Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135926 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronica Vonny
"
ABSTRAK
Banyak cerpenis tahun 1950-an yang kini terlupakan. Mereka adalah para penulis yang pada waktu itu menyemarakkan periode Sastra Majalah. Salah satu di antaranya adalah Basuki Gunawan. Nama Basuki Gunawan memang tidak begitu dikenal di kalangan pemerhati sastra Indonesia karena ia hanya pernah menerbitkan karya-karyanya sekitar tahun 1950-an dan setelah itu ia menetap di Iuar negeri. Karya-_karyanya itu pun hampir tidak pernah diberikan tanggapan oleh kritikus sastra Indonesia.
Namun demikian, meskipun Basuki Gunawan pada saat itu tidak pula terlalu produktif dalam berkarya (ia hanya pernah menerbitkan 5 cerpen, 12 sajak, dan 1 esai), karya-karya tersebut--khususnya kelima cerpennya--memiliki beberapa kelebihan. Keistimewaan cerpen-cerpen Basuki Gunawan terlihat dari temanya yang bersifat filosofis. Di dalam cerpen-cerpen tersebut terdapat dialog-dialog atau kalimat-kalimat yang mengingatkan pada ucapan atau pandangan hidup beberapa filsuf dan pengarang eksistensialis, di antaranya Kafka, Dostoyevsky, dan Nietzsche. Penggambaran situasi jiwa tokoh-tokohnya juga memanfaatkan gaya penulisan surealisme, yang mempergunakan teori Psikoanalisis Freud sebagai dasarnya.
Kecenderungan di atas dapat dikatakan belum pernah dijumpai pada karya-karya para pengarang lain sebelumnya. Penulisan cerpen dengan ide-ide filosofis dan gaya penulisan nonkonvensional baru dimulai oleh Iwan Simatupang pada tahun 1960-an.
Oleh karena itu, berdasarkan kenyataan-kenyataan di atas, penulis memilih menganalisis lima buah cerpen karya Basuki Gunawan sebagai bahan skripsi-khususnya dari segi temanya-karena karya--karya Basuki Gunawan sepatutnyalah tercatat pula sebagai bagian dari dunia sastra Indonesia.
"
1997
S11071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitti Amalina Ummi
"Cerpen merupakan salah satu bentuk karya sastra yang dapat menggambarkan peristiwa kehidupan. Dengan membaca cerpen-cerpen Arab, maka dapat terlihat kondisi masyarakat, lingkungan, serta karakter bangsa Arab pada umumnya. Pada cerpen-cerpen Arab, masalah mengenai perempuan banyak terdapat dalam cerita. Namun karakter perempuan banyak digambarkan sebagai sosok yang lemah dibandingkan dengan laki-laki. Perempuan sering diceritakan berada di bawah kekuasaan kaum laki-laki. Pada skripsi ini akan dibahas lima cerpen karya sastrawan Arab periode modern yang berasal dari Mesir, yaitu Najib Kailani. Kelima cerpen tersebut bertemakan tentang perempuan yang tertindas serta sering direndahkan oleh laki-laki. Empat tokoh perempuan diceritakan sebagai seorang istri yang direndahkan oleh suaminya, dan satu tokoh diceritakan sebagai seorang anak perempuan yang berada di bawah kekuasaan ayahnya. Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah metode struktural atau pendekatan analisis, yaitu pendekatan yang memusatkan perhatian kepada analisis dari segi intrinsik karya sastra. Untuk menganalisis sebuah karya sastra yang menggunakan pendekatan ini, maka yang harus dikaji dan diteliti adalah aspek yang membangun karya sastra itu sendiri. Pada skripsi ini, unsur-unsur intrinsik yang dianalisis yaitu unsur yang berkaitan dengan citra perempuan, seperti penokohan, latar, dan amanat cerpen. Pada kelima cerpen tersebut, sangat terlihat jelas bahwa tokoh perempuan mempunyai pengaruh yang besar terhadap jalan ceritanya. Terdapat kesamaan dari beberapa karakter tokoh perempuannya, yaitu digambarkan sebagai tokoh yang berwatak lemah, selalu tertindas atau berada di bawah kekuasaan laki-laki, serta direndahkan atau dilecehkan. Citra yang terbentuk pada tokoh perempuan dalam kelima cerpen yang dibahas adalah perempuan yang bodoh dan mudah ditindas, bersifat sabar dalam menghadapi segala cobaan, pasrah
menerima apapun yang terjadi, dan ada juga yang memberontak melawan laki-laki."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S13418
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini memaparkan teks tragedi sebagai peristiwa atau keadaan yang dialami tokoh cerita dengan menggunakan pendekatan semiotik guna menjelaskan peristiwa tanda, simbol, serta interpretasi yang menjadi acuhan peristiwa kemanusiaan..."
META 7:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Syafarina
"Penelitian ini membahas tema kemanusiaan yang terdapat dalam kelima cerpen pada Lelaki Kabut dan Boneka. Tema kemanusiaan didapat melalui analisis terhadap empat aspek intrinsik karya sastra, yakni tokoh dan penokohan, alur, latar, dan sudut pandang. Skripsi ini juga menjelaskan bagaimana isu-isu kemanusiaan dipersoalkan oleh Helvy Tiana Rosa dalam karyanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian formal dengan analisis struktural yang deskriptif. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa persoalan kemanusiaan merupakan topik utama yang dibicarakan oleh penulis dalam kelima cerpennya.

This research is discuss about the theme of humanity which existed in five short stories of Lelaki Kabut dan Boneka. There are four intrinsic aspects in work of literature which can be used to find the theme of humanity. These four aspects are characters, plot, setting, and point of view. This research is also define how the author make and create the issues of humanity in her works. This tesis uses formal method with descriptive structural analysis. This result is explain that the issues of humanity is the main topic in five short stories of Lelaki Kabut dan Boneka."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S10915
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dody Kristianto
"Artikel hasil penelitian ini berisi pembahasan tentang eksistensialisme tokoh utama dalam cerita pendek Di Joyoboyo Penyair Berteman Sunyi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural terutama tentang tokoh utama dalam fiksi. Sementara perilaku tokoh utama di baca dengan sudut pandang filsafat eksistensialisme Jean Paul Sarte. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik kajian pustaka. Hasil penelitian adalah eksistensialisme tokoh utama dapat dirasakan pada kecemasan tokoh utama. Kecemasan yang dirasakan oleh tokoh utama meliputi kecemasan karena kondisi ekonomi, kecemasan hasrat, hingga kecemasan pada dirinya sendiri. Kecemasan bermula karena pilihan tokoh penyair untuk memilih profesi penyair. Eksistensialisme juga terlihat saat tokoh utama mengalami bunuh diri filosofis dan kematian fisik."
Serang: Kantor Bahasa Banten, 2018
400 BEBASAN 5:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Susilawati Endah Peni Adji
"Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan - gambaran sikap dan posisi perempuan; fungsi penggambaran posisi-tinggi perempuan dalam bidang supranatural; serta sikap implied author terhadap sistem patriarki dan isu gender - dalam cerpen-cerpen Danarto.
Dengan menggunakan teori kritik sastra feminis yang beperspektif kritik ideologis, tulisan ini mendekonstruksi teks cerpen cerpen Danarto yang selama cenderung dinilai mengungkapkan permasalahan religiusitas. Dengan perspektif ini dihasilkan gambaran bahwa sikap perempuan sangatlah ambivalen, dan posisi mereka juga bervariasi. Perempuan golongan tua dari kelas atas cenderung mendukung sistem patriarki. Perempuan muda dari kelas atas cenderung bersikap protes dan menggugat terhadap sistem patriarki. Sementara perempuan dari kelas bawah tidak hanya ditindas oleh kelas atas, tetapi juga oleh sistem patriarki. Penindasan ini semakin terlihat ketika ia memasuki bidang publik. Bidang yang di dalamnya perempuan dapat memiliki posisi tinggi dan kekuasaan adalah bidang supranatural.
Dengan mengkombinasikan, kritik sastra feminis dan kategori gender yang dikemukakan Scott, tulisan ini menghasilkan deskripsi representasi perempuan simbolik, konsep normatif, institusi dan organisasi sosial, identitas subjektif, serta gender sebagai indikasi hubungan kekuasaan_ Perempuan simbolik yang direpresentasi dalam teks cerpen Danarto memiliki dua citra, baik positif maupun negatif. Citra positif sifat perempuan ini diwujudkan melalui representasi Maria dan Rabi'ah. Citra negatif sifat perempuan diwujudkan dalam representasi Ratu Pantai Selatan (dari pandangan orang awam dan santri). Pembentukan konsep normatif perempuan bersumber dari representasi perempuan simbolik. Pembentukan itu dilakukan oleh patriarki sehingga meletakkan perempuan dalam posisi yang inferior, tunduk, dan ditindas. Dalam pembentukan norma itu digunakan mitos yang berkesan menghargai perempuan, seperti "ratu rumah tangga" dan "surga terletak di telapak kaki ibu".
Dalam institusi dan organisasi sosial perempuan kelas bawah dipandang rendah dan tidak dihargai meskipun ia bersikap profesional. Perempuan tetap dipandang sebagai pendatang baru dari bidang domestik yang tenaganya tidak dihargai. Identitas subjektif dalam teks cerpen Danarto terlihat melalui tokoh perempuan mu.da dan kelas atas yang berintelektual. Indikasi hubungan kekuasaan antara perempuan dan laki-laki dalam teks cerpen Danarto adalah tradisional, sebagai warisan patriarki. Perempuan tetaplah inferior, dibatasi wilayahnya (oleh patriarki) dalam bidang domestik, sementara laki-laki tetaplah superior dan mempunyai wilayah di publik. Lebih jauh, dalam bidang domestik yang dianggap sebagai wilayah perempuan ini pun, perempuan harus tunduk dan terikat dengan aturan sistem patriarki yang mengungkung mereka. Karena dalam kehidupan faktual - .yang meliputi kehidupan dalam bidang domestik dan publik -- perempuan ditindas dan tidak mempunyai kekuasaan, maka perempuan mengkompensasikan diri. ke dalam bidang supranatural, suatu bidang yang di dalamnya perempuan dapat memiliki kekuasaan.
Berdasarkan gambaran sikap dan posisi perempuan tersebut tercermin adanya sikap implied author yang bertolak dari pandangan dasar mistik untuk mengungkapkan kondisi faktual perempuan. Tercermin adanya keambivalensian sikap implied author dalam memandang patriarki dan isu gender. Di satu sisi ia menyadari adanya ketimpangan sistem patriarki dalam menempatkan perempuan.. Sehirigga, ia juga menyetujui gerakan feminis yang berusaha menggugat ketimpangan patriarki itu - sebatas gerakan itu tidak menyebabkan perempuan memiliki citra negatif: menggugurkan kandungan. Namun, di sisi lain dia juga tidak menginginkan perubahan pada kemapanan dan kekokohan sistem patriarki itu sendiri. Sehingga, keberhasilan perjuangan feminisme baru dengan isu gendernya itu juga akan sulit terwujud.

"Gender and Patriarchy in Danarto's Short Stories". This research is objected to show - the pictures of women's attitudes and positions; the function of depiction of women's high-position in the field of supernatural; the implied author's attitudes towards the patriarchy and gender issues- in Danarto's short stories.
Applying the theory of Feminist Literary Criticism that has the ideology critique perspective, this writing deconstructs the texts of Danarto's short-stories which, even now, tend to be considered to reveal the religious issues. As a result of this perspective, it is found that woman?s attitudes and their positions are so various. The old women of the upper-class tend to support the patriarchy. While the young women of the upper-class tend to criticize and protest the patriarchy. Meanwhile, the lower-class women are not only oppressed by the upper-class but also oppressed by the patriarchy as well. This oppression is more visible in the public field. The field where the women can possess high-position and power is in the supernatural.
Combining the Feminist Literary Criticism and Gender Category, proposed by Scott, this writing offers the descriptions of symbolic women's representations, normative concepts, social institutions and organizations, subjective identities, and gender as a power relationship indication. Symbolic women that are represented in the texts of Danarto's short-stories have two images: both positive and negative. The positive images of the women's characters manifested through the symbolic representations of Maria and Rabi'ah. The negative images of the women's characters manifested by the symbolic representations of Ratu Pantai Selatan (from the layman and santri's point of view). The construction of women's normative concepts derives from the symbolic women's representation. The construction built by the patriarchy, so that the women situated in the inferior, submissive, and ?oppressed positions. In constructing that norms, myths are used, which have impression to highly respect women, such as "The queen of household" and "Heaven lays down on the mother's sole of foot".
In the social institutions and organizations, the lower-class women are looked down on and unrespected although they have professional attitudes. That women still considered as the new corners in the domestic field, where their capacities are never taken into consideration. Subjective identities in the texts of Danarto's short stories, axe visible through the young women character of high-class and intellectual. The indication of the power relationship between women and men in the texts of Danarto's short'stories is traditionally, as the patriarchy inheritance. Women are always be the inferior, their authorities are limited (by the patriarchy) in that domestic field. On the other hand, men are always be the superior and have public authorities. Farther, in that domestic field, which is to be the women's region, the women have to submit and cling to the patriarchy rules that bound them. Since in the factual life-which covers the domestic field and public lives- the women are oppressed and they don't have any power, so that they compensate themselves into the supernatural, a spacious where that women can gain the power.
Based on the pictures of the women's attitudes and positions, there is an implied author's attitudes which come from the basic view of magic in order to express the women's factual conditions. The implied author has the attitude of ambivalence in looking at the patriarchy and gender issues. On one side, he realizes that there is an unbalance of patriarchy in positioning the women so that, he, too, agrees with the feminist movement which tries to claim that patriarchy defects-as far as that movement does not bring about the women's becoming have negative images: abortion. Meanwhile, on the other side, he does not want the change on. the establishment and strict of the patriarchy itself. In that case, the product of the struggle in the new feminism and its gender issues are also hard to be achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
T823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sartre, Jean-Paul
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002
142.78 SAR e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kurniasari
"Berangkat dari sebuah kenyataan bahwa tidak sedikit dari pengarang Indonesia yang namanya jarang disinggung dalam pembicaraan kesusastraan Indonesia, skripsi ini membahas salah seorang dari pengarang tersebut, yaitu Sukro Wijono. Sukro Wijono merupakan seorang sastrawan yang pernah berkarya di tahun 1950-an dan 1960-an. Seiring dengan banyaknya majalah yang terbit pada tahun 1950-an, karya-karya yang pernah dihasilkannya bermunculan dalam beberapa majalah yang terbit pada waktu itu. Karyanya lebih banyak berbentuk cerpen daripada puisi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S10888
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidina Fitria
"Cerpen dengan judul “Berita dari Kebayoran” karya Pramoedya Ananta Toer mengalami transformasi menjadi siniar dengan judul yang sama. Transformasi tersebut menunjukkan bahwa fenomena alih wahana semakin berkembang ditandai dengan adanya peralihan ke berbagai medium baru. Dewasa ini semakin terasa bahwa suatu jenis kesenian memang membutuhkan jenis kesenian lain, baik sebagai referensi maupun berkaitan dengan proses intertekstual. Proses intertekstual itu sendiri penting dan erat kaitannya dengan alih wahana karena di era teknologi yang mampu menghasilkan sebuah komunikasi yang canggih ini, berbagai jenis teks dapat dikatakan sangat dinamis sehingga mampu membentuk ‘teks baru’. Penelitian ini membahas bentuk intertekstualitas antara cerpen dan siniar “Berita dari Kebayoran” dan eksistensi siniar dalam alih wahana sastra yang merepresentasikan siniar dalam dunia sastra. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan alih wahana. Hasil analisis mengungkapkan bahwa terdapat perubahan-perubahan variasi yang terjadi dalam proses alih wahana cerpen ke dalam bentuk siniar sebagai bentuk penyesuaian medium yang berbeda. Selain itu, representasi siniar dalam dunia sastra dapat menjadi alternatif pengembangan sastra Indonesia karena preferensi terhadap media digital semakin tinggi setiap harinya dan dinilai efektif untuk memberikan pemahaman akan konten dari suatu karya sastra.

A short story with the title “Berita dari Kebayoran” by Pramoedya Ananta Toer was transformed into a podcast with the same title. This transformation shows that the phenomenon of vehicle transfer is growing, marked by the transition to various new mediums. Nowadays it is increasingly felt that one type of art does require another type of art, both as a reference and related to the intertextual process. The intertextual process itself is important and closely related to vehicle transfer because, in this era of technology that is capable of producing worldly-wise communication, various types of texts can be said to be very dynamic so that they can form ‘new texts’. This study discusses the form of intertextuality between short stories and the podcast “Berita dari Kebayoran” and the existence of podcasts in the transfer of literary vehicles that represent podcasts in the literary world. The method used is descriptive qualitative with a ride transfer approach. The results of the analysis reveal that there are changes in variations that occur in the process of transferring the short story vehicle into the form of narration as a form of adjustment to a different medium. In addition, podcast representation in the world of literature can be an alternative for the development of Indonesian literature because the preference for digital media is getting higher every day and is considered effective in providing an understanding of the content of a literary work."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yeremia Putra Pradana
"Untuk mencapai eksistensi, manusia memerlukan pihak lain untuk menciptakan suatu relasi sosial. Dalam proses ini, manusia hendaknya mampu menerima dan berinteraksi dengan pihak lain demi mencapai eksistensi. Di jaman modern ini, teknologi menjadi bagian penting dalam kehidupan dan sangat mungkin bagi teknologi menjadi bagian dari ‘pihak’ lain. Jurnal ini berfokus pada relasi unik yang tercipta antara manusia dan teknologi dalam film Her (2013) oleh Spike Jonze. Ketika manusia bertemu dengan teknologi, hubungan mereka menjadi lebih kompleks sebab merupakan dua ciptaan yang berbeda. Meminjam pemikiran Martin Buber tentang eksistensialisme manusia, jurnal ini melakukan analisa terhadap kemungkinan dan keterbatasan interaksi hubungan eksistensial antara manusia dan teknologi. Menilik pada emosi dan logika pikir pihak teknologi untuk menjadi sama dengan manusia, jurnal ini hendak membedah bagaimana subyek, yaitu manusia dan teknologi dapat bersatu menjalin hubungan romantis yang bergantung pada sikap seseorang dalam menghadapi masalah dan kondisi suatu hubungan.

To exist, human being needs others to create social relations. In that process, human should accept and interact with others so that they can exist. In this modern era, technology becomes a significant part of human life, and, it is possible for technology to be “the others”. Examining a movie by Spike Jonze titled Her (2013), this essay spotlights a unique relationship between human and technology. When human creates relation with technology, the problem is more complex since the relation is between two different creatures. Using Martin Buber’s theory about human existentialism, this essay will analyze the possibility as well as the limit of human-technology interaction. By criticizing the subject’s emotion and logic in the process in which technology exist like a human being, this writing will highlight how the subjects, both human being and technology could coexist and engage in romantic relations, which depends on how humans reacts to the problems and conditions of the intimacy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>