2. Merang Resmi; 3. Tambang Sukesi; 4. Demang Pancal Pugung; 5. Agung pingit; 6. Sri Tanjung; 7. Batak koba; 8. Panji pulang jiwa; 9. Prabu Adidarma, limpating putri; 10. Demang Surya Ngalam; 11. Lelana Ngakerat; 12. Prabu Pastapa, Gilingwesi; 13. Rara Blorong. Bagian II. Pakem Balungan ringgit purwa sebanyak 46 buah, diawali dengan 1. Prabu Wiramba, diakhiri dengan no.46. lakon Semar Papa."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.15-KS 62
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
S. Soetarsa
Solo: Keluarga Soebarno, [Date of publication not identified]
899.222 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah merupakan alih aksara ketikan dari MSB/W.70. Salinan lainnya dapat dilihat pada MSB/W.70a. Naskah ini diterima Pigeaud pada bulan Mei 1935. Pada h.16, dijumpai keterangan nama Lagutama. Tidak diketahui secara pasti apakah dia sebagai penulis teks induk atau sebagai penyalin teks ini. Keterangan selanjutnya, Hhat MSB/W.44,70, dan 70a. Naskah tidak dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
WY.95-A 38.08
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah terdiri atas dua teks, teks pertama adalah lampahan Jaka Purusa. Teks ini adalah salinan dari serat pananggalan pada bulan Jum, Yogyakarta tahun 1914. Teks tersebut adalah pethikan pakem ringgit (wayang) madya, lampahan Jaya Purusa terdapat pada halaman 1?136. Teks diciptakan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagaran IV di Surakarta. Teks kedua adalah lampahan Merusupadma halaman 1?85. Teks ini merupakan petikan dari pakem ringgit madya ciptaan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara IV di Surakarta. Lampahan ini adalah salinan dari serat pananggalan pada bulan Juni 1913. Teks Jaya Purusa berisi tentang Prabu Maheswara yang berniat memindahkan kerajaannnya. Teks kedua tentang Merusupadma yang berniat memperistri Diyah Pramesti, namun ditolak oleh Prabu Jayamijaya, keduanya bertempur. Prabu Jayamijaya kalah, namun Merusupadma akhirnya dapat dikalahkan oleh Prabu Anglingdarma dari Majapahit. Asal koleksi ini semula milik koleksi R. M. Sajid."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
CW.2-KS 82
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Angger Joko Timur
"Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) merupakan sebuah karya sastra Jawa yang ditemukan dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Teks SPRPLDA merupakan lakon carangan yang memuat kisah tentang tokoh Yudhistira ketika berubah menjadi Dewa Amral. Dewa Amral adalah raksasa tiwikrama dapat terjadi ketika tokoh Yudhistira murka. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah bagaimana sifat tokoh Yudhistira yang teridentifikasi dalam naskah SPRPLDA? Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kandungan isi teks SPRPLDA dan mengidentifikasi sifat tokoh Yudhistira di dalamanya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menerapkan metode filologi. Kajian isi teks dilakukan menggunakan pendekatan psikoanalisis Sigmund Frued. Hasil penelitian ini menyatakan: (1) SRPLDA merupakan naskah lakon gaya Surakarta yang memuat kisah Dewa Amral (2), Dewa Amral sebagai sosok raksasa putih termasuk dalam kategori raksasa tiwikrama, 3) Yudhistira memiliki kepribadian antar lain: (a) Unsur Id Yudhistira yaitu rasa balas dendam kepada Dewa di Kahyangan, (b) Unsur Ego Yudhistira yaitu sifat penyayang dalam menyelamatkan adik-adiknya dari Cemaniloka, (c) Unsur Super Ego Yudhistira yaitu sikap lila legawa dalam menerima dengan tulus. Berdasarkan analisis tokoh Yudhistira dinyatakan bahwa Yudhistira bukan manusia sempurna. Yudhistira masih memiliki sifat baik dan buruk pada dirinya.

Serat Pakem Ringgit Purwa Lampahan Dewa Amral (SPRPLDA) is a Javanese literary found in the Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 3 Fakultas Sastra Universitas Indonesia.The SPRPLDA text is a carangan play that contains a story about the character of Yudhistira when he turned into Lord Amral.The god Amral is a giant of tiwikrama who appears when the character Yudhistira is enraged.The main problem in this research is how the nature of the Yudhistira's character identified in the SPRPLDA manuscript?This study aims to reveal the content of the SPRPLDA text and identify the nature of yudhistira's character in it. This research is a qualitative descriptive research by applying philological methods.The content's research of the text was carried out using the psychoanalytic approach of Sigmund Freud. The results of this study stated: (1) SRPLDA is a Surakarta-style play manuscript that contains the story of Lord Amral (2), Lord Amral as a white giant figure is included in the category of giant tiwikrama, (3) Yudhistira has a personality among others: (a) The element of Id Yudhistira, is a sense of revenge for the God's in Kahyangan, (b) The ego element of Yudhistira, is the compassionate nature in saving his younger siblings from Cemaniloka, (c) The element of the Yudhistira Superego is the attitude of lila legawa in accepting sincerely.Based on the analysis of yudhistira, it is stated that Yudhistira is not a perfect human being.Yudhistira still has a good and bad qualities to him."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>