Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5311 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Atiatun Masruroh Alkiromah
"ABSTRAK
Dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengambil obyek penelitian pada naskah babad. Selain memiliki banyak infor_masi yang dapat diambil, menurut Ekadjati (1078) naskah jenis ini juga memiliki sifat ganda, yaitu mengandung unsur sastra dan unsur sejarah.
Naskah babad yang kemudian dipilih adalah naskah yang dapat dikategorikan dalam babad kecil atau sering juga disebut seba_gai babad lokal, yaitu BABAD BANYUMAS. Karena dengan penelitian terhadap babad- babad lokal akan sangat berguna untuk dapat memahami terhadap kebudayaan dan sejarah daerah tersebut, yang pada akhirnya juga akan sangat membantu pemahaman terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia secaraa keseluruhan.
Hal pertama yang di lakukan adalah mengumpulkan naskah naskah yang memiliki judul yang sama. Ini dilakukan dengan cara melihat pada katalog-katalog yang ada ataaupun mendatangi /melacak beberapa perpusakaan seperti Perpustakaan Nasional, Perpustakaan FSUI (Jakarta) dan Perpustakaan Sonobudoyo (Yogyakarta). Dari naskah-_naskah yang dapat dikumpulkan itu kemudian diperbandingkan, dengan melihat kekuatan dan kelemahan masing-masing naskah. Dengan malakukan perbandingan itu akhirnya bisa didapat metode yang sesuai untuk penelitian, dalam hal ini yang penulis pakai adalah metode landasan. Setelah itu juga menentukan edisi yang digunakan dalam penyuntingaan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyajikan suatu edisi teks yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah."
1995
S11733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darusuprapta, 1931-
"ABSTRAK
Masalah umum dalam studi filologi adalah penggarapan naskah dengan tujuan mendayagunakan hakikat naskah, se_dangkan masalah yang khusus adalah penggarapan yang ber_talian dengan dan menyangkut segi naskah itu sefdiri. Jadi, kekhususan penelitian terletak pada segi teksnya. Tujuan utama penelitian adalah usaha mencapai'bentuk semula sebuah teats, setidak-tidaknya bentuk yang mende_katinya, yang bersih dart kekeliruan. Usaha ini meme rlu_kan perbandingan sejumlah banyak naskah yang harus dila_kukan dengan teliti, tekun dan cermat. Berdasarkan pene_litian tersebut dapat dicapai ketetapan take yang benar_benar dapat disajikan dalam bentuk yang dapat dipertang_gungjawabkan secara ilmiah, dan yang dapat dianggap sede_kat mungkin dengan teks yang ditulis o1.eh pengarang per_tama. Garapan ini mengutahakan penyajian teks Babad Blam_bangan dalam bentuk yang seutuh mungkin, dengan menggu_nakan metode sterna, salah satu metode kritik teks dalam teknik filologi. Vasil penggarapan yang- dicapai bahwa teks dapat dipakai sebagai sumber data yang mantap bagi penelitian lain lebih lanjut.Ada dua macaw naskah Babad Blambangan. Pertama, nas-;jcah.Babad Alambangan Qancar, beragam bahasa prosa, ber_jumlah enam buah. Isi cerita bertalian dengan . silsilah keluarga penguasa Blambangan tujuh seketurunan, dart Pa_ngeran Mas Tanpauna di Kedhawung, Kangjeng Siwhun Ta.wang_alum dii Macanputih, sampai dengan Raden . Adipati Wiirya_danuningrat dan Raden Tumenggung Pringgakusuma di Banyu_wangii. Kedua, naskah Babad Blambangan Macapat, beragam bahasa puisi, berjumlah lima buah. Isi cerita bertalian dengan perlawanan tiga wilayah : Panarukan-Blambangan, Lumajang- Malang, Lopura-Ngantang, terhadap perluasan ke_kuasaan IGzmpeni. Di camping suntingan naskah yang disajikan disertai Pula. terjemahannya dalam bahasa Indonesia.Denga.n.demi.kian lebih membantu pemahamannya dan lebih memperluas penggu_naannya."
1984
D1676
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi salinan teks Babad Banyumas diturun dari naskah asli KBG 526. Pada h.ii disebutkan bahwa yang menyalin naskah babon bernama R. Natahamijaya, carikjaksa ing nagari Magetan. Setelah teks babad pokok, yang berbentuk tembang macapat dan tersusun dalam 23 pupuh, terdapat tambahan atau kelanjutan, berbentuk prosa, yang ditulis oleh R.A. Mertadireja, Bupati Banyumas. Namun penulis teks pokok, atau tahun penulisannya, belum diketahui. Salinan atau alih aksara ketikan ini dibuat oleh Pigeaud (atau stafiiya) pada tahun 1928 dalam rangka Pigeaud mencari sumber istilah untuk kamus yang baru mulai disusunnya di Surakarta. Hal ini terlihat dari adanya di sana-sini kata-kata yang digarisbawahi dengan menggunakan pensil biru dan merah terutama untuk nama tempat dan nama tokoh. Nama-nama yang, ditunjukkan dengan cara tersebut kemudian direncanakan akan diangkat dan dimasukkan di file-file nama tokoh dan tempat untuk buku onomastikon sastra Jawa. Oleh Pigeaud versi Babad Banyumas ini dikatakan versi A, sedangkan versi B, karangan Siswasarjana, ada pada FSUI/SJ.15. Untuk diskusi lebih lengkap tentang 1 Babad Banyumas, dan khususnya tentang naskah SJ. 14 ini, lihat Knebel 1930. Pada koleksi FSUI dapat dijumpai dua salinan naskah ketikan ini, yaitu A 7.01a (ketikan asli) dan b (tembusan karbon). Hanya ketikan asli yang dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.14-A 7.01a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini merupakan alih aksara sebuah teks prosa berjudul Babad Banyumas, yang oleh Pigeaud dinyatakan sebagai versi 'B'. Ditulis oleh Siswasarjana, seorang guru sekolah desa di Kutawis, Bukateja, Banyumas. Tahun penulisan tidak disebutkan. Bandingkan Babad Banyumas versi 'A' pada FSUI/SJ.14 dan versi lain pada SJ.16. Lihat juga dalam indeks tentang Babad Wirasaba dan Babad Pasir. Naskah diperoleh Pigeaud di Surakarta pada tahun 1929 sebagai kiriman dari Bale,.Poestaka. Kemungkinan penulis mengirimkan konsepnya kepada Bale Poestaka dengan harapan akan diterbitkan, tetapi Bale Poestaka tidak berminat. Pigeaud mempergunakan naskah ketikan ini sebagai sumber bahan leksikografi. Setelah diterima, naskah diperiksa oleh Pigeaud dan setiap nama tokoh atau nama tempat digarisbawahi, dengan maksud akan dimasukkan indeks onomastikon besar yang juga digarap oleh Pigeaud."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.15-A 11.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi karangan tentang sejarah Banyumas yang diserahkan kepada Bale Poestaka oleh Bupati Banyumas pada bulan Juni 1932, untuk dipertimbangkan kelayakannya bila diterbitkan. Babad Banyumas berbentuk prosa ini berisi uraian ringkas sejarah wilayah Banyumas dari jaman Majapait sampai tahun 1930an. Fokus utamanya adalah silsilah para bupati Banyumas mulai dari nenek moyang R. Ketuhu. Teks terbagi dalam dua bagian. Bagian pertama ditulis oleh R. Wiryaatmaja, patih di Purwakerta, pada tahun 1898, atas permintaan Tn. W.P.D. de Wolff van Westerrode (assistent resident di Purwakerta). Bagian kedua merupakan lanjutan, ditulis oleh R. Purwasupraja, mantan patih di Banyumas, pada bulan Februari 1932. Oleh Bale Poestaka naskah karangan sejarah ini dikirim kepada dua pembaca ahli untuk dinilai. Hasil penilaian itu, berbahasa Belanda, terlampir pada h.i-iv naskah ini. Dua-duanya merekomendasikan agar naskah tidak diterbitkan, dan memang oleh Bale Poestaka naskah tersebut ditolak. Namun rupanya beberapa tahun kemudian teks yang sama diterbitkan oleh penerbit pribumi, ialah Mardimulya di Yogyakarta (t.t.). Pada edisi tersebut, R. Salsaman dicantumkan sebagai penyunting. Lihat deskripsi naskah MSB/SJ.148 untuk keterangan selanjutnya. Setelah ditolak Bale Poestaka, naskah ini dikirim kepada Pigeaud, barangkali dianggap sebagai bahan yang cocok unruk diperiksa oleh tim penyusun kamus Jawa-Belanda baru. Pigeaud menerima naskah ini pada bulan November 1932, dan pada bulan Desember sudah diketik rangkap empat. Tiga dari empat ketikan rangkap empat iru sekarang tersimpan di koleksi FSUI, berkode A 30.04a-c. Hanya ketikan asli (a) yang dimikrofilm."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.16-A 30.04a
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
GS 30-SJ.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Naskah ini berisi catatan tentang teks Babad Banyumas yang termuat dalam naskah Br 58. Terdiri atas cuplikan awal dan akhir teks, daftar pupuh (sebanyak 14 pupuh), catatan umum, serta ringkasan alur cerita pupuh per 'pupuh. Dibuat oleh RNg. Poerbatjaraka (atau stafhya) di Batavia. Naskah diterima oleh Pigeaud pada bulan Desember 1931. Lihat dokumen R-061 di Koleksi Naskah, Perpustakaan Nasional, untuk sebuah eksemplar lain dari naskah ketikan ini."
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
SJ.17-L 6.07
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Kurniawan
"Karya satra lama yang berbentuk naskah perlu diteliti secara mendalam, karena didalamnya tersimpan system nilai adat-istiadat, dan alam paraleluhur kita pada masa lampau, yang dapat diterapkan atau dihindari pada masa sekarang. Syair Nyamuk dan Lalat adalah karya sastra yang simbolik, karena tokoh-tokohnya adalah binatang (serangga-serangga). Serangga-serangga ini berlaku seperti manusia. Setelah diadakan anlisis terhadap isi naskah, maka dapat disimpulkan bahwa tema Syair Nyamuk dan Lalat adalah percintaan, yaitu percintaan nyamuk dan lalat yang berakhir dengan kebahagiaan. Amanat Syair Nyamuk dan Lalat adalah agar kita tidak membohongi diri sendiri dan selalu berusaha dalam menghadapi suatu masalah. Tokoh-tokoh dalam Syair Nyamuk dan Lalat disimbolikan oleh pengarang dalam kelompok nama seranga, yaitu Lalat, Nyamuk, Bari-bari, Agas, dan Tabuhan. Tokoh Lalat dan Nyamuk di lambangkan sebagai golangan bangsawan. Tokoh Bari-bari digambarkan sebagai pesuruh atau dayang tokoh Lalat yang patuh dan setia. Tokoh Agas digambarkan sebagai dayang tokoh Nyamuk yang setia terhadap tuannya. Sedangkan tokoh Tabuhan dilambangkan sebagai orang. pintar di dalam masyarakat pada masa naskah itu ditu1is"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S11215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeri Nurita
"Karya sastra lama yang masih berbentuk naskah perlu segera diselamatkan karena kondisi bahannya yang tidak tahan waktu dan iklim tropis, sehingga mudah rusak. Pene_litian yang mendalam terhadap isi naskah juga perlu dilakukan, karena di dalamnya tersimpan sistem nilai, adat -istiadat, dan alam pikiran leluhur kita pada masa lampau, yang dapat diambil dan diterapkan pada masa sekarang. Syair Bayan Budiman adalah karya sastra yang berben_tuk syair simbolik, karena tokoh-tokohnya adalah binatang (burung-burung). Burung-burung ini bertingkah laku seperti manusia. Setelah dilakukan analisis terhadap isi naskah, dapat disimpulkan bahwa tema Syair Bayan Budiman adalah tentang fikih atau hukum-hukum yang berlaku di dalam kehidupan umat Islam. Berdasarkan tema di atas dapat ditarik amanat berupa ajaran bahwa umat Islam hendaknya selalu mengamalkan ilmu agama dan menjalankan perintah-perintah Allah selagi hidup di dunia, sehingga di akhirat nanti tidak akan mendapat siksa neraka. Oleh karena Syair Bayan Budiman mengandung pelajaran akhlak yang mendidik, maka syair ini disebut syair.simbolik yang didaktis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S11142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robianto
"Karya sastra lama yang masih berbentuk naskah harus segera diselamatkan, karena bahannya tidak tahan waktu dan iklim tropis. Karya sastra ini juga perlu diketahui dan di_perkenalkan kepada masyarakat, karena banyak menyimpan nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dan diterapkan kepada masyarakat sekarang. Syair pelanduk jenaka adalah sebuah syair yang digubah dari sebuah hikayat yang bernama Hikayat pelanduk jenaka. Setelah diteliti melalui jumlah dan susunan cerita, serta diksinya, dapat disimpulkan bahwa Syair Pelanduk Jenaka ini digubah dari Hikajat Pelandoek Djinaka of de Reinaert de vos der Maleiers voor pers bewerk yang diterbitkan Klinkert pads tahun 1885. Syair Pelanduk Jenaka adalah sebuah cerita binatang yang berbentuk syair. Sebagian orang masih beranggapan bahwa cerita binatang hanya merupakan cerita pengisi waktu dan pengantar tidur saja. Untuk menghapuskan anggapan yang salah itu, dalam penelitian ini dikaji aspek simbolisme dan isi cerita tersebut agar terlihat maksud dan tujuan, serta maknanya yang dalam bagi pembaca. Tokoh-tokoh dalam cerita Syair Pelanduk Jenaka adalah binatang-binatang. Binatang-binatang tersebut melambangkan manusia, misalnya pelanduk (Kancil) melambangkan rakyat kecil yang cerdik yang dapat hidup tanpa mendapat belas kasihan raja. Karena syair ini ditulis dalam bentuk perlambangan, maka syair ini disebut syair simbolik. Tema Syair Pelanduk Jenaka adalah kesadaran akan adanya kekuatan batin dibalik kelemahan fisik; kecerdikan. Amanatnya berupa pesan-pesan atau ajaran-ajaran moral, yaitu;(a) Rakyat kecil pun dapat berbuat separti raja asal mereka mempergunakan akal mereka. (b)Raja tidak bisa mengendalikan rakyatnya hanya dengan me_ngandalkan kekuatan dan kebesaran namanya saja. (c) Jangan memfitnah, menghasut, mengadu domba, dan menganiaya, (d) Masyarakat harus kritis terhadap keadaan yang sedang ter_jadi. Karena Syair Pelanduk Jenaka ini mengandung ajaran-ajaran yang mendidik, maka syair ini disebut syair simbolik didaktik. Syair pelanduk Jenaka berhasil sebagai karya sastra sim_bolik didaktik karena telah memenuhi persyaratan, baik dari segi pemilihan bahan dan cara penyajiannya, maupun tujuan yang hendak dicapai pengarangnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>