Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118264 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husin Sutanto
"Untuk apa meneliti kopula dalam bahasa Indonesia? Bukankah bahasa Indonesia tidak memiliki kopula seperti yang dimiliki oleh bahasa Inggris dan Belanda atau bahasa bahasa Eropa lainnys? Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan oleh seorang penutur asli bahasa Belanda ketika didengarnya penulis akan membahas topik kopula dalam bahasa Indo_nesia. Ketika penulis menanyakan apa yang dimaksudkannya de_ngan kopula, segera, dijawabnya, bahwa kopula tidak lain verba to be dalam bahasa Inggris atau verba zijn dalam ba_hasa Belanda. Jawabannya tidaklah mengherankan penulis karena banyak orang berpendapat seperti itu Akan tetapi, ketika penulis menanyakan ada tidaknya kata-kata selain zijn dalam bahasa Belanda yang dapat berfungsi sebagai kopula, ia mengakui adanya kata-kata tersebut. Pengakuannya, penulis yakin, bukanlah sekedar peredam ketidakpuasan penulis, karena selain penutur asli, ia juga seorang pengajar di Jurusan Sastra Belanda Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Percakapan singkat antara penulis dengan penutur asli bahasa Belanda itu maki n membesarkan semangat penulis untuk membahas kopula dalam bahasa Indonesia. Sebab, sebelum per-cakapan itu, sudah ada keraguan dan ketidakpuasan dalam di_ri penulis terhadap pendapat yang menyamakan kopula dengan verba to be dalam bahasa Inggris atau dengan verba zijn dalam bahasa Belanda. Patut tidaknya kopula dalam bahasa Indonesia diperma_salahkan sebenarnya dapat kita ketahui dengan melihat se_jumlah tulisan tatabahasawan bahasa Melayu dan bahasa In_donesia.). Sejak hampir satu abad yang lalu sudah ada orang yang tertarik untuk menyatakan pendapatnya mengenai fungsi bebe-rapa kata dalam bahasa Melayu yang serupa dengan fungsi kopula dalam bahasa Belanda. Selanjutnya, sejalan dengan perkembangan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, semakin banyak pula tulisan yang mem_bahas kata-kata kopulatif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Sebagian menyangkal keberadaannya, sebagian la_gi menganggaphya mungkin saja dimiliki oleh bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Sebagian membedakannya dari kopula ba_hasa Belanda atau bahasa Inggris, dengan memberi istilah lain kepada kata-kata kopulatif itu, sebagian lagi langsung menyebutnya kopula. Ada pula yang tidak mempersoalkan istilah untuk kata-kata kopulatif itu, melainkan membicara_kan perilaku sintaktisnya saja. Banyaknya tulisan yang membahas kata-kata kopulatif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia itu memperlihatkan pentingnya topik tersebut. Namun, bukan berarti topik itu sudah jelas dan tuntas dibahas. Sebaliknya, akan kita lihat nanti, bahwa setiap tulisan yang membahas kata-kata kopula_tif dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia meninggalkan sejumlah topik bawah (subtopik) yang tidak sempat dibahas. ,Karena itu, penulis menyempatkan diri membahas topik bawah yang tertinggal itu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S10868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni S.
"Hasil analisis skripsi ini memungkinkan kita menjawab pertanyaan bagaimana menerjemahkan verba kopula etre dalam bahasa Indonesia. Dalam bahasaa Perancis verba kopula etre bersama nomina yang mengikutinya berfungsi sebagai predikat dalam suatu kalimat inti. Sedangkan dalam sistem bahasa Indonesia, verba kopula dapat dihilangkan dalam suatu kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari dua buah novel bahasa Perancis yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dari keseluruhannya ditemukan 148 kalimat yang menggunakan verba kopula etre. Sebagai dasar analisis, dikemukakan teori terjemahan, dan sintaksis. Dalam menganalisis, pertama-tama diiakukan pengklasifikasian verba etre menjadi empat kategori: verba etre yang diikuti oleh frase nominal, frase preposisional, frase ajektival dan Erase adverbial. Kemudian dianalisis perpadanan dan pergeserannya. Dan yang terakhir, dihitung probabilitas perpadanannya. Dapat disimpulkan bahwa semua verba kopula etre dapat teralihkan amanatnya dalam bahasa Indonesia, walaupun demikian, terkadang amanat tidak teralihkan sepenuhnya karena adanya perbedaan sistem bahasa Indonesia dan Perancis. Oleh sebab itu, amanat yang diterima dalam bahasa Indonesia dapat tidak sama dengan amanat dalam bahasa Perancis. Untuk menyelesaikan masalah tersebut dalam penerjemahannya, sering dilakukan parafrase."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S14551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wachendorff, F
Jogyakarta, Harapan Masa, 1955
400 W 10
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
E. Kartini
"Kartini-Interogativa dalam Bahasa Arab: Sebuah Analisis Sintaktis. (Di bawah bimbingan Afdol Tharik Wastono, M.Hum., dan Wiwin Triwinarti, MA) Fakultas Sastra Universitas Indonesia 2000. Interogativa bahasa Arab dalam tataran fungsi sintaktisnya dapat diklasifikasikan berdasarkan interogativa fungsional dan interogativa tak fungsional. Dan segi tataran sintaktisnya, interogativa ini dapat dikiasifikasikan berdasarkan kelas kata partikel (huruf) dan kelas kata pronomina (isim), dan dalam kategori gramatikal, sebagian interogativa ini bersifat deklinatif dan sebagian lagi bersifat tak deklinatif (dapat menempati kasus). Berdasarkan tuntutan pertanyaan, interogativa terbagi atas tiga bagian yaitu: a. Interogativa untuk tasawwur dan tasdiq, b. Interogativa untuk tasdiq, c. Interogativa untuk tasawwur. Analisis interogativa bahasa Arab ini dilakukan dengan mengemukakan teori-teori yang telah dikemukakan oleh para linguis baik secara linguistik umum maupun secara linguistik Arab (tradisional dan modern). Setelah teori-teori itu diperoleh, maka analisis dilakukan berdasarkan kerangka teori acuan yang dijadikan acuan analisis."
2000
S13292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Prihandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan sistem diatesis pasif dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Di sini dikontraskan konstituen pembentuk diatesis, ditinjau dari segi morfologis dan semantis; dan struktur peran yang terdapat dalam diatesis beserta karakteristiknya, ditinjau dari segi sintaktis dan semantis.
Data penelitian adalah model kalimat yang diperoleh dari tiga macam sumber, yaitu novel, majalah, dan koran berbahasa Jepang dan Indonesia; sumber acuan bagi bahasa Jepang dan bahasa Indonesia; dan model buatan peneliti sendiri berdasarkan sumber acuan. Data yang bersumber dari novel, majalah, dan koran diperlakukan sebagai data utama, data lainnya diperlakukan sebagai data pelengkap.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara sintaktis struktur peran diatesis pasif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia memiliki persamaan, yaitu sama-sama disusun oleh sebuah konstituen pusat; verba berperan pasif dan dua konstituen pendamping; inti dan bukan inti. Meski memiliki persamaan, tidak semua kalimat berdiatesis pasif bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dapat dipadankan bentuknya secara tepat. Hal itu karena jumlah konstituen pendamping inti bahasa Jepang terkadang lebih dari dua, sedangkan dalam bahasa Indonesia paling banyak dua. Penyebab terjadinya perbedaan jumlah konstituen itu adalah kedudukan frase nominal pemilik-termilik pada kedua bahasa. Dalam bahasa Jepang kedudukannya dipisahkan oleh nomina yang berperan agentif sehingga masing-masing memiliki peran sendiri, yaitu penanggap dan objektif partitif. Dalam bahasa Indonesia tidak dipisahkan oleh peran lain dan menduduki hanya satu peran, yaitu penanggap atau objektif."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T5718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevanus Hadi Darmadji
Malang : Bayumedia , 2005
657 STE a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lilie Suratmino
"ABSTRAK
Dalam kelas BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing) tingkat tengah dan lanjutan sering dijumpai peserta yang belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia baik lisan maupun tertulis secara benar. Sebagian besar peserta umumnya telah menguasai lafal dengan benar karena mereka sejak tingkat dasar telah dilatih secara intensif di kelas atau di laboratorium bahasa. Kebanyakan mahasiswa yang mengalami kesulitan merealisasi ini fonem-fonem tersebut adalah mahasiswa yang loncat kelas ke tingkat lebih tinggi dalam ujian saringan masuk BIPA (placement test) yang diselenggarakan setiap tahun ajaran baru. Meskipun mereka nantinya lulus ujian terakhir pada BIPA tingkat akhir (lanjutan), namun apabila mereka belum dapat merealisasikan fonem-fonem bahasa Indonesia dengan benar, hal ini akan memberikan kesan bahwa mereka tidak diajar atau belajar dengan benar. Makalah ini membahas masalah tersebut berdasarkan pengalaman penulis di kelas mata kuliah pandang dengar tingkat tengah dan lanjutan. Selain pemilihan metode yang tepat, pendekatan dalam menangani masalah secara individual atau klasikal, juga teknik yang sesuai. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk memperoleh hasil yang lebih optimal tanpa mengganggu proses belajar mengajar di kelas, sebaiknya didirikan kelas khusus yang menangani masalah ini secara individual (remedial comer atau remedial class). Dalam kelas ini mengurangi beban psikologis peserta terutama berdasarkan faktor usia mereka, mereka akan malu bila dikoreksi di depan peserta lain di kelas terutama bagi mereka yang pemalu. Dalam kelas khusus ini mereka dapat berlatih dengan tenang."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
I.R. Poedjawijatna
Jakarta: N. V. Obor, 1955
499.25 POE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
I.R. Poedjawijatna
Jakarta: N. V. Obor, 1955
499.25 POE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Afiah
"Skripsi ini membahas Verba Berderet yang terkandung dalam bahasa Arab dengan menggunakan analisis sintaktis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan penelusuran data pustaka. Penelitian ini bertujuan memberikan klasifikasi verba berderet berdasarkan makna yang terkandung pada verba pertama dan menyajikan data pembentukan konstruksi verba berderet berdasarkan hubungan verba pertama dengan verba kedua. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat tiga macam jenis makna yang terkandung pada verba pertama, yaitu modalitas, aspek dan kala. Hubungan V1 dan V2 dari penelitian adalah V1 langsung diikuti V2, V1 dengan V2 disisipi partikel.

The focus of this research is about serial verbs in Arabic syntactic analysis. Method of this research is a descriptive research that applies some book references. The aim of this research is to give the classification of serial verbs based on meaning in the first verb and describe the data construction serial verbs based on connection first verb and second verb. The conclusion of this research , there are three kinds of meaning in the first verb are modalities, aspect and tense. The connection of first verb and second verb in this research is first verb direct be followed second verb, first verb and second verb be inserted the particle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13161
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>