Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56035 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ramadhan Syukur
"Analisis mengenai masalah kawin adat yang terjadi dalam masyarakat Minangkabau melalui beberapa karya Hamka, dilakukan dengan tinjauan sasiologi sastra. Tujuannya ialah untuk mengetahui seberapa jauh terjadinya perbenturan antara adat dengan realitas sosial. Dari sembilan buah karya sastra yang pernah ditulis Hamka, hanya empat yang dipergunakan sebagai bahan analisis. Pemilihan ini didasarkan atas adanya kaitan masalah-masalah perkawinan antara karya yang satu dengan yang lin.
Hasilnya menunjukkan bahwa empat karya tersebut memang memperlihatkan adanya perbenturan antara adat dengan realitas sosial. Dalam hal ini, Hamka baru menampilkan sisi negatif dari pelaksanaan adat, khususnya masalah jodoh, perkawinan, dan harta. Hamka sama sekali belum menampilkan sisi positif adat Idinangkabau. Oleh sebab itu, dapatlah disimpulkan bahwa empat karya tersebut bukan merupakan cerminan yang utuh masyarakat Minangkabau. Namun, pelaksanaan adat yang tidak semestinya tetap akan merugikan masyarakat dan lingkungannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Pratiwi
"ABSTRAK
Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki aturan yang berlaku turun-menurun. Salah satu suku di Indonesia, yaitu suku Minang, yang mengedepankan keturunan dari garis ibu (matrilineal), sangat mempersoalkan pernikahan dengan adat orang Minang, yaitu menikah dengan orang sesama Minang. Penelitian ini membahas kehidupan pernikahan yang berbeda suku bangsa (Minang dan Jawa) dalam novel Merantau ke Deli karya Hamka. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan sosiologi sastra dengan melihat isi ceritanya dan mengaitkannya dengan realitas sosial orang Minang. Dapat disimpulkan bahwa, dari novel tersebut kehidupan rumah tangga dari pernikahan Minang dan non Minang dilihat lebih tenteram dan bahagia dibandingkan dengan pernikahan sesama orang Minang.

ABSTRACT
Every ethnic group in Indonesia has rules that passed from generation to generation. As one example ethnic group in Indonesia, that is Minangnese, which adhere matrilineal system, pay a lot of attention in customary marriage, that rules is Minangnese should marry someone that Minangnese too. This research discusses about marriage life with the different ethnic group (Minangnese and Javanese) in a novel Merantau ke Deli by Hamka. This research is using sociological approach to literary by linking the content from the story with social reality of Minangnese. The conclusion from that novel is household life of Minangnese and non Minangnese?s wedding seems peaceful and happy than the fellow Minangnese?s wedding."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Suzy Sulianti
"Alasan penulis memilih Buya Hamka dan kritik yang di_lakukannya terhadap adat Minangkabau sebagai topik skripsi ini adalah pertama: penulis mengagumi pribadi tokoh Buya Hamka sendiri, khususnya dalam peranannya sebagai seorang ulama, karena sikap dan pandangannya yang luwes dalam meng_hadapi setiap masalah agama yang diajukan kepadanya. Kedua, penulis menyukai gaya bahasa yang digunakannya, baik dalam tulisan-tulisannya maupun khotbah-khotbahnya. Gaya bahasa yang digunakannya sangat menarik, sederhana, namun cukup komunikatif sehingga mudah diikuti oleh para pembaca atau pendengarnya yang berasal dari berbagai lapisan masya_rakat dan golongan. Dan terakhir, penulis juga merasa tertarik kepada kritik yang dilakukannya terhadap adat Minangka_bau yang menurut pendapatnya tidak sesuai dengan ajaran agama Islam dan juga tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Alasan yang terakhir inilah yang akan penulis bahas dalam skripsi ini, yaitu mengenai kritiknya terhadap adat Minangkabau_"
1985
S13382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal Iskandar
"Kebudayaan dan adat istiadat Minangkabau merupakan salah satu unsur kebudayaan yang sering ditampilkan dalam karya sastra Indonesia. Di dalam kebudayaan Minangkabau tersebut terdapat falsafah dan moralitas adat yang diyakini dan dijalankan oleh masyarakatnya. Salah satu cara untuk melestarikan falsafah adat tersebut adalah melalui alat budaya. Penelitian ini membahas peran Kaba, tradisi lisan Minangkabau, sebagai alat budaya dalam merepresentasikan falsafah dan moralitas adat dalam novel Jemput Terbawa (2018) karya Pinto Anugrah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi sastra khususnya dari sudut pandang kebudayaan Minangkabau. Hasil analisis mengungkapkan bahwa falsafah adat Minangkabau yang ditampilkan secara menonjol dalam novel tersebut adalah perihal menjaga martabat dan harga diri. Falsafah tersebut dikaitkan dengan masalah moralitas adat yang dialami para tokoh utama perempuan di dalam novel. Peran Kaba dalam novel ini adalah sebagai alat untuk melestarikan dan menegakkan falsafah dan moralitas adat Minangkabau tersebut kepada tokoh dan pembaca. Kaba dalam novel ini tidak hanya didefinisikan sebagai tradisi lisan yang dilestarikan dari zaman ke zaman tetapi juga sebagai segala upaya masyarakat Minangkabau untuk menjaga martabat dan harga diri seorang perempuan atau ibu dalam lingkungan masyarakat.

Minangkabau culture is one of many cultural points of view that are often represented in Indonesian literature. Within the said culture, traditional philosophy and morality are believed and carried out by the people. One of the ways to preserve that traditional philosophy is through the cultural tool. This study discusses the role of Kaba, a verbal tradition from Minangkabau, as a tool to represent one of Minangkabau's traditional philosophies and morality in a novel titled Jemput Terbawa (2018) by Pinto Anugrah. The method used in this research is a descriptive qualitative method with a sociology literature approach from the point of view of Minangkabau culture. The results from the analysis found that the traditional philosophy of Minangkabau that is represented the most in the novel is about preserving dignity and self-esteem. That philosophy is linked to the moral issues that the female main characters in the novel are facing. The role of Kaba in this novel is a tool to preserve and uphold that philosophy and morality for the characters and the readers. Kaba in this novel is not only defined as a verbal tradition that has been preserved through generations but also as any efforts that the Minangkabau people make to preserve and protect the dignity and self-esteem of the women or mothers in their society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Musyafa
Depok: Imania , 2016
808.13 HAI h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini di sajukan untuk menjelaskan tentang peran elit adat seperti penghulu dan Niniak mamak pada masyarakat Minagkabau secara tradisional sebagai pengayom anak, kemenakan dan kaum pasukan...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Chidir Ali
Jakarta: Pradnya Paramita, 1984
340.57 CHI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Ali
Jakarta: Balai Pustaka, 1994
899.221 LUK u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adik Apriliyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai sosial kasih sayang yang terdapat dalam novel "Ayah...." karya Irfan Hamka. Novel ini mengisahkan kisah hidup Buya Hamka dari sudut pandang anaknya, Irfan Hamka, yang memberikan gambaran tentang peran Buya Hamka sebagai seorang ulama, pejabat negara, kepala keluarga, suami, dan terutama sebagai seorang ayah. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi sastra dengan mengadopsi nilai sosial kasih sayang yang terdiri atas pengabdian, tolong-menolong, kekeluargaan, kepedulian, dan kesetiaan. Metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi digunakan untuk menggambarkan konteks teks novel "Ayah....". Data penelitian diambil dari novel ini dan dianalisis untuk mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai sosial kasih sayang yang ada dalam cerita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tokoh Ayah atau Buya Hamka dalam novel ini memiliki nilai-nilai sosial kasih sayang yang sangat baik. Nilai-nilai tersebut tercermin dalam dedikasi Ayah dalam menulis karya sastra dan pemikiran kritis, ketulusan tolong-menolong tanpa dendam kepada orang-orang yang pernah berbuat zalim, upaya melindungi keluarga dari bahaya, kepedulian terhadap makhluk lain, dan kesetiaan dalam membina rumah tangga bersama istrinya yang dipanggil penulis sebagai Ummi.

This study aims to explore the social values of love contained in the novel "Ayah...." by Irfan Hamka. The novel tells the life story of Buya Hamka from the perspective of his son, Irfan Hamka, that provides an overview of Buya Hamka's role as a scholar, state official, man of family, husband, and especially as a father. The approach used in this research is literary sociology by adopting the social value of affection consisting of devotion, help, kinship, care, and loyalty. The descriptive qualitative method with content analysis technique is used to describe the text context of the novel "Ayah....". The research data were taken from this novel and analyzed to identify and understand the social values of affection present in the story. The results showed that the character of Ayah or Buya Hamka in this novel had very good social values of affection. These values are reflected in Ayah's dedication to writing literary works and critical thinking, sincerity in helping without revenge to those who have done wrong, efforts to protect the family from danger, concern for other creatures, and loyalty in building a household with his wife, whom the author called as Ummi.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
"This thesis is a result of research on Kaba Angku Kapalo Sitalang by applying
sociology of literature. In Kaba Angku Kapalo Sitalang, there is a violation
of Minangkabau custom law done by the people. The analysis focuses on the
violation of Minangkabau custom law by emphasizing Undang Undang
Nan Dua Puluh (The twenty rules). In this research, the writer explains the
structural analysis by describing theme, characterization, background and
plot. Furthermore, Sociology of literature is a branch of literary criticism
in its reflective features. This research views literature as mirror of society.
Thus, Literature can be a direct reflection of various violation of custom law
in society. The writer uses qualitative method in doing this research. Based on
this research, it can be concluded that the problem about crimes or any actions
against the law of custom in Kaba Angku Kapalo Sitalang covers five criminal
actions; samun saka (an action or behavior by disturbing social relation of
others), kicuah kicang (deceiving), sumbang salah (the faults behavior), sia baka
(making disorder in society such as creating social conflict), and tikam bunuh
(murder). The social effect of the violation custom law in Kaba Angku Kapalo
Sitalang; first, moral values and norms in society are fading, second, there is a
social imbalance in society, and the third, the criminality is rising. In the end, the aim at living a safe, peaceful and prosperous society cannot be achieved."
391 WE 1:2 2010
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>