Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86602 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Respati Danardhono
"Skripsi ini adalah hasil penelitian dialektologi di Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui wilayah-wilayah bahasa yang ada di lokasi tersebut. Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah situasi kebahasaan di lokasi yang sangat menarik yaitu penggunaan dua bahasa secara teratur oleh penutur-penuturnya. Dengan dilandasi teori-teori yang mendukung munculnya kemungkinan-kemungkinan masalah kebahasaan di wilayah seperti itu, penelitian ini pun dilakukan.
Penelitian ini menggunakan metode langsung. Peneliti langsung datang ke objek penelitian, dan melakukan wawancara berdasarkan daftar tanyaan yang telah disiapkan, berupa tanyaan leksikal dan kalimat. Jumlah percontoh sebanyak 42 desa, di seluruh wilayah Kabupaten Cilacap.
Hasil yang didapat adalah telah ditentukannya dua wilayah bahasa di Kabupaten Cilacap. Penelitian ini pun telah mendukung usulan Lauder tentang modifikasi persentase pemilahan bahasa Guiter (1973). Untuk peta leksikal. Hasil lainnya adalah menemukan kekurangsesuaian persentase Guiter (1973) untuk larak fonetis pada kondisi Kabupaten Cilacap. Untuk masalah tersebut, penulis telah mengusulkan untuk memodifikasi kembali persentase Guiter (1973) tentang jarak fonetis, disesuaikan denaan kondisi di Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S11715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1986
499.221 7 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Purnama Sari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk dan penggunaan kohesi gramatikal yang terdapat dalam majalah Ancas versi web. Penulisan penelutian ini berfokus pada bagaimana bentuk dan penggunaan pemarkah kohesi gramatikal berbahasa Jawa dialek Banyumas dalam majalah Ancas. Sumber data yang digunakan adalah majalah Ancas versi web dengan menggunakan ancangan kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif menggunakan data teks naratif, teks ekspositoris, dan teks berita yang terdapat dalam majalah Ancas. penelitian ini menggunakan teori kohesi dalam kerangka wacana yang diungkapkan oleh Halliday dan Hasan (1976) Berdasarkan hasil analisis, ditemukan empat alat kohesi gramatikal berupa referensi, substitusi, elipsis, dan konjungsi. Dalam referensi ditemukan pengacuan persona, pengacuan komparatif, dan pengacuan demonstratif. Pengacuan persona meliputi pengacuan persona I tunggal, persona II tunggal, persona II tunggal dan jamak, persona III tunggal, pengacuan diri sendiri, dan persona III berupa enklitik. Pada data tidak ditemukan pemakaian pengacuan persona I jamak. Penggunaan pengacuan persona memperhatikan situasi formal atau informal dan lawan tutur. Pada pengacuan komparatif ditemukan penggunaan kata kaya seperti. Pada pengacuan demonstratif ditemukan pengacuan lokatif dan substantif. Substitusi terbagi menjadi tiga bentuk, yaitu substitusi verbal, substitusi frasal, dan substitusi klausal. Elipsis yang ditemukan dalam penelitian ini adalah ya ana ya ada. Selanjutnya terdapat konjungsi antarkalimat dan intrakalimat. Konjungsi antarkalimat berupa konjungsi penambahan, pertentangan, sebab-akibat, pilihan, dan syarat. Adapun konjungsi intrakalimat berupa penambahan, pertentangan, dan sebab-akibat.

The aim of this research is to describe the type and the function of grammatical cohesion in the web version of Ancas magazine. This research also discribe the form and the using of grammatical cohesion in the Javanese Banyumas dialect in Ancas magazine. The Ancas magazine in web version is used as the data in this research. The data also grouped by narrative data text, expository text, and news text. In the analyisis, this research used grammatical cohesion approach by Halliday and Hasan (1976). The result shows that there are four grammatical cohesions, those are references, substitutions, ellipsis, and conjunctions. For the references, there are personal reference, comparative reference, and demonstrative reference. In the personal reference, there are first person singular, second person singular and plural, third person singular, self-reference, and enclitic form of third person. In this result didnt show the use of plural first person reference. The use of persona reference also refers to formal and informal situations. In the comparative reference, there is use of kaya like. In the demonstrative references, that is found a locative and substantive reference. The substitution is divided into three forms, those are verbal substitution, fractional substitution, and clause substitution. The ellipsis in this research there is ya ana yes, there is. Furthermore, there are coordinating cojunction and correlative conjunctions. The coordinating cojunctions that be found are additive, adversative, causal, choices and conditions. Instead, the correlative conjunctions that be found are additive, adversative, and causal."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih Sugiarto
"Penelitian ini membahas permasalahan mengenai fungsi partikel fatis yang terdapat dalam bahasa Jawa dialek Banyumas di Purbalingga. Data diperoleh dari ujaran yang dihasilkan oleh informan yang merupakan penduduk tetap di daerah Purbalingga. penelitian ini menggunakan analisis sintaksis (distribusi partikel) dan analisis wacana (konteks). Kerangka pikir dalam penelitian ini dilandasi oleh pendapat Kridalaksana (1990: 111-113) yang menjelaskan mengenai pengertian kategori fatis; Hadumod yang dikutip oleh Pattinasarany dalam Sutami (Ed.) (2004: 130-131) dan Weydt yang dikutip oleh Korah dalam Sutami (Ibid: 148), yang membahas mengenai definisi partikel fatis; dan Jakobson yang dikutip oleh Sutami (Ed.), yang membahas mengenai fungsi partikel fatis. Menurut Jakobson, partikel fatis dimungkinkan untuk memulai, mempertahankan, dan mengakhiri perbincangan (Ibid.: 187). Dengan kerangka pikir di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi partikel fatis yang terdapat dalam ujaran yang dihasilkan oleh informan berbahasa jawa dialek Banyumas di Purbalingga. Selain tujuan tersebut, penelitian ini pun diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru kepada pembaca. Diharapkan setelah membaca penelitian ini, pembaca mengetahui bahwa dalam bahasa Jawa dialek Banyumas juga terdapat partikel fatis yang memiliki fungsi tertentu dalam suatu ujaran, seperti halnya partikel fatis bahasa Jawa baku. Penelitian ini menunjukkan bahwa partikel fatis dalam bahasa Jawa dialek Banyumas di Purbalingga memiliki tiga fungsi, yaitu memulai, mempertahankan, dan mengakhiri komunikasi. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S11455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
499.221 7 GEO
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
499.221 7 GEO (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chusni Hadiati
"ABSTRAK
Penelitian mengenai strategi percakapan dalam jual beli tradisional dalam dialek Banyumas
ini merupakan penelitian pragmatik yang berfokus pada analisis percakapan. Penelitian ini
bertujuan untuk merekonstruksi strategi percakapan jual beli tradisional dalam dialek
Banyumas dan menemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam keputusan pembelian
konsumen. Tuturan yang diujarkan oleh penutur merepresentasikan apa yang ada dalam
benak mereka. Strategi percakapan dalam penelitian ini meliputi, kondisi kesahihan tuturan,
strategi bertutur dan strategi kesantunan. Keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan faktor internal yang direalisasikan melalui tuturan dalam percakapan jual beli.
Data penelitian diperoleh dari percakapan jual beli di pasar tradisional. Penyajian data
dilakukan dengan menggunakan mikro dan makro struktur. Analisis data dilakukan dengan
metode padan pragmatis. Satuan analisis dalam penelitian ini adalah tuturan. Kondisi
kesahihan tuturan dapat dilihat dari konteks tuturan. Pada realisasinya, konteks tuturan dapat
dilihat sebagai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembelian. Faktor eksternal atau
bauran pemasaran adalah faktor-faktor di luar individu yang berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. Faktor internal atau black box model yang terjadi dalam benak individu
merupakan faktor dalam diri individu yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Faktor eksternal dan faktor internal itu direalisasikan ke dalam tuturan individu dalam
percakapan jual beli tradisional. Bahasa dalam percakapan jual beli tradional memiliki tiga
fungsi, yaitu fungsi referensial, fungsi afektif, dan fungsi fatis. Penelitian lebih lanjut dapat
dilakukan untuk membuktikan fungsi bahasa dalam percakapan jual beli tradisional dalam
bahasa Jawa dialek Banyumas

ABSTRACT
The research on conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect
is a pragmatic research focuses on conversation analysis. It aims to reconstruct the
conversation strategies in traditional selling and buying in Banyumas dialect and to find out
the factors affecting consumers? behavior. Utterances used in traditional selling and buying
conversation relfect speakers? mind. The conversation strategies include the felicity
condition, the speech strategies, and the politeness strategies. Consumers? behavior is
affected by external and internal factors. Data is gathered from traditional selling and buying
conversations in traditional markets. This qualitative research uses micro and macro structure
to display data and uses pragmatic identity method in analysis. The unit of analysis of this
research is speech or utterance. Felicity condition of each utterance can be seen from the
context. Context is considered as factors affecting consumers? behavior. External factors or
marketing mix are factors outside the consumers which affects the consumers? decision
whether or not to buy the goods. On the other hand, internal factors or the black box model
are factors inside the consumers affecting their decision. It is called as a black box model
since it occurs in buyers? mind. Those external and internal factors are realized in the
utterances used in traditional selling and buying conversation. The language functions in
traditional selling and buying are classified into three types; referential, affective, and phatic.
A further and deeper research needs to conduct to prove the language functions in traditional
selling and buying conversation in Banyumas dialect"
2016
D2246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Sari Wulandari
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya memverifikasi wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah karena penelitian kebahasaan di Kabupaten Cilacap sudah pernah dilakukan pada tahun 1993 sehingga adanya perbedaan situasi kebahasaan di Kabupaten Cilacap setelah lebih dari 20 tahun dapat diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa dan mengetahui faktor-faktor penyebab adanya perbedaan wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan analisis kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah adanya perbedaan batas wilayah pakai antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa di Kabupaten Cilacap. Wilayah pakai bahasa Sunda ada di bagian utara, barat, dan selatan Kabupaten Cilacap, sedangkan wilayah pakai bahasa Jawa ada di bagian tengah hingga timur Kabupaten Cilacap. Faktor penyebab perbedaan batas wilayah pakai bahasa Sunda dan bahasa Jawa, yaitu 1 jumlah titik pengamatan yang berbeda dengan penelitian tahun 1993, yaitu 67 titik pengamatan dalam penelitian ini dan 42 titik pengamatan dalam penelitian tahun 1993 dan 2 migrasi penduduk dari arah barat Kabupaten Cilacap, yaitu dari Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kabupaten Garut.

ABSTRACT
This study verified the language territory of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency Central Java Province. The study of language mapping in Cilacap regency has ever been conducted in 1993 therefore, this study investigated the difference of language situation after more than 20 years of the latest research in this area. This study was aimed at determining the border of language region of Javanese and Sundanese and revealing the underlying factors causing the difference of language territory. This study employed qualitative method and quantitative analysis. The result of this study revealed that there was the difference of language territory border of Sundanese and Javanese in Cilacap Regency. The language territory of Sundanese concentrated in the north, west, and south of the regency, meanwhile the language territory of Javanese concentrated in the centre until the east of the regency. There were two underlying factors that caused the difference of language territory border. Firstly, there was a difference in the number of the points of obervation between this study, which was 67 points and the study in 1993, which was 42 points. Secondly, there was human migration from the west part of Cilacap Regency. They were from Ciamis Regency, Banjar City, Pangandaran Regency, Tasimalaya Regency, and Garut Regency. "
2017
T47526
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rini Arinto Puji
"ABSTRAK
Rerdasarkan kesesuaian bahasan berkas isoglos dan babas= dialektometri. dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Mora terdapat sate dialek dengan tiga subdialek. Dialek itu adalah baha.sa Ja\1a dialek flora. Ketiga subdialek itu adalah (a) subdialek di \yilayah pinggir atau yang berbatasan dengan kabupaten lain_ yaitu di \\ilayah bagian barat taut dan bagian timur. (b) subdialek di wÂ?Ã?ilayah bagian tengah, dan (c) subdialek di wilayah yang didiami kelompok masvarakat Samin. Berikut ini adalah ~~ila~ah ~yilayah subdialek tersebut"
2007
T37475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menik Lestari
"Kabupaten Kendal merupakan wilayah yang berbatasan dengan kabupaten-kabupaten yang menggunakan dialek yang berbeda mdash;dialek Semarsuradupati di bagian timur, dialek Pekalongan di bagian barat, dan dialek Wonosobo di bagian selatan. Kabupaten Kendal juga memiliki topografi yang unik, yaitu adanya daerah pegunungan di bagian selatan dan daerah pesisir Laut Jawa di bagian utara. Berdasarkan hal tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana situasi kebahasaan di Kabupaten Kendal.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan situasi kebahasaan di Kabupaten Kendal dengan pemetaan bahasa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pupuan lapangan dengan daftar tanyaan berjumlah 236 kata: 200 kosakata dasar Morish Swadesh, 11 Kosakata kata ganti, sapaan, dan acuan, dan 25 kosakata bidang sistem kekerabatan.
Penelitian ini membuktikan bahwa Kabupaten Kendal merupakan wilayah pakai satu bahasa beda wicara dengan persentase hasil dialektometri mencapai 27. Anggapan masyarakat mengenai dialek Weleri di Kabupaten Kendal tidak sesuai dengan hasil penelitian ini. Akan tetapi, Weleri mempunyai kekhasan ungkapan fatis ra, po, dan si yang memiliki fungsi yang sama dengan kan, ya, dan sih dalam bahasa Indonesia. Selain itu, ditemukan 15 kata yang tergolong sebagai kosakata khas Kabupaten Kendal.

Kendal is a regency that is bordering with some other regencies having different dialect mdash Semarsuradupati dialect in the east, Pekalongan dialect in the west, and Wonosobo dialect in the south. Kendal has a unique topography, namely the mountainous areas in the south and coastal areas in the northern part of Java Sea. According to these, the formulation of this research is how the languages situation in Kendal is.
The aim of this research is to explain the language situation in Kendal with language mapping. This research is using survey method with questionnaire totaling 236 words 200 basic vocabulary Swadesh Morish, 11 Vocabulary pronouns, greeting, and reference, and 25 vocabulary kinship system.
This research reveal that Kendal is an area of one language different pronounciations with the percentage of dialectometric result reaches 27. Therefore, the public opinion about Weleri dialect in Kendal is not in accordance with the results of this study. However, Weleri does have the peculiarities phatic phrases ra, po, and si that has the same function as lsquo kan, ya, and sih in Bahasa Indonesia. In addition, there are 15 words that are categorized as Kendal typical vocabulary.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68724
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>